You are on page 1of 17

PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN

TEKNOLOGI GIGABIT-CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI


PERUMAHAN SIRNAGALIH KENCANA KOTA TASIKMALAYA
Rayi Anugrah[1], Tri Nopiani Damayanti, S.T.,M.T[2].2, Paudji Tamim,. S.T[3]
,
Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan, Telkom University, Bandung
Bandung 40257
Email : rayi.anugrah95@gmail.com
ABSTRAK
Perumahan Sirnagalih kencana adalah salah satu perumahan yang ada di kota tasikmalaya yang
belum memiliki akses layanan Internet, Telepon dan TV. Dengan banyaknya pengguna dan tingkat
kebutuhan tinggi bagi setiap pengguna maka perancangan jaringan akses fiber optik di perumahan
sirnagalih kencana strategis dan tepat agar kebutuhan pengguna dapat terealisasi.
Metode yang digunakan pada perancangan jaringan akses Fiber To The Home ini yaitu survey
lokasi, perancangan, serta penelitian dengan hasil analisis ( power link budget, rise time budget,BER
(bit error rate) dan bandwidth). Perancangan proyek akhir ini memakai software GE SmallWorld dan
Google Earth dan menggunakan software Optisystem..
Hasil perancangan proyek akhir ini membutuhkan Bandwidth sebesar 2290 Mbps untuk
memenuhi kebutuhan layanan Internet,Telepon dan TV untuk 458 rumah dan memerlukan 1 slot GPON
. Hasil nilai power link budget memiliki hasil redaman dengan hasil jarak terjauh sebesar 20,986 dB dari
sisi downstream, sedangkan pada upstream jarak terjauh -11,419 dBm. Nilai ini masih berada dibawah
sensitivitas penerima sebesar -28 dBm dan nilai redaman standar PT.Telkom yaitu 28 dB. Analisa rise
time budget didapatkan nilai 0,03708 𝑛𝑠 untuk downstream dan 0,0312 𝑛𝑠 untuk upstream maka nilai
rise time budget ini layak karena lebih kecil dari batasan waktu untuk setiap pengkodean. Dan hasil nilai
BER adalah 7,541 x 10−30 yang berada dibawah nilai standar yaitu 1 x 10−9,
Kata kunci: Power Link Budget, BER, Upstream, Downstram, Rise Time Budget

ABSTRACT
Sirnagalih Kencana residence is one of the existing residence in the tasikmalaya which do not have
access to Internet services, Phone and TV. With so many users and high level of requirement for each
user then the design of fiber optic access network in residential sirnagalih kencana strategic and
appropriate for the needs of users can be realized.
The method used in the design of Fiber To The Home access network is survey location,
design, and research with the results of analysis (power link budget, rise time budget, BER (bit error
rate) and bandwidth). The design of this final project using GE SmallWorld and Google Earth software
and using Optisystem software ..
The final project design result requires Bandwidth of 2290 Mbps to meet the needs of Internet,
Phone and TV service for 458 homes and requires 1 GPON slot. The result of power link budget value
has the value with the longest distance of 20,986 dB from the downstream side, while at upstream
distance -11,419 dBm. This value is still below the receiver sensitivity of -28 dBm and the damping
value of PT.Telkom standard is 28 dB. The analysis of rise time budget obtained by 0,03708 𝑛𝑠 for
downstream and 0,0312 𝑛𝑠 ns for upstream then the value of rise time budget is feasible because it is
smaller than the time limit for each encoding. And the result of the BER value is 7,541 x 10−30 which
is below the standard value of 1 x 10−9 .
Keywords: Power Link Budget, BER, Upstream, Downstram, Rise Time Budget

1|TELKOM UNIVERSITY
BAB I oleh PT. Telkom. Hasil dari perancangan
PENDAHULUAN kemudian dievaluasi kelayakan sistemnya

1.1 Latar Belakang dengan melakukan perhitungan PLB (Power


Perkembangan teknologi terus berkembang Link Budget), RTB (Rise Time Budget) serta
setiap saat dengan segala kemajuan teknologi BER (Bit Eror Rate).
yang semakin maju pada bidangnya. Pada saat 1.2 Tujuan dan Manfaat
ini, beberapa sistem komunikasi yang sering
1.2.1 Tujuan
dipakai terkadang menimbulkan bermacam Dari proyek akhir ini diharapkan akan
masalah dari mulai akses yang lambat dan memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Peta Lokasi dan Bill of Quantity
adanya gangguan seperti halnya noise yang
(BOQ) perancangan jaringan akses
akan menghambat user atau pengguna, maka FTTH.
saat ini pengguna membutuhkan teknologi yang 2. Mengukur nilai pada parameter
Power Link Budget, Rise Time
lebih baik daripada sistem komunikasi tersebut. Budget, dan Bit Error Rate (BER)
Sistem Komunikasi Optik merupakan salah satu yang digunakan pada pembangunan
teknologi yang mempunyai bandwidth yang link FTTH
3. Memperoleh jumlah nilai bandwidth
besar serta mempunyai tingkat noise yang yang diperlukan pada perancangan
rendah menjadikan teknologi ini lebih unggul jaringan akses Fiber To The Home
(FTTH).
dibandingkan teknologi sistem komunikasi
lainnya yang kian berkembang hingga saat ini 1.2.2 Manfaat
Proyek Akhir ini akan melakukan 1. Pelanggan dapat menggunakan jaringan
akses data dengan dengan konsep triple
perancangan jaringan akses fiber optik FTTH play
(Fiber to The Home) dengan menggunakan 2. Memahami konsep dasar perancangan
jaringan Fiber To The Home.
teknologi GPON (Gigabit-Capable Passive Over 3. Mendapatkan hasil analisis Power Link
Network) terhadap Perumahan Sirnagalih Budget , Rise Time Budget dan Bit Error
Rate (BER)
Kencana. Teknologi GPON (Gigabit-Capable
Passive Optical Network) adalah sebuah 1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terkait dengan Proyek
teknologi jaringan akses yang menggunakan Akhir ini adalah :
fiber optik sebagai media transmisinya. GPON 1. Bagaimana cara merancang jaringan FTTH ?
2. Perangkat apa saja yang digunakan dalam
dikembangkan dan distandarisasi oleh ITU-T. perancangan FTTH ?
Teknologi GPON memiliki standar ITU-T 3. Berapa nilai Power Link Budget dan Rise
Time Budget yang didapatkan?
G.984.2. Teknologi GPON memiliki datarate
yang besar dimana untuk upstream sebesar 1.2 1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penulisan proyek akhir ini
GBit/s dan downstream sebesar 2.4 GBit/s. adalah :
Selain melakukan perancangan, dalam 1. Parameter kesuksesan berdasarkan Power
Link Budget dengan nilai redaman total <28
Proyek Akhir ini juga akan melakukan dB (berdasarkan standar telkom)[12] , nilai
pengukuran secara simulasi dan kemudian maksimum daya yang diterima receiver <-28
dBm dan nilai Rise Time Budget dibawah
dianalisa apakah jaringan tersebut sudah layak pengkodean nilai RZ dan NRZ
dan sudah sesuai dengan standar yang di tetapkan 2. Nilai BER (Bit Error Rate) memiliki nilai
standar maksimal sebesar 1 x 10−9
2|TELKOM UNIVERSITY
3. Studi kasus yang dilakukan penulis tentang BAB V PENUTUP
FTTH terbatas hanya pada perumahan Berisi kesimpulan dan saran yang diharapkan
sirnagalih kencana. dapat membantu kedepannya.
4. Evaluasi performansi jaringan berdasarkan
Power Link Budget dan Rise Time Budget BAB II
5. Jumlah homepass yang digunakan untuk LANDASAN TEORI
melakukan perancangan jaringan ini sebesar
2.1 Fiber Optik [1]
458 unit homepass.
Fiber Optik adalah saluran transmisi
1.5 Metodologi Penelitian
atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau
Metodologi pengerjaan Proyek Akhir ini plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari
adalah sebagai berikut : sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk
a. Studi litelatur proses pembelajaran teori–teori mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
yang digunakan dan pengumpulan literature- tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
literatur berupa buku referensi, artikel-artikel, digunakan biasanya adalah dari sinar laser atau
dan jurnal-jurnal penelitian sebelumnya untuk LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120
mendukung dalam penyusunan Proyek Akhir ini mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat
b. Survei lapangan, menentukan letak lokasi optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca
dan memperhitungkan gambaran perancangan lebih besar daripada indeks bias dari udara,
yang akan dilakukan karena laser mempunyai spektrum yang sangat
c. Perancangan, perancangan dilakukan sempit. Kecepatan transmisi fiber optik sangat
dengan mendesain Gambar teknik, sesuai hasil tinggi sehingga sangat bagus digunakan
survey menggunakan software Google Earth dan sebagai saluran komunikasi.
software GE SmallWorld untuk mempermudah Perkembangan teknologi fiber optik saat
memperhitungkan kebutuhan perangkat yang ini, telah dapat menghasilkan pelemahan
akan digunakan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km.
d. Simulasi, hasil perancangan disimulaikan ke Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar,
dalam software Optiwave Optisystem maka mampu dalam mentransmisikan data
e. Evaluasi kelayakan, evaluasi kelayakan menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan
hasil rancangan dengan parameter PLB (Power dengan penggunaan kabel konvensional.
Link Budget) dan RTB (Rise Time Budget), dan Dengan demikian fiber optik sangat cocok
evaluasi performansi jaringan dengan parameter digunakan terutama dalam aplikasi sistem
BER (Bet Error Rate). telekomunikasi. cocok digunakan terutama
dalam aplikasi sistem telekomunikasi.
1.6 Sistematika Penulisan Fiber optik menggunakan prinsip
Sistematika penulisan yang digunakan pada pemantulan sempurna dengan membuat kedua
proyek akhir ini yaitu sebagai berikut: indeks bias dari core dan cladding berbeda,
BAB I PENDAHULUAN sehingga cahaya dapat memantul dan
Berisi tentang latar belakang, rumusan merambat didalamnya. Pada dasarnya cahaya
masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah dapat merambat lurus atau memantul di dalam
dan metoda pengerjaan serta sistematika core serat optik, pemantulan cahaya terjadi
penulisan. karena indeks bias core lebih besar
BAB II LANDASAN TEORI dibandingkan indeks bias cladding. Struktur
Bab ini mengemukakan dasar-dasar teori yang dasar fiber optic terdiri dari tiga bagian yaitu
akan melandasi permasalahan yang akan dibahas, core (inti), cladding (kulit), buffer (pelindung)
serta penjelasan tentang cara perancangan dan jacket (mantel). Core dan cladding
jaringan dan masing masing perangkat yang biasanya terbuat dari kaca sedangkan buffer
digunakan. atau coating biasanya terbuat dari plastik agar
BAB III PERANCANGAN SISTEM fleksibel.
Berisi tentang pembahasan langkah-langkah 2.1.1 Bagian-Bagian Kabel Fiber Optik
perancangan jaringan Fiber To The Home Struktur dasar fiber optic terdiri
(FTTH) perumahan Sirnagalih Kencana dari tiga bagian yaitu core (inti),
Residence. cladding (kulit), buffer (pelindung) dan
BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN jacket (mantel). Core dan cladding
Berisi pembahasan tentang hasil dan analisa biasanya terbuat dari kaca sedangkan
dari desain dan perhitungan power link budget buffer atau coating biasanya terbuat
dan rise time budget. dari plastik agar fleksibel.
3|TELKOM UNIVERSITY
a) Core terletak pada ruang telekomunikasi di
Core adalah kaca tipis yang basement namun dapat pula diletakkan
merupakan bagian inti dari fiber optik pada beberapa lantai di gedung tersebut.
yang dimana pengiriman sinar Terminal pelanggan dihubungkan
dilakukan. Core merupakan bagian inti dengan TKO melalui kabel tembaga
dari fiber optic karena perambatan indoor. FTTB dalam diterapkan bagi
cahaya terjadi di sini. pelanggan bisnis di gedung-gedung
bertingkat atau bagi pelanggan
b) Cladding perumahan di apartement.
Cladding adalah materi yang
mengelilingi inti yang berfungsi 2.3 Modus Aplikasi FTTH
memantulkan sinar kembali ke dalam Sesuai dengan definisinya jaringan fiber pada
inti (core) FTTH sampai dengan lokasi pelanggan ,
c) Coating (Jaket) sehingga dalam dokumen ini FTTH diaplikasikan
berfungsi sebagai pelindung pada gedung bertingkat (HRB), Perumahan dan
mekanis pada serat optik dan identitas untuk layanan Backhaul.
kode warna. Terbuat dari bahan Ada beberapa hal yang menjadi
plastik. Berfungsi untuk melindungi pertimbangan dalam menentukan modus
serat optik dari kerusakan. aplikasi FTTH yaitu sebagai berikut:
2.2 Arsitektur Jaringan Fiber Optik [2] a. Densitas pelanggan saat ini dan untuk
Secara Umum Jaringan Lokal Akses masa mendatang
Fiber (Jarlokaf) memiliki 2 (dua) buah b. Jenis layanan yang diperlukan untuk saat
perangkat opto elektronik, yaitu perangkat ini dan kemungkinan perkembangan nya
opto elektronik di sisi sentral dan perangkat di masa mendatang.
opto elektronik di sisi pelanggan atau disebut c. Teknologi yang akan dipilih untuk
dengan Titik Konversi Optik (TKO). Peletakan layanan broadband dimasa depan
TKO akan menimbulkan modus arsitektur apakah menggunakan ADSL, VDSL ,
JARLOKAF yang berbeda pula, yakni: GPON ONU atau GPON ONT, hal ini
a) Fiber To The Zone (FTTZ) TKO terletak akan berpengaruh pada boundary area
di suatu tempat di luar bangunan, baik di TKO (Titik Konversi Optik)
dalam kabinet dengan kapasitas besar.
Terminal pelanggan dihubungkan 2.4 Jaringan FTTH
dengan TKO melalui kabel tembaga FTTH (Fiber to The Home) TKO (Titik
hingga beberapa kilometer. FTTZ Konversi Optik) terletak di dalam rumah
umumnya diterapkan pada daerah pelanggan, terminal pelanggan dihubungkan
perumahan yang letaknya jauh dari kabel tembaga indoor hingga beberapa puluh
sentral atau infrastruktur duct pada arah meter saja, FTTH dapat dianalogikan sebagai
yang bersangkutan, sudah tidak pengganti Terminal Blok (TB).
memenuhi lagi untuk ditambahkan
dengan kabel tembaga. 2.5 Elemen Jaringan FTTH-GPON
b) Fiber To The Curb (FTTC) TKO terletak Secara umum jaringan FTTH
di suatu tempat di luar bangunan, baik di dapat dibagi menjadi 4 segmen catuan
dalam kabinet dan di atas tiang dengan kabel selain perangkat aktif (OLT dan
kapasitas lebih kecil. Terminal
ONT) yaitu sebagai berikut :
pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga hingga beberapa 1. Segmen A : Catuan Kabel Feeder
ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi 2. Segmen B : Catuan Kabel Distribusi
pelanggan bisnis yang letaknya 3. Segmen C : Catuan Kabel
berkumpul di suatu area terbatas namun Penanggal/Drop
tidak berbentuk gedung- gedung 4. Segmen D : Catuan Kabel Indoor
bertingkat atau bagi pelanggan
perumahan yang pada waktu dekat akan 2.6 Perangkat Fiber To The Home (FTTH) [3]
menjadi pelanggan jasa hiburan.
c) Fiber To The Building (FTTB) TKO
terletak di dalam gedung dan biasanya

4|TELKOM UNIVERSITY
Berdasarkan pada gambar 2.5 di atas, dapat rumah-rumah pelanggan, dimana tipe
dijelaskan beberapa elemen dan perangkat yang kabel drop yang digunakan adalah tipe
ada pada arsitektur jaringan FTTH, yaitu: G 657 untuk menanggulangi lokasi
instalasi yang banyak belokan-belokan
1.
Optical Line Terminal (OLT) sehingga harus menggunakan optik
Optical Line Terminal (OLT) dengan bending insensitive
adalah suatu perangkat aktif (Opto-
Elektrik) yang berfungsi untuk
mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal
optik, serta sebagai alat multipleks. OLT 2.7 Gigabit Passive Optical Network (GPON) [4]
merupakan perangkat yang berfungsi
sebagai titik akhir dari pusat penyedia 2.7.1 GPON Secara Umum
layanan PON. GPON adalah salah salah satu teknologi
2. Optical Distribution Cabinet (ODC) akses dengan menggunakan fiber optik sebagai media
Optical Distribution Cabinet transport ke pelanggan. Lebih umum disebut sebagai
(ODC) merupakan suatu ruang yang teknologi FTTx. Bisa berupa fiber to the home, fiber
berfungsi sebagai tempat untuk to the curb, ataupun fiber to the building. Dengan
melakukan proses instalasi sambungan menggunakan fiber optik, operator telekomunikasi
jaringan optik single mode. Ruangan dapat memberikan layanan broadband ke pelanggan
tersebut berbentuk kotak/kubah (dome) dengan jangkauan yang semakin luas dibanding
yang terbuat dari bahan material khusus. teknologi copper.
Di dalam ODC terdapat beberapa
perangkat seperti connector, splicing, 2.7.2 Keunggulan GPON
maupun splitter Adapun keunggulan yang dimiliki oleh
3. Optical Distribution Point (ODP) teknologi GPON sebagai berikut:
Optical Distribution Point (ODP) 1. Transmisi yang lebih efisien dari IP/Ethernet
merupakan tahap lanjut dari keluaran cell.
kabel distribusi dari arah ODC yang 2. Dapat menyediakan layanan triple play
kemudian terhubung ke masing-masing (video, data, voice) pada arsitektur FTTx
ONU menggunakan kabel drop, atau yang dilakukan melalui core fiber optik.
dengan kata lain ODP digunakan untuk 3. Membagi bandwith hingga 32 ONU dan
menghubungkan jaringan distribusi ke pembagian bandwith dapat diatur.
pelanggan.
4. Optical Network Termination / Unit 2.8 Performansi Sistem
(ONT/ONU)
Optical Network Unit disebut juga 2.8.1 Power Link Budget (PLB) [6]
sebagai Optical Network Terminal Power Link Budget digunakan untuk mengetahaui
(ONT). Beberapa ONU diletakkan di redaman total yang diijinkan daya keluar pemancar
beberapa lokasi dalam jaringan akses dan sensitivitas penerima
broadband point to multipoint antara CO Untuk menghitung Power Link Budget dapat dihitung
dengan pelanggan. dengan rumus:
5. Feeder FO
Feeder FO berfungsi untuk α tot = L. α serat + Nc. α c + Ns. α s
menyalurkan informasi berupa sinyal + Sp … … … (2.1)
optik hasil konversi perangkat OLT, dan Sedangkan untuk mencari nilai daya yang diterima di
biasanya menggunakan kabel single photodetector atau disisi pelanggan dapat dihitung
mode. dengan persamaan
6. Distribution FO
Kabel serat optik distribusi sama Pr = Pt − α tot − SM … … … . (2.2)
seperti kabel serat optik feeder yang
berfungsi untuk meneruskan sinyal optik Keterangan :
dari ODC ke ODP. Kabel distribusi yang Pt = Daya keluaran sumber optik ( dBm)
digunakan biasanya adalah jenis single
mode. Pr = Sensitivitas daya maksimum detektor ( dBm)
7. Kabel Drop
PRx = daya terima, sensitivitas penerima (dBm)
Kabel drop berfungsi untuk
meneruskan sinyal optik dari ODP ke
5|TELKOM UNIVERSITY
PTx = Daya kirim (dBm) 2.10 Google Earth [4]
Dengan menggunakan aplikasi Google Earth maka
α tot = Redaman Total sistem (dB) gambar satelit dapat diamati dengan menampakkan
L = Panjang serat optik ( Km) sketsa jalan, keadaan geografis dan data spesifik
mengenai lokasi atau tempat tertentu.
α c = Redaman Konektor (dB/buah)
2.11 Aplikasi GE SmallWorld
α s = Redaman sambungan ( dB/sambungan) Aplikasi GE SmallWorld yaitu aplikasi yang
digunakan dalam pembuatan perancangan alur
α serat = Redaman serat optik ( dB/ Km)
jaringan telekomunikasi, mekanikal, dan elektrikal
Ns = Jumlah sambungan dalam skala besar. Aplikasi GE SmallWorld yaitu
salah satu aplikasi yang digunakan oleh PT. Telkom
Nc = Jumlah konektor Group untuk menginventory alat produksi
Sp = Redaman Splitter perusahaan Telkom berbasis map. Aplikasi tersebut
bersifat private.
2.8.2 Rise Time Budget (RTB) [6]
Rise Time Budget adalah metode untuk menentukan Aplikasi GE SmallWorld ini cocok digunakan
batasan dispersi suatu link serat optic. Metode ini dalam perancangan FTTH dibandingkan dengan
sangat berguna untuk menganalisa sistem transmisi menggunakan aplikasi AutoCad. Kelebihan aplikasi
digital. Tujuan dari metode ini adalah untuk GE SmallWorld dibandingkan dengan aplikasi
menganalisa apakah performansi jaringan secara AutoCad, yaitu:
keseluruhan telah tercapai dan mampu memenuhi a. Desain jalur jelas karena menggunakan map
kapasitas kanal yang diinginkan based.
Untuk menghitung Rise Time Budget dapat b. Inventory koneksi sesuai dengan lapangan.
dihitung dengan rumus:
𝑡. system = √𝑡 tx +𝑡 rx +𝑡 mat +𝑡 mod c. Alat produksi hasil inventory bisa dijual ke
pelanggan di starklik.
Keterangan :
d. Perangkat dari jaringan FTTH di GE
𝑡 tx = Rise time transmitter (ns)
SmallWorld dapat dipilih spesifikasinya,
𝑡 rx = Rise time receiver (ns)
sedangkan AutoCad harus digambar secara
𝑡 intermodal = bernilai nol (untuk serat optik
manual.
single mode)
𝑡 intramodal = Δϭ x L x Dm Hasil perancangan yang didapat dari aplikasi GE
Δϭ = Lebar spektral (nm) SmallWorld yaitu:
L = Panjang serat optik (Km)
Dm = Dispersi Material (ps/nm.Km) a. Bill of Quantity (BoQ)
b. Peta lokasi perancangan FTTH
2.8.3 Bit Error Rate (𝐁𝐄𝐑)[7]
Bit error rate merupakan laju kesalahan bit c. Skema Kabel
yang terjadi dalam mentransmisikan sinyal digital. Peta lokasi perancagan FTTH yang bisa dilihat
Sensitivitas merupakan daya optik minimum dari menggunakan aplikasi Google Earth.
sinyal yang datang pada bit error rate yang
dibutuhkan. BER untuk sistem komunikasi optik
sebesar 10−9

2.9 Optiwave System (OptiSystem) [8]


Optisystem adalah simulator berbasis pemodelan
sistem komunikasi optik yang sifatnya nyata. Pada
Optisystem dilengkapi Graphical User Interface
(GUI) menyeluruh yang terdiri atas project layout,
komponen netlis, model komponen, serta tampilan
grafik. Library Optisystem terdiri dari komponen
aktif dan pasif yang tergantung kepada parameter
wavelengthnya.

6|TELKOM UNIVERSITY
BAB III
Perancangan Jaringan FTTH
3.1 Diagram Alur Penelitian

Mulai

Penentuan Area
Layanan

Pengumpulan Data

Perhitungan Alokasi
Bandwidth dan Perancangan dan
Perancangan dan
Perancangan Perhitungan
Perhitungan Manual
Kebutuhan Simulasi
Pelanggan

Penentuan
Spesifikasi
Perangkat

Penentuan Jumlah
Perangkat,Letak dan
Jarak

Gambar 3.3 Jumlah Rumah


Input Data

3.4 Penentuan spesifikasi perangkat yang


Analisis Parameter
Perancangan (PLB dan
digunakan
TIDAK RTB)

YA
Perangkat yang digunakan berdasarkan
Selesai
spesifikasi yang ditentukan oleh pihak PT.Telkom
Akses. Spesifikasi perangkat yang digunakan adalah
Gambar 3.1 Flowchart Perancangan Sistem[12] sebagai berikut :
a. Optical Line Termination (OLT)
3.2 Penentuan Area Layanan Pemilihan OLT harus disesuaikan
Penentuan area layanan dalam Proyek Akhir dengan jarak dan banyaknya redaman
ini adalah di Perumahan Sirnagalih Kencana yang yang dapat terjadi di sepanjang link.
berada di Kota Tasikmalaya. Perumahan ini Power transmit (Ptx) harus mencukupi
merupakan perumahan yang sudah selesai di bangun agar dapat memenuhi parameter power
link budget. Selain itu pemilihan OLT
seluruhnya.
juga harus mempertimbangkan nilai
lebar spektral, rise time dan fall time
yang diharapkan bernilai relatif kecil
agar tidak melewati batas dispersi atau
nilai rise time budget.
OLT yang digunakan pada
perancangan FTTH di Proyek Akhir
ini adalah OLT ZXA10 C300 dengan
spesifikasi terdapat pada tabel 3.1
berikut :
Tabel 3.1 : Spesifikasi Perangkat
OLT ZTE ZXA10 C300
Gambar 3.2 Boundary Perumahan
3.3 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dilakukan kegiatan
berupa menentukan letak dan berapa jumlah rumah
yang ada dalam perumahan Sirnagalih Kencana
berdasrkan hasil survey dan hasil tagging di Google
Earth. Jumlah rumah yang didapat pada perancangan
ini adalah 458 rumah

7|TELKOM UNIVERSITY
d. Optical Network Termination (ONT)
Alcatel Lucent 7432 ISAM FTTU
Optical Network Termination (ONT)
b. Serat Optik berada di sisi pelanggan dari sistem
Serat optik yang digunakan dalam jaringan. ONT mempunyai tugas utama
perancangan jaringan akses FTTH ini yaitu menjadi perangkat yang terhubung
adalah yang sesuai dengan standar ITU- langsung dengan para pelanggan ONT
T G.652D dan drop fiber G.657. Dari menyediakan native service interfaces
OLT hingga ke ODP adalah memakai kepada pengguna.
kabel serat optik G.652D dan dari ODP
hingga ke pelanggan adalah dengan Tabel 3.5 Spesifikasi ONT
memakai kabel serat optik G.657.
Berikut adalah spesifikasi kabel serat
optik yang digunakan.
Tabel 3.2 Spesifikasi Fiber Optik G.657

Tabel 3.3 Spesifikasi Fiber Optik G.652D

c. Splitter e. Konektor yang digunakan adalah


Splitter merupakan komponen pasif yang konekor SC. Konektor SC digunakan
dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke pada bagian OLT,ODC,ODP dan ONT.
dua atau beberapa output serat. Pada perancangan Spesifikasi konektor seperti pada tabel
jaringan akses FTTH ini hanya digunakan splittter 1:4 3.6
dan splitter 1:8. Berikut adalah spesifikasi perangkat
yang digunakan. Tabel 3.6 Spesifikasi Konektor
Tabel 3.4 Spesifikasi Perangkat Splitter Parameter Spesifikasi Unit
Fiber Type SM 10/125 -

3.5 Perhitungan Alokasi Bandiwdth dan


Kebutuhan Pelanggan
Penentuan jumlah dan jenis perangkat yang
digunakan dipengaruhi oleh alokasi bandwidth yang
telah diperhtungkan. Maka dari itu perhitungan
alokasi bandwidth adalah salah satu faktor terpenting
8|TELKOM UNIVERSITY
dalam perancangan jaringan akses FTTH supaya cakupan ODP FAA/D03/59.03 dengan jarak total dari
setiap user dapat mendapatkan bandwidth yang STO sampai ke ONT adalah 5,416 km. Untuk
merata. Dalam perhitungan ini data yang dibutuhkan perhitungan nilai power link budget downstream
adalah jumlah pelanggan (homepass) dan jenis dapat diuraikan sebagai berikut :
layanan yang diberikan kepada pelanggan.
Downstream Jarak Terjauh
Layanan yang diberikan kepada pelanggan
adalah layanan triple play, yang terdiri dari telepon α tot = (L. α serat ) + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (Sp)
(VoIP) , internet (data) , dan televisi (IPTV). Layanan α tot = (L. α G652D ) + (L. α G657 )
tersebut menggunakan bandwidth dengan jumlah 5 + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (α PS 1:4 )
Mbps. + (α PS 1:8 )
Total Bandwidth yang diperlukan dalam α tot = (6,015 x 0,2) + (0,015 x 0,2) + (8 x 0,25)
perancangan ini adalah sebesar 2.240 Mbps dengan + (1 x 0,15) + (7,25) + (10,38)
rincian sebagai berikut :
α tot = 20,986 dB
Tabel 3.7 Kebutuhan Bandwidth
Downstream Jarak Menengah
No Layanan Bandwidth Jumlah Jumlah
Homepass α tot = (L. α serat ) + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (Sp)
1 Telepon 0.5 Mbps 458 229
(VoIP) rumah Mbps α tot = (L. α G652D ) + (L. α G657 )
2 Televisi 3.5 Mbps 458 1.600 + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (α PS 1:4 )
(IPTV) rumah Mbps + (α PS 1:8 )
3 Internet 1 Mbps 458 458 α tot = (5,695 x 0,2) + (0,036 x 0,2) + (8 x 0,25)
(Data) rumah Mbps + (1 x 0,15) + (7,25) + (10,38)
Jumlah 2290
Mbps α tot = 1,139 + 0,0072 + 2 + 0,15 + 7,25
+ 10,38

3.6 Perancangan dan Perhitungan Power Link α tot = 20,926 dB


Budget Manual Downstream Jarak Terdekat
Perancangan dan Perhitungan power link α tot = (L. α serat ) + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (Sp)
budget digunakan untuk mengetahui besaran nilai
redaman total yang diperbolehkan antara daya α tot = (L. α G652D ) + (L. α G657 )
pemancar dan perangkat penerima. Daya yang + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (α PS 1:4 )
diijinkan dalam teknologi GPON adalah sebesar -28 + (α PS 1:8 )
dBm. Persamaan untuk perhitungan power link
budget adalah menggunakan persamaan yang ada di α tot = (5,413 x 0,2) + (0,0037 x 0,2)
sub bab 2.6 dan menggunakan data yang ada pada + (8 x 0,25) + (1 x 0,15) + (7,25)
tabel 3.1 hingga tabel 3.5 . + (10,38)

Perhitungan power link budget akan dibagi α tot = 1,082 + 0,00074 + 2 + 0,15 + 7,25
menjadi dua kali perhitungan yaitu untuk perhitungan + 10,38
downstream dan upstream. Selain itu perhitungan ini
α tot = 20,862 dB
dilakukan pada homepass terjauh, homepass yang
berada ditengah-tengah serta homepass yang Nilai redaman tersebut berada dibawah nilai
terdekat. Panjang gelombang yang digunakan adalah redaman maksimal yang ditentukan oleh PT. Telkom,
1310 nm untuk upstream dan 1490 nm untuk yaitu sebesar 28 dB,maka ketiga link tersebut
downstream. memenuhi syarat dari sisi total redaman.
ONT yang memiliki jarak terjauh adalah Perhitungan nilai 𝑃𝑟𝑥 adalah seperti dibawah
ONT yang berada pada cakupan ODP ini :
FAA/D03/36.03 dengan jarak total dari STO sampai
ke ONT adalah 6,045 km, homepass jarak menengah nilai 𝑃𝑟𝑥 jarak terjauh :
yang berada di cakupan ODP FAA/D02/024,02 𝑃𝑟𝑥 = 𝑃𝑡𝑥 − α tot − 𝑆𝑀
dengan jarak total dari STO sampai ke ONT adalah
5,732 km dan homepass jarak terdekat yang berada di 𝑃𝑟𝑥 = 3 − 20,986 − 6
9|TELKOM UNIVERSITY
𝑃𝑟𝑥 = −23,986 dBm Upstream Jarak Terjauh
nilai 𝑃𝑟𝑥 jarak menengah : α tot = (L. α serat ) + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (Sp)
𝑃𝑟𝑥 = 𝑃𝑡𝑥 − α tot − 𝑆𝑀 α tot = (L. α G652D ) + (L. α G657 )
+ (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (α PS 1:4 )
𝑃𝑟𝑥 = 3 − 20,926 − 6 + (α PS 1:8 )
𝑃𝑟𝑥 = −23,926 dBm α tot = (6,015 x 0,2) + (0,015 x 0,2) + (8 x 0,25)
nilai 𝑃𝑟𝑥 jarak terdekat : + (1 x 0,15) + (1,228) + (1,335)

𝑃𝑟𝑥 = 𝑃𝑡𝑥 − α tot − 𝑆𝑀 α tot = 1,203 + 0,003 + 2 + 0,15 + 1,228


+ 1,335
𝑃𝑟𝑥 = 3 − 20,862 − 6
α tot = 5,919 dB
𝑃𝑟𝑥 = −23,862 dBm
Upstream Jarak Menengah
Hal ini membuktikan bahwa perancangan
dengan daya awal 3 dBm masih memenuhi α tot = (L. α serat ) + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (Sp)
persyaratan dari nilai perangkat untuk nilai daya yang α tot = (L. α G652D ) + (L. α G657 )
terima yaitu sebesar dibawah -28 dBm (nilai + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (α PS 1:4 )
maksimum sensitivitas penerima)
+ (α PS 1:8 )
Untuk perhitungan Upstream, karena dilihat
α tot = (5,695 x 0,2) + (0,036 x 0,2) + (8 x 0,25)
dari sisi pelanggan (ONT) maka nilai redaman splitter
+ (1 x 0,15) + (1,228) + (1,335)
akan disesuaikan dengan melakukan perhitungan
sebagai berikut : α tot = 1,139 + 0,0072 + 2 + 0,15 + 1,228
+ 1,335
a. SPL 1:4
SPL 1:4 memiliki nilai redaman α tot = 5,8592 dB
sebanyak 7,25 dB maka :
7,25 = 10 log 𝑥 Upstream Jarak Terdekat
𝑥 = 100,725 α tot = (L. α serat ) + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (Sp)
𝑥 = 5,3 mw
Karena dalam sisi pelanggan hanya α tot = (L. α G652D ) + (L. α G657 )
menghitung 1 port daripada redaman + (Nc. αc ) + (Ns. αs ) + (α PS 1:4 )
splitter itu sendiri maka perhitungan + (α PS 1:8 )
nya adalah :
𝑥 5,3 α tot = (5,413 x 0,2) + (0,0037 x 0,2)
1 port = 4 = 4 = 1,327 𝑚𝑤
+ (8 x 0,25) + (1 x 0,15)
Maka redaman per 1 port adalah : + (1,228) + (1,335)
1 port = 10 log 𝑧 = 10 log 1,327 =
1,228 dB α tot = 1,082 + 0,00074 + 2 + 0,15 + 1,228
b. SPL 1:8 + 1,335
SPL 1:48 memiliki nilai redaman
sebanyak 10,38 dB maka : α tot = 5,795 dB
10,38 = 10 log 𝑥 Nilai redaman tersebut berada dibawah nilai
𝑥 = 101,038 redaman maksimal yang ditentukan oleh ITU-T serta
𝑥 = 10,91 mw PT. Telkom, yaitu sebesar 28 dB,maka ketiga link
Karena dalam sisi pelanggan hanya tersebut memenuhi syarat dari sisi total redaman.
menghitung 1 port daripada redaman
splitter itu sendiri maka perhitungan Perhitungan nilai 𝑃𝑟𝑥 adalah seperti dibawah ini :
nya adalah : nilai 𝑃𝑟𝑥 jarak terjauh :
𝑥 10,91
1 port = 4 = 8 = 1,37 𝑚𝑤
Maka redaman per 1 port adalah : 𝑃𝑟𝑥 = 𝑃𝑡𝑥 − α tot − 𝑆𝑀
1 port = 10 log 𝑧 = 10 log 1,36 = 𝑃𝑟𝑥 = 0,5 − 5.964 − 6
1,335 dB
𝑃𝑟𝑥 = −11,419 dBm
Untuk perhitungan nilai power link budget uptream
dapat diuraikan sebagai berikut : nilai 𝑃𝑟𝑥 jarak menengah :
10 | T E L K O M U N I V E R S I T Y
𝑃𝑟𝑥 = 𝑃𝑡𝑥 − α tot − 𝑆𝑀 Gambar 3.6 Nilai Prx dengan jarak terjauh
(Downstream)
𝑃𝑟𝑥 = 0,5 − 5,8592 − 6 Pada gambar 3.4 adalah percobaan simulasi Power
𝑃𝑟𝑥 = −11,3592 dBm Link Budget dari arah downstream dan ini merupakan
simulasi dari perancangan FTTH (Fiber To The
nilai 𝑃𝑟𝑥 jarak terdekat : Home) dengan menggunakan software optisystem.
Pada gambar 3.4 di blok hijau terdapat OLT (Optical
𝑃𝑟𝑥 = 𝑃𝑡𝑥 − α tot − 𝑆𝑀 Line Terminal) yang berfungsi untuk mengubah
𝑃𝑟𝑥 = 0,5 − 5,795 − 6 sinyal elektrik menjadi sinyal optik. Perangkat ini
juga berfungsi sebagai penyedia layanan triple play.
𝑃𝑟𝑥 = −11,295 dBm Adapun daya pancar OLT diberikan daya sebanyak 3
dBm.
Hal ini membuktikan bahwa perancangan Pada gambar 3.5 adalah output daya yang
dengan daya awal 0.5 dBm masih memenuhi keluar dari OLT setelah teredam oleh konektor yang
persyaratan dari nilai perangkat untuk nilai daya yang diberi nilai 0,25 dB. Hasil dari output daya yang
terima yaitu sebesar dibawah -28 dBm (nilai
keluaran dari OLT adalah sebanyak 0,404 dBm. Pada
maksimum sensitivitas penerima) blok merah di gambar 3.4 terdapat ODC yang
3.7 Perancangan dan Perhitungan Power Link memakai splitter 1:4 dan diberi nilai redaman
Budget Simulasi sebanyak 1,228 dB.
Pada blok kuning di gambar 3.4 adalah
Untuk melakukan perhitungan power link simulasi dari ODP. ODP memakai splitter 1:8 dengan
budget simulasi dilakukan dengan menggunakan nilai redaman sebanyak 1,335 dB. Pada blok biru
software Optisystem dari Optiwave untuk didapatkan adalah simulasi dari ONT. ONT adalah perangkat
hasil simulasi yang menyerupai pemasangan aktif yang berfungsi untuk mengubah sinyal optik
perangkat asli nya. menjadi sinyal elektrik dan juga berfungsi sebagai
alat demultipleks. Keluaran dari ONT merupakan
Simulasi dengan jarak terjauh
layanan telepon, internet serta IPTV.
Pada simulasi di atas menggunakan 1 buah
transmitter dengan daya sebanyak 3 dBm, 8 buah
konektor dengan masing-masing redaman 0,25 dB , 1
buah splicing yang mempunyai redaman sebanyak
0,1 dB , 4 buah jalur kabel fiber optik yang memiliki
panjang sebanyak 6,03 km , 1 buah splitter 1;4 dengan
redaman 1,228 dB , 1 buah splitter 1:8 dengan
redaman 1,335 dB dan 1 buah optical receiver sebagai
simulasi dari perangkat ONT.
Pada gambar 3.6 adalah hasil daya yang telah
mengalami redaman dengan jumlah nilai sebanyak -
Gambar 3.4 Simulasi ONT Terjauh (Downstream) 20,498 dBm. Maka dari itu hasil daya ini adalah ideal
karena berada jauh dibawah standar maksimum daya
yang bisa diterima oleh perangkat receiver yaitu -28
dBm.

Perhitungan power link budget upstream


menggunakan software optisystem :

Gambar 3.5 Daya Pancar OLT (Downstream)

11 | T E L K O M U N I V E R S I T Y
Perhitungan simulasi dengan jarak terjauh aktif yang berfungsi untuk mengubah sinyal optik
menjadi sinyal elektrik dan juga berfungsi sebagai
alat multipleks. Keluaran dari OLT merupakan sinyal
optik..
Pada simulasi di atas menggunakan 1 buah
transmitter dengan daya sebanyak 0,5 dBm, 8 buah
konektor dengan masing-masing redaman 0,25 dB ,
1 buah splicing yang mempunyai redaman sebanyak
0,1 dB , 4 buah jalur kabel fiber optik yang memiliki
panjang sebanyak 6,03 km , 1 buah optical
attenuator dengan redaman 1,228 dB , 1 buah
optical attenuator dengan redaman 1,335 dB dan 1
buah optical receiver sebagai simulasi dari
perangkat OLT.
Gambar 3.7 Simulasi ONT Terjauh (Upstream)
Pada gambar 3.9 adalah hasil daya yang telah
mengalami redaman dengan jumlah nilai sebanyak -
7,144 dBm. Maka dari itu hasil daya ini adalah ideal
karena berada jauh dibawah standar maksimum daya
yang bisa diterima oleh perangkat receiver yaitu -28
dBm.

Gambar 3.8 Daya Pancar OLT (Upstream) 3.8 Penentuan jumlah Perangkat, Letak dan
Jarak[11]
Dalam penentuan jumlah perangkat, letak
dan Jarak memakai hasil pengerjaan dari GE
SmallWorld yang berupa peta lokasi di Google Earth
, peta lokasi hasil cetak di GE SmallWorld , lalu tabel
kebutuhan perangkat (BOQ).
Peta Lokasi adalah hasil cetak perancangan
jaringan akses ftth yang telah dilakukan dalam
aplikasi GE SmallWorld. Dalam peta lokasi terdapat
beberapa hal yang ditampilkan diantaranya adalah
Gambar 3.9 Nilai Prx dengan jarak terjauh jalur feeder dari STO hingga ke ODC , Jalur distribusi
(Upstream) dari ODC hingga ke ODP , serta menampilkan letak
Pada gambar 3.7 adalah percobaan simulasi perangkat yang akan dipakai di dalam perancangan
Power Link Budget dari arah Upstream . Pada gambar jaringan akses FTTH ini. Dalam peta lokasi terdapat
3.7 di blok hijau terdapat ONT (Optical Line dua peta lokasi yang bisa ditampilkan diantaranya
Terminal) yang berfungsi untuk mengubah sinyal adalah :
elektrik menjadi sinyal optik. Perangkat ini juga 1. Peta Lokasi Hasil Cetak GE SmallWorld
berfungsi sebagai penyedia layanan triple play di sisi 2. Peta Lokasi di Google Earth (berdasarkan
pelanggan (end user). Adapun daya pancar ONT hasil cetak yang ada di GE SmallWorld)
diberikan daya sebanyak 0,5 dBm. Berikut adalah hasil peta lokasi yang ada di GE
Pada gambar 3.8 adalah output daya yang SmallWorld :
keluar dari ONT setelah teredam oleh konektor yang
diberi nilai 0,25 dB. Hasil dari output daya yang
keluaran dari OLT adalah sebanyak 2,346 dBm. Pada
blok merah di gambar 3.4 terdapat Optical Attenuator
yang merupakan pengganti dari splitter 1:8 karena
dari arah upstream hanya memakai satu saluran
splitter dan diberi nilai redaman sebanyak 1,335 dB.
Pada blok kuning di gambar 3.7 adalah
simulasi dari ODC. ODC yang memakai splitter 1:8
diganti dengan Optical Attenuator karena dari arah
upstream hanya memakai satu saluran splitter dengan
nilai redaman sebanyak 1,228 dB. Pada blok biru
adalah simulasi dari OLT. OLT adalah perangkat Gambar 3.10 Tata letak ODP , Jalur
Distribusi , dan Tiang[11]
12 | T E L K O M U N I V E R S I T Y
Dalam perancangan ini terdapat 3 Jalur
Distribusi dan 59 ODP yang digunakan
dengan rincian :
1. Jalur Distribusi 1 memakai 14 unit ODP
untuk melayani 110 rumah
2. Jalur Distribusi 2 memakai 21 unit ODP
untuk melayani 162 rumah
3. Jalur Distribusi 3 memakai 24 unit ODP
untuk melayani 186 rumah

Maka dari itu semua rumah yang ada dalam Gambar 3.11 Jalur Distribusi 1
perumahan Sirnagalih Kencana ini bisa
tercakupi oleh Jaringan FTTH
Setiap ODP yang dipasang juga
membutuhkan tiang baru yang dipasang.
Tiang juga baerfungsi untuk melakukan
percabangan jalur. Jumlah tiang yang
dipasang dalam perancangan ini berjumlah
67 unit
Adapun jumlah penomoran odp setiap
distribusi nya terbagi sebagai berikut :
1. Jalur Distribusi 1 bernomor
FAA/D01/001.01 hingga Gambar 3.12 Jalur Distribusi 2
FAA/D01/014.01
2. Jalur Distribusi 2 bernomor
FAA/D02/015.02 hingga
FAA/D01/035.02
3. Jalur Distribusi 3 bernomor
FAA/D03/36.03 hingga
FAA/D01/059.03

Jarak distribusi fiber optik pun terbagi


menjadi 3 bagian dengan rincian :
1. Jalur Distribusi 1 dari ODC-TSM-FAA Gambar 3.13 Jalur Distribusi 3
hingga mencapai ODP TSM-
FAA/D01/001.01 adalah sepanjang 409,545 Berikut adalah hasil peta lokasi yang ada di GE
meter dengan percabangan di jalur ODP SmallWorld dan Google Earth :
TSM-FAA/D01/009.01 ke FAA/D01/010.01
dengan jarak 120.338 meter dan percabangan
juga di jalur ODP TSM-FAA/D01/011
sampai dengan ODP TSM-FAA/D01/013.01
dengan jarak 144,858 meter
2. Jalur Distribusi 2 dari ODC-TSM-FAA
sampai ke ODP TSM-FAA/D02/035.02
adalah sepanjang 439,851 meter dengan
percabangan di jalur ODP FAA/D02/024.02
sampai ke ODP FAA/D02/031.02 adalah
sejauh 144,7 meter
3. Jalur Distribusi 3 dari ODC-TSM-FAA
hingga mencapai ke ODP TSM-
FAA/D03/36.02 adalah sepanjang 662.616
meter Gambar 3.14 Peta Lokasi Google Earth

13 | T E L K O M U N I V E R S I T Y
pelanggan dan konektor mengacu pada jumlah
perangkat.
BAB IV
ANALISIS KELAYAKAN JARINGAN FTTH
4.1 Analisis Perbandingan Downstream dan
Upstream
Berdasarkan perhitungan manual dan
perhitungan dari Opti System , didapatkan hasil nilai
yang ada di sub bab 3.6 dan sub bab 3.7. Adapun ,
Gambar 3.15 Peta Lokasi dan Jalur distribusi Google hasil perhitungan manual untuk power link budget
Earth adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Daftar Kebutuhan Perangkat Tabel 4.1 Perhitungan manual (Downstream)

Nama Jumlah Unit


No. Perangk Letak
at
1 buah Di
1. OLT dalam
ruangan
1 buah Di luar
2. ODC Hasil perhitungan simulasi dengan aplikasi
ruangan
59 buah Di luar Opti System menghasilkan nilai power link budget
3. ODP sebagai berikut :
ruangan
458 buah Di Tabel 4.2 Perhitungan simulasi (Downstream)
4. ONT dalam User Jarak PRx
rumah ONT(terdekat) Terdekat −20,394 dBm
16 buah Di (5,461 km)
5. PS 1:4 dalam ONT(menengah) Menengah −20,432 dBm
ODC (5,73 km)
59 buah Di ONT(terjauh) Terjauh −20,498 dBm
6. PS 1:8 dalam (6,04 km)
ODP
1315 buah Di
dalam Adapun hasil perhitungan manual power link
Konekt
6. Setiap budget (upstream) adalah sebagai berikut
or
perangk
at Tabel 4.3 Perhitungan manual (Upstream)
Kabel 5,427 Km Outdoor
Feeder (Lapang
7. (Serat an)
G.652.
D)
Kabel 1,926 km Outdoor
Distribu (Lapang
8. si (Serat an)
G.652.
D)

Tabel kebutuhan perangkat di atas mengacu


kepada BOQ (Bill of Quantity) yang telah dicetak
dari program GE SmallWorld. BOQ dilampirkan di
halaman lampiran. Untuk ONT mengacu pada jumlah

14 | T E L K O M U N I V E R S I T Y
Adapun hasil perhitungan simulasi power memiliki jarak sejauh 6,03 km. Perhitungan nya
link budget (upstream) adalah sebagai berikut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Perhitungan simulasi (Upstream) Upstream
User Jarak PRx 0.7 0,7
ONT(terdekat) Terdekat −7,019 dBm tr = 𝐵𝑟
= 1,244 x 109 = 0,5267 𝑛𝑠 ; Perhitungan
(5,46 km) menggunakan pengkodean NRZ
ONT(menengah) Menengah −7,084 dBm 0.7 0,35
(5,73 km) tr = 𝐵𝑟
= 1,244 x 109 = 0,2814 𝑛𝑠 ; Perhitungan
ONT(terjauh) Terjauh (6,04 −7,144 dBm menggunakan pengkodean RZ
km)
Downstream
0.7 0,7
Berdasarkan hasil perhitungan di tabel tr = 𝐵𝑟
= 2,488 x 109 = 0,2814 𝑛𝑠 ; Perhitungan
sebelumnya ternyata hasil dari perhitungan manual menggunakan pengkodean NRZ
dan perhitungan memakai software Opti System tidak
0.7 0,35
memiliki perbedaan yang cukup signifkan. Hasil tr = = 2,488 x 109 = 0,1407 𝑛𝑠 ; Perhitungan
𝐵𝑟
perhitungan manual untuk power link budget pada
menggunakan pengkodean RZ
jarak terjauh memiliki redaman senilai
−22,986 dBm untuk downstream dan −11,419 dBm Menentukan t intramodal :
untuk upstream seperti terlihat pada tabel 4.2 dan
tabel 4.4. Sedangkan untuk perhitungan power link Tmaterial = ∆σ x L x Dm
budget menggunakan software Opti System memiliki Ps
nilai redaman sebesar −20,498 dBm dengan nilai Tmaterial = 1 nm x 6,03 km x 3,5
km. nm
upstream −7,144 dBm pada tabel 4.3 dan tabel 4.5 = 0,021105
Nilai yang didapatkan melalui perhitungan Tintramodal = 0 , karena serat optik yang digunakan
manual dan perhitungan Opti System memiliki adalah Single Mode
perbedaan yang cukup besar yaitu
2,488 dB (10.82%) untuk downstream dan Sehingga perhitungan untuk t system untuk
4.297 dB (37,63%) untuk upstream. Hal ini downstream adalah sebagai berikut :
membuktikan perancangan ini layak dan mendekati
perhitungan ideal. Tsystem = (0,152 + 0,0211052 + 02 + 0,22 )2

4.2 Analisis Perhitungan Rise Time Budget Tsystem = (0,0225 + 0,000445421025 + 0


+ 0,04)2
Analisis rise time budget adalah suatu
= 0,0039621260280145 𝑛𝑠
metoda untuk menentukan batasan dispersi pada link
serat optik. Rise time budget sangat berguna untuk Dari hasil perhitungan di halaman sebelumnya maka
perhitungan sistem digital. Rise Time Budget didapatkan nilai Tsystem adalah sebesar 0,00396 𝑛𝑠.
memiliki dua jenis pengkodean yaitu : NRZ (Non Nilai berada jauh di bawah waktu batasan yang
Return to Zero) dan RZ (Return to Zero). bernilai 0,5267 𝑛𝑠 untuk pengkodean NRZ dan
Nilai waktu sistem (𝑡𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚 )yang didapatkan 0,2814 𝑛𝑠 untuk pengkodean RZ melihat hasil
perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
dari hasil dalam perhitungan dalam link, baik
sistem untuk downstream dan upstream memenuhi
upstream maupun downstream harus berada di bawah
rise time budget.
nilai batasan waktu (𝑡𝑟 ). Untuk waktu yaitu batas
dengan pengkodean NRZ bernilai 70% dari perioda 4.3 Analisis Perhitungan Bit Error Rate (BER)
bit , sedangkan untuk batas kecepatan dengan
pengkodean RZ bernilai 35% dari perioda bit. Satu Perhitungan bit error rate pada perancangan
perioda bit sama dengan kebalikan dari kecepatan ini membuat simulasi perancangan dengan
data. menggunakan sebuah perangkat lunak yaitu
Optisystem. Seluruh elemen perangkat yang
Spesifikasi dari perangkat yang digunakan digunakan dalam simulasi disesuaikan dengan
dalam perhitungan rise time budget dapat dilihat pada spesifikasi perangkat asli untuk mendapatkan hasil
tabel yang ada di bab 3 yang real. Simulasi yang dibuat adalah link
downstream dan upstream jarak terjauh.
Perhitungan rise time budget dilakukan pada
ONT dengan jarak terjauh yaitu pada ONT yang
15 | T E L K O M U N I V E R S I T Y
Gambar 4.4 Pengukuran BER (Upstream) di
simulasi jarak terjauh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Gambar 4.1 Hasil Pengukuran BER (Downstream)
Berdasarkan hasil analisis dan hasil
perhitungan yang dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bandwidth yang dibutuhkan dalam
perancangan ini adalah sebesar 2290
Mbps untuk memenuhi kebutuhan
layanan internet 458 rumah dan hanya
memerlukan 1 slot GPON
Gambar 4.2 Pengukuran BER (downstream) di
2. Berdasarkan perhitungan kelayakan
simulasi jarak terjauh
sistem untuk power link budget
Berdasarkan simulasi pengukuran Bit Error didapatkan nilai redaman terbesar untuk
Rate (BER) arah downstream yang dilakukan maka downstream bernilai 20,986 dB dengan
didapatkan hasil pengukuran sebesar 7,541 x 10−30, nilai Prx sebesar -23,986 dBm untuk
yang artinya rancangan ini telah masuk dalam perhitungan manual dan nilai Prx sebesar
kategori ideal karena lebih kecil daripada nilai standar -20,498 dBm untuk simulasi. Hasil
BER yang bernilai 1 x 10−9,Pengukuran BER arah perhitungan yang didapatkan masih
Upstream didapatkan hasil pengukuran nya adalah 0 berada diatas standar yang ditentukan
(nol) sehingga performansi sistem untuk link oleh PT Telkom Akses yaitu 28 dB dan
Upstream dapat dikatakan sangat baik. juga masih berada dibawah nilai batas
daya maksimum yang dapat diterima
oleh perangkat yaitu -28 dBm
3. Berdasarkan perhitungan kelayakan
sistem untuk rise time budget, jenis
pengkodean NRZ dan RZ dapat
digunakan dalama perancangan ini.
Pengkodean NRZ memiliki batas 70%
dari kecepatan data yaitu 0,2814 𝑛𝑠
untuk downstream dan 0,5267 𝑛𝑠 untuk
upstream. Pengkodean RZ memiliki
batas 35% dari kecepatan data yaitu
0,1407 𝑛𝑠 untuk downstream dan
0,2814 𝑛𝑠 untuk downstream. Dari
Gambar 4.3 Hasil Pengukuran BER (Upstream) perhitungan didapatkan nilai Tsistem
sebesar 0,0312 𝑛𝑠 untuk upstream dan
0,03708 𝑛𝑠 untuk downstream. Nilai
Tsistem tersebut masih dibawah batas
pengkodean NRZ ataupun RZ.
4. Nilai BER yang didapatkan berdasarkan
dari hasil simulasi adalah sebesar
7,541 x 10−30, yang artinya rancangan
ini telah masuk dalam kategori ideal
16 | T E L K O M U N I V E R S I T Y
karena lebih kecil daripada nilai standar [8] ZTE Coorporation. “ZXA10 C300:
BER yaitu 1 x 10−9, Optical Access Covergence Equipment -
5. Jumlah perangkat yang diperlukan pada Product Description”, 2011
perancangan ini adalah OLT sebanyak 1
buah, ODC sebanyak 1 buah, ODP 59 [9] Amar Bilhaq, A Hambali. 2009.
buah, ONT 458 buah, Passive Splitter PERANCANGAN JARINGAN OPTIK
(PS) 1:4 sebanyak 15 buah, Passive UNTUK LAYANAN INTERNET
Splitter (PS) 1:8 sebanyak 59 buah, MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON
konektor sebanyak 3206 buah, untuk STUDI KASUS GEDUNG WISMA LIPPO
kabel feeder jenis G.652.D diperlukan [ Jurnal ]. Bandung: IT Telkom
sepanjang 5,385 km, untuk kabel [10] Telkom Akses. (n.d.). Modul 3 Overview
distribusi jenis G.652.D diperlukan Jaringan FTTX. PT. Telkom Akses.
sepanjang 1,701 km dan kabel drop jenis
G.657 sebanyak 55,4 m untuk jarak [11] Telkom Akses. (n.d.). Guidance SmallWorld.
terjauh,menengah dan terdekat. PT. Telkom Akses.

5.2 Saran [12] PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.


Untuk penelitian berikutnya diharapkan Pedoman Desain Jaringan FTTH , 2013
dapat melakukan percangan FTTH dengan
memanfaatkan teknlogi XGPON ataupun NG-
PON2. Hal ini diharapkan dapat menambah
kapasitas dari segi bandwidth yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tri Harjo, Agus :2014 ” Design survey FTTH
di wilayah STO KARANGMULYA dengan
menggunakan google earth pada area kerja
TELKOM AKSES”.
[2] Fitriyani, A. (2015). PERANCANGAN
JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH)
PERUMAHAN NATAENDAH KOPO.
Bandung: Fakultas Ilmu Terapan Telkom
University
[3] Telkom Akses,2014,”Modul Design FTTx
(Fiber To The x)”.
[4] Peni Agustin, Hapsari:2012,”Penggunaan
google earth untuk menghitung homepassed
dalam perencanaan pelayanan fiber to the
home”.
[5] ITU-T Recommendation G.984.1. “Gigabit-
capable Passive Optical Networks (GPON):
General Characteristics”, 2003
[6] Grace Margareth. 2014 .PERANCANGAN
JARINGAN AKSES FIBER TO THE
HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI
GIGABIT PASSIVE OPTICAL
NETWORK(GPON) DI CITYLIGHT
RESIDENCE [ tugas akhir ] .
Bandung:Telkom University
[7] ITU-T Recommendation L.79. “Optical
fibre cable elements for microduct
blowing-installation application”, 2008

17 | T E L K O M U N I V E R S I T Y

You might also like