You are on page 1of 3

Analisa Uji Sumur (Well testing) :

“proses yang melibatkan 3 parameter dasar yaitu tekanan, volume dan temperatur.”
Ketika sumur dilakukan pengujian atau diproduksikan, kondisi yang terjadi dapat dirinci sebagai berikut :
- Hanya tekanan sebagai parameter dinamik yang dapat diukur (DST/historical production)
- Tekanan fluida menyatakan kondisi dalam reservoir dan kondisi aliran
- Kondisi reservoir menggambarkan baik atau buruknya kualitas batuannya.
- Kondisi aliran menggambarkan apakah melalui medan berliku atau lurus aliran fluida didalam
reservoir.
Tujuan : “secara kualitatif karakteristik reservoir dapat diinterpretasikan dan merupakan bagian intergrasi
dalam mengkarakterisasi reservoir”
Alur model intergrated well testing :

Interpretasi pengujian sumur :

 Semilog (horner plot and drawdown plot


 Log-log (type curve matching)
Output/hasil analisis yang didapatkan :

 Permeabilitas
 Skin factor
 Efek WBS
 Radius investigasi
 Reservoir pressure (tekanan rata-rata dana tau tekanan inisial)
 Reservoir model (bounded, homogeny, dll)
 AOFP (absolute open flow potential)
Pengujian sumur
“menentukan kuantitas dan tipe fluida yang diproduksi, deskripsi tekanan transien, parameter-parameter
reservoir dan keseragamannya”
Pengujian produksi sumur minyak dan gas dapat diklasifikasikan atas :
1. Uji produksi periodik (data fisik kondisi sumur berkala/historical production)
2. Uji deliverability atau uji produktivitas (sebagai indikator terhadap kondisi-kondisi aliran sumur)
3. Uji tekanan transien (perangkat pengumpulan informasi tentang deskripsi reservoir, seperti
kondisi disekitaran lubang sumur, model dan batas reservoir)
Pada prinsipnya uji sumur dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Uji alir atau pressure drawdown
2. Uji tutup sumur atau pressure buildup
Jenis-jenis pengujian sumur :
1. Deliverability testing (uji potensi)
2. Drill stem testing/DST (uji kandungan lapisan, UKL)
3. Pressure transient testing (uji transien)
Deliverability testing : mengetahui potensi maksimal sumur dan kinerja aliran di reservoir pada kondisi
steady state (sudah menemui suatu batas reservoir) sehingga diperlukaan waktu yang cukup lama.
Ada empat jenis deliverability testing, yaitu :
1. Back pressure test atau flow after flow test (cocok untuk formasi dengan permeabilitas besar)
2. Isochronal test
3. Modified test
4. Absolute openflow potential
Drill stem test (DST) : suatu pengujian produktivitas formasi sewaktu pemboran masih berlangsung.
Hasil analisis pada pengujian ini akan menentukan keputusan, apakah formasi akan dikembangkan atau
ditinggalkan”.
Pressure transient testing : dilakukan setelah sumur diproduksi beberapa lama dengan harapan sumur
sudah memiliki laju yang stabil untuk memperkirakan karakteristik dan model reservoir.
Ada dua jenis pressure transient testing, yaitu :
1. Pressure drawdown test
2. Pressure buildup test
Penggunaan Welltest adalah :
1. Mengetahui isi volume Hidrokarbon
Aplikasi :
Melalui pendekatan persamaan laju alir minyak dan atau gas berdasarkan parameter didalamnya.
2. Menentukan kontak hidrokarbon
Aplikasi :
Menggabungkan analisis dari  (Press. Test (gradient tekanan) + Interpretasi logging (kurva GR,
Ress. + RFT di zona air)
3. Mengurangi resiko pemboran eksplorasi
Aplikasi :
Hasil analisis pembahasan poin 2 diterapkan dalam tahap eksplorasi (penentuan target sumur
eksplorasi berikutnya)
4. Dapat mengganti sumur deliniasi
Aplikasi :
Dalam perkembangannya, hasil interpretasi welltest digunakan dapat menentukan batas reservoir.
5. Mendukung pengembangan reservoir
Aplikasi :
Dapat menentukan lokasi sumur pengembangan pada reservoir, dengan pertimbangan radius
pengurasan pada sumur eksplorasi yang sudah dilakukan WTI.
6. Penentuan batas cadangan P1, P2 dan P3
Aplikasi :
Secara vertikal : P1 ditentukan dari LTO (lowest tested), jika telah ditentukan OWC maka (New P1)
Secara Horizontal : P1 ditentukan dari 1.5 x RI (Radius Investigasi)
7. Validasi Model G&G
Aplikasi :

You might also like