Professional Documents
Culture Documents
Hematemesis melena merupakan keadaan yang diakibatkan oleh perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA). Terdapat empat penyebab perdarahan SCBA yang paling sering
ditemukan yaitu ulkus peptikum, gastritis erosif, varises esofagus, dan ruptur mukosa
esofagogastrika.
1. Usia
Perdarahan SCBA sering terjadi pada orang dewasa dan risiko meningkat pada usia >60
tahun. Penelitian pada tahun 2001 - 2005 dengan studi retrospektif di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo terhadap 837 pasien yang memenuhi kriteria perdarahan SCBA
menunjukkan rata- rata usia pasien laki - laki adalah 52,7 ± 15,82 tahun dan rata- rata
usia pasien wanita adalah 54,46 ± 17,6. Usia ≥ 70 tahun dianggap sebagai faktor risiko
2. Jenis kelamin
kasus perdarahan SCBA lebih sering dialami oleh laki-laki. Penelitian di Amerika
serikat menunjukkan bahwa sekitar 51,4% yang mengalami perdarahan SCBA berjenis
kelamin laki-laki.
Peningkatan risiko komplikasi ulkus terjadi pada orang tua yang mengkonsumsi
naik menjadi dua kali lipat, bahkan dosis subterapi 10 m per hari masih dapat
duodenum, komplikasi perdarahan dan perforasi pada perut dan lambung. Obat
antiplatelet seperti clopidrogel berisiko tinggi apabila dikonsumsi oleh pasien dengan
5. Merokok
6. Alkohol
7. Riwayat gastritis
Pada kelompok ini diprediksi risiko terjadi bukan karena sekresi asam tetapi oleh
proses penyembuhan.
8. Diabetes mellitus
komorbid yang sering ditemui dan menjadi faktor risiko untuk terjadinya
pasti yang terjadi pada perdarahan SCBA yang disebabkan oleh diabetes
mellitus.
9. Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif berbentuk spiral
infeksi H.pylori <75% pada pasien ulkus duodenum. Dari hasil penelitian
di New York 61% dari ulkus duodenum dan 63% dari ulkus gaster
masih belum jelas, diduga faktor yang berperan antara lain efek uremia
11. Hipertensi
Berdasarkan kasus, pasien menderita PGK, gejala muntah darah dan BAB disertai darah
pada pasien ini terjadi akibat terjadinya lesi pada saluran cerna bagian atas. Meskipun
patofisiologi terjadinya perdarahan SCBA belum terlalu jelas, namun diduga adanya
lambung oleh sel parietal. Hipergastrinemia pada PGK terjadi karena berkurangnya
bersihan hormon gastrin sebagai akibat penurunan LFG, tetapi mungkin juga karena
meningkatnya sekresi hormon gastrin akibat peningkatan densitas sel G yang terdapat
mekanisme umpan balik antara sel G dan rendahnya asam yang menstimulasi sekresi
gastrin.
Terapi yang spesifik yang dapat diberikan pada pasien ini adalah menggunakan obat
golongan PPI (proton pump inhibitor). PPI memiliki efektivitas dalam menghentikan
perdarahan karena ulkus peptikum dan mencegah perdarhan berulang. PPI memiliki
dua mekanisme kerja yaitu menghambat H+/K+ATPase dan enzim karbonik anhidrase
lambung dihambat dan pH lambung meningkat. Hambatan pada pada enzim karbonik
Pada penyakit ginjal kronis, pemberian obat pencahar dan antasida yang mengandung
golongan H2-reseptor antagonis seperti simetidin, ranitidin, tidak dapat diberikan atau
dalam penggunaan diberikan dalam dosis yang disesuaikan, karena dapat menjadi
Pasien awalnya mendapat terapi ranitidin kemudian terapi dihentikan dan diganti
dengan omeprazole.
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang pasien harus
memiliki tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istrahat
atau saat melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda retensi cairan (kongesti
paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau
Kelas I : tidak terdapat batasan dalam elakukan aktifitas fisik. Aktivitas fisik
Kelas II : terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
namun aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
Kelas III : terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat
istirahat, tetapi aktifitaas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak.
Kelas IV : tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan. Terdapat gejala