Professional Documents
Culture Documents
Sasaran Pembelajaran
1. Menjelaskan perubahan anatomi dan fisiologi pada manula
2. Menjelaskan gangguan – gangguan akibat perubahan anatomi dan fisiologi pada manula
3. Menjelaskan jenis- jenis Inkontinensia Urin pada manula
4. Menjelaskan faktor resiko terjasinya Inkontinensia Urin pada manula
5. Menjelaskan patofisiologi IU pada manula
6. Menjelaskan cara mendiagnosis dan tatalaksana pada IU
7. Menjelaskan tatalaksana dan rehabilitasi pada IU
Skenario Kasus
Ny. Sari, usia 66 tahun, datang ke Poliklinik RSMP karena sejak 1 minggu yang lalu ia mengalami sulit menahan
BAK yang ditandai dengan keluarnya urine sebelum sampai di kamar mandi. Selain itu, urine sering keluar
sedikit-sedikit jika sedang batuk. Sejak 3 bulan yang lalu Ny sari sering terbangun malam hari ke kamar mandi
untuk BAK. Ny Sari adalah ibu rumah tangga dengan tingkat aktivitas fisik rendah. Akibat gejala ini, Ny Sari
justru menghindari aktivitas diluar rumah misalnya pengajian dan pergi ke pasar.
Riwayat penyakit dahulu : Ny Sari menderita DM dan hipertensi sejak 15 yang lalu, kontrol tidak teratur, minum
obat Metformin 3x1 , captopril 2x12,5 mg dam HCT 1x1
Riwayat kehailan : Ny Sari sudah melahirkan 6 kali spontan cukup bulan
Riwayat menopause : sejak umur 45 tahun
Pemeriksaan fisik : Keadaan umu : compos mentis
Vital sign : TD : 160/90 mmHg; RR : 18 x/menit , Temp : 36,7 O C, HR : 70 x/menit reguler
Pemeriksaan khusus :
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada, jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11 gr%
Diff Count : 1/1/14/58/20/4
Urin rutin : leukosit 1-2 , eritrosit 2-5
Kimia darah : GDS 250 mg/dl, ureum 35 mg/dl, creatinin 1,0 mg/dl, asam urat 4 mg/dl
Leukosit : 9500/ mm3
1
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Identifikasi Masalah
1. Ny. Sari, usia 66 tahun, datang ke Poliklinik RSMP karena sejak 1 minggu yang lalu ia mengalami sulit
menahan BAK yang ditandai dengan keluarnya urine sebelum sampai di kamar mandi. Selain itu, urine sering
keluar sedikit-sedikit jika sedang batuk.
2. Sejak 3 bulan yang lalu Ny sari sering terbangun malam hari ke kamar mandi untuk BAK.
3. Ny Sari adalah ibu rumah tangga dengan tingkat aktivitas fisik rendah. Akibat gejala ini, Ny Sari justru
menghindari aktivitas diluar rumah misalnya pengajian dan pergi ke pasar.
4. Riwayat penyakit dahulu : Ny Sari menderita DM dan hipertensi sejak 15 yang lalu, kontrol tidak teratur,
minum obat Metformin 3x1 , captopril 2x12,5 mg dam HCT 1x1
5. Riwayat kehailan : Ny Sari sudah melahirkan 6 kali spontan cukup bulan
6. Riwayat menopause : sejak umur 45 tahun
7. Pemeriksaan fisik : Keadaan umu : compos mentis
Vital sign : TD : 160/90 mmHg; RR : 18 x/menit , Temp : 36,7 O C, HR : 70 x/menit reguler
Pemeriksaan khusus :
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada, jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, Ekstremitas : dalam batas normal
8. Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11 gr%
Diff Count : 1/1/14/58/20/4
Urin rutin : leukosit 1-2 , eritrosit 2-5
Kimia darah : GDS 250 mg/dl, ureum 35 mg/dl, creatinin 1,0 mg/dl, asam urat 4 mg/dl
Leukosit : 9500/ mm3
Prioritas Masalah
No :
Alasan :
2
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Analisis Masalah
1. Ny. Sari, usia 66 tahun, datang ke Poliklinik RSMP karena sejak 1 minggu yang lalu ia mengalami
sulit menahan BAK yang ditandai dengan keluarnya urine sebelum sampai di kamar mandi. Selain
itu, urine sering keluar sedikit-sedikit jika sedang batuk.
a. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan kasus ?
Jawab :
Jenis kelamin :
Perempuan lebih sering mengalami inkontinensia urin daripada laki-laki dengan perbandingan
1,5:1. Hal ini disebabkan karena perempuan mengalami proses kehamilan, persalinan, menopouse,
serta struktur kandung kemih yang berbeda dengan laki-laki.
Usia
Dari penelitian pada populasi lanjut usia dimasyarakat, didapatkan 7% dari pria dan 12% pada
wanita diatas usia 70 tahun mengalami keluhan sulit menahan BAK atau pengeluaran urine tanpa
disadari. Usia lanjut sering kali memiliki kondisi medic yang dapat mengganggu proses berkemih
yang secara langsung mempengaruhi fungsi saluran berkemih, perubahan status volume dan ekskresi
urie atau gangguan kemampuan untuk ke jamban. Semakin tua usia terjadi perubahan pada struktur
kandung kemih dan otot-otot dasar panggul sehingga pada lanjut usia memiliki risiko untuk tejadi
inkontinensia urine.
3
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
2. Uretra
saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria
Fungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Dinding uretra terdiri dari beberapa lapisan.
Lapisan paling luar adalah otot lurik spinkter urogenital yang juga dikenal dengan sebutan otot
lurik sirkuler, atau muskulus sfingter uretra eksterna atau rhabdosphincter.
Otot lurik ini melingkari selapis tipis otot polos sirkuler yang juga melingkari otot-otot polos
longitudinal. Diantara otot polos dan mukosa terdapat submukosa yang sangat kaya suplai
vaskuler. Musculus rhabdosphincter ini juga merupakan sebagian dari otot-otot dasar panggul.
Pada laki-laki
1. panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
2. Urethra pars Prostatica
3. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
4. Urethra pars spongiosa.
Pada wanita
panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya
sebagai saluran ekskresi (Purnomo, Basuki, 2012).
4
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
5
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
6
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Kapasitas ↓
Kemampuan menahan kencing ↓
Kontraksi involunter ↑
Volume residu pasca berkemih
Pengosongan kandung kemih yang tidak
sempurna
Berkurangnya konsentrasi faktor antiadheren
protein Tamm-Horsfall.
Uretra: Perubahan morfologis
Tekanan penutupan ↓
Tekanan akhiran keluar ↓
Prostat Hiperplasia dan membesar
7
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Mukosa atrofi
Otot melemah
8
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
+
+
Reseptor regang
+ Neuron motoric ke
sfingter eksternus
Saraf parasimpatis
+ -
Tidak kemih
Berkemih
Faktor risiko terjadinya inkontinensia urine adalah kehamilan, umur lanjut, menopause, bedah pelvis dan
kondisi kesehatan pasien itu sendiri seperti gangguan neurologis dan penggunaan obat-obatan.
Melahirkan pervaginam akan meningkatkan risiko inkontinensia tipe stress dan tipe campuran.
Jadi pada kasus, kemungkinan penyebab Ny. Sari sulit menahan BAK yakni dari fakor usia lanjut ,jenis
kelamin seorang wanita , menopause, riwayat kehamilan dan riwayat penggunaan obat-obatan seperti
9
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
HCT dan Captopril kelemahan pada otot dasar panggul kelemahan M.sfingter uretra eksterna
Inkontinensia urine
FR: DM
Sulit menahan
BAK
10
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Jadi pada kasus, makna sejak 1 minggu sulit menahan BAK yang ditandai dengan keluarnya urine
sebelum sampai dikamar mandi menunjukkan Ny Sari telah mengalami inkontinensia urine tipe urgensi.
Dilihat dari waktunya 1 minggu mengindkasikan bahwa penyakit yang dialami masih bersifat akut.
11
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Proses perburukan dapat terjadi akibat gejala tersebut tidak diobati ditambah keadaan fungsional pada
geriatri yang semakin menurun dan memburuk sehingga kekuatan penutupan sfingter uretra eksterna
menurun yang menyebabkan pasien sering tidak dapat menahan BAK sejak 1 miggu yang lalu (perjalanan
timbulnya gejala bersifat progresif)
2. Sejak 3 bulan yang lalu Ny sari sering terbangun malam hari ke kamar mandi untuk BAK.
12
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
a. Bagaimana mekanisme sering terbangun malam hari ke kamar mandi untuk BAK sejak 3 bulan
yang lalu ?
Jawab :
FR: Usia lanjut
FR: DM
Perubaha Perubah Faktor Risiko: Perubah
Bersifat ↑ n VU an
Aktivitas
an otot
osmolaritas uretra dasar
↑kontraksi fisik rendah
panggul
FR: involunter ↑ Riwayat
minum deposit kehamilan ↑ deposit
Dieresis ↓saraf
obat kolagen dan dan
osmotik autonom persalinan
HCT Atrofi kolagen
↑fibrosis & Riwayat jaringan
mukosa
kolagen menopause ikat otot
Menipis
poliuri nya Otot
lapisan melemah
otot
↑Teknan(P)
Intravesica
Aktivitas Kelemahan
Kelemah
m.detrusor ↑ muskulus
an otot
sfingter uretra
↓ kap VU dasar
Dorongan eksterna
panggul
urin klr ↑
Kontrksi VU ≠
trkndli ↑ P intraVU
(Overactiv VU)
nokturia ↓ kap VU Dorongan
urin klr ↑
Sulit menahan
BAK
3. Ny Sari adalah ibu rumah tangga dengan tingkat aktivitas fisik rendah. Akibat gejala ini, Ny Sari
justru menghindari aktivitas diluar rumah misalnya pengajian dan pergi ke pasar.
13
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Jawab :
a. Apa hubungan tingkat aktivitas fisik yang rendah dengan kasus ?
Jawab :
Aktivitas fisik seperti olahraga dapat mengurangi risiko inkontinensia dengan memperkuat otot dasar
pelvis. Aktivitas fisik yang rendah akan menyebabkan melemahnya otot-otot dasar panggul sehingga
semakin rentan terjadinya inkontinensia urin.
Jadi, hubungannya aktivitas fisik yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya inkontinensia urin
4. Riwayat penyakit dahulu : Ny Sari menderita DM dan hipertensi sejak 15 yang lalu, kontrol tidak
teratur, minum obat Metformin 3x1 , captopril 2x12,5 mg dam HCT 1x1
a. Apa hubungan riwayat penyakit dahulu Ny. Sari dengan eluhan saat ini ?
Jawab :
Riwayat penyakit dahulu menderita DM dan hoertensi sejak 15 tahun yang lalu, kontrol tidak teratur;
Diabetus militus ; terdapat hubungan antara Dm dengan terjadinya inkontinensia urine pada kasus
ini
Riwayat penyakit dahulu: DM hiperglikemi melampaui tresh hold absorpsi ginjal
glikosuria dieresis osmotic volume urin ↑ poliuri berisiko mengalami inkontinensia
urin
Hipertensi ; tidak terdapat hubungan antara penyakit hipertensi yang dialami dengan terjadinya
inkontinensia urine
b. Apa hubungan obat yang diminum Ny. Sari dengan keluhan saat ini ?
Jawab :
14
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Toksisitas
Efek toksisitas tersering metformin terjadi disaluran cerna (anoreksia, mual,muntah, rasa tidak nyaman
diabdomen, diare) dan terjadi pada hingga 20% pasien.
Jadi pada kasus, tidak ada hubungan bermakna antara mengonsumsi obat metformin dengan terjadinya
inkontinensia urine. Karena efek toksik yang terjadi pada metformin berhubungan dengan saluran
pencernaan.
15
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Toksisitas
Hipotensi berat dapat terjadi setelah pemberian dosis-dosis awal beberapa penghambat ACE pada pasien
yang hipovolemik akibat diuretik. Efek tak diinginkan lain yang sering ditemukan disemua penghambat
ACE adalah gagal ginjal akut, hiperkalemia, batuk kering yang kadang disertai mengi dan angioedema.
Jadi pada kasus, ada hubungan antara mengonsumsi obat captopril dengan terjadinya inkontinensia
urine. Karena efek toksis yang terjadi pada obat captopril salah satunya batuk. Batuk dapat meningkatkan
tekanan intraabdomen sehingga dapat memperberat keadaan inkontinensia urine.
Hidroklorotiazid (HCT)
Mekanisme kerja
Tiazid menghambat reabsorbsi NaCl dari sisi lumen sel epitel TCD dengan memblokade transporter Na+/
Cl- . Berbeda dengan CAT, tempat diuretik loop menghambat reabsorbsi Ca2+. Peningkatan ini
diperkirakan terjadi akibat efek tiazid pada tubulus contortus proksimal dan distal. Dalam tubulus
proksimal, hilangnya volume cairan tubuh akibat tiazid menyebabkan peningkatan reabsorbsi pasif Ca2+
dan Na2+.
Toksisitas
a. alkalosis metabolik hipokalemia
b. gangguan toleransi karbohidrat
c. hiperlipidemia
d. hiponatremia
e. reaksi alergi
Jadi pada kasus, ada hubungan antara mengonsumsi obat HCT dengan terjadinya inkontinensia urine.
HCT merupakan obat golongan diuretik yang dapat menyebabkan terjadinya inkontinensia urine.
Mekanisme kerja HCT menghambat reabsorbsi natrium di tubula distal ginjal, sehingga menyababkan
peningkatan eksresi natrium dan air, begitu pula kalium dan ion hidrogen.
16
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Jawab :
Sudah melahirkan 6 kali (grandemultipara) :
Tekanan selama kehamilan dapat menyebabkan melemahnya otot dasar panggul karena ditekan selama
sembilan bulan. Proses persalinan juga dapat membuat otot-otot dasar panggul rusak akibat regangan otot
dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya
inkontinensia urine
17
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Patofisiologi
Tekanan Darah (hipertensi stage II)
FR (Usia lanjut) perubahan vaskuler (penurunan elastisitas pembuluh darah akibat peningkatan kolagen
di dalam struktur pembuluh darah) resistensi perifer meningkat hipertensi (stadium 2)
8. Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11 gr%
Diff Count : 1/1/14/58/20/4
Urin rutin : leukosit 1-2 , eritrosit 2-5
Kimia darah : GDS 250 mg/dl, ureum 35 mg/dl, creatinin 1,0 mg/dl, asam urat 4 mg/dl
Leukosit : 9500/ mm3
a. Bagaimana interpretasi dan dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium abnormal ?
Jawab :
Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi
Hb 11 g% 12-16 g% Anemia
Segmen : 40-70
Limfosit : 20-40
18
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Monosit : 2-8
Patofisiologi
Anemia
FR (Usia lanjut) perubahan dari sistem hematopoiesis (penurunan eritropoiesis oleh sumsum tulang)
produksi eritrosit menurun anemia
Hiperglikemi
FR (Usia lanjut) proses degeneratif, perubahan gaya hidup (aktifitas fisik yang rendah → obesitas →
sel adiposa dapat membuat dan melepaskan adipositokin yaitu TNF-alfa yang berperan menginduksi
resistensi insulin melalui glukose transporter 4 (GLUT4)), dan perubahan pelepasan insulin (akibat
ganguan gen glukokinase) glukosa dalam darah meningkat hiperglikemi (GDS 250 mg/dl)
9. Cara mendiagnosis
Jawab :
19
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
10. DD
Jawab :
20
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Tipe
Campuran Tipe Tipe Tipe Tipe
(uregensi dan urgensi stress overflow fungsional
Stress)
Urin keluar Ada keinginan Ada keinginan Tekanan Vesika urinaria Pada orang usia
pada saat untuk untuk intraabdomen mencapai lanjut yg tidak
kencing (tidak kencing (tidak meningkat kapasitas mampu atau tidak
mampu mampu (batuk, bersin, maksimum tetapi mau mencapai
menunda) menunda)>8x mengangkat tidak dapat keluar toilet pada
sehari beban) semuanya waktunya
Menopause Faktor risiko Faktor risiko Faktor risiko - -
mekanisme Melemahnya Melemahnya Kelemahan otot Obstruksi parsial Kelainan saluran
sfingter uretra sfingter uretra panggul yang atau otot vesika kemih bg bawah
eksterna, eksterna, menyebabkan urinaria yang spt hiperaktivitas
overactive bladder: overactive bladder gangguan fungsi inaktif detrusor
aktivitas detrusor : sfingter uretra
berlebihan selama aktivitas detrusor
fase berlebihan selama
pengisian/penyimp fase
anan, dan pengisian/penyimp
Kelemahan otot anan
panggul yang
menyebabkan
gangguan fungsi
sfingter uretra
Penyebab Non neurogenik; Non neurogenik; • Prolaps • Menurunnya • Gangguan
• Inflamasi atau • Inflamasi atau Hipermobilita kontraksi VU fisis:
iritasi pada VU iritasi pada VU s uretra • Denervasi gangguan
• Proses menua: • Proses menua: • Perubahan pada detrusor immobilitas
• Kelemahan otot • Kelemahan otot posisi uretra akibat akibat
dasar panggul dasar panggul dan VU kelainan arthritis,
• Idiopatik • Idiopatik • Defisiensi neurologis paraplegia
intrinsik yang inferior,
Neurogenik ; Neurogenik ; sfingter(konge mempengaruh stroke
• SSP yang • SSP yang nital) i inervasi VU • Gangguan
menghambat menghambat kognitif akibat
21
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
22
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
2. Pemeriksaan ginekologi untuk mendiagnoss penyakit genikologi yang berhubungan dengan terjadinya
inkontinensia
3. Pemeriksaan urologi
4. Cystouretroskopi
5. Uji urodinamik sebagai suatu pengujian faktor normal dan abnormal pada proses pengisian, transpor, dan
pengoaongan urine pada kandung kemih dan uretra dengan menggunakan metode tertentu.
Simpel
Observasi proses pengosongan kandung kemih
Uji batuk
Cystometri simpel
Kompleks
Urine flowmetry
Multichannel cystometrogram
Pressure-flow study
Leak-point pressure
Urethral pressure profilometry
Sphinter electromygraphy
Video urodynamics
6. Postvoid Residual volume: untuk mengetahui kemungkinan adanya obstruksi intravesika atau
kelemahan otot detrusor. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan kateterisasi atau dengan USG
setelah miksi.
12. WD
Jawab :
Inkontinensia tipe campuran(tipe urgensi dan tipe stress) + DM tipe II dan hipertensi stageII
13. Tatalaksana
Jawab :
23
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
24
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Terapi farmakologi atau medikamentosa telah terbukti mempunyai efek yang baik
terhadap inkontinensia urine tipe urgensi dan tipe stress. Obat-obat yang dipergunakan
dapat digolongkan menjadi antokolinergik- antispasmodik, agonis adrenergik alfa,
estrogen topikal dan agonis adrenergik alfa.
Pada kasus :.Golongan antikolinergik atau antispasmodic seperti Oksibutinin ; 2,5 – 5
mg tid, Tolterodine :2 mg bid, Propanthelin ; 15-30 mg tid, Dicyclomine ; 10-20 mg,
Imipramine ; 10-50 mg tid
Pembedahan
Tindaka operatif dilakukan atas pertimbangan yang matang dan didahului dengan evaluasi
urodinamik. Teknik pembedahan yang bertujuan untuk merusak struktur kekuatan
detrusor seperti transeksi terbuka kandung kemih, transeksi endoskopi, injeksi penol
periureter dan sistolisis telah banyak digunakan. Teknik pembedahan yang sering
digunakan adalah ileosistoplasti dan miektomi detrusor. Teknik pembedahan untuk
inkontinensia tipe stress adalah injectable intraurtehral bulking agents, suspensi leher
kandung kemih, urethral slings, dan artifical urinary sphincter. Teknik pembedahan
untuk inkontinensia tipe urgensi adalah augmentation cystoplasty dan stimulasi electrik.
Kateter eksternal, intermitten, kronik atau menetap
25
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Kateterisasi intermiten
Kateterisasi menetap
Fungsional Intervensi behavioral
Manipulasi lingkungan
Pads
HCT
Pada usia lanjut efektif untuk hipertensi sistolik, tetapi apabila ada inkontinensa urine maka obat ini tidak
dianjurkan
Hipertensi kronik
1. Tujuan: control HR, cegah stroke, dan mengembalikan ritme sinus
2. Non Farmakologi Diet rendah garam dan olahraga teratur
3. Farmakologi ganti HCT (diuretik) dan captopril yang digunakan pada kasus dengan antihipertensi
seperti ARA, digoxin, beta-blockers, calcium antagonists (verapamil or diltiazem), atau amiodarone.
Pada kasus ganti dengan Amlodipin 1x 5 mg,
Diabetes Melitus
Nonfarmakologi
diet DM (mengurangi asupan kabohidrat, Low carbohidrat, Low fat, low sugar, middle protein, high
fiber, high water, Makannya sedikit tapi sering) dan olahraga teratur.
Farmakologi
Pemakaian metformin bisa dilanjutkan atau dapat diganti OAD. penggantinya dapat berupa:
Sulfonyluria dan meglitinides Merangsang sel beta untuk mengeluarkan insulin agar produksi insulin
meningkat, misalnya glibenclamid, glimepirid , dosis glibenclamide 2,5 -15 mg , diminum 1-2 x sehari
karena waktu paruhnya 12-24 jam
Alfa glucosidase inhibitor menghambat enzim yang mencena karbohidrat di usus sehingga pennyerapan
glukosa ke darah lebih lambat, misalnya acarbose dosis 50 – 100 mg , diminum 3x sehari
1. Komplikasi
Jawab :
Inkontinensia urine dapat menimbulkan komplikasi :
26
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
2. Prognosis
Jawab :
Quo ad fungsional dubia ad bonam
Inkontinensia urine tipe stress ;pengobatan yang efektif latihan kegel, agonis adrenergik alfa, estrogen,
tindakan bedah. Perbaikan dengan terapi agonis adrenergil alfa hanya sebesar 17-74%, tetapi perbaikan
dengan latihan kegel bisa mencapai 87-88%
Inkontiensia urine tipe urgensi ; pengobatan yang efektif dengan relaksan kandung kemih, estrogen dan
bladder training. Pada inkontinensia urine tipe ini latihan kandung kemig membarikan perbaikan yang
cukup signifikan (75%) dibandingkan dengan penggunaan obat. Pilihan terapi bedah sangat terbatas dan
memilikti tingkat morbiditas yang tinggi
Inkontinensia urine tipe campuran ; latihan kandung kemig dan latihan panggul memberikan hasil yang
lebih memuaskan dibandingkan penggunaan obat-obatan antikolinergik
3. KDU
Jawab :
27
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Berobatlah. Sebab Allah tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya,
kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (HR.
Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata
bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menshahihkan hadits ini dalam
kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486
Kesimpulan
28
INKONTINENSIA TIPE CAMPURAN (URGENSI & STRESS)
Ny. Sari 66 tahun mengeluh sulit menahan BAK, urine keluar sedikit-sedikit dan sering terbangun pada malam hari
untuk BAK akibat inkontinensia urine tipe campuran (tipe ugensi dan tipe stress) + hipertensi stage II dan Diabetus
militus tipe II
Kerangka konsep
Kelemahan
pada otot dasar
panggul
Poliuri
Kelemahan M. ↑ tekanan
sphinter uterhra intraabdomen
Inkontinensia urine
tipe campuran (Tipe
urgnsi dan tipe stress)
29