Professional Documents
Culture Documents
Praktikum Biokimia
Departemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
2018
I. Judul Percobaan : Pembuatan Tape Singkong dan penentuan kadar gula
pereduksi yang di dalam tape singkong.
V. Cara Kerja
1. Pembuatan Tape Singkong
Kupas kulit singkong sampai bersih dibawah air mengalir untuk
menghindari pencoklatan, timbang 500g.
Cuci singkong dengan air sampai bersih.
Masukkan singkong ke dalam dandang dan di tanak (kukus) selama +-
30 menit (sampai matang, empuk).
Setelah matang, angkat/tiriskan, dan dinginkan pada suhu ruangan +- 1
jam.
Timbang singkong yang sudah matang, singkong ditempatkan pada
baskom plastik yang ditutupi daun pisang (dibagi menjadi dua, untuk
membandingkan (duplo))
Tambahkan ragi secara merata kemudian tutup dengan daun pisang
Inkubasi pada suhu ruang (37-38oC) selama 7 hari, dan uji gula pereduksi
pada hari ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 100 200 300 400 500 600
Masukkan nilai y dengan absorbansi sampel, dan dicari nilai x untuk mencari
konsentrasi glukosa pada sampel:
0.16 + 0.0445
𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 1 = = 61.96
0.0033
0.194 + 0.0445
𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 2 = = 72.27
0.0033
0.203 + 0.0445
𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 3 = = 75
0.0033
0.135 + 0.0445
𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 4 = = 54.39
0.0033
0.084 + 0.0445
𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 7 = = 38.89
0.0033
0.05 + 0.0445
𝑋 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 0 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑟𝑎𝑔𝑖 = = 28.63
0.0033
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Interpretasi: terjadi kenaikan konsentrasi glukosa pada tape singkong dari hari ke-0
sampai hari ke-3, namun setelah hari ke-3 terjadi penurunan konsentrasi glukosa.
VII. PEMBAHASAN
VII.1 Reaksi pada Penentuan Kadar Gula Pereduksi pada Tape Singkong
Praktikum kali ini adalah menentukan kadar gula pereduksi pada tape singkong
dengan menggunakan metode follin wu. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton
bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam
oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa,
manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. monosakarida yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat pereduksi dari suatu gula ditentukan
oleh ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif.
Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu metode folin-wu. Metode Folin-
Wu dikenalkan pertama kali oleh Folin dan Wu pada tahun 1919(Berkman 2002). Metode
ini merupakan metode yang digunakan untuk membuatfiltrat darah bebas protein dengan
pengendapan protein oleh pembentukan asamtungstat. Endapan terjadi akibat adanya
kombinasi anion asam dengan bentukkationik dari protein. Metode ini memiliki beberapa
keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut, filtrat yang terbentuk lebih netral,
Dari percobaan didapatkan kadar gula pereduksi pada tape singkong hari ke-0,
hari ke-1, hari ke-2, hari ke-3, hari ke-4 dan hari ke-7 yaitu :
Sampel dengan ragi (hari Kadar Glukosa (ppm)
ke-)
1 61.96
2 72.27
3 75
4 54.39
7 38.93
Sampel tanpa ragi 28.63
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa singkong hari ke-3 diperoleh
kadar glukosa paling tinggi itu disebabkan karena pada hari ke-3 singkong sudah benar-
benar jadi/ matang dan terjadi penurunan setelah hari ke-3 itu disebabkan karena
semakin hari semakin banyak alkohol yang terbentuk sehingga glukosa yang dihasilkan
menjadi menurun dan semakin hari kualitas tape singkong semakin menurun itu
ditandakan dengan adanya mikroorganisme lain pada hari ke-7
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan dapat terjadi,
antara lain :
1. Reagen yang sudah terkontaminasi zat lain sehingga reaksi tidak berjalan dengan
efesien.
2. Tidak kuantitatif dalam melakukan penimbangan.
3. Ketidaktelitian pratikan dalam melakukan penyaringan.
4. Alat-alat yang digunakan masih belum terlalu bersih.
5. Pendinginan dan pemanasan yang kurang sempurna.
KESIMPULAN
Proses pembuatan tape singkong yaitu pertama timbang singkong sebanyak 500
gram kemudian dikupas kulitnya dan kemudian dicuci menggunakan air .Kemudian
kukus singkong selama 45 menit. Kemudian 1 keping ragi dihancurkan dan dibiarkan
terbuka selama 15 menit. Memasukkan singkong yang telah ditaburi ragi kewadah yang
sudah dialasi dengan daun pisang. Selanjutnya wadah ditutup rapat tetapi tetap diberi
sirkulasi udara sedikit sebab ragi bekerja pada kondisi anaerob dan agar tape yang
diperoleh lunak dan manis. Dari percobaan didapatkan kadar gula pereduksi pada tape
singkong hari ke-0 yaitu 28,63 ppm, hari ke-1 yaitu 61,96 ppm, hari ke-2 yaitu 72,27
ppm, hari ke-3 yaitu 75 ppm, hari ke-4 yaitu 54,39 ppm dan hari ke-7 yaitu38,93 ppm.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa singkong hari ke-3 diperoleh kadar
glukosa paling tinggi itu disebabkan karena pada hari ke-3 singkong sudah benar-benar
jadi/ matang dan terjadi penurunan setelah hari ke-3 itu disebabkan karena semakin hari
semakin banyak alkohol yang terbentuk sehingga glukosa yang dihasilkan menjadi
menurun dan semakin hari kualitas tape singkong semakin menurun itu ditandakan
dengan adanya mikroorganisme lain pada hari ke-7
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, A.L.1998. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Murray, R.K.M, Bender, D.A.B. (eds). 2012. Harper’s Illustrated Biochemistry. 29th
ed. Jakarta: EGC, pp:149-50, 52, 57.
Rachmawati, K.R, M.Kes., Drh. (n.d.). Metabolisme Karbohidrat.
Tim KBI Biokimia. 2017. Penentuan Praktikum Biokimia. Depok : Departemen Kimia.