You are on page 1of 9

Senin, 26 Oktober 2015

Contoh Tugas Kritik Jurnal

Tugas 1
Metode Penelitian
Kritik Jurnal
A Model Of Male Consumer Behaviour in Buying Skin Care Products In
Thailand
Karya : Nuntasaree Sukato dan Barry Elsey

Oleh : Budi Nur Yudhistira


NIM : 122090029

PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2009

I. PENDAHULUAN

Artikel dengan judul “A Model Of Male Consumer Behaviour in Buying Skin Care
Products In Thailand” di ambil dari ABAC Journal, Vol. 29, No. 1, January-April 2009,
Pages 39-52, merupakan studi yang dilakukan oleh Nuntasaree Sukato dan Barry Elsey dari
Dhurakij-pundit University, Thailand. Studi dilakukan pada bulan Juli sampai September
2007 dan artikel ini diterbitkan dalam bentuk softcopy oleh ABAC Journal.

Artikel ‘A Model Of Male Consumer Behaviour in Buying Skin Care Products In


Thailand’, dari Jurnal ABAC menjelaskan tentang studi untuk menguji hubungan beberapa
variabel pada konsumen pria di Thailand dalam membeli produk perawatan kulit.

Abstrak secara singkat diperoleh hasil sbb, tujuan dari studi ini untuk menguji
validitas teori modified reasoned action (Martin Fishbein dan Icek Ajzen, 1975) dalam
menjelaskan perilaku konsumen terhadap produk perawatan kulit pada pasar Thailand.
Variabel dalam penelitian ini variabel beliefs in product attributes dalam hal ini adalah
keyakinan terhadap atribut suatu produk, self-image dimasukan karena pria membeli untuk
membuat dan meningkatkan image, attitude toward applying skin care products dimasukan
karena perilaku seseorang diprediksi dari apa yang ia pikirkan, normative influences,
purchase intention yang menyebabkan perilaku membeli, dan spurchase atau pembelian.

Dalam penelitian ini terdapat lima hipotesa awal yang akan diuji kebenarannya.
Kelima hipotesa ini diperoleh dari literatur, tinjauan pustaka, dan jurnal (hasil penelitian
sebelumnya). Detail cara pengumpulan data secara teknis pelaksanaannya dijelaskan dalam
artikel penelitian ini.
Tujuan utama dalam penelitian ini untuk menguji lebih dalam fenomena perilaku
konsumen pria dalam membeli produk perawatan kulit di Thailand. Pertanyaan dalam riset
ini yaitu “Pada tingkat apa beliefs in product attributes, self-image, normative influences, dan
attitudes, berakibat pada purchase intention dan purchase behaviour dalam membeli produk
perawatan kulit pada pria di Thailand?”

Studi ini menggunakan metode riset kuantitatif, sampel dalam studi ini yaitu
konsumen pria dengan umur 21 hingga 50 tahun yang rutin membeli kosmetik perawatan
kulit untuk konsumsi pribadi. Tempat pengambilan sample dilakukan pada pusat
pembelanjaan/mall di Bangkok. Dengan metode sampling menggunakan cluster sampling,
proses pengambilan data berhenti pada responden ke 900, dari populasi tersebut 422
responden mengisi kuisioner (angka respon 46,8%), analisa menggunakan factor analysis,
korelasi, regresi dan path analysis.

Hasil dari studi ini menyatakan bahwa beliefs, self-image, normative influences, dan
attitudes mempunyai pengaruh terhadap purchase intention dan purchase behaviour dalam
membeli produk perawatan kulit pada pria di Thailand.

Sedangkan tujuan penulisan kritik adalah untuk menentukan apakah penelitian ini
adalah sebuah penelitian yang baik atau tidak berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria untuk menentukan apakah sebuah penelitian baik atau tidak di ambil dari
karakteristik yang terdapat di buku Business Research Methods Tenth Edition oleh Cooper
dan Schindler (2008, hlm.13-15) mengenai ‘what is good research’ yaitu riset yang baik
dalam mengikuti standar metode saintifik: sistematis dan empiris.
II. HASIL EVALUASI

Berikut adalah elemen dasar dari kriteria dan pengunaan tiap karakteristik tersebut berkaitan
dengan penelitian ‘“A Model Of Male Consumer Behaviour in Buying Skin Care Products In
Thailand”.

1. Karakteristik pertama adalah tujuan dari penelitian ini didefinisikan dengan jelas (purpose
clearly defined). Tujuan dalam hal ini merupakan suatu pertanyaan tentang apa yang ingin
diketahui atau ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini dinyatakan secara jelas pada bagian awal
abstrak yaitu untuk menguji lebih dalam fenomena perilaku konsumen pria dalam membeli
produk perawatan kulit di Thailand. Selain itu pada akhir pendahuluan bahwa studi ini untuk
menguji validitas dari teori modified reasoned action dalam menjelaskan perilaku pembelian
produk perawatan kulit oleh pria di Thailand. Selain itu, pada halaman 39 terdapat
management question pada abstrak yaitu berupa pertanyaan penelitian “Pada tingkat apa
beliefs in product attributes, self-image, normative influences, dan attitudes, berakibat pada
purchase intention dan purchase behaviour dalam membeli produk perawatan kulit pada pria
di Thailand?”.

Selain itu pula menurut dilihat pada scope atau cakupan (Cooper dan Schindler (2008,
hlm.13)) dari penelitian ini dapat dilihat yaitu pada variabel-variabel yang diambil, selain itu
pada subyeknya yaitu dibatasi hanya pada pria (dalam hal ini umur umur 21 hingga 50
tahun). Hal lain yang dijumpai dalam penelitian ini yaitu penggunaan kata-kata yang tepat
dalam tujuan telah digunakan. Berdasarkan ulasan diatas tujuan penelitian sudah jelas,
peneliti telah membedakan masalah, persepsi peneliti dan masalah penelitian. Namun pada
hal diatas ada hal yang tidak jelas terutama mengenai masalahnya dalam hal ini masalah ialah
sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan dan harapan.
2. Karakteristik kedua adalah detail tahapan penelitian (research process detailed). Tahapan
penelitian berdasarkan Cooper dan Schindler (2008, appendix a, hal 639) secara garis besar
modul yang terdapat pada proposal dapat dirinci sbb: pernyataan permasalahan, tujuan
penelitian, tinjauan pustaka, desain penelitian, hasil penelitian, referensi dan bibliografi. Pada
penelitian ‘“A Model Of Male Consumer Behaviour in Buying Skin Care Products In
Thailand” detail tahapan penelitian yang dijumpai mencakup hal-hal sbb: pertanyaan
masalah, tinjauan pustaka, definisi konseptual, hipotesis, desain riset dan pengumpulan data,
sampel dan populasi, instrument penelitian, analisis data, karakteristik data, hasil penelitian,
kesimpulan dan referensi. Pada teknis pengumpulan terdapat penjelasan secara rinci tentang
bagaimana teknis penentuan sampel, populasinya dan dari 900 populasi tersebut 422
responden mengisi kuisioner (angka respon 46,8%) (hlm. 39). Dalam desain riset dan
pengumpulan data sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrument
penelitian yang berupa kuisioner pada 30 sampel. Dalam artikel penelitian ini, hampir semua
detail tahapan penelitian telah ada.

3. Karakteristik ketiga adalah desain penelitian direncanakan secara rinci (research design
thoroughly planned). Mengenai desain penelitian, secara rinci desain penelitian memiliki
beberapa kategori (Cooper dan Schindler 2008, hlm.141-145), yaitu kategori sebagai berikut:
a. Kategori pertama adalah mengenai tingkat realisasi dari pertanyaan penelitian mencakup dua
pilihan yaitu: apakah exploratory study atau formal study. Penelitian ini adalah penelitian
yang bersifat formal study karena dimulai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian dengan
menggunakan prosedur yang rinci dan kriteria sumber data yang akan diambil. Tujuan utama
dari desain formal study yaitu menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian, dalam
penelitian ini pertanyaan penelitian adalah “Pada tingkat apa beliefs in product attributes,
self-image, normative influences, dan attitudes, berakibat pada purchase intention dan
purchase behaviour dalam membeli produk perawatan kulit pada pria di Thailand?”

b. Kategori kedua adalah mengenai metode pengumpulan data, mencakup dua pilihan yaitu:
apakah monitoring atau communication study. Pada artikel disebutkan ”bahwa dalam
penelitian ini dari 900 populasi, 422 responden mengisi kuisioner (angka respon 46,8%)”
(hlm. 44). Dengan ini, penulis mengasumsikan bahwa metode pengumpulan data penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode communication study di mana peneliti memberikan
pertanyaan pada responden dan mengumpulkan hasilnya; tidak seperti monitoring di mana
peneliti hanya mengamati fakta yang ada untuk mengumpulkan data.

Selain hal diatas mengenai metode pengumpulan data (J. Supranto 2003, hlm. 67-69),
membagi kategori menjadi tiga (3) metode yaitu: metode pengumpulan data dengan jalan
mencatat seluruh elemen yang menjadi objek penelitian, metode pengumpulan data dengan
jalan mencatat sebagian kecil populasinya saja atau dengan perkataan lain sampelnya saja,
dan metode pengumpulan data dengan jalan mengambil beberapa atau satu elemen saja dan
sering tidak jelas populasinya, kemudian masing-masing elemen diselidiki secara
mendalam[1]. Pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan jalan
mencatat sebagian kecil populasinya saja atau dengan perkataan lain sampelnya saja, bukti ini
dapat kita lihat yaitu 900 populasi diambil sampel 422 responden (hlm. 44).

Dalam hal ini mengenai metode pengumpulan data, jika dilihat maka terdapat
kelemahan jika menggunakan metode pengumpulan data dengan jalan mencatat sampelnya
saja, yaitu yang perlu diperhatikan adalah untuk mendapatkan perkiraan yang baik kita harus
mempunyai sampel yang mewakili (representative). Selain itu kesimpulan yan diambil
berlaku umum tetapi tidak pasti (uncertain)

c. Kategori ketiga adalah tingkat kekuatan dari peneliti dalam melakukan pengontrolan/efek
terhadap satu atau lebih variabel yang sedang diteliti, mencakup dua pilihan yaitu:
experimental atau ex post facto. Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan
pengontrolan/efek terhadap satu atau lebih variabel yang sedang diteliti (bukan
experimental), tetapi peneliti hanya melaporkan apa yang terjadi sebenarnya – ex post facto.
Hal ini dapat dilihat pada penelitian ini menggunakan theory of reasoned action (TRA) (hlm.
40), jika dilihat maka inti struktur TRA adalah dapat disajikan sebagai
relationships/hubungan antar variabel penelitian diatas.

Kekurangan dari studi ex post facto dalam hal ini yaitu jika peneliti berfikir jika
mereka dapat menemukan hubungan yang positif (lihat hlm. 46-47, ”ditemukan hubungan
yang positif pada H1, H2a, H2b, H3”) dan kemudian mereka mengasumsikan hal tersebut
merupakan sebab-akibat maka dapat membuat keputusan yang salah (karena belum tentu hal
yang berhubungan berarti terdapat sebab-akibat antara variabel-variabel tersebut).

d. Kategori keempat adalah kegunaan studi mencakup dua pilihan yaitu: reporting, descriptive,
causal-explanatory, atau causal-predictive. Reporting study bertujuan untuk pengumpulan
dan perbandingan data. Descriptive study atau studi menggambarkan/menceritakan
didalamnya terdapat komponen who, what, where, when, atau how much dari sebuah
penelitian. Causal-explanatory study bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Causal-predictive study bertujuan untuk memprediksikan efek pada suatu variabel akibat
manipulasi/intervensi variabel lainnya. Dalam penelitian ini termasuk dalam Causal-
explanatory study bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel.

e. Kategori kelima adalah dimensi waktu mencakup dua pilihan yaitu: cross-sectional atau
longitudinal. Pada dapat kita lihat bahwa ini merupakan penelitian cross-sectional yaitu
hanya dilakukan satu waktu yaitu pada bulan Juli hingga September 2007 (hlm. 44) dan
mewakili gambaran dari satu waktu keadaan tertentu pada saat penelitian berlangsung.
Dengan demikian penelitian ini bersifat cross-sectional dan tidak dapat digeneralisasikan
secara meluas.

f. Kategori keenam adalah topical scope (keluasan dan kedalaman) dari studi ini yaitu: case
studies atau statistical studies. Studi statistikal lebih mengarah pada keluasan data daripada
kedalaman data, sedangkan studi kasus lebih mengarah pada kedalaman data daripada
keluasan data. Pada penelitian ini bersifat statistical karena lebih memfokuskan pada
keluasan data. Pada penelitian ini membuat hasil penelitian yang sama dengan karakteristik
populasi dengan melakukan uji pada sampel. Hal ini terlihat dari jumlah 900 populasi diambil
sampel 422 responden (hlm. 44). Maksudnya adalah agar hasil penelitian ini diharapkan
dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada. Pada umumnya, studi statistikal yang
diharapkan adalah unsur keterwakilan populasi dari sampel agar hasil penelitian dapat
menggambarkan karakteristik populasi.

g. Kategori ketujuh adalah lokasi/lingkungan penelitian ini yaitu: field setting, laboratory
research atau simulation. Penelitian ini dilakukan dengan field setting, di mana penelitian
dilakukan dalam keadaan lingkungan yang actual/sebenarnya. Lokasi penelitian di pusat
perbelanjaan atau mal-mal di kota Bangkok Thailand (hlm. 45)
h. Kategori kedelapan adalah persepsi partisipan mengenai aktivitas penelitian ini yaitu: actual
routine atau modified routine. Maksud dari kategori ini adalah mengenai apakah partisipan
yang diteliti mengetahui bahwa penelitian sedang berlangsung dan dengan demikian bersikap
seperti biasanya/apa adanya (actual routine) atau bersikap terpengaruh dan tidak seperti
biasanya (modified routine). Dalam hal ini penulis mengkategorikan bahwa responden
termasuk dalam kategori actual routine karena pengumpulan data dengan survey dengan
instrumen yaitu kuisioner dan dilakukan oleh asisten peneliti, selain itu dalam kuisioner tidak
dicantumkan nama responden (anonim) sehingga responden akan menjawab apa adanya
(hlm.44).

Kekuatan dari hal yang dilakukan oleh peneliti adalah adanya penyaringan berupa
pertanyaan dan adanya hadiah bagi responden (hlm. 44), sehingga hal ini berdasarkan buku
Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran (J. Supranto, 2003, hlm.104-105) yaitu prinsip-
prinsip pembuatan kuisioner salah satunya adalah membuat responden bersedia menjawab,
dan dapat menyaring responden.

4. Karakteristik yang keempat adalah standar etika yang tinggi diberlakukan dalam penelitian
ini (high ethical standards applied). Mengenai standar etika, hal ini dapat dilihat pada
penelitian yang dilakukan di pusat perbelanjaan atau mall di kota Bangkok Thailand yaitu
dapat dilihat pada pendekatan meminta izin terlebih dahulu ketika mengajukan permohonan
apakah mereka bersedia berpartisipasi pada penelitian ini (hlm.44).

5. Karakteristik kelima adalah batasan dari penelitian ini diungkapkan secara jujur (limitation
frankly revealed). Dalam hal ini dapat dilihat dari instrument riset yang berdasarkan literature
yang khusus pada karakteristik sample yaitu pria. Selain itu batasan-batasan berupa
modifikasi instrument disebutkan dalam artikel (kuisioner yang awalnya bahasa inggris
dimodifikasi bahasanya menjadi bahasa Thailand, sedangkan ukuran-ukuran tetap).

Hal untuk melihat batasan yang diungkapkan dengan jujur yaitu reliabilitas konstruk
disebutkan ”semua variabel mempunyai nilai skala reliabilitas antara 0,821 hingga 0,864
lebih besar dari yang direkomendasikan yaitu 0,7” (hlm. 45) sehingga data dianggap reliable
atau alat ukur jika digunakan untuk mengukur berulang kali dalam kondisi yang relatif sama
akan menghasilkan data yang sama atau sedikit variasinya.

Kekuatan dari artikel tersebut yaitu batasan penelitian yang diungkapkan secara jujur
telah dilakukan yaitu dengan dicantumkannya nilai skala reliabilitas (hlm.45). Semua variable
mempunyai nilai skala reliabilitas antara 0,821 hingga 0,864 lebih besar dari angka yang
direkomendasikan yaitu 0,7 sehingga data dianggap reliabel atau handal.

6. Karakteristik keenam adalah apakah ada suatu analisis yang memadai untuk mendukung
kebutuhan pengambil keputusan (adequate analysis for decision maker’s needs). Dalam
laporan ini, ”analisa yang dilakukan oleh peneliti telah melakukan skrining dan uji data untuk
data yang data salah entry, data hilang (missing value), uji normalitas data dan pencilan
(outliers)” (hlm. 46). Pada uji ini ”diawali dengan statistic deskriptif kemudian dilakukan
statistic inferensial untuk melakukan uji hipotesis (termasuk factor analysis, korelasi Pearson,
analisis regresi, dan path analysis)” (hlm. 46). Berdasarkan hal tersebut maka diasumsikan
bahwa peneliti telah melakukan analisis data telah memadai untuk mendukung pengambilan
keputusan.
7. Karakteristik ketujuh adalah penemuan dari penelitian ini dipresentasikan secara tidak
ambigu (findings unambiguously). Peneliti mempresentasikan penemuan dari penelitian ini
secara singkap, padat dan jelas melalui deskripsi dan grafis. Yang tidak dipresentasikan oleh
peneliti adalah statistik deskriptif mengenai karakteristik variabel yang telah diolah datanya.
Dikarenakan hal ini disebabkan karena peneliti menyingkat hal yang penting untuk disajikan,
sehingga cenderung untuk menyajikan esensi penelitian yang lebih penting, peneliti juga
membuatkan bagian conclusion tersendiri agar pembaca dapat memahami hasil penelitian ini
secara lebih ringkas tanpa harus mengerti semua analisa yang dilakukan oleh peneliti. Selain
itu dalam pengolahan data juga dijelaskan menggunakan analisis apa saja untuk menguji
hipotesis.

8. Karakteristik kedelapan adalah kesimpulan ditegakkan dalam penelitian ini (conclusion


justified). Pada penelitian ini dilihat di conclusion maka studi ini sukses dilakukan di
Bangkok namun dijelaskan di conclusion bahwa terdapat keterbatasan pada variabel-variabel
yang mempengaruhi variabel self-image. Selain itu dipilihnya kota Bangkok tidak mewakili
daerah Thailand lain. Peneliti menegakkan suatu kesimpulan yang pada dasarnya bukan
untuk menjawab suatu permasalahan secara langsung.

9. Karakteristik kesembilan adalah apakah pengalaman dari peneliti direfleksikan dalam


penelitian ini (researcher’s experience reflected). Pengalaman peneliti dinyatakan secara
jelas pada awal laporan sehingga dengan membaca latar belakang peneliti, maka tingkat
kepercayaan pembaca akan penelitian ini menjadi lebih besar karena peneliti adalah seorang
ahli yang berpengalaman (hlm. 39).

Selain karakteristik yang dikategorikan oleh Cooper dan Schindler, ada kriteria menurut
Kothari dalam buku Research Methodology: Methode and Technique, (2006) penelitian
yang baik yaitu:

Pertama, penelitian yang baik harus sistematis (good research is systematic), ini berarti
bahwa riset mempunyai struktus yang khusus dengan langkah-langkah yang didefinisikan
dengan baik dan telah diatur oleh tatacara tertentu. Dalam hal ini pada artikel dapat ditemui
teraturnya atau sistematis pada artikel tersebut mencakup hal-hal sbb: pertanyaan masalah,
tinjauan pustaka, definisi konseptual, hipotesis, desain riset dan pengumpulan data, sampel
dan populasi, instrumen penelitian, analisis data, karakteristik data, hasil penelitian,
kesimpulan.

Kedua, penelitian yang baik harus logis (good research is logical), penelitian mengandung
deduksi dan induksi yang tepat sehingga dapat diambil untuk mengambil keputusan yang
baik. Pada artikel ini dijumpai deduksi dan induksi yang tepat sehingga diharapkan dapat
berguna dalam pengambilan keputusan.

Ketiga, penelitian yang baik bersifat empiris (good research is empirical), ini berarti pada
penelitian yaitu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta pula. Dalam artikel ini
dijumpai pengujian empiris.

Keempat, penelitian yang baik dapat digunakan ulang (good research is replicable), dalam
hal ini siapapun yang melakukan penelitian asalkan proposal penelitiannya sudah baik,
memenuhi semua persyaratan, akan menghasilkan hasil penelitian yang tidak jauh berbeda
atau dianggap sama karena perbedaannya tidak signifikan, atau jika diulangi lagi
penelitiannya oleh peneliti yang sama maka hasilnya juga akan sama atau tidak jauh berbeda.
Pada artikel tersebut dicantumkannya nilai skala reliabilitas (hlm.45). Semua variabel
mempunyai nilai skala reliabilitas antara 0,821 hingga 0,864 lebih besar dari angka yang
direkomendasikan yaitu 0,7 sehingga data dianggap reliabel atau handal.

III. KESIMPULAN DAN SARAN

Penulis mengambil kesimpulan dari kritik ini. artikel dengan judul ”A Model Of Male
Consumer Behaviour in Buying Skin Care Products In Thailand” Karya : Nuntasaree Sukato
dan Barry Elsey dapat dikatakan masuk dalam kategori sebuah penelitian yang baik.

Berdasarkan atas hasil evaluasi dan dalam kritik ini dengan detail pada dasarnya artikel ini
merupakan artikel yang baik karena memenuhi berbagai kriteria apa yang disebut sebagai
”good research” atau riset yang baik. Namun, pada artikel ini juga terdapat berbagai
kekurangan dari penelitian ini, hal diatas yang tidak jelas terutama mengenai perumusan
masalah, masalah ialah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan dan harapan. Pada
artikel ini tidak tergambar dengan jelas namun secara tersirat dapat dilihat pada abstract.

Selain itu perlunya ditampilkan statistik deskriptifnya dalam penyajian mengenai uji statistik;
misalnya dengan bentuk tabel sehingga mudah di baca. Kelemahan lainnya yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan di mal atau pusat perbelanjaan di Bangkok (Ibu Kota
Thailand) belum tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya dengan judul penelitian
yaitu ”A Model Of Male Consumer Behaviour in Buying Skin Care Products In Thailand”
yang pada kota Thailand.

Sarannya, pada artikel ini terdapat berbagai kekurangan dari penelitian ini, yaitu penyajian
data yang diperjelas. Namun jika dilihat, para pembaca/peneliti lain dapat memperoleh
manfaat dan informasi dari hasil penelitian/artikel ini karena: (1) peneliti menulis artikel
dengan cukup sistematis dan logis sehingga alur jalannya penelitian ini dapat dimengerti oleh
pembaca. (2) karena menggunakan uji validitas dan reliabilitas (dilihat dari angka uji
validitas dan reliabilitas) maka dapat disimpulkan peneliti menggunakan instrumen yang
dapat diandalkan dan dapat dilakukan penelitian ulang (dengan asumsi syarat dan kondisi
sama). Dilihat dari identitas penulis, peneliti merupakan seorang profesional yang hasil
penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan.

IV. REFERENSI

Cooper, Donald R., dan Pamela S. Schindler. Business Research Methods. 10th Edition. New
York: McGraw-Hill/Irwin, 2008.

Buku online Google, Research Methodology: Methode and Technique, (Kothari, 2006)
(http://books.google.co.id/books?id=8c6gkbKi-F4C&pg=PA20&lpg=PA20&dq=
good+research+criteria&source=bl&ots=iFkFmUQ8sL&sig=Ms5yJt1KUUD2_cQsSWIqd5
GLd-Q&hl=id&ei=mITuSrakMc7IkAXrvYyZDw&sa=X&oi=
book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CAgQ6AEwADgK# diakses tanggal 1 November
2009
Sukato, Nuntasaree dan Barry Elsey ”A Model Of Male Consumer Behaviour in Buying Skin Care
Products In Thailand”, ABAC Journal, Thailand, p39-52)

Supranto, Johanes. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,
2003.

Diposting oleh Budi Nur di 10/26/2015 10:05:00 PM


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

2 komentar:

1.

Rudi Hartono14 Desember 2016 07.55

terima kasih , atas informasinya, tulisan ini sangat membantu

Balas

2.

sudah saatnya8 November 2017 18.31

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Budi Nur
Lahir di Serang Banten dan menyelesaikan kuliah Magister Manajemen Universitas
Trisakti Jakarta.
Mempunyai minat pada manajemen pelayanan publik, manajemen rekam medis
(manajemen informasi kesehatan), sistem case-mix, coding, dan hal berkaitan dengan
penerapan rekam medis pada pelayanan kesehatan untuk peningkatan kualitas
pelayanan publik.
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ▼ 2015 (8)
o ▼ Oktober (8)
 Contoh : Makalah Pajak Puskesmas
 Contoh : Tugas Individu Manajemen SDM Pengembangan...
 Pentingnya Aspek Manajemen Pemasaran Dan Manajemen...
 Contoh Tugas Studi Kasus Bisnis
 Contoh Tugas Kritik Jurnal
 Sekilas tentang rekam medis
 Sebuah tinjauan konsep kepuasan konsumen Puskesmas...
 Tinjauan manajemen pemasaran pada pelayanan publik...

Total Tayangan Halaman


21865
Tema Sederhana. Gambar tema oleh Naseko. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like