Professional Documents
Culture Documents
Kejadian penyakit ini sekitar 8-10% dengan trauma tumpul atau trauma abdominal. Pada
banyak kasus, trauma ginjal selalu dibarengi dengan trauma organ penting ainnya. Pada
trauma ginjal akan menimbulkan ruptur berupa perubahan organik pada jaringannya. Sekitar
85-90% trauma ginjal terjadi akibat trauma tumpul yang biasanya diakibatkan oleh
kecelakaan lalu lintas. Frekuensi trauma ginjal agak tergantung pada jumlah populasi yang
ada. Jumlah trauma (ruptur) ginjal kira-kira 3% dari keseluruhan jenis trauma dan 10% dari
pasien tersebut masuk dalam trauma abdominal. Trauma (ruptur) ginjal merupakan trauma
urologi yang paling sering terjadi, terjadi 8-10% dari pasien dengan disertai trauma pada
abdomen. Dari penelitian Baverstock (2001) dan Sagalowsky (1983) trauma tumpul
merupakan penyebab terbanyak dengan jumlah sebesar 80% dari trauma ginjal. Di antara
pasien dengan hematuria, tercatat trauma ginjal sebesar 25%; dimana kurang dari 1% pasien
Trauma ginjal adalah kecederaan yang paling sering pada sistem urinari. Walaupun
ginjal mendapat proteksi dari otot lumbar, thoraks, badan vertebra dan viscera, ginjal
mempunyai mobiliti yang besar yang bisa mengakibatkan kerusakan parenchymal dan
kecederaan vaskular dengan mudah. Trauma sering kali disebabkan kerana jatuh, kecelakaan
lalu lintas, luka tusuk, dan luka tembak. Rupture spontan ginjal adalah jarang. Trauma ginjal
bias diklasifikasikan kepada trauma tumpul dan tajam maupun dengan tahap kecederaan iaitu
Masing – masing ginjal terletak pada dinding posterior abdomen yang dilindungi oleh
tiga bagian bawah. Ginjal dilindungi oleh tulang – tulang iga dan otot abdomen posterior
yang kuat. Beratnya trauma pada ginjal berbeda –beda, dapat terjadi kontusio, robekan
parenkim atau bahkan ruptur pedikel ginjal. Oleh karena itu cidera ginjal biasanya diikuti
dimiliki oleh klinik yang bersangkutan. Pemeriksaan dimulai dari IVP guna menilai tingkat
kerusakan ginjal dan melihat keadaan ginjal kontralateral. IVP dilakukan jika diduga ada (1)
luka tusuk atau luka tembak yang mengenai ginjal, (2) cedera tumpul ginjal yang
memberikan tanda-tanda hematuria makroskopik, dan (3) cedera tumpul ginjal yang
juga dapat dilakukan untuk menemukan adanya kontusio parenkim ginjal atau hematoma
yang luas, dan adanya nekrosis jaringan ginjal serta mendeteksi adanya trauma pada organ.
Alat CT scan ini dapat mendeteksi kelainan dalam waktu cepat (< 30 detik), sehingga dapat
dipakai untuk menilai penyebab kolik ureter atau ginjal. Pemeriksaan CT scan merupakan
pemeriksaan radiologi yang utama bagi pasien trauma ginjal dengan hemodinamik stabil
(Purnomo, 2011).