You are on page 1of 119

LEMBAR PENGESAHAN

Nama lengkap : Misbachul Munirul Ehwan

NIM : P07120213064

Judul : Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. R dengan Perubahan

Persepsi Sensori : Halusinasi

Tempat : di Ruang Yakut RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh

Banjarmasin

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Syarniah, S.Kp. M.Kep, Sp.Kep. J Ari Syamsudin Noor, S.Kep, Ns


NIP : 19740204 200212 2 001 NIP : 19801021 201001 1 005
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. R DENGAN PERUBAHAN
PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
DI RUANG YAKUT RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Ruang Rawat : Yakut Tanggal MRS : 25 Juni 2016


No. RM : 04 XX XX Tanggal Pengkajian : 27 Juni 2016
PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Tn. R
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S-1 Ekonomi
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Belum kawin
Informan : Tn. R dan Keluarga
No. Rekam Medik : 04 XX XX
Alamat : Jalan Mesjid No. 32 RT. 004 / RW. 002 Surgi Mufti
Banjarmasin

B. Alasan Masuk
Keluarga klien mengatakan klien susah tidur, tidak nafsu makan, sering marah-
marah dan tidak mau minum obat sejak 1 minggu yang lalu, kadang bicara
meracau. Klien kadang melihat bayangan manusia berjubah hitam pada malam hari
saat hendak tidur dan berbicara serta tertawa sendiri jika sedang sendirian sejak 2
minggu yang lalu. Klien suka berdiam diri di rumah, jarang keluar rumah.

C. Faktor Presipitasi
Keluarga mengatakan klien sudah lama mengalami gangguan jiwa ±10 tahun yang
lalu. Saat di rumah klien sering marah-marah, kadang tertawa sendiri dan bicara
meracau. Dulunya klien bekerja di sebuah dealer kendaraan, namun semenjak
terkena penyakit, klien tidak bekerja lagi hingga sekarang. Keluarga mengatakan
mulai saat itu pasien mulai mengalami gangguang jiwa. Keluarga mengatakan klien
pernah dirawat inap di sebuah yayasan ± 5 tahun yang lalu, dan rutin rawat jalan ke
dokter praktek selama ± 10 tahun, sampai akhirnya klien dirawat di rumah sakit
jiwa Ansari saleh di tahun 2016.
MK : - Risiko Perubahan persepsi sensori : halusinasi
-Risiko perilaku kekerasan

D. Faktor Predisposisi
Keluarga mengatakan sebelumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak ±
10 tahun yang lalu. Hasil pengobatan sebelumnya kurang berhasil, karena dalam
hal pengonsumsiannya, klien tidak patuh. Dalam anggota keluarga klien ada yang
mengalami gangguan jiwa, yaitu sepupu ayah klien.
Klien mengatakan pengalaman tidak menyenangkan baginya yaitu saat terkena
penyakit, klien tidak dapat bekerja lagi.

Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan Dalam Keluarga
Tindakan Kriminal
Penjelasan :
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual,
penolakan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Selama di rumah,
klien pernah dipukul dibagian kaki nya, karena klien tidak sholat.
MK : - Regimen terapi tidak efektif

E. Pemeriksaan Fisik (Selasa, 28 Juni 2016)


1. Tanda-tanda vital T : 35,8 oC
TD : 120/80 mmHg 2. Antropometri
N : 89 x/menit BB : 51 Kg
R : 21 x/menit TB : 165 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan fisiknya.
MK : tidak ada masalah

F. Psikososial
1. Genogram

34
Keterangan :

: Laki-laki : Menikah

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Meninggal : Anak Kandung

34 : Klien

Penjelasan :
Keluarga klien mengatakan klien hanya tinggal bersama bibi nya, dikarenakan ketiga
saudaranya yang lain telah menikah dan ayah serta ibunya telah meninggal dunia sejak
tahun 2014.
MK : Tidak ada masalah
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan suka dengan semua anggota tubuhnya, tidak ada anggota
tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya laki-laki, dan dia bersyukur menjadi laki-
laki.
c. Peran
Klien mengatakan peran klien sebagai keponakan dalam keluarga, merasa
kalau perannya belum bisa membantu keluarganya, karena klien sering
menyusahkan keluarganya. Dan klien mengatakan di rumah sakit klien
mengakui dirinya adalah sebagai pasien.
d. Ideal diri
Saat ditanya apa harapan klien saat ini klien mengatakan ingin segera cepat
sembuh dan pulang ke rumah.
e. Harga diri
Klien mengatakan klien jarang bergaul di masyarakat, klien lebih suka
berdiam di rumah. Klien mengatakan malu, karena dia berhenti dari
pekerjaannya, karena penyakitnya ini, dan belum mendapat pekerjaan.
Saat ditanya apakah setelah keluar dari RSUD Ansari Saleh klien akan
bekerja atau tidak, klien mengatakan, “tahu lagi nah, aku ini capat lapah
orangnya (Belum tahu, aku ini orang yang cepat lelah).”
Berdasarkan hasil observasi, klien nampak sesekali menunduk dan pesimis
untuk masuk kerja selanjutnya.
MK : Risiko Harga diri rendah

3. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang terdekat dalam hidupnya yaitu kakak kandung beliau.
Klien mengatakan sebelum klien dirawat di rumah sakit klien jarang mengikuti
kegiatan kemasyarakatan di tempat tinggalnya, klien lebih suka berdiam di
rumah dikarenakan males berteman di luar.
Berdasarkan hasil observasi klien aktif mengikuti kegiatan senam, makan
bersama serta membersihkan tempat makan. Klien mengatakan tidak ada
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, sesekali klien suka duduk
sendiri atau menyendiri di dalam kamar.
MK : Risiko Isolasi Sosial

4. Spiritual
Klien mengatakan ia beragama Islam, saat di rumah klien dan keluarga rutin
sholat, menurut klien ibadah yang ia lakukan adalah suatu kewajiban bagi agama
yang dianutnya.
MK : Tidak ada masalah

G. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien cukup, berpakaian rapi, memakai pakaian yang sesuai,
berambut pendek, rambut nampak berwarna hitam, kuku pendek dan gigi
bersih.
MK : tidak ada masalah

2. Pembicaraan
Saat wawancara klien awalnya diam, klien hanya berbicara jika diajak bicara,
klien berbicara dengan frekuensi yang normal, suara klien terdengar normal
(tidak cepat maupun lambat), klien hanya seperlunya bicara sesuai dengan
topik yang dibicarakan. Berdasarkan hasil observasi, klien dapat
berkomunikasi dengan pasien yang lain.
MK : Tidak ada masalah

3. Aktivitas motorik
Klien sering berkumpul dengan temannya dikamar dan sesekali bermain
terombol. Klien dapat makan, mandi, senam dan selanjutnya berjalan disekitar
ruangan, setelah itu klien merokok dan kembali kekamar untuk tidur.
MK : tidak ada masalah
4. Alam perasaan
Saat ditanya mengenai perasaan klien, klien menjawab tidak ada masalah.
MK : tidak ada masalah

5. Afek
Afek klien normal. Ekspresi dan respon klien sesuai dengan stimulus.
MK : Tidak ada Masalah

6. Interaksi selama wawancara


Selama diwawancara oleh mahasiswa keperawatan, interaksi klien kooperatif
dan menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang secukupnya. Kontak mata
ada. Klien dapat menatap lawan bicara. Klien belum dapat memulai
pembicaraan. Saat klien berbicara, suaranya cukup jelas dan volume suaranya
cukup.
MK : Tidak ada masalah

7. Persepsi
Klien mengatakan, selama di rumah klien melihat bayangan-bayangan
manusia berjubah hitam, bayangan itu muncul di waktu-waktu tertentu
biasanya bayangan tersebut datang pada malam hari, saat klien hendak tidur
dan lampu dalam keadaan mati, dan menyebabkan klien berbicara sendiri dan
tertawa sendiri. Selama di rumah sakit, klien mengatakan belum mengalami
halusinasi, karena lampu di kamar selalu dinyalakan. Selama di rumah sakit,
klien tidak meihat bayangan tersebut.
Menurut data rekam medik, didapatkan data pada tanggal 25 Juni 2016 klien
masuk RSUD Ansari Saleh Banjarmasin Ruang Yakut dengan keluhan
berbicara meracau, kadang berbicara serta tertawa sendiri.
MK : Risiko Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

8. Proses pikir
Selama wawancara klien dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan topik
yang dibicarakan (koheren), alur pembicaraan pun terarah dan tidak berbelit-
belit.
MK : Tidak ada masalah

9. Isi pikir
Klien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti ketakutan terhadap sesuatu,
obsesi dan lain-lain.
MK : Tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Klien mengatakan sekarang masih siang hari, dan klien mengatakan sekarang
ada di rumah sakit. Kesadaran : Compos mentis, GCS : 4,5,6
MK : Tidak ada masalah

11. Memori
Menurut data hasil wawancara, klien dapat mengingat kejadian yang terjadi
lebih dari satu bulan yang lalu, yaitu klien dapat menyebutkan kapan kedua
orang tuanya meninggal. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka
pendek, klien dapat mengingat menu makanan klien yang dimakan dalam tiga
hari terakhir, seperti menu ikan, sayur, telur, dan lain-lain. Klien tidak
mengalami gangguan daya ingat saat ini, klien mampu mengingat apakah pagi
ini klien sudah mandi atau belum.
MK : Tidak ada masalah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Klien mampu berkonsentrasi dengan pertanyaan dan klien masih mampu
berhitung seperti menghitung berapa jumlah mahasiswa yang berdinas di
ruang yakut saat ini.
MK : Tidak ada masalah

13. Kemampuan penilaian


Klien mampu membedakan antara baik dan buruk tentang berpenampilan
seperti memakai baju dan celana yang benar dan rapi. Klien mampu
mengontrol keputusan sederhana, seperti mandi dulu sebelum makan.
MK : Tidak ada masalah

14. Daya tilik diri


Klien menyadari penyakit yang diderita serta mengetahui tentang apa yang
terjadi pada dirinya saat ini. Klien menyadari bahwa klien memiliki gangguan
yaitu sering melihat bayangan-bayangan.
MK : Tidak ada masalah

H. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan
Klien mampu makan sendiri, klien mengatakan makan 3 kali sehari, yaitu
pagi,siang dan sore hari.
b. BAB/BAK
Klien mampu BAB dan BAK sendiri, klien mampu berjalan ke toilet dengan
mandiri dan membersihkan diri setelah BAB/BAK secara mandiri tanpa harus
diberi motivasi oleh perawat.
c. Mandi
Klien mandi secara mandiri, klien mandi 2 kali sehari menggunakan
sabun,shampo, sikat gigi menggunakan pasta gigi sehingga tubuh klien tidak
tercium bau yang tidak sedap, mulut klien bersih tidak berbau, kuku klien
tampak bersih dan pendek.
d. Berhias
Klien mampu berhias secara mandiri tanpa diberi motivasi oleh perawat
dibuktikan dengan klien dapat berpakaian dengan rapi,baju bersih, rambut
rapi dan bersih.
e. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan biasa tidur siang ± 2 jam, pada malam hari ± 6 jam sehari,
biasanya sebelum tidur klien tidak melakukan aktivitas apa-apa, hanya
berbaring saja ditempat tidur, setelah bangun tidur klien merapikan tempat
tidurnya kemudian mandi.

f. Penggunaan obat
Dalam penggunaan obat klien memerlukan bantuan minimal dalam
mengkonsumsinya, perawat menyiapkan obat yang akan diminum oleh klien,
sampai klien meminum obatnya.
g. Pemulihan kesehatan
Klien mampu memelihara kesehatannya terbukti pada saat klien masih
melakukan rawat jalan di rumah klien minum obat. Keluarga juga memberi
motivasi untuk klien agar klien rutin meminum obatnya.
h. Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan tidak melakukan kegiatan apapun dirumah, klien tidak
bekerja, sehari hari hanya berdiam di rumah terkadang hanya menonton tv.
i. Aktivitas di luar rumah
Klien sehari hari dibiayai oleh bibi nya, klien dulu sempat bekerja jadi
pegawai di sebuah Dealer Kendaraan, tapi karena klien terkena suatu
penyakit, sehingga klien tidak dipekerjakan lagi. Klien jarang beraktivitas /
bergaul dengan temannya di luar rumah.

I. Mekanisme Koping
ADAFTIF MALADAFTIF

√ Bicara dengan orang lain - Minum alkohol

- Mempu menyelesaikan masalah - Reaksi lambat/berlebihan

- Tehnik relaksasi - Bekerja berlebihan

- Aktivitas kostruktif - Menghindar

√ Olahraga - Mencederai diri

- Memendam masalahnya

√ Berbicara dengan nada keras

√ Regimen terapi tidak efektif

√ Suka menyendiri

√ Melihat bayangan yang tidak nyata

Penjelasan:
Saat diwawancara reaksi klien baik, dapat merespon pertanyaan yang diberikan
dengan cepat. Nampak klien tidak menghindari saat hendak didekati. Klien
mengatakan pernah marah saat di rumah, yaitu dengan menggunakan kata-kata
dengan nada yang keras dikarenakan klien sering ditegur dan keluarga lambat
membuatkan makanan. Klien tidak teratur minum obat sejak ± 7 hari yang lalu.
Klien melihat bayangan manusia berjubah hitam.

Menurut data rekam medik, didapatkan data pada tanggal 25 Juni 2016, klien
masuk ke Ruang Yakut RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh dikarenakan sering
marah-marah terhadap keluarga klien dan berbicara dengan nada yang keras.
Serta melihat bayangan manusia berjubah hitam saat ingin tidur malam.

MK: - Risiko perilaku kekerasan

-Koping individu tidak efektive

J. Masalah Psikososial dan Lingkungan


1. Tidak ada masalah dengan dukungan kelompok, sebab klien ada dikunjungi
keluarga dan tetangga.
2. Tidak ada masalah dengan pendidikan, spesifiknya klien sudah lulus
perguruan tinggi.
3. Masalah berhubungan dengan pekerjaan, spesifiknya klien tidak bekerja lagi.
4. Tidak ada masalah dengan ekonomi, spesifiknya klien dibiayai oleh kakak
kandungnya.
5. Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya klien
mempunyai jaminan kesehatan oleh BPJS.
6. Tidak ada masalah dengan perumahan, spesifiknya klien mempunyai tempat
tinggal.
7. Tidak ada masalah dengan dukungan lingkungan, spesifiknya klien cukup
berinteraksi dengan orang lain.
MK : Tidak ada masaa

K. Aspek Medis
Terapi medis
1. Chlorpromazine 100 mg 3x1
2. Haloperidol 5 mg 2x1
3. Arkine 2 mg 3x ½

No Nama Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping


1 Chlorproma Golongan obat antipsikotik Jaundice, kelainan Ikterus, dermatitis
zine (PO) fenotiazin. Obat ini fungsi hati, koma, dan leukopenia,
digunakan untuk mengobati pasien dengan ekstrapiramidal dan
gangguan jiwa seperti pemakaian obat hipotermia, kadang
skizofrenia, gangguan penekan susunan takikardia, mulut dan
psikotik, fase maniak dari syaraf pusat, juga tenggorokan kering,
gangguan bipolar, masalah depresi sumsum mengantuk,
perilaku yang parah pada tulang. konstipasi dan
anak-anak. Mengurangi retensi urin.
perilaku agresif dan
keinginan untuk menyakiti
diri sendiri atau orang lain,
serta dapat mengurangi gejala
halusinasi. Obat ini juga
digunakan untuk mengontrol
mual / muntah, meredakan
cegukan berkepanjangan,
meredakan kegelisahan /
kecemasan sebelum operasi,
dan membantu mengobati
tetanus.

No Nama Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping

Haloporidol Digunakan untuk mengobati Parkinsonisme, Pemberian dosis


2
(PO) kondisi gugup, gangguan depresi endogen tanpa tinggi dapat
emosional, dan mental agitasi, keadaan koma, menyebabkan reaksi
misalnya skizofrenia. Hal ini penderita yang ekstrapiramidal
juga digunakan untuk hipersensitif terhadap sperti hipertonia otot
mengontrol gejala Tourette’s haloperidol. atau gemetar, kadang
disorder. terjadi gangguan
pencernaan

Obat ini juga digunakan dan perubahan


untuk mengobati masalah hematologik ringan.
Akatisia dan
perilaku yang parah, misalnya
distonia.
perilaku agresif, impulsif atau
hiperaktif pada anak-anak
yang telah diobati dengan
psikoterapi atau obat lain
yang tidak bekerja dengan
baik.

3 Arkine (PO) Untuk mengatasi gangguan Hipersensitifitas Konstipasi, pusing,


gerakan yang tidak normal terhadap sulit buang air kecil,
dan tidak terkendali akibat triheksifenidil atau mulut kering,
penyakit parkinson atau efek komponen lain dalam pandangan buram
samping obat. sediaan, gaukoma dan mual.
sudut tertutup,
Untuk meningkatkan kendali
obstruksi duodenal
otot dan mengurangi
kekakuan. atau pyloric, peptik
ulcer, obstruksi
saluran urin,
achalasia; myastania
gravis.

L. Daftar Masalah Keperawatan


1. Risiko Perubahan persepsi sensori : halusinasi
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Risiko Isolasi sosial
4. Risiko Harga Diri Rendah

M. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan Effect

Risiko Perubahan Persepsi


Core problem
Sensori: Halusinasi Penglihatan

Risiko Isolasi Sosial Causa

Risiko Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektive


ANALISA DATA

No Data Masalah
1 DS :
- Klien mengatakan pernah marah saat di rumah, yaitu
dengan menggunakan kata-kata dengan nada yang
keras dikarenakan klien sering ditegur dan keluarga
lambat membuatkan makanan. Klien tidak teratur
minum obat sejak ± 7 hari yang lalu. Klien melihat
bayangan manusia berjubah hitam.
Koping individu
DO : tidak efektive

- Menurut data rekam medik, didapatkan data pada


tanggal 25 Juni 2016, klien masuk ke Ruang Yakut
RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh dikarenakan sering
marah-marah terhadap keluarga klien dan berbicara
dengan nada yang keras. Serta melihat bayangan
manusia berjubah hitam saat ingin tidur malam.
2. DS :
- Klien mengatakan, selama di rumah klien melihat
bayangan-bayangan manusia berjubah hitam,
bayangan itu muncul di waktu-waktu tertentu
biasanya bayangan tersebut datang pada malam hari,
Risiko Perubahan
saat klien hendak tidur dan lampu dalam keadaan
persepsi sensori :
mati, dan menyebabkan klien berbicara sendiri dan
halusinasi
tertawa sendiri.

DO :

- Menurut data rekam medik, didapatkan data pada


tanggal 25 Juni 2016 klien masuk RSUD Ansari
Saleh Banjarmasin Ruang Yakut dengan keluhan
berbicara meracau, kadang berbicara serta tertawa
Masalah
sendiri.

No Data
3. DS :
- Kien mengatakan, saat di rumah klien sering marah,
dikarenakan sering ditegur oleh keluarga dan
keluarga lambat membuat makanan.

DO :

- Menurut data rekam medik, didapatkan data pada Risiko perilaku

tanggal 25 Juni 2016, klien masuk ke Ruang Yakut kekerasan

RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh dikarenakan sering


marah-marah terhadap keluarga klien dan berbicara
dengan nada yang keras.

4 DS:
- Klien mengatakan selama di rumah klien jarang
mengikuti kegiatan kemasyarakatan di tempat
tinggalnya, klien lebih suka berdiam di rumah Risiko Isolasi
dikarenakan males berteman di luar. Sosial

DO:
- Berdasarkan hasil observasi, kadang klien suka
duduk sendiri atau menyendiri di dalam kamar.
5 DS:
- Klien mengatakan klien jarang bergaul di
masyarakat, klien lebih suka berdiam di rumah.
Klien mengatakan malu, karena dia berhenti dari
pekerjaannya, karena penyakitnya ini, dan belum
Risiko Harga Diri
mendapat pekerjaan.
Rendah
- Saat ditanya apakah setelah keluar dari RSUD Ansari
Saleh klien akan bekerja atau tidak, klien
mengatakan, “tahu lagi nah, aku ini capat lapah
orangnya (Belum tahu, aku ini orang yang cepat
lelah).”
No Data Masalah

DO:
- Klien nampak kadang menunduk

- Klien merasa pesimis

N. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Koping Individu tidak efektive
2. Risiko perubahan persepsi sensori : halusinasi
3. Risiko perilaku kekerasan
4. Risiko isolasi Sosial
5. Risiko Harga diri rendah
O. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA INTERVENSI


1 Risiko perubahan Persepsi Klien mampu : Setelah 1 kali pertemuan, klien SP 1
Sensori: Halusinasi - Mengenali halusinasi yang dapat menyebutkan :
1. Bantu klien mengenal halusinasi
dialaminya
1. Isi, waktu, frekuensi, situasi (isi, waktu terjadinya, frekuensi,
- Mengontrol halusinasinya
pencetus, perasaan situasi pencetus, perasaan saat
- Mengikuti program
2. Mampu memperagakan cara terjadi halusinasi)
pengobatan
dalam mengontrol halusinasi 2. Latih mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
Tahapan tindakan :
- Jelaskan cara menghardik
halusinasi
- Peragakan cara menghardik
- Minta klien memperagakan
ulang
- Pantau penerapan cara ini, beri
penguatan perilaku klien
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan klien
Setelah 1 kali pertemuan, klien SP 2 Klien:
mampu : 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian
1. Menyebutkan kegiatan yang klien.
sudah dilakukan
2. Latih klien mengendalikan
2. Memperagakan cara bercakap
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain
cakap dengan orang lain.

3. Masukkan dalam jadwal kegiatan


harian klien.

Setelah 1 kali pertemuan klien SP 3 Klien:


mampu : 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian
1. Menyebutkan kegiatan yang klien.
sudah dilakukan
2. Latih klien mengendalikan
2. Membuat jadwal kegiatan sehari-
halusinasi dengan melakukan
hari dan mampu
kegiatan (kegiatan yang biasa
memperagakannya
dilakukan klien di rumah).

- Jelaskan pentingnya aktivitas


yang teratur untuk mengatasi
halusinasi

- Diskusikan aktivitas yang


biasa dilakukan oleh klien

- Latih klien melakukan


aktivitas

- Susun jadwal aktivitas sehari-


hari sesuai dengan aktivitas
yang telah dilatih (dari bangun
pagi sampai tidur malam)

- Pantau pelaksanaan jadwal


kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku klien yang
positif (+)

3. Masukkan dalam jadwal kegiatan


harian.

Setelah 1 kali pertemuan, klien SP 4 Klien:


mampu : 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian
1. Menyebutkan kegiatan yang klien.
sudah dilakukan
2. Berikan pendidikan kesehatan
2. Menyebutkan manfaat dari
tentang penggunaan obat secara
program pengobatan teratur.

- Tanyakan program pengobatan

- Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa

- Jelaskan akibat bila tidak


digunakan sesuai program

- Jelaskan akibat bila putus obat

- Jelaskan cara mendapatkan


obat/berobat

- Jelaskan pengobatan (5B)

3. Masukkan dalam jadwal kegiatan


harian

NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA INTERVENSI


2 Resiko perilaku kekerasaan Klien mampu : Setelah dilakukan tindakan keperawatan SP 1 Klien
1. Mengidentifikasi tanda selama 1 kali pertemuan klien mampu : 1. Mendiskusikan penyebab
dan penyebab prilaku1. Menyebutkan penyebab dan tanda perilaku kekerasan
kekerasan gejala dari prilaku kekerasan
2. Mendiskusikan tanda perilaku
2. Menyebutkan jenis-jenis2. Memperagakan cara fisik untuk
kekerasan
prilaku kekerasan yang mengontrol prilaku kekerasan
pernah dilakukan 3. Mendiskusikan akibat perilaku
3. Menyebutkan akibat dari kekerasan
perilaku kekerasan yang
4. Mendiskusikan cara
pernah dilakukan
mengontrol perilaku kekerasan
4. Menyebutkan cara
mengentrol prilaku 5. Mendiskusikan perilaku
kekerasannya dengan kekerasan dengan cara fisik 1:
cara : nafas dalam
- Fisik
6. Menganjurkan klien
- Verbal
memasukkan dalam jadwal
- Spiritual kegiatan harian
- Terapi obat
Setelah dilakukan dilakukan tindakan SP 2 klien
keperawatan selama 1 kali pertemuan 1. Mengevaluasi kemampuan
klien mampu : klien mengontrol perilaku
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah kekerasan dengan cara fisik 1:
dilakukan. nafas dalam
2. Memperagakan cara fisik untuk
2. Melatih klien mengontrol
mengontrol prilaku kekerasan.
perilaku kekerasan dengan
cara fisik 2: memukul bantal

3. Menganjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian

Setelah dilakukan dilakukan tindakan SP 3 Klien


keperawatan selama 1 kali pertemuan 1. Mengevaluasi kemampuan
klien mampu : klien mengontrol perilaku
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah kekerasan dengan cara fisik 1
dilakukan dan 2
2. Memperagakan cara verbal untuk 2. Melatih klien mengontrol
mengontrol prilaku kekerasan perilaku kekerasan dengan
cara verbal
- Menolak dengan baik
- Meminta dengan baik
- Mengungkapkan dengan
baik
3. Menganjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian
Setelah dilakukan dilakukan tindakan SP 4 Klien
keperawatan selama 1 kali pertemuan 1. Mengevaluasi kemampuan
klien mampu : klien mengontrol perilaku
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah kekerasan dengan cara fisik 1,
dilakukan 2 dan verbal
2. Memperagakan cara spiritual untuk 2. Melatih klien mengontrol
mengontrol prilaku kekerasan perilaku kekerasan dengan cara
spiritual
- Berdoa
- Berzikir
- sholat
3. Menganjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian
Setelah dilakukan dilakukan tindakan SP 5 Klien
keperawatan selama 1 kali pertemuan 1. Mengevaluasi kemampuan
klien mampu : klien mengontrol perilaku
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah kekerasan dengan cara fisik 1,
dilakukan. 2, verbal, dan spiritual
2. Memperagakan cara patuh obat. 2. Melatih klien mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara
patuh minum obat
- Minum obat secara teratur
dengan prinsip 5B

- Susun jadwal minum obat


secara teratur

3. Menganjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian

NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA INTERVENSI


3 Resiko Isolasi Sosial TUM : Setelah 2 kali interaksi diharapkan klien1. Bina hubungan saling percaya
1. Klien mampu menunjukan tanda-tanda percaya kepada dengan :
berinteraksi dengan atau terhadap perawat : a. beri salam setiap
orang lain - Wajah cerah, tersenyum berinteraksi
- Mau berkenalan b. Perkenalkan nama, nama
TUK 1: - Ada kontak mata panggilan perawat, dan
1. Klien dapat membina - Bersedia menceritakan perasaan tujuan perawat berkrnalan
hubungan saling percaya. -Berseddia mengungkapkan masalahnya c. Tanyakan dan panggil
nama kesukaan klien
d. Tunjukan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan dan
masalah yang dihadapi
klien
f. Buat kontrak interaksi
yang jelas
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien

TUK 2: Setelah 2 kali interaksi klien dapat1. Tanyakan pada klien tentang:
2. Klien mampu menyebutkan minimal satu penyebab a. Orang yang tinggal
menyebutkan penyebab menarik diri : serumah atau dengan
tanda dan gejala isolasi -Diri Sendiri sekamar klien
sosial - Orang lain b. Orang yang paling dekat
- Lingkungan ddengan klien dirumah
atau diruangan perawatan
c. Apa yang membuat klien
dekat dengan orang
tersebut
d. Orang yang tidak dekat
dengan klien dirumah atau
diruangan perawat
e. Apa yang membuat klien
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang tersebut

2. Diskusikan dengan klien


penyebab menarik diri / tidak
mau bergaul dengan orang lain.
3. Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan perasaanya.

TUK 3: Setelah 2 kali interaksi dengan klien1. Tanyakan pada klien tentang :
3. Klien mampu dapat menyebutkan keuntungan a. Manfaat hubungan sosiial
menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya : b. Kerugian menarik diri
berhubungan sosial dan -Banyak teman
kerugian menarik diri. - Tidak kesepian 2. Diskusikan bersama klien
- Saling menolong tentang manfaat berhubungan
sosial dan kerugian menarik
diri
Dengan kerugian menarik diri misalnya :3. Beri pujian terhadap
-Sendiri kemampuan klien
- Kesepian mengungkapkan perasaannya.
- Tidak bisa diskusi

TUK 4: Setelah 2 kali interaksi klien dapat1. Observasi perilaku klien


4. Klien dapat melaksanakan hubungan soosial secara tentang berhubungan sosial
melaksanakan hubungan bertahaap dengan : 2. Beri motivasi dan bantuu klien
sosial secara bertahap -Perawat untuk berkenalan /
- Perawat lain berkomunikasi dengan perawat
- Kelompok lain, klien lain, kelompok
3. Libatkan klien dalam terapi
aktivitas kelompok sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi
5. Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan sesuai
jadwal yang telah dibuat.
6. Beri pujian terhadap
kemampuan klien memperluas
pergaulanya melalui aktifitas
yang dilaksanakan
TUK 5: Setelah 2 kali interaksi klien dapat1. Diskusikan dengan klien
5. Klien mampu menyebutkan perasaanya setelah tentang perasaanya setelah
menjelaskan perasaanya berhubungan sosial dengan : berhbungan sosial dengan :
setelah berhubungan -Orang lain -Orang lain
sosial - Kelompok - Kelompok
2. Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan perasaaanya
TUK 6: 1. Setelah 2 kali pertemuan, keluarga1. Diskusikan pentingya peran
6. Klien mendapat dapat menjelaskan : serta keluarganay sebagai
dukungan keluarga a. Pengertian menarik diri pendukung untuk mengatasi
dalam memperluas b. Tanda dan gejala menarik diri perilaku menarik diri
hubungan sosial c. Penyebab dan akibat menarik diri2. Diskusikan potensi keluarga
d. Cara merawat klien menarik diri untuk membantu klien
mengatasi perilaku menarik diri
2. Setelah 2 kali pertemuan, keluarga3. Jelaskan pada keluarga
dapat mempraktekkan cara merawat tentang :
klien menarik diri -pengertian menarik diri
-tanda dan gejala menarik diri
-penyebab dan akibat menarik
diri
-cara merawat klien menarik
diri
4. Latih keluarga cara merawat
klien menarik diri

5.Tanyakan perasaan keluarga


setelah mencoba cara yang
dilatihkan

6.Beri motivasi keluarga agar


membantu klien bersosialisasi

7.Beri pujian pada keluarga atas


keterlibatannya merawat klien
dirumah sakit.
TUK 7: 1. Setelah 2 kali interaksi klien1. Diskusikan dengan klien
7. Klien dapat menyebutkan : tentang manfaaat dan kerugian
memanfaatkan obat -manfaat minum obat tidak minum obat, nama,
dengan baik. -kerugian tidak meminum obat warna, dosis, cara, efek terapi,
-nama, warna, dosis, efek terapi, efek dan efek samping penggunaan
samping obat obat.
2. Setelah 2 kali interaksi klien2. Pantau klien saat penggunaan
mendemonstrasikan penggunaan obat obat
dengan benar. 3. Beri pujian jika klien
menggunakan obat dengan
3. Setelah 2 kali interaksi klien dapt benar
menyebutkan akibat berhenti minum4. Diskusikan berhenti minum
obat tanpa konsultasi dokter obat tanpa konsultasi dengan
dokter
5. Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada dokter atau
perawat jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.

NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA INTERVENSI


4 Resiko Harga Diri Rendah Klien mampu : Setelah dilakukan tindakan keperawatan SP 1 Klien
1. Klien dapat selama 1 kali pertemuan klien mampu1. Diskusikan bahwa klien masih
mengidentifikasi mengidentifikasikan: memiliki sejumlah kemampuan
kemampuan dan aspek1. Kemampuan yang dimiliki klien dan aspek positif seperti kegiatan
positif yang dimilikinya. klien dirumah, adanya keluarga
2. Aspek positif yang dimiliki klien
2. Klien dapat dan lingkungan terdekat klien.

mengidentifikasi 2. Beri pujian yang realistis/nyata


kemampuan dan aspek dan hindarkan setiap kali bertemu
positif yang dimilikinya. dengan klien yang memiliki
3. Klien dapat melatih penilaian negatif
kemampuan yang dipilih.
Setelah dilakukan dilakukan tindakan SP 1 klien
keperawatan selama 1 kali pertemuan 1.Diskusikan dengan klien untuk
klien mampu : menetapkan urutan kegiatan ( yang

1. melatih kemampuan yang dipilih. sudah dipilih klien ) yang akan


dilatihkan
2.Bersama klien dan keluarga
memperagakan beberapa kegiatan
memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan klien.
3.Berikan dukungan dan pujian yang
nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien

Setelah dilakukan dilakukan tindakan SP 2 Klien


keperawatan selama 1 kali pertemuan 1. Latih kemampuan kedua klien
klien mampu : yang dapat dilakukan

1. melatih kemampuan kedua yang dapat


dilakukan
P. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Risiko perubahan persepsi sensori : halusinasi

DIAGNOSA
NO HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

1. Senin, 27 Juni Risiko perubahan Membina hubungan saling percaya dengan S :


2016 persepsi sensori : mengungkapkan prinsip komunikasi teraupetik:
- “Wa’alaikumsalam, selamat pagi”
halusinasi
1. Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun - ”Bapak “R”, biasa dipanggil “R”
nonverbal - “baik, tidurnya nyenyak aja ”
“Assalamu’alaikum, selamat pagi bapak” - Klien mengatakan ‘’iya Pak’’ saat di Tanya
kesediaan klien untuk berbicara
2. Memperkenalkan diri dengan sopan “Sebelumnya
perkenalkan nama saya Misbachul Munirul - “Selama di rumah, saya sering melihat
Ehwan, biasa dipanggil Munir, saya mahasiswa bayangan manusia berjubah hitam saat saya
DIV keperawaant dari Poltekkes Banjarbaru.” hendak tidur. Jadi keluarga saya membawa
3. Menanyakan nama lengkap klien dan nama saya kesini.”
panggilan yang disukai klien“Kalau boleh tau O:
nama bapak siapa ya? Sukanya dipanggil
- Klien kooperatif
siapa?”
- Ada kontak mata dengan perawat.
4. Menanyakan keadaan klien
- klien tampak mau berjabat tangan, menyebut
‘’Bagaimana perasaan Bapak R hari ini? Gimana
nama, menjawab salam, mau berdampingan
tidurnya tadi malam pak?’’
duduk, mau mengatakan masalah yang
5. Menanyakan kesediaan klien untuk berinteraksi, dihadapi
menyepakati tempat dan lama interaksi ‘’ apa A: Bina hubungan saling percaya terjalin
bapak bersedia berbicara dengan saya disini
P: Lanjutkan intervensi SP 1 resiko perubahan
sekitar 10 – 15 menit ?’’
persepsi sensori : halusinasi
6. Menjelaskan tujuan pertemuan“ Jadi, tujuan saya
datang ke bapak R adalah untuk berkenalan
dengan bapak. Dalam hal ini saya bertugas untuk
membantu proses pengobatan bapak, jadi kalau
bapak ada keluhan nanti bilang aja ya pak ke
saya, karena selama 3 minggu kedepan saya
yang akan merawat bapak R’
7. Menanyakan keluhan utama klien dan
menyepakati masalah klien
“Kalau saya boleh tau, kemaren bapak masuk
rumah sakit ini karena apa Pak R?”

Nah, jadi bapak kesini karena bapak kadang


melihat bayangan orang berjubah di rumah’’

8. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya


“ Baik Pak R, bagaimana kalau besok jam 10
pagi, mungkin sekitar 10-15 menit kita
berbincang-bincang lagi pak? Untuk tempatnya
bapak mau dimana? Di kursi ini ya , kita nanti
akan membahas tentang halusinasi dan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.”
2. Selasa, 28 Juni Risiko perubahan SP 1 S:
- “Ada ae (Ada), aku melihat bayangan
2016 persepsi sensori :
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi, “Apakah orang.”
halusinasi
bapak R mendengar atau melihat sesuatu - “Bayangan orang bejubah hitam.”
- “Bayangannya tu (itu), kadang-kadang ja
tanpa ada wujudnya?”
(saja) datangnya. Paling rancak (sering)
2. Mengidentifikasi isi halusinasi, “Seperti apa
yang kelihatan pak R?” amun (kalau) handak (mau) guring (tidur)
3. Mengidentifikasi waktu halsinasi, “Apakah malam.”
- “Sekali ja (saja) datannya tu (itu).”
bayangan tersebut terus menerus terlihat,
- “bayangannya tu (itu) datang pada
atau hanya sewaktu-waktu saja?”
malam hari, pas aku handak (mau) guring
“Kapan paling sering bapak R melihat
(tidur) saurangan (sendirian) di kamar.
bayangan tersebut?” - “Ada ae rasa takutan (takut), biasanya
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi, aku tutup saja mata ku”
“Berapa kali sehari bapak R mengalaminya?”
O:
5. Mengidentifikasi Situasi yang menimbulkan
halusinasi, “Pada keadaan apa, apakah pada - Klien tenang
waktu sendiri?” - Ada kontak mata dengan perawat
- Klien mempraktekkan cara mengontrol
6. Mengidentifikasi respons klien terhadap
halusinasi penglihatan dengan cara
halusinasi, “Apa yang bapak R rasakan pada
menutup kedua mata sambil berkata
saat melihat bayangan tersebut? Apa yang
“pergi-pergi, kamu banyangan palsu,
bapak R lakukan saat melihat itu? Apakah
kamu tidak nyata.”
dengan cara itu bayangan bayangan tersebut
A:
hilang?”
- Klien mampu mengenal halusinasi dan
7. Mengajarkan klien cara menghardik
cara menghardik.
halusinasi, “Bagaimana kalau kita belajar P:
cara untuk mencegah bayangan itu muncul? - Evaluasi SP 1
- lanjutkan intervensi SP 2 mengontrol
Bapak R, ada empat cara untuk mencegah halusinasi dengan cara minum obat secara
bayangan itu muncul, pertama, dengan teratur.
mengharik bayangan tersebut.Kedua, dnegan
cara minum obat secara teratur, yang ketiga
dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain dan yang ke empat dnegan melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal.. Bagaimana
kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu
dengan menghardik.”
“Saat bayangan itu datang, langsung bapak R
bilang, pergi-pergi, saya tidak mau lihat,
kamu bayangan palsu”, begitu diulang-ulang
sampai bayangan itu tidak terlihat lagi.
“Coba bapak R peragakan! Nah, begitu,
bagus!.
8. Menganjurkan klien memasukkan cara
menghardik halusinasi dalma jadwal kegiatan
harian, “Kalau bayangan itu muncul lagi,
silakan bapak R coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihammya?
9. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa mempraktekkan
bagaimana cara mengontrol halusinasi
dengan cara menutup mata, dipertemuan
selanjutnya kita akan membahas tentang cara
mengontrol halusinasi yang kedua yaitu
dengan minum obat secara teratur, mungkin
besok jam 19.00 waktunya sekitar 10-15
menit, tempatnya mungkin di kursi seperti ini
ya pak, apa bapak bersedia?”
3. Rabu, 29 Juni Risiko perubahan SP 2 S:
- “Kemaren belajar cara mengontrol
2016 persepsi sensori :
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien dan evaluasi halusinasi dengan cara menghardik.”
halusinasi
kegiatan yang lalu SP 1 ‘’Apakah bapak R masih
O:
ingat apa yang kita pelajari kemarin ? coba - Klien mampu mempraktekkan kembali
Bapak R sebutkan dan peragakan ‘’ cara menghardik dengan menutup mata.
2. Perawat memberikan reinforcement ‘’ bagus pak, - Klien menyebutkan obat, manfaat dan
bapak masih ingat dan bisa melakukannya’’ dampak tidak teratur minum obat.
3. Melatih klien untuk mengontrol halusinasi dengan
A:
cara kedua, yaitu minum obat secara teratur ‘’ hari
ini saya akan menjelaskan cara mengontrol - Klien mampu menyebutkan obat, manfaat
halusinasi bapak dengan cara yang kedua, yaitu dan dampak tidak teratur minum obat.
dengan patuh minum obat ‘’
4. Perawat memberikan pendidikan kesehatan P :
tentang penggunaan obat, “Bapak R, untuk
- Evaluasi SP 1, SP 2
pengobatan bapak R selama di Rumah Sakit, - lanjutkan intervensi SP 3 mengontrol
apakah bapak masih ingat obat apa saja yang halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
bapak minum?”
“Iya, benar sekali. Obat bapak R ada 3 macam,
yaitu CPZ yang berwarna oranye dosisnya 100
mg yang diminum 3 x sehari, ini kegunaannya
untuk mengatasi gangguan seperti susah tidur,
mengurangi perilaku agresifseperti ingin
mencederai orang lain, serta mengatasi
kegelisahan. Terus obat yang kedua yaitu
Haloperdidol yang berwarna merah jambu
dosisnya 5 mg diminum 2 x sehari ini
kegunaannya untuk mengurangi halusinasi,
mengontrol pikiran dan mencegah ide untuk
melukai orang lain dan diri sendiri. Efek
sampinya mungkin nanti bapak akan merasakan
gejala seperti pusing, mengantuk, sulit buar air
kecil, kaku pada otot, dan gemetar. Terus yang
terakhir, yaitu namanya Arkine, yaitu obat yang
berwarna putih ini, dosisnya 2 mg diminum 3 x
sehari (setengah biji). Obat ini berfungsi untuk
meningkatkan kendali otot dan mengurangi
kekakuan. Akibat dari pengonsumsian obat ayng
tidak teratur, dapat menyebabkan halusinasi
datang kembali’’
5. Dorong klien untuk memasukkan latihan
mengontrol halusinasi dengan cara minum obat
ke dalam jadwal kegiatan harian ‘’ bagaimana
kalau rutinitas minum obatnya dimasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian bapak, nanti akan
saya evaluasi lagi kegiatan harian bapak apakah
sudah dikerjakan atau belum’’
6. Perawat menanyakan kembali manfaat dan
dampak minum obat tidak teratur, “Bapak R,
apakah bapak masih ingat, apa manfaat dan
dampak jika tidak patuh minum obat?”
“Ya, Bapak R benar sekali”
7. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa menjelaskan
bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan
cara yang kedua yaitu meminum obat secara
teratur, dipertemuan selanjutnya kita akan
membahas tentang cara mengontrol halusinasi
yang ketiga yaitu dengan cara bercakap-cakap,
mungkin besok selesai makan siang sekitar jam
09.00 waktunya 10-15 menit tempatnya bapak
mau dimana? Bagaimana kalau di teras seperti
sekarang ini, apa bapak bersedia?”

4. Kamis, 30 Juni Risiko perubahan SP 3 S:


- “Kemaren belajar tentang cara
2016 persepsi sensori :
1. Mengevaluasi SP 1 dan SP 2, latihan menghardik menghardik halusinasi lawan (dan) patuh
halusinasi
halusinasi penglihatan dan patuh minum obat, minum obat.”
“Apa bapak masih ingat apa yang sudah saya O:
- Klien mempraktekkan dan menyebutkan
ajarkan untuk mengontrol halusinasi? coba bapa
cara menghardik halusinasi penglihatan
sebutkan dan peragakan!‘’
2. Perawat memberi reinforcement ‘’ bagus bapak, dan menjelaskan manfaat patuh minum
bapak bisa mengingatnya’’ obat dan dampak jika tidak patuh obat.
3. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan - Klien mendengarkan dengan baik, kontak
cara bercakap-cakap ‘’ Nah, selanjutnya bapak mata baik, klien mampu mmeperagakan
apabila mulai melihat bayangan orang yang cara mengontrol halusinasi dengan cara
berjubah hitam saat hendak tidur, langsung saja bercakap-cakap.
A:
bapak cari teman untuk diajak ngobrol dengan - Klien mampu memperagakan cara
bapak. Contohnya begini :....Tolong, saya mulai mengontrol halusinasi dengan bercakap-
melihat bayangan orang berjubah hitam, , ayo cakap.
P:
ngobrol dengan aku! Atau kalau ada orang di
- Evaluasi SP 1, SP 2 dan SP 3
rumah, misalnya bibi atau kakak bapak: kak, ayo - lanjutkan intervensi SP 4 mengontrol
kita ngobrol. Aku sedang melihat bayangan halusinasi dengan cara aktivitas harian
orang berjubah hitam. Coba bapak lakukan terjadwal.
seperti yang saya lakukan tadi.”
“Ya, bagus pak.”
4. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa mempraktekkan
bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan
cara yang ketiga yaitu bercakap-cakap.,
Dipertemuan selanjutnya kita akan membahas
tentang cara mengontrol halusinasi yang
keempat yaitu dengan cara aktivitas harian
terjadwal. ,mungkin besok sekitar jam 09.00
waktunya 10-15 menit tempatnya bapak mau
dimana? Baik kalau tempatnya bapak mau di
kamar bapak.”

5 Jumat, 1 Juli 2016 Risiko perubahan SP 4 S:


- “Menghardik halusinasi penglihatan,
persepsi sensori :
1. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya SP 1, 2 dan SP
halusinasi 3, ‘’apa bapak masih ingat apa yang kita pelajari patuh minum obat dan bercakap-cakap.”
kemarin coba bapak sebutkan dan peragakan ‘’ O:
2. Perawat memberikan reinforcement, “iya betul
pak bagus sekali’’ - Klien memperagakan cara menghardik
3. Melatih klien untuk mengontrol halusinasi dengan halusinasi penglihatan.
cara aktivitas harian terjadwal ‘’ Nah, selanjutnya - Klien menyebutkan obat yang diminum,

seperti janji kita di pertemuan sebelumnya hari ini manfaat dan dampak tidak patuh minum

saya akan mengajarkan cara mengontrol obat.


- Klien mencontohkan cara bercakap-cakap.
halusinasi dengan cara yang keempat yaitu - Ada kontak mata dengan perawat.
dengan cara aktivitas harian terjadwal. Coba - klien dapat melakukan cara mengontrol

bapak tuliskan kegiatan yang akan dilakukan dari perilaku kekerasan dengan cara aktivitas

bangun pagi sampai tidur malam. Caranya bapak harian terjadwal.

tulis dulu jam di kolom pertama kemudian A:

kegiatan bapak di kolom kedua. Contohnya begini - Klien mampu melakukan cara mengontrol
: jam 05.00 bapak bangun, kemudian sholat perilaku kekerasan dengan aktivitas harian
subuh. Coba bapak tuliskan kegiatan yang akan terjadwal.
bapak lakukan dari bangun tidur sampai mau P:
tidur lagi.
4. Memberikan reinforcement - Evaluasi SP1, SP2, SP 3 dan SP 4
‘’ Nah, iya bapak, bagus seperti itu.” halusinasi
5. Dorong klien untuk memasukkan latihan
mengontrol halusinasi dengan cara aktivitas harian
terjadwal ke dalam jadwal kegiatan hariannya
‘’Nah, tadi bapak sudah menulis rencana kegiatan
harian bapak untuk mengontrol halusinasi dengan
cara aktivitas harian terjadwal. Nanti, kegiatan
yang bapak tulis ini, bapak lakukan ya.”
6. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya,
“Baik Pak R, jadi kita dalam beberapa hari ini
sudah belajar 4 cara dalam mengontrol halusinasi
ya pak. Besok perawat Munir ingin melihat lagi
bagaimana cara mengontrol halusinasi.
Bagaimana kalau besok jam 10 pagi, mungkin
sekitar 10-15 menit kita berbincang-bincang lagi
pak? Untuk tempatnya bapak mau dimana? Di
kursi ini ya. Wassalamu’alaikum.

Catatan Perkembangan Diagnosa Risiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

No. Hari, Tanggal Evaluasi

1. Sabtu, 2 Juli 2016 S: klien mengatakan “Selama di rumah, saya sering melihat bayangan manusia berjubah hitam saat
hendak tidur. Jadi keluarga saya membawa saya kesini.”
“Bayangan itu datang pada malam hari saat hendak tidur, sekali sehari, biasanya aku cuma menutup
mata pakai bantal.”

O : kontak mata klien baik, klien dapat menyebutkan jenis, isi, waktu, situasi, perilaku saat terjadi
halusinasi.
A : Klien mampu mengidentifikasi halusinasi dan menghardik.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi halusinasi yang dialami.
- Anjurkan untuk melakukan menghardik dengan cara tutup mata dan berkata “pergi-pergi, kamu
bayangan palsu, kamu tidak nyata.” pada saat halusinasi datang.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam mengidentifikasi halusinasi yang dialami.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan menghardik pada saat halusinasi datang.
E:

S : klien mengatakan ‘’saya ingat bagaimana cara menghardik, yaitu dengan menutup kedua
mata dengan telapak tangan sambil berkata “pergi-pergi, kamu bayangan palsu, kamu tidak
nyata.‘’
O:
- Klien dapat menghardik.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
2 Senin, 11 Juli 2016 S : “Selama di rumah sakit aku sudah teratur minum obat. Aku minum obat 3 macam, CPZ yang warna
orange, Haloperidol yang warna merah jambu dan Arkin yang warna putih.”

O:
- Klien mampu mempraktekkan kembali cara menghardik dengan menutup mata.
- Klien menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.

A : Klien mampu menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.

P:
- Evaluasi SP 1 dan SP 2 halusinasi.
I:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Mengevaluasi SP 1 halusinasi, yaitu cara menghardik dan SP 2 halusinasi, yaitu patuh minum
obat.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk selalu minum obat secara teratur.

E:
S : “Obat yang diminum selama di RS ada 3 macam, CPZ yang warna orange, Haloperidol yang
warna merah jambu dan Arkin yang warna putih. CPZ dan Arkin diminum 3 kali sehari, Haloperisol
diminum 2 kali sehari.
O : Klien menyebutkan obat yang diminum dan waktu meminumnya.
3 Selasa. 12 Juli 2016 S : “Selama di rumah sakit aku belum ada melihat bayangan itu, jadi belum ada mengajak teman
untuk bicara.”
“Tolong, saya mulai melihat bayangan orang berjubah hitam, , ayo ngobrol dengan aku!”

O:
- Klien mampu mempraktekkan kembali cara menghardik dengan menutup mata.
- Klien menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.
- Klien mampu mempraktikkan cara bercakap-cakap.

A : Klien mampu mempraktikkan cara bercakap-cakap.

P:
- Evaluasi SP 1, SP 2 dan SP 3 halusinasi.
I:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Mengevaluasi SP 1 halusinasi, yaitu cara menghardik, SP 2 halusinasi, yaitu patuh minum obat
dan SP 3 yaitu cara bercakap-cakap.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk selalu minum obat secara teratur.
E:
S : “Kalau saya melihat bayangan hitam itu lagi, saya akan meminta teman sekamar saya untuk
berbincang.”

O : Klien memperagakan cara bercakap-cakap.


4 Rabu, 13 Juli 2016 S : “hari ini aku sudah merapikan tempat tidur.”

O:
- Klien melakukan aktivitas harian, membersihkan tempat tidur.

A : Klien mampu melakukan aktivitas harian secara teratur.

P:
- Evaluasi SP 1, SP 2 dan SP 3 halusinasi.
I:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Mengevaluasi SP 1 halusinasi, yaitu cara menghardik, SP 2 halusinasi, yaitu patuh minum obat
dan SP 3 yaitu cara bercakap-cakap serta SP 4 yaitu dengan cara aktivitas harian terjadwal.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk selalu melakukan aktivitas ini setiap hari.

E:
S : “Kalau pagi hari, biasa nya setelah bangun tidur aku duduk dulu, baru merapikan tempat tidur,
kemudian baru mandi.”

O : Klien mampu melakukan ativitas harian.


5 Kamis, 14 Juli 2016 S: klien mengatakan “Selama di rumah, saya sering melihat bayangan manusia berjubah hitam saat
hendak tidur.”
“Bayangan itu datang pada malam hari saat hendak tidur, sekali sehari, biasanya aku cuma menutup
mata pakai bantal.”

O : kontak mata klien baik, klien dapat menyebutkan jenis, isi, waktu, situasi, perilaku saat terjadi
halusinasi.
A : Klien mampu mengidentifikasi halusinasi dan menghardik.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Anjurkan untuk melakukan menghardik dengan cara tutup mata dan berkata “pergi-pergi, kamu
bayangan palsu, kamu tidak nyata.” pada saat halusinasi datang.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan menghardik pada saat halusinasi datang.
E:

S : klien mengatakan ‘’saya ingat bagaimana cara menghardik, yaitu dengan menutup kedua
mata dengan telapak tangan sambil berkata “pergi-pergi, kamu bayangan palsu, kamu tidak
nyata.‘’
O:
- Klien dapat menghardik.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
6 Jumat, 15 Juli 2016 S : “Selama di rumah sakit aku sudah teratur minum obat. Aku minum obat 3 macam, CPZ yang warna
orange, Haloperidol yang warna merah jambu dan Arkin yang warna putih.”

O:
- Klien mampu mempraktekkan kembali cara menghardik dengan menutup mata.
- Klien menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.

A : Klien mampu menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.

P:
- Evaluasi SP 1 dan SP 2 halusinasi.
I:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Mengevaluasi SP 1 halusinasi, yaitu cara menghardik dan SP 2 halusinasi, yaitu patuh minum
obat.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk selalu minum obat secara teratur setiap hari.
E:
S : “Obat yang diminum selama di RS ada 3 macam, CPZ yang warna orange, Haloperidol yang
warna merah jambu dan Arkin yang warna putih. CPZ dan Arkin diminum 3 kali sehari, Haloperisol
diminum 2 kali sehari.

O : Klien menyebutkan obat yang diminum dan waktu meminumnya.


7 Sabtu, 16 Juli 2016 S : “Selama di rumah sakit aku belum ada melihat bayangan itu, jadi belum ada mengajak teman
untuk bicara.”
“Tolong, saya mulai melihat bayangan orang berjubah hitam, , ayo ngobrol dengan aku!”

O:
- Klien mampu mempraktekkan kembali cara menghardik dengan menutup mata.
- Klien menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.
- Klien mampu mempraktikkan cara bercakap-cakap.

A : Klien mampu mempraktikkan cara bercakap-cakap.

P:
- Evaluasi SP 1, SP 2 dan SP 3 halusinasi.
I:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Mengevaluasi SP 1 halusinasi, yaitu cara menghardik, SP 2 halusinasi, yaitu patuh minum obat
dan SP 3 yaitu cara bercakap-cakap.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk selalu minum obat secara teratur.

E:
S : “Kalau aku melihat bayangan hitam itu lagi, saya akan meminta teman sekamar saya untuk
berbincang.”

O : Klien memperagakan cara bercakap-cakap.


8 Senin, 18 Juli 2016 S : “hari ini aku sudah merapikan tempat tidur dan menyapu lantai.”

O:
- Klien melakukan aktivitas harian, membersihkan tempat tidur dan menyapu lantai.

A : Klien mampu melakukan aktivitas harian secara teratur.

P:
- Evaluasi SP 1, SP 2 dan SP 3 halusinasi.
I:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Mengevaluasi SP 1 halusinasi, yaitu cara menghardik, SP 2 halusinasi, yaitu patuh minum obat
dan SP 3 yaitu cara bercakap-cakap serta SP 4 yaitu dengan cara aktivitas harian terjadwal.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk selalu melakukan aktivitas ini setiap hari.

E:
S : “Kalau pagi hari, biasa nya setelah bangun tidur aku duduk dulu, baru merapikan tempat tidur,
kemudian baru mandi.”

O : Klien mampu melakukan ativitas harian.


9 Selasa, 19 Juli 2016 S: klien mengatakan “Kalau bayangan itu datang, aku akan tutup mata terus berkata, pergi-pergi,
kamu bayangan palsu, kamu tidak nyata.”

O : kontak mata klien baik, klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi penglihatan.
A : Klien mampu memperagakan cara menghardik.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Anjurkan untuk melakukan menghardik dengan cara tutup mata dan berkata “pergi-pergi, kamu
bayangan palsu, kamu tidak nyata.” pada saat halusinasi datang.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan menghardik pada saat halusinasi datang.
E:

S : klien mengatakan ‘’saya ingat bagaimana cara menghardik, yaitu dengan menutup kedua
mata dengan telapak tangan sambil berkata “pergi-pergi, kamu bayangan palsu, kamu tidak
nyata.‘’
O:
- Klien dapat menghardik.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
10 Rabu, 20 Juli 2016 S : “Selama di rumah sakit aku sudah teratur minum obat. Aku minum obat 3 macam, CPZ yang warna
orange, Haloperidol yang warna merah jambu dan Arkin yang warna putih.”

O:
- Klien mampu mempraktekkan kembali cara menghardik dengan menutup mata.
- Klien menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.

A : Klien mampu menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.

P:
- Evaluasi SP 1 dan SP 2 halusinasi.
I:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Mengevaluasi SP 1 halusinasi, yaitu cara menghardik dan SP 2 halusinasi, yaitu patuh minum
obat.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk selalu minum obat secara teratur setiap hari.

E:
S : “Obat yang diminum selama di RS ada 3 macam, CPZ yang warna orange, Haloperidol yang
warna merah jambu dan Arkin yang warna putih. CPZ dan Arkin diminum 3 kali sehari, Haloperisol
diminum 2 kali sehari.

O : Klien menyebutkan obat yang diminum dan waktu meminumnya.


11 Kamis, 21 Juli 2016 S : “Selama di rumah sakit, kadada (engga ada) talihat (terlihat) bayangannya tu (bayangannya itu),
jadi belum ada mambawai (mengajak) teman untuk bicara.”
“Tolong, saya mulai melihat bayangan orang berjubah hitam, , ayo ngobrol dengan aku!”

O:
- Klien mampu mempraktekkan kembali cara menghardik dengan menutup mata.
- Klien menyebutkan obat, manfaat dan dampak tidak teratur minum obat.
- Klien mampu mempraktikkan cara bercakap-cakap.

A : Klien mampu mempraktikkan cara bercakap-cakap.

P:
- Evaluasi SP 1, SP 2 dan SP 3 halusinasi.
I:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Mengevaluasi SP 1 halusinasi, yaitu cara menghardik, SP 2 halusinasi, yaitu patuh minum obat
dan SP 3 yaitu cara bercakap-cakap.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk selalu minum obat secara teratur.

E:
S : “Kalau aku melihat bayangan hitam itu lagi, saya akan meminta teman sekamar saya untuk
berbincang.”

O : Klien memperagakan cara bercakap-cakap.

2. Risiko perilaku kekerasan

DIAGNOSA
NO HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

1. Senin, 27 Juni Resiko perilaku Membina hubungan saling percaya dengan S :


2016 kekerasan mengungkapkan prinsip komunikasi teraupetik: - “Wa’alaikumsalam, selamat pagi”
- “bapak “R”, biasa dipanggil R”
1. Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun
- “baik, tidurnya nyenyak aja ”
nonverbal
- Klien mengatakan ‘’iya Pak’’ saat di Tanya
“Assalamu’alaikum, selamat pagi bapak”
kesediaan klien untuk berbicara
2. Memperkenalkan diri dengan sopan “Sebelumnya - “Selama di rumah, saya sering marah-
perkenalkan nama saya Misbachul Munirul marah. Jadi keluarga saya membawa saya
Ehwan, biasa dipanggil Munir, saya mahasiswa kesini untuk diamankan”
DIV keperawaant dari Poltekkes Banjarbaru.” O:
3. Menanyakan nama lengkap klien dan nama
- Klien kooperatif
panggilan yang disukai klien“Kalau boleh tau
- Ada kontak mata dengan perawat.
nama bapak siapa ya? Sukanya dipanggil
- klien mau berjabat tangan, menyebut nama,
siapa?”
menjawab salam, mau berdampingan duduk,
4. Menanyakan keadaan klien
mau mengatakan masalah yang dihadapi
‘’Bagaimana perasaan Bapak R hari ini? Gimana
A: Bina hubungan saling percaya terjalin
tidurnya tadi malam pak?’’
P: Lanjutkan intervensi SP 1 resiko perilaku
5. Menanyakan kesediaan klien untuk berinteraksi,
kekerasan
menyepakati tempat dan lama interaksi ‘’ apa
bapak bersedia berbicara dengan saya disini
sekitar 10 – 15 menit ?’’
6. Menjelaskan tujuan pertemuan“ Jadi, tujuan saya
datang ke bapak R adalah untuk berkenalan
dengan bapak. Dalam hal ini saya bertugas untuk
membantu proses pengobatan bapak, jadi kalau
bapak ada keluhan nanti bilang aja ya pak ke
saya, karena selama 3 minggu kedepan saya
yang akan merawat bapak R’
7. Menanyakan keluhan utama klien dan
menyepakati masalah klien
“ Kalau saya boleh tau, kemaren bapak masuk
rumah sakit ini karena apa Pak R?”

Nah, jadi bapak kesini karena bapak sering


marah-marah ya di rumah’’

8. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya


“ Baik Pak R, bagaimana kalau besok jam 10.15
pagi, mungkin sekitar 10-15 menit kita
berbincang-bincang lagi pak? Untuk tempatnya
bapak mau dimana? Di kursi ini ya , kita nanti
akan membahas tentang apa yang menyebabkan
bapak marah, dan bagaiman tanda dan gejala
perilaku kekerasan, apa bapak bersedia?”
2. Selasa, 28 Juni Resiko perilaku SP 1 S:
- “Aku biasanya sarik (marah) karena
2016 kekerasan
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan keluarga lambat menyiapakan
klien, ‘’Sebelumnya saya mau bertanya, biasa (menyiapkan) makanan.
nya apa yang membuat bapak R marah’’ - ‘’Amun (kalau) aku sarik (marah)
2. Identifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan biasanya langsung bapandir (berbicara)
klien ‘’Bapak R tau gak seperti apa tanda – lawan (dengan) nada yang keras.’'
tanda kalau bapak sedang marah?” - “tindakan itu kurang baik.”
“Jadi pak biasanya kalau tanda dan gejala
orang sedang marah itu biasanya mata melotot, O:
muka memerah, tangan mengepal, bicara kasar,
- Klien tampak tenang
nada suara keras. ’’ - Ada kontak mata dengan perawat
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang - Klien bisa menyebutkan tanda dan gejala
dilakukan klien, ‘’ Biasanya kalau bapak marah dari perilaku kekerasan
- Klien mempraktekkan cara mengontrol
apa yang bapak R lakukan.’’
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, perilaku kekerasan dengan cara fisik 1
“bagaimana menurut bapak dengan tindakan yaitu tarik napas dalam.
tersebut?” A : Klien mampu melakukan tarik nafas dalam
5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
“Pak R, cara mengontrol perilaku kekerasan ada P: lanjutkan intervensi SP 2 mengontrol perilaku
empat ya pak. Pertama dengan cara fisik, yaitu kekerasan dengan cara fisik II (memukul

dengan cara tarik nafas dalam dan memukul


bantal. Kedua, dengan cara verbal, ketiga bantai/benda lain yang empuk)
dengan cara spiritual dan yang keempat dengan
cara patuh minum obat.’’
6. Dorong klien untuk mempraktikkan latihan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik I
(tarik nafas dalam) ‘’Nah bapak, bapak kan
sudah mengetahui apa saja tanda dan gejala dari
perilaku kekrasan dan cara mengontrol emosi.
Nah sekarang saya akan mengajarkan
bagaimana cara mengontrol emosi dengan tarik
napas dalam, pertama – tama bapak tarik napas
lewat hidung kemudian tahan selama 5 detik lalu
hembuskan lewat mulut di ulang 3 kali, ayo coba
bapak praktikkan.”
7. Perawat memberikan reinforcemen ‘’ iya bagus
bapak ‘’
8. Dorong klien untuk menyebutkan latihan cara
fisik I ke dalam jadwal kegiatan harian. ‘’ nah
bapak latihan tadi di tulis dalam jadwal kegiatan
harian bapak, latihan tarik napas dalamnya di
lakukan 3 x sehari dan di ulang sebanyak 3 kali’’
9. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa mempraktekkan
bagaimana cara mengontrol emosi dengan tarik
napas dalam, dipertemuan selanjutnya kita akan
membahas tentang cara mengontrol emosi
selanjutnya, yaitu dengan teknik memukul bantal,
mungkin besok jam 09.10 waktunya sekitar 10-15
menit, tempatnya mungkin di kursi seperti ini ya pak,
apa bapak bersedia?”

3. Rabu, 29 Juni Resiko perilaku SP 1 S:


- “Kemaren belajar cara menarik napas
2016 kekerasan
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien dan dalam."
evaluasi kegiatan yang lalu SP 1 cara fisik I ‘’ - “akan melakukan kegiatan memukul
apa bapak masih ingat apa yang kita pelajari bantal 1 kali semingggu dan memasukkan
kemaren ? coba Bapak R sebutkan dan kedalam jadwal kegiatan hariannya.”
O:
peragakan ‘’ - Klien mempraktekkan kembali cara
2. Perawat memberikan reinforcement ‘’ bagus
menarik napas dalam
pak, bapak masih ingat dan bisa - Klien memperagakan kembali cara
melakukannya’’ memukul bantal
3. Latih klien untuk mengontrol perilaku - Klien tampak tenang
kekerasan dengan cara fisik II ( memukul - Ada kontak mata dengan perawat
bantal/ benda lain yang empuk ) ‘’ hari ini A:
saya akan menjelaskan cara mengontrol
- Klien mampu mempraktikan teknik
emosi bapak dengan cara yang kedua, yaitu menarik nafas dalam dan memukul bantal.
dengan memukul bantal atau guling atau P:
dengan benda lain yang empuk, jadi bapak
- Evaluasi SP I, cara mengontrol emosi
melampiaskan emosi dan amarah bapak ke
secara fisik.
bantal dengan cara memukul dengan kuat – - lanjutkan intervensi SP 2 mengontrol
kuat, seperti ini (perawat memperagakan) perilaku kekerasan dengan cara verbal
nah coba bapak peragakan seperti yang saya
contohkan ‘’
4. Perawat memberikan reinforcemen ‘’ iya betul
begitu bapak, apa yang bapak lakukan sudah
benar’’
5. Dorong klien untuk memasukkan latihan
perilaku kekerasan cara fisik II dalam jadwal
kegiatan harian ‘’ bapak, bagaimana kalau
apa yang saya ajarkan hari ini di masukkan
ke dalam jadwal harian bapak, bapak maunya
berapa kali dalam seminggu melakukan
kegiatan memukul bantal?
6. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“ Nah, bapak R sudah bisa mempraktekkan
bagaimana cara mengontrol emosi dengan cara
yang kedua yaitu memukul bantal, dipertemuan
selanjutnya kita akan membahas tentang cara
mengontrol emosi yang ketiga yaitu dengan
teknik verbal yaitu belajar mengungkapkan
perasaan jengkel kepada orang lain ,mungkin
besok selesai makan siang sekitar jam 09.10
waktunya 10-15 menit tempatnya bapak mau
dimana? Bagaimana kalau di teras seperti
sekarang ini, apa bapak bersedia?”

4. Kamis, 30 Juni Resiko perilaku SP 2 S:


- “kemaren mempelajari tentang teknik
2016 kekerasan
1. Dorong klien untuk mengevaluasi SP 1 latihan napas dalam dan memukul bantal.”
fisik, yaitu tarik napas dalam dan memukul O :
- Klien mempraktekkan dan menyebutkan
bantal, “Apa bapak masih ingat apa yang
teknik napas dalam dan cara memukul
saya ajarkan untuk mengontrol emosi ? coba
bantal.
bapa sebutkan dan peragakan!‘’ - Ada kontak mata dengan perawat
2. Perawat memberi reinforcement ‘’ bagus - klien memperagakan kembali cara
bapak, bapak bisa mengingatnya’’ mengontrol perilaku kekerasan dengan
3. Melatih klien untuk mengontrol perilaku
cara verbal
kekerasan dengan cara verbal,“Nah, A :
selanjutnya bapak apabila perasaan kesal - Klien mampu melakukan kontrol emosi
bapak tidak hilang juga setelah tarik napas dengan cara verbal
dan memukul bantal, bapak bisa melakukan P:
- Evaluasi SP I risiko perilaku kekerasan
cara yang ketiga yaitu bapak bisa berbicara
(cara Fisik), SP 2 (secara verbal).
dengan orang yang menyebabkan bapak
- lanjutkan intervensi SP 3 dan SP 4
marah. Bapak bisa berbicara dengan baik
mengontrol perilaku kekerasan dengan
dan sopan kepada orang yang bersangkutan.
cara spiritual dan meminum obat.
Teknik bicara ini ada 3 pak yaitu meminta
dengan baik, menolak dengan baik, serta
dapat mengungkapkan perasaan jengkel yang
bapak alami”
4. Perawat menjelaskan dan memberikan contoh
‘’ nah pertama yaitu meminta dengan baik,
contohnya seperti ini apabila bapak
menginginkan sesuatu seperti rokok bapak
bilang seperti ini ‘Pak, apa boleh saya minta
uang untuk membeli rokok?, yang kedua
menolak dengan baik misalnya saja istri
bapak minta tolong mengangkatkan jemuran
bapak jangan bilang ‘’tidak bisa, atau tidak
mau’’ tapi bicara seperti ini ‘’ maaf de, bapak
sedang sibuk jadi tidak bisa membantu ade’’
dan satu lagi bapak bisa mengungkapkan
perasaan kesal , misalkan bapak tidak suka
jika perintah bapak tidak dituruti bapak
bicara seperti ini ‘’ maaf saya tidak suka jika
apa yang saya bilang tidak dituruti’’ seperti
itu bapak, coba bapak peragakan ‘’
5. Perawat memberikan reinforcement dan
mendorong klien untuk memasukkan latihan
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
verbal ke dalam jadwal kegiatan harian ‘’ apa
yang sudah bapak lakukan bagus sekali,
bagaimana kalau apa yang bapak pelajari
hari ini di masukkan ke jadwal kegiatan
harian bapak min 1 x sehari di lakukan pada
pagi hari, besok akan saya evaluasi apakah
sudah bapak laksanakan ‘’
6. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa mempraktekkan
bagaimana cara mengontrol emosi dengan cara
yang ketiga yaitu dengan cara verbal,
dipertemuan selanjutnya kita akan membahas
tentang cara mengontrol emosi yang keempat
yaitu dengan cara spiritual dan tentang
obat,mungkin besok sekitar jam 09.10 waktunya
10-15 menit tempatnya bapak mau dimana? Baik
kalau tempatnya bapak mau di kamar bapak.’’

5 Jumat, 1 Juli 2016 Resiko perilaku SP 3 S:


- “belajar tarik napas dalam, memukul
kekerasan
1. Evaluasi kegiatan sebelumnya SP 1 dan SP 2‘’ apa bantal dan berbicara dengan baik’’
bapak masih ingat apa yang kita pelajari kemarin -
coba bapak sebutkan dan peragakan ‘’ O:
2. Perawat memberikan reinforcement ‘’ iya betul
- Klien memperagakan cara tarik napas
pak bagus sekali’’
3. Melatih klien untuk mengontrol perilaku dalam, menjelaskan cara memukul bantal
kekerasan dengan cara spiritual, “Nah, selanjutnya dan mencontohkan cara verbal yaitu
seperti janji kita di pertemuan sebelumnya hari ini menolak dengan baik, dan
saya akan mengajarkan cara mengontrol emosi mengungkapkan perasaan kesal serta
dengan cara yang keempat yaitu dengan cara meminta dengan baik.
- Ada kontak mata dengan perawat.
spiritual. Apabila bapak masih memiliki perasaan
- klien dapat melakukan cara mengontrol
kesal setelah melakukan ketiga cara yang saya
perilaku kekerasan dengan cara spiritual
ajarkan bapak bisa menenangkan diri dikamar
seperti beristighfar.
sambil mendekatkan diri Tuhan. Bapak bisa
mengambil air wudhu dan melakukan sholat
supaya hati bapak tenteram. Bapak juga bisa A:
sambil mengucapkan astagfirullah. Nah ayo pak
- Klien mampu mengontrol emosi dengan
coba praktekkan.”
4. Berikan reinforcement cara spiritual
‘’ Nah, iya bagus bapak seperti itu” P:
5. Dorong klien untuk memasukkan latihan
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara - Evaluasi SP 1, SP 2 dan SP 3 risiko

spiritual ke dalam jadwal kegiatan hariannya perilaku kekerasan.


- lanjutkan intervensi SP 4, mengontrol
‘’Nah, sekarang bapak tadi sudah bisa
emosi dengan cara patuh minum obat.
memperagakan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara spiritual, bapak dalam
seminggu mau berapa kali melakukannya? Jadi,
dalam seminggu bapak mau melakukannya 1x ya
pak. Nah.. Kegiatan tadi masukkan ke dalam
kegiatan harian bapak ya’’
SP 4 S:
- “Aku dapat obat 3 macam pak, yaitu CPZ yang
1. Melatih klien untuk mengontrol perilaku berwarna oranye, haloperidol yang berwarna
kekerasan dengan cara minum obat ‘’Bapak R, merah jambu dan obat arkine yang berwarna
untuk mengontrol emosi selain kegiatan yang putih juga (setengah).”
sudah kita pelajari beberapa hari ini ada satu hal O:
yang paling penting yaitu yang terakhir minum
- klien memahami dan menjelaskan tentang obat
obat, bapak harus rajin dan rutin serta sesuai
klien.
dengan dosis yang ditentukkan. Kalau bapak ingin
- Ada kontak mata dengan perawat
cepat sembuh dan cepat pulang bapak harus rutin
A:
minum obatnya pak’’
2. Menanyakan kepada klien tentang apa klien tahu - Klien mampu memahami obat yang
tentang obat yang di konsumsi klien dikonsumsi klien, manfaat dan dampak jika
“ Nah, bapak apa bapak tahu tentang apa saja
tidak teratur minum obat.
obat yang bapak konsumsi selama ini? Apa saja
P:
kegunaan serta berapa kali sehari bapak
meminummya? - Evaluasi SP 1, SP 2, SP 3 dan SP4 risiko
3. Memberikan reinforcement dan menjelaskan perilaku kekerasan.
tentang obat yang di konsumsi klien
“iya benar sekali bapak, jadi pak, bapak ini dapat
obat ada 3 macam yaitu CPZ yang berwarna
oranye dosisnya 100 mg yang diminum 3 x sehari,
ini kegunaannya untuk mengatasi gangguan
seperti susah tidur, mengurangi perilaku
agresifseperti ingin mencederai orang lain, serta
mengatasi kegelisahan. Terus obat yang kedua
yaitu Haloperdidol yang berwarna putih dosisnya
5 mg diminum 2 x sehari ini kegunaannya untuk
mengurangi halusinasi, mengontrol pikiran dan
mencegah ide untuk melukai orang lain dan diri
sendiri. Efek sampinya mungkin nanti bapak akan
merasakan gejala seperti pusing, mengantuk, sulit
buar air kecil, kaku pada otot, dan gemetar. Terus
yang terakhir, yaitu namanya Arkine, yaitu obat
yang berwarna putih ini, dosisnya 2 mg diminum 3
x sehari (setengah biji). Obat ini berfungsi untuk
meningkatkan kendali otot dan mengurangi
kekakuan.’’
4. Dorong klien untuk memasukkan latihan
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
minum obat ke dalam jadwal kegiatan harian ‘’
bagaimana kalau rutinitas minum obatnya
dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
bapak, nanti akan saya evaluasi lagi kegiatan
harian bapak apakah sudah dikerjakan atau
belum’’
5. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Baik Pak R, jadi kita dalam beberapa hari ini
sudah belajar 4 cara dalam mengontrol perilaku
kekerasan ya pak R. Besok perawat Munir ingin
melihat lagi bagaimana cara mengontrol
halusinasi. Bagaimana kalau besok jam 10 pagi,
mungkin sekitar 10-15 menit kita berbincang-
bincang lagi pak? Untuk tempatnya bapak mau
dimana? Di kursi ini ya. Wassalamu’alaikum.

Catatan Perkembangan Diaganosa Risiko Perilaku Kekerasan


No. Hari, Tanggal Evaluasi

1. Sabtu, 2 Juli 2016 S : klien mengatakan ‘’Selama di rumah aku sering marah-marah, dikarenakan keluarga lambat
menyiapkan makan siang. Biasanya aku cuma bicara dengan nada yang keras, memukul ke meja.”
O : Ada kontak mata dengan perawat, klien dapat menyebutkan penyebab klien marah dan apa saja
perilaku kekerasan yang bisa klien lakukan.
A : Resiko perilaku kekerasan
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengenal dan mengetahui penyebab dan identifikasi perilaku
kekerasan yang mungkin klien lakukan
- Anjurkan melakukan latihan tarik napas dalam memukul bantal
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam mengenal penyebab dan akibat perilaku kekerasan
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan latihan tarik napas dalam, memukul bantal, meminta dengan baik,
mengatakan istighfar atau berwudhu dan rutin minum obat
E:

S : klien mengatakan ‘’Aku ingat bagaimana tanda dan gejala orang marah seperti tangan
mengepal, mata melotot, perasaan kesal, kalau sudah marah hal pertama yang bisa saya
lakukan yaitu melakukan tarik napas dalam ‘’
O:
- Klien mampu memperagakan tarik napas dalam
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat
2. Senin, 11 Juli 2016 S : klien mengatakan ‘’ saya sudah belajar memukul bantal dan meminta rokok dengan baik dengan
teman saya’’
O : klien mempraktekkan cara memukul bantal dan mencontohkan kembali cara meminta dengan baik
A : Resiko perilaku kekerasan
P:
- Evaluasi kegiatan yang lalu SP 1, 2, 3 , dan 4
- Dorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan

I:

- Mengevaluasi kegiatan yang lalu SP 1, 2, 3, dan 4.


- Mendorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan seperti tarik napas dalam,
memukul bantal, spiritual dan meminum obat dengan baik
E:

- S : klien mengatakan ‘’ sudah saya lakukan pak’’


- O : klien tampak memperagakan dengan baik
3. Selasa, 12 Juli 2016 S : “Pak. tadi saya merasa kesal dengan Bapak U karena dia terus menggangu saya, lalu saya
mencoba menangkan diri dengan cara beristighfar.”
O : klien memcontohkan kembali cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
A : Resiko perilaku kekerasan
P:
- Evaluasi kegiatan yang lalu SP 1, 2,3 ,dan 4
- Dorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan
- Evaluasi kegiatan harian klien
- Berikan reinforcement kepada klien
I:

- Mengevaluasi kegiatan yang lalu


- Memotivasi klien untuk berlatih menarik napas, memukul bantal, menolak dengan baik spiritual
dan rutin minum obat
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Memberikan reinfrcement kepada klien
E:

- S :klien mengatakan ‘’ saya sudah melakukan cara mengontrol emosi yang di ajarkan oleh
bapak’
- O : klien menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
4. Rabu, 13 Juli 2016 S : klien mengatakan ‘’ Pak Munir, saya hari ini melakukan tarik napas dalam 2x pak’’
O : klien dapat mempraktekkan cara menarik napas dalam

A : Resiko perilaku kekerasan

P:

- Evaluasi kegiatan yang lalu SP 1, 2, 3, dan 4


- Dorong klien untuk melakukan cara yang di ajarkan
I:

- Mengevaluasi kegiatan yang lalu SP 1, 2, 3, dan 4


- Mendorong klien untuk melakukan cara yang diajarkan meminta dengan baik, spiritual dan
minum obat
E:

- S : Klien mengatakan ‘’ Pak Munir, saya latihan tarik napas dalam 3 x sehari’’
- O : Klien dapat mempraktekkan tarik napas dalam

5. Kamis, 14 Juli 2016 S : klien mengatakan ‘’ Pak Munir, selama disini saya sudah teratur minum obat. Saya minum 3 x
sehari obatnya terdiri dari satu tablet cpz yang berwarna oranye. satu tablet haloperidol yang
berwarna pink dan satu tablet arkine yang berwarna putih.
O : Klien menyebutkan berapa banyak jumlah dan warna obat yang diminum dan berapa kali sekali
diminumnya

A : Resiko perilaku kekerasan

P:

- Evaluasi kegiatan harian klien


- Motivasi klien berlatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat
I:

- Mengevaluasi kegiatan harian klien


- Evaluasi SP 1, 2, 3 dan SP 4.
- Memotivasi klien untuk rutin berlatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara patuh
minum obat
E:

- S: Klien mengatakan ‘’ setiap hari saya sudah teratur minum obat Pak.’’
- O: klien tampak tenang, ada kontak mata dengan perawat.

6 Jumat, 15 Juli 2016 S : Klien mengatakan, “Aku sudah belajar memukul bantal dan tarik napas dalam serta beristighfar
jika emosi mulai ada.”

O: Klien memperagakan cara pukul bantal, tarik napas dalam dan beristighfar.

A: Resiko perilaku kekerasan

P:

1. Evaluasi SP 1, 2, 3, dan 4.
2. Dorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan
I:
1. Mengevaluasi dari SP 1, 2, 3 dan 4.
2. Mendorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan yaitu , tarik napas dalam, pukul
bantal, meminta dengan baik dan spiritual serta minum obat teratur
E:

S: Klien mengatakan sudah melakukan cara yang diajarkan

O: Klien tampak bagus memperagakan cara yang sudah diajarkan


7 Sabtu, 16 Juli 2016 S: ‘’Selama di rumah aku sering marah-marah, dikarenakan keluarga lambat menyiapkan makan
siang. Biasanya aku cuma bicara dengan nada yang keras, memukul ke meja.”

O: Klien mampu menyebutkan penyebab klien marah dan mengetahui kerugian dari perilaku kekerasan

A: Resiko perilaku kekerasan

P:

1. Evaluasi jadwal harian klien


2. Latih kemampuan klien dalam mengingat cara yang sudah di ajarkan
3. Anjurkan klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan yaitu mengenal masalah, napas
dalam dan pukul bantal, meminta dengan baik, spiritual, dan patuh minum obat.
I:

1. Mengevaluasi jadwal harian klien


2. Melatih kemampuan klien dalam Tarik napas dalam dan pukul bantal, meminta dengan baik,
berkata ‘’istighfar’’dan mengingatkan minum obat dan agar patuh meminumnya.
E: S:

- Klien mengatakan, “Aku sudah bisa melakukan cara tarik napas dalam dan memukul
bantal.”
O:

- Klien telah mampu melakukan cara napas dalam, memukul bantal dan klien
memperagakannya.
- Klien tampak tenang dan kooperatif.
- Ada kontak mata dengan perawat.
8 Senin, 18 Juli 2016 S : Klien mengatakan, “Aku akan melakukan cara mengontrol emosi apabila ada perasaan kesal
dengan seseorang.”

O:

Klien saat ini belum berlatih cara mempraktekkan mengontrol emosi

A: Resiko perilaku kekerasan

P: Dorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan

I: Mendorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan yaitu , tarik napas dalam, pukul
bantal, meminta dengan baik dan spiritual serta minum obat teratur.
E:

S: Klien mengatakan sudah melakukan cara yang diajarkan

O: Klien tampak bagus memperagakan cara yang sudah diajarkan


9 Selasa, 19 Juli 2016 S : Klien mengatakan, “lebih kurang 1 minggu lagi aku pulang dan dijemput oleh keluarga. Klien
mengatakan akan melakukan apa yang sudah diajarkan.”

O: Klien memperagakan cara pukul bantal, tarik napas dalam, meminta, menolak dan mengatakan
perasaan tidak suka dengan baik.

A: Resiko perilaku kekerasan

P:

1. Evaluasi SP 1, dan SP 2
2. Dorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan
I:

1. Mengevaluasi dari SP 1 dan SP2


2. Mendorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan yaitu , Tarik napas dalam, pukul
bantal, meminta dengan baik dan spiritual serta minum obat teratur
E:

S: Klien mengatakan sudah melakukan cara yang diajarkan


O: Klien tampak bagus memperagakan cara tarik napas dalam dan memukul bantal
10 Rabu, 20 Juli 2016 S : Klien mengatakan, “sudah belajar bagaimana cara mengontrol emosi dengan cara memukul bantal
dan tarik napas dalam, berbicara dengan baik serta beristighfar jika emosi mulai ada.”

O: Klien tampak memperagakan cara pukul bantal dan Tarik napas dalam, pukul bantal, meminta
dengan baik dan spiritual dengan menyebut “Astaghfirullah”

A: Resiko perilaku kekerasan

P:

1. Evaluasi SP 1, 2, dan 3.

2. Dorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan

I:

1. Mengevaluasi dari SP 1 sampai 3

2. Mendorong klien untuk melakukan cara yang sudah di ajarkan yaitu , Tarik napas dalam, pukul
bantal, meminta dengan baik dan spiritual.

E:

S: Klien mengatakan sudah melakukan cara yang diajarkan

O: Klien tampak bagus memperagakan cara yang sudah diajarkan


11 Kamis, 21 Juli 2016 S : Klien mengatakan, “Aku sudah mengetahui tanda dan gejala dari perilaku kekerasan dan bagaimana
cara megontrol emosi yang baik.”

O:

klien tampak tenang, kontak mata baik, klien dapat menyebutkan penyebab klien marah dan bagaimana
cara mengontrol emosi dengan cara tarik napas dalam, memukul bantal, meminta, menolak dan
mengatakan sesuatu yang tidak disukai dengan baik, dengan cara spiritual, dan rutin minum obat.
A : Resiko perilaku kekerasan
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Evaluasi SP1 sampai SP4
- Latih kemampuan klien mengenal dan mengetahui penyebab dan identifikasi perilaku
kekerasan yang mungkin klien lakukan
- Anjurkan melakukan latihan tarik napas dalam memukul bantal
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam mengenal penyebab dan akibat perilaku kekerasan
- Menganjurkan melakukan latihan tarik napas dalam, memukul bantal, meminta dengan baik,
mengatakan istighfar dan rutin minum obat
E:

S : klien mengatakan akan melakukan latihan mengontrol emosi yang sudah diajarkan
O:
- Klien dapat memperagakan tarik napas dalam dan latihan memukul bantal
- Klien dapat mengucapkan bagaimana kalimat cara meminta dengan baik
- Klien dapat mengucapkan kalimat istigfar
- Klien menyebutkan berapa banyak jumlah dan warna obat yang diminum dan berapa kali
sekali diminumnya
- Klien rileks, ada kontak mata dengan perawat.

3. Risiko Isolasi Sosial

DIAGNOSA
NO HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

1. Senin, 27 Juni Risiko Isolasi Sosial Membina hubungan saling percaya dengan S :
2016 mengungkapkan prinsip komunikasi teraupetik:
- “Wa’alaikumsalam, selamat pagi”
1. Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun - ”Bapak “R”, biasa dipanggil “R”
nonverbal - “baik, tidurnya nyenyak aja ”
“Assalamu’alaikum, selamat pagi bapak” - Klien mengatakan ‘’iya Pak’’ saat di Tanya
kesediaan klien untuk berbicara
2. Memperkenalkan diri dengan sopan “Sebelumnya
- “Sebelumnya, aku lebih suka bediam
perkenalkan nama saya Misbachul Munirul
(tinggal) di rumah saja. Koler (males) keluar
Ehwan, biasa dipanggil Munir, saya mahasiswa
rumah.”
DIV keperawaant dari Poltekkes Banjarbaru.”
3. Menanyakan nama lengkap klien dan nama O:
panggilan yang disukai klien“Kalau boleh tau
- Klien kooperatif.
nama bapak siapa ya? Sukanya dipanggil
- Ada kontak mata dengan perawat.
siapa?”
- klien tampak mau berjabat tangan, menyebut
4. Menanyakan keadaan klien
nama, menjawab salam, mau berdampingan
‘’Bagaimana perasaan Bapak R hari ini? Gimana
duduk, mau mengatakan masalah yang
tidurnya tadi malam pak?’’
dihadapi
5. Menanyakan kesediaan klien untuk berinteraksi, A: Bina hubungan saling percaya terjalin
menyepakati tempat dan lama interaksi ‘’ apa
P: Lanjutkan intervensi SP 1 risiko isolasi sosial
bapak bersedia berbicara dengan saya disini
sekitar 10 – 15 menit ?’’
6. Menjelaskan tujuan pertemuan“ Jadi, tujuan saya
datang ke bapak R adalah untuk berkenalan
dengan bapak. Dalam hal ini saya bertugas untuk
membantu proses pengobatan bapak, jadi kalau
bapak ada keluhan nanti bilang aja ya pak ke
saya, karena selama 3 minggu kedepan saya
yang akan merawat bapak R’
7. Menanyakan keluhan utama klien dan
menyepakati masalah klien
“ Kalau saya boleh tau, kemaren bapak masuk
rumah sakit ini karena apa Pak R?”

“Nah, jadi bapak kesini karena bapak suka


berdiam diri di rumah, males keluar dan
berbicara ke orang lain.”

8. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya


“Baik Pak R, bagaimana kalau besok jam 13.30
pagi, mungkin sekitar 10-15 menit kita
berbincang-bincang lagi pak? Untuk tempatnya
bapak mau dimana? Di kursi ini ya, kita nanti
akan membahas tentang keuntungan dan
kerugian jika tidak berinteraksi dan cara
berkenalan dengan orang lain.
2. Selasa, 28 Juni Risiko Isolasi Sosial SP 1 S:
- “Ya kada papa ae (tidak apa-apa), males
2016
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, “Apa saja keluar rumah, panas.”
yang membuat Bapak R tidak mau bergaul dengan - “Sulit kalau mau minta tolong.”
- “Bisa ngobrol, dan bisa minta tolong.”
orang lain?”
O:
“Apakah karena sikap atau perilaku orang lain
terhadap bapak? Atau ada alasan lain?” - Klien tenang
2. Mendiskusikan tentang kerugian tidak berinteraksi - Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin
dengan orang lain, “Menurut bapak R, apakah
bergaul, kerugian dan keuntungan
kerugian kalau kita tidak punya teman?”
mempunyai teman yang banyak.
3. Mendiskusikan tentang keuntungan berinteraksi
dengan orang lain, “Menurut bapak R, apa
keuntungan kalau kita punya banyak teman?” A:

4. Mengevaluasi pasien, “Bagaimana perasaan - Klien mampu menyebutkan penyebab

bapak R setelah kita bercakap-cakap?” tidak ingin bergaul, kerugian dan

“Coba bapak R sebutkan lagi penyebab bapak R keuntungan mempunyai teman yang

tidak ingin bergaul dengan orang lain!” banyak.


P:
“Coba bapak R sebutkan apa kerugian dan - lanjutkan intervensi SP 1, cara berkenalan
keuntungan mempunyai teman!” dengan orang lain.
5. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah mengetahui apa kerugian
dan keuntungan mempunyai teman, bagaimana
kalau selanjutnya kita belajar bagaimana cara
bergaul dengan orang lain? , mungkin besok jam
11.30 waktunya sekitar 10-15 menit, tempatnya
mungkin di kursi seperti ini ya pak, apa bapak
bersedia?”
3. Rabu, 29 Juni Risiko Isolasi Sosial SP 1 S:
- “Kemaren kita bapandiran (berbicara)
2016
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu SP 1 (penyebab tentang penyebab kada hakun (tidak mau)
tidak ingin bergaul, keuntungan punya teman dan berteman, kerugian tidak punya teman
kerugian tidak punya teman), ‘’Apakah bapak R dan keuntungan jika mempunyai teman.”
masih ingat apa yang kita pelajari kemarin ? coba O:
- Ada kontak mata dengan perawat
Bapak R sebutkan.” - Klien mampu memulai pembicaraan
2. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu - Klien menjelaskan kembali penyebab
orang, “Begini Pak R, untuk berkenalan dengan tidak ingin bergaul, keuntungan punya
orang lain, sebutkan dulu nama lengkap kita dan teman dan kerugian tidak punya teman.
nama panggilan yang kita sukai. Contohnya, - Klien berkenalan dengan satu orang.
nama saya Misbachul Munirul Ehwan, senng
dipanggil Munir.” A:
“Selanjutnya, Bapak R menanyakan nama orang
yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama - Klien mampu berkenalan dengan satu

bapak siapa? Senang dipanggil apa?” orang.


“Coba bapak R praktikkan. Misalnya saya belum
kenal dengan bapak R. Coba bapak berkenalan P:

dengan saya!” - Evaluasi SP 1 isolasi sosial


“Nah, setelah bapak R berkenalan dengan orang - lanjutkan intervensi SP 2 isolasi social,
tersebut, bapak R bias melanjutkan pembicaraan berkenalan dengan dua orang atau lebih.
tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya
tentang hobi, keluarga, pekerjaan, alamat, dan
sebagainya.”
3. Perawat memberikan reinforcement ‘’ bagus pak,
bapak R sudah bias mempraktikkan cara
berkenalan dengan baik.”
4. Mengevaluasi pasien, “Bagaimana perasaan
bapak R setelah latihan cara berkenalan dengan
orang lain hari ini?”
“Coba bapak R peragakan lagi cara berkenalan
dengan orang lain.”
5. Dorong klien untuk memasukkan latihan
berkenalan dengan orang lain dalam jadwal
kegiatan harian, “Dalam seminggu ini, coba
bapak R bercakap-cakap dengan teman-teman
yang ada disini yang selama ini belum kenal!”
6. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa berkenalan dengan 1
orang, dipertemuan selanjutnya kita akan
membahas tentang cara berkenalan dengan 2
orang atau lebih. Mungkin besok selesai makan
siang sekitar jam 11.30 waktunya 10-15 menit
tempatnya bapak mau dimana? Bagaimana kalau
di teras seperti sekarang ini, apa bapak
bersedia?”

4. Kamis, 30 Juni Risiko Isolasi Sosial SP 2 S:


- Kemaren kita belajar tentang cara
2016
1. Mengevaluasi SP 1, latihan berkenalan dengan berkenalan dengan 1 orang”
satu orang”, Apa bapak R masih ingat apa yang O:
- Ada kontak mata dengan perawat
sudah saya ajarkan kemarin bagaimana cara - Klien mampu memulai pembicaraan.
berkenalan dengan orang lain? coba bapak R - Klien mampu menjelaskan kembali
peragakan!‘’ penyebab tidak ingin bergaul, keuntungan
2. Perawat memberi reinforcement ‘’ bagus bapak, punya teman dan kerugian tidak punya
bapak bisa mengingatnya’’ teman, dan dapat berkenalan dengan satu
3. Melatih cara berkenalan dengan dua orang atau
orang.
lebih ‘’ Nah, selanjutnya kita akan belajar - Klien mampu berkenalan dengan dua
berkenalan dengan dua orang atau lebih. orang.
Kemarin kita belajar cara berkenalan dengan A:
- Klien mampu berkenalan dengan 2 orang.
satu orang saja, sekarang kita akan berkenalan P:
dengan dua orang atau lebih. Caranya tetap - Evaluasi SP 1, dan SP 2 isolasi sosial.
- lanjutkan intervensi SP 3 isolasi sosial,
seperti kemarin ya bapak R, seperti menyebutkan
berbincang dengan orang lain.
nama lengkap bapak, nama panggilan kesukaan
bapak, hobi, alamat bapak. Sekarang kita coba
ya pak R, kita berkenalan dengan dua orang
teman saya.”
4. Perawat memberi reinforcement ‘’ Wah, bagus
bapak R, bapak bisa melakukannya dengan
baik.”
5. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa berkenalan dengan 2
orang teman saya, dipertemuan selanjutnya kita
akan membahas tentang cara berbincang kepada
orang lain. Mungkin besok pagi sekitar jam
09.20 waktunya 10-15 menit, tempatnya bapak
mau dimana? Bagaimana kalau di teras seperti
sekarang ini, apa bapak bersedia?”

5 Jumat, 1 Juli 2016 Risiko Isolasi Sosial SP 3 S:


- “Kemarin kita belajar tentang cara
1. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya SP 1, dan SP berkenalan dengan 1 orang dan 2 orang
2, ‘’Apa bapak R masih ingat apa yang kita atau lebih”
pelajari kemarin coba bapak sebutkan dan O:
praktikkan ‘’
2. Perawat memberikan reinforcement ‘’ iya betul - Klien berbicara dengan orang lain.
- Ada kontak mata dengan perawat.
pak bagus sekali’’
3. Melatih klien cara berbincang dengan orang lain, A :
“Nah, selanjutnya seperti janji kita di pertemuan
- Klien mampu berbicara dengan orang lain
sebelumnya hari ini saya akan mengajarkan cara P:
berbincang dengan orang lain. Baiklah bapak R,
- Evaluasi SP1, SP2, dan SP 3
bagaimana jika kita latihan bercakap-cakap
dengan teman saat melakukan kegiatan harian,
misal saat merapikan kamar. Dengan siapa bapak
R ingin didampingi? Dengan Tn. T? Baiklah pak,
kegiatannya merapikan tempat tidur dan menyapu
kamar tidur ya Pak.”
4. Berikan reinforcement
‘’ Nah, bapak R bagus, sudah bisa berbicara
dengan orang lain.”
5. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak R setelah
berkenalan dan berbicara dengan teman sekamar
bapak R?
6. Dorong klien untuk memasukkan latihan
mengontrol halusinasi dengan cara aktivitas harian
terjadwal ke dalam jadwal kegiatan hariannya,
“Baiklah bapak R, selanjutnya bapak R bisa
menambah orang yang bapak kenal. Atau bapak
bisa ikut kegiatan misal bersih-bersih saat selesai
makan.
7. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa berbincang dengan
orang lain, dipertemuan perawat Munir ingin
melihat bapak R berkenalan dengan orang lain
yang belum bapak kenal. Mungkin besok pagi
sekitar jam 09.00 waktunya 10-15 menit,
tempatnya bapak mau dimana? Bagaimana kalau
di teras seperti sekarang ini, apa bapak
bersedia?”

Catatan Perkembangan Diagnosa Risiko Isolasi Sosial

No. Hari, Tanggal Evaluasi


1. Sabtu, 2 Juli 2016 S: “Ya kada papa ae (tidak apa-apa), males saja keluar rumah, panas.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai teman
yang banyak.
- Klien dapat berkenalan dengan teman sekamar.

A : Klien mampu menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai
teman yang banyak serta dapat berkenalan dengan teman sekamar.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan punya teman
dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan.
- Anjurkan untuk berkenalan dengan teman jika ada yang belum dikenal.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan
punya teman dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berkenalan dengan teman jika ada yang belum dikenal.
E:

S : “Aku sudah dapat berkenalan dengan kawan sekamar.”


O:
- Klien dapat berkenalan dengan satu orang.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
2 Senin, 11 Juli 2016 S: “Semalam (kemarin) aku sudah kenalan dengan kawan sekamar.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai teman
yang banyak.
- Klien dapat berkenalan dengan teman sekamar.
- Klien berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

A : Klien mampu berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan punya teman
dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan, berkenalan dengan 1 orang dan lebih.
- Anjurkan untuk berkenalan dengan Mahasiswa Keperawatan yang berdinas di Ruang Yakut.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam berkenalan dengan orang lain.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berkenalan dengan Mahasiswa Keperawatan yang berdinas di Ruang
Yakut.
E:

S : “Aku sudah dapat berkenalan Mahasiswa Keperawatan kemarin.”


O:
- Klien dapat berkenalan dengan 2 orang atau lebih.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
3 Selasa. 12 Juli 2016 S: “Semalam (kemarin) aku sudah kenalan dengan Mahasiswa Keperawtan.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien dapat berkenalan dengan Mahasiswa Perawat dengan baik.

A : Klien mampu berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Anjurkan untuk berbincang dengan kawan yang lain.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam berkenalan dengan orang lain.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berbincang dengan kawan yang lain.
E:

S : “Aku sudah bepandiran (berbincang) lawan (dengan) kakawanan (teman-teman) di sini.


O:
- Klien dapat berbincang dengan orang lain.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
4 Rabu, 13 Juli 2016 S: “Ya kada papa ae (tidak apa-apa), males saja keluar rumah, panas. Nyamanan (lebih enak) di
rumah.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai teman
yang banyak.
- Klien dapat berkenalan dengan teman di kamar sebelah.

A : Klien mampu menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai
teman yang banyak serta dapat berkenalan dengan temah di kamar sebelah.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan punya teman
dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan.
- Anjurkan untuk berkenalan dengan teman jika ada yang belum dikenal.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan
punya teman dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berkenalan dengan teman jika ada yang belum dikenal.
E:

S : “Aku sudah dapat berkenalan dengan kawan di kamar sebelah.”


O:
- Klien dapat berkenalan dengan satu orang.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
5 Kamis, 14 Juli 2016 S: “Semalam (kemarin) aku sudah kenalan dengan kawan di kamar sebelah.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai teman
yang banyak.
- Klien dapat berkenalan dengan teman di kamar sebelah.
- Klien berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

A : Klien mampu berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan punya teman
dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan, berkenalan dengan 1 orang dan lebih.
- Anjurkan untuk berkenalan dengan Mahasiswa Keperawatan yang berdinas di Ruang Yakut.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam berkenalan dengan orang lain.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berkenalan dengan Mahasiswa Keperawatan yang berdinas di Ruang
Yakut.
E:

S : “Aku sudah dapat berkenalan Mahasiswa Keperawatan kemarin.”


O:
- Klien dapat berkenalan dengan 2 orang atau lebih.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
6 Jumat, 15 Juli 2016 S: “Semalam (kemarin) aku sudah kenalan dengan 'Mahasiswa Keperawtan.”
“Aku sudah bisa berbincang dengn perawat yang berjaga di sini.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien dapat berkenalan dengan Mahasiswa Perawat dengan baik.

A : Klien mampu berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Anjurkan untuk berbincang dengan kawan yang lain.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam berkenalan dengan orang lain.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berbincang dengan kawan yang lain.
E:

S : “Aku sudah bepandiran (berbincang) lawan (dengan) kakawanan (teman-teman) dan


perawat yang berjaga di sini.”
O:
- Klien dapat berbincang dengan orang lain.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
7 Sabtu, 16 Juli 2016 S: “Ya kada papa ae (tidak apa-apa), males saja keluar rumah, panas. Nyamanan (lebih enak) di
rumah.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai teman
yang banyak.
- Klien dapat berkenalan dengan teman di kamar sebelah.
A : Klien mampu menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai
teman yang banyak serta dapat berkenalan dengan temah di kamar sebelah.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keuntungan punya
teman dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan.
- Anjurkan untuk berkenalan dengan teman jika ada yang belum dikenal.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan
punya teman dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berkenalan dengan teman jika ada yang belum dikenal.
E:

S : “Aku sudah dapat berkenalan dengan kawan di kamar sebelah.”


O:
- Klien dapat berkenalan dengan satu orang.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
8 Senin, 18 Juli 2016 S: “Semalam (kemarin) aku sudah kenalan dengan kawan di kamar sebelah .”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai teman
yang banyak.
- Klien dapat berkenalan dengan teman di kamar sebelah.
- Klien berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

A : Klien mampu berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan punya teman
dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan, berkenalan dengan 1 orang dan lebih.
- Anjurkan untuk berkenalan dengan Mahasiswa Keperawatan yang berdinas di Ruang Yakut.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam berkenalan dengan orang lain.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berkenalan dengan Mahasiswa Keperawatan yang berdinas di Ruang
Yakut.
E:

S : “Aku sudah dapat berkenalan Mahasiswa Keperawatan kemarin.”


O:
- Klien dapat berkenalan dengan 2 orang atau lebih.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
9 Selasa, 19 Juli 2016 S: “Semalam (kemarin) aku sudah kenalan dengan 'Mahasiswa Keperawtan.”
“Aku sudah bisa berbincang dengn perawat yang berjaga di sini.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien dapat berkenalan dengan Mahasiswa Perawat dengan baik.
A : Klien mampu berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Anjurkan untuk berbincang dengan kawan yang lain.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam berkenalan dengan orang lain.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berbincang dengan kawan yang lain.
E:

S : “Aku sudah bepandiran (berbincang) lawan (dengan) kakawanan (teman-teman) dan


perawat yang berjaga di sini.”
O:
- Klien dapat berbincang dengan orang lain.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
10 Rabu, 20 Juli 2016 S: “Lebih suka bediam di rumah, koler (males) keluar rumah.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai teman
yang banyak.
- Klien dapat berkenalan dengan Tn. U.

A : Klien mampu menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai
teman yang banyak serta dapat berkenalan dengan temah di kamar sebelah.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan punya teman
dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan.
- Anjurkan untuk berkenalan dengan teman jika ada yang belum dikenal.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan
punya teman dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berkenalan dengan teman jika ada yang belum dikenal.
E:

S : “Aku sudah dapat berkenalan dengan Tn. U.”


O:
- Klien dapat berkenalan dengan satu orang.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
11 Kamis, 21 Juli 2016 S: “Semalam (kemarin) aku sudah kenalan dengan Tn. U.”
O:
- Ada kontak mata dengan perawat
- Klien menyebutkan penyebab tidak ingin bergaul, kerugian dan keuntungan mempunyai teman
yang banyak.
- Klien dapat berkenalan dengan teman di kamar sebelah.
- Klien berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.

A : Klien mampu berkenalan dengan Mahasiswa perawat yang berdinas di Ruang Yakut.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien mengidentifikasi penyebab tidak ingin bergaul, keutungan punya teman
dan kerugian jika tidak punya teman dan berkenalan, berkenalan dengan 1 orang dan lebih.
- Anjurkan untuk berkenalan dengan Mahasiswa Keperawatan yang berdinas di Ruang Yakut.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam berkenalan dengan orang lain.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan untuk berkenalan dengan Mahasiswa Keperawatan yang berdinas di Ruang
Yakut.
E:

S : “Aku sudah dapat berkenalan Mahasiswa Keperawatan kemarin.”


O:
- Klien dapat berkenalan dengan 2 orang atau lebih.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.

4. Risiko Harga Diri rendah


DIAGNOSA
NO HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

1. Senin, 27 Juni Risiko Harga Diri Membina hubungan saling percaya dengan S :
2016 Rendah mengungkapkan prinsip komunikasi teraupetik:
- “Wa’alaikumsalam, selamat pagi”
1. Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun - ”Bapak “R”, biasa dipanggil “R”
nonverbal - “baik, tidurnya nyenyak aja ”
“Assalamu’alaikum, selamat pagi bapak” - Klien mengatakan ‘’iya Pak’’ saat di Tanya
kesediaan klien untuk berbicara
2. Memperkenalkan diri dengan sopan “Sebelumnya
- “Selama di rumah, aku lebih suka berdiam
perkenalkan nama saya Misbachul Munirul
di rumah, jarang keluar rumah. Aku kada
Ehwan, biasa dipanggil Munir, saya mahasiswa
(tidak) bagawi (bekerja) algi, karena
DIV keperawatan dari Poltekkes Banjarbaru.”
penyakit ku ini. Aku ini orang yang capat
3. Menanyakan nama lengkap klien dan nama
(cepat) lapah (capek).”
panggilan yang disukai klien“Kalau boleh tau
O:
nama bapak siapa ya? Sukanya dipanggil
siapa?” - Klien kooperatif
4. Menanyakan keadaan klien - Klien kadang-kadang terlihat menunduk.
‘’Bagaimana perasaan Bapak R hari ini? Gimana - Ada kontak mata dengan perawat.
tidurnya tadi malam pak?’’ - klien tampak mau berjabat tangan, menyebut
nama, menjawab salam, mau berdampingan
5. Menanyakan kesediaan klien untuk berinteraksi,
duduk, mau mengatakan masalah yang
menyepakati tempat dan lama interaksi ‘’ apa dihadapi
bapak bersedia berbicara dengan saya disini A: Bina hubungan saling percaya terjalin
sekitar 10 – 15 menit ?’’
P: Lanjutkan intervensi SP 1 resiko harga diri
6. Menjelaskan tujuan pertemuan“ Jadi, tujuan saya
rendah
datang ke bapak R adalah untuk berkenalan
dengan bapak. Dalam hal ini saya bertugas untuk
membantu proses pengobatan bapak, jadi kalau
bapak ada keluhan nanti bilang aja ya pak ke
saya, karena selama 3 minggu kedepan saya
yang akan merawat bapak R’
7. Menanyakan keluhan utama klien dan
menyepakati masalah klien
“ Kalau saya boleh tau, kemaren bapak masuk
rumah sakit ini karena apa Pak R?”

8. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya


“ Baik Pak R, bagaimana kalau besok jam 13.40
pagi, mungkin sekitar 10-15 menit kita
berbincang-bincang lagi pak? Untuk tempatnya
bapak mau dimana? Di kursi ini ya , kita nanti
akan membahas tentang halusinasi dan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
2. Selasa, 28 Juni Risiko Harga Diri SP 1 S:
- “Biasanya aku membersihkan tempat
2016 Rendah
1. Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki tidur saja.”
“Apa saja kegiatan yang Bapak R lakukan setiap - “Merapikan rumah lawan (dan) mencuci
hari? Menurut bapak R kegiatan apa yang pakaian.”
- “Tanggapannya baik.”
sebenarnya ingin bapak R lakukan tetapi belum - “Perasaan ku senang.”
dapat dilakukan saat ini? Dapatkah bapak R - “Membersihkan rumah dulu, baru
menyebutkan? Bagaimana dengan kegiatan mencuci pakaian.”
merapikan rumah? Baik sekali pak, sudah dapat
O:
menyebutkan kegiatan sehari-hari yang
sebenarnya dapat bapak R lakukan.” - Klien tenang
- Ada kontak mata dengan perawat
“Bagaimana tanggapan keluarga saat bapak
- Klien mendemonstrasikan kegiatan
melakukan kegiatan tersebut? Bentuk dukungan
pertama, membersihkan rumah.
apa yang bapak R harapkan? Bagaimana
A:
perasaan bapak R dengan adanya dukungan dari
- Klien mampu mendemonstrasikan
keluarga? Ya! Ternyata bapak R harus bersyukur
kegiatan pertama, yaitu membersihkan
keluarga sangat mendukung bapak R.”
rumah.
2. Membantu klien agar mampu memilih dan P:
menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan, - Evaluasi SP 1
- lanjutkan intervensi SP 2 harga diri rendah
“Nah, bapak R, tadi bapak R sudah menyebutkan
kemampuan yang bapak R miliki. Bagaimana melatih kemampuan yang kedua
kalau dari 2 kegiatan tersebut bapak R pilih yang
akan bapak R lakukan terlebih dahulu? Baik
sekali apa yang telah bapak R tetapkan sebagai
kegiatan yang akan dilakukan.”
3. Melatih 1 kegiatan klien yang sudah dipilih,
“Bagaimana kalau bapak R menyebutkan 1
kegiatan beserta langkah-langkahnya, dan begitu
selanjutnya. Bagaimana kalau bapak R
menyebutkan dan saya membantu mencatatnya.
Baik! Ternyata cukup banyak langkah-langkah
kegiatan yang bapak R ingat.”
“Coba bagaimana kalau bapak R demontrasikan
kegiatan pertama ini!”
“Bagus sudah baik apa yang bapak R lakukan! “
4. Menganjurkan klien memasukkan 1 kegiatan
harian dalam jadwal kegiatan harian, “Nanti,
setiap hari bapak R lakukan ya kegiatan tersebut.
Bagaimana kalau kita buat jadwal kegiatannya..
Mau jam berapa saja?
5. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
“Nah, bapak R sudah bisa mendemonstrasikan 1
kegiatan yang bapak R pilih, bagaimana kalau
besok kita bertemu lagi untuk
mendemonstrasikan kegiatan yang ke dua?
mungkin besok jam 11.40 waktunya sekitar 10-15
menit, tempatnya mungkin di kursi seperti ini ya
pak, apa bapak bersedia?”

3 Rabu, 29 Juni Risiko harga diri SP 2 S:


- “Mengidentifikasi kegiatan yang mampu
2016 rendah
1. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya SP 1, ‘’apa aku lakukan.”
bapak masih ingat apa yang kita pelajari kemarin
coba bapak sebutkan dan peragakan ‘’ O:
2. Perawat memberikan reinforcement ‘’ iya betul
- Klien menyebutkan dan
pak bagus sekali’’
3. Melatih kemampuan klien yang kedua, “Nah, mendemonstrasikan cara membersihkan
selanjutnya seperti janji kita di pertemuan rumah.
- Klien menyebutkan dan
sebelumnya hari ini saya akan melatih
mendemonstrasikan cara mencuci pakaian.
kemampuan kedua bapak R, yaitu mencuci baju.”
- Ada kontak mata dengan perawat.
“Bagaimana kalau bapak R menyebutkan
- Klien kooperatif.
langkah-langkah saat hendak mencuci baju.
Bagaimana kalau bapak R menyebutkan dan saya
membantu mencatatnya.” A:
“Coba bagaimana kalau bapak R demontrasikan
- Klien mampu menyebutkan dan
kegiatan kedua ini!”
mendemonstrasikan cara mencuci pakaian.
4. Berikan reinforcement
‘’ Nah, iya bapak, bagus seperti itu.” P:
5. Menganjurkan klien memasukkan 1 kegiatan
- Monitoring kegiatan SP 1 dan SP 2 harga
mingguan dalam jadwal kegiatan mingguan,
diri rendah
“Nanti, kalau bapak sudah di rumah, setiap
minggu bapak R lakukan ya kegiatan tersebut.
Sebab, selama di rumah sakit pakaian dicucikan
di “laundry” RS.
6. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya,
“Baik Pak R, jadi kita dalam beberapa hari ini
sudah berlatih terkait kegiatan yang mampu
bapak R lakukan. Besok perawat Munir ingin
melihat lagi apakah bapak R sudah melakukan
kegitaan harian yang pertama atau belum.
Bagaimana kalau besok jam 09.00 pagi, mungkin
sekitar 10-15 menit kita berbincang-bincang lagi
pak? Untuk tempatnya bapak mau dimana? Di
kursi ini ya. Wassalamu’alaikum.”
Catatan Perkembangan Diagnosa Risiko Harga Diri Rendah

No. Hari, Tanggal Evaluasi

1. Kamis, 30 Juni 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur.”
O:

- Klien kooperatif
- Ada kontak mata dengan perawat.
- Klien mau berjabat tangan, menyebut nama, menjawab salam, mau berdampingan duduk, mau
mengatakan masalah yang dihadapi
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:

S : “Aku sudah membersihkan tempat tidur tadi pagi. InsyaAllah akan digawi (dilakukan)
setiap hari.”
O:
- Klien dapat melakukan kemampuan yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
2 Jumat, 1 Juli 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur. Menyapu lantai kamar.”
O:

- Klien kooperatif
- Ada kontak mata dengan perawat.
- Klien dapat membersihkan tempat tidur dan menyapu lantai.
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:

S : “Aku sudah membersihkan tempat tidur tadi pagi dan menyapu lantai.”
O:
- Klien dapat melakukan kemampuan yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
3 Sabtu. 2 Juli 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur.”
O:

- Klien kooperatif
- Ada kontak mata dengan perawat.
- Klien membersihkan tempat tidur.
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:

S : “Aku sudah membersihkan tempat tidur tadi pagi. InsyaAllah akan digawi (dilakukan)
setiap hari.”
O:
- Klien dapat melakukan kemampuan yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
4 Senin, 11 Juli 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur. Tidak mencuci baju, karena dibawa ke laundry
rumah sakit.”
O:

- Klien kooperatif
- Ada kontak mata dengan perawat.
- Klien dapat membersihkan tempat tidur.
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:

S : “Aku sudah membersihkan tempat tidur tadi pagi.”


O:
- Klien dapat melakukan kemampuan yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
5 Selasa, 12 Juli 2016 S: “Pagi ini aku belum membersihkan tempat tidur, kurang enak badan. Nanti ku bersihkan”
O:

- Klien lesu
- Ada kontak mata dengan perawat.
- Klien belum membersihkan tempat tidur.
- Klien nampak lesu
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:
S : “Pak, Nanti ranjangnya akan saya bersihkan”
O:
- Klien dapat melakukan kemampuan yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
6 Rabu, 13 Juli 2016 S: “Pak Munir, pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur.”
O:

- Klien kooperatif
- Klien dapat membersihkan tempat tidur.
- Ada kontak mata dengan perawat
- Nampak klien tidak ada menunduk lagi.

A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.


P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:

S : “Aku sudah membersihkan tempat tidur tadi pagi.”


O:
- Klien dapat melakukan kemampuan pertama yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
7 Kamis, 14 Juli 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur. Menyapu lantai kamar.”
O:

- Klien kooperatif
- Ada kontak mata dengan perawat.
- Klien dapat membersihkan tempat tidur dan menyapu lantai.
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:

S : “Aku sudah membersihkan tempat tidur tadi pagi dan menyapu lantai.”
O:
- Klien dapat melakukan kemampuan yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
8 Jumat 15 Juli 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur, terus membersihkan meja makan.”
O:

- Ada kontak mata dengan perawat.


- Klien membersihkan tempat tidur.
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:
S : “Iya pak, aku akan membersihkan tempat tidur ku setiap hari.
O:
- Klien dapat melakukan kemampuan yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
9 Sabtu, 16 Juli 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur. Tidak mencuci baju, karena dibawa ke laundry
rumah sakit.”
O:

- Klien kooperatif
- Ada kontak mata dengan perawat.
- Klien dapat membersihkan tempat tidur.
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:
S : “Aku sudah membersihkan tempat tidur tadi pagi.”
O:
- Klien dapat melakukan kemampuan pertama yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
10 Senin, 18 Juli 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur.”
O:

- Ada kontak mata dengan perawat.


- Klien belum membersihkan tempat tidur.
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:

S : “Pak, Nanti ranjangnya akan saya bersihkan”


O:
- Klien dapat melakukan kemampuan pertama yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.
11 Selasa, 19 Juli 2016 S: “Pagi ini aku sudah membersihkan tempat tidur.”
O:

- Ada kontak mata dengan perawat.


- Klien belum membersihkan tempat tidur.
A : Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.
P:
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Latih kemampuan klien melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan tempat
tidur.
- Anjurkan untuk melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
I:

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Melatih kemampuan klien dalam melakukan kemampuan yang dimiliki, yaitu membersihkan
tempat tidur.
- Memberikan reinforcement
- Menganjurkan melakukan kemampuan yang dimiliki setiap hari.
E:

S : “Pak, Nanti ranjangnya akan saya bersihkan”


O:
- Klien dapat melakukan kemampuan pertama yang dimiliki.
- Klien rileks dan ada kontak mata dengan perawat.

You might also like