You are on page 1of 9

RESUME

BIDANG ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK


SPACE MAINTAINER/SPACE REGAINER
Dita Listiyani Nur Alifah/ G4G014005

A. Laporan Kasus
1. Identitas Pasien
a. Inisial Pasien : DO
b. Usia : 8 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
2. Pemeriksaan Subjektif
a. CC : pasien anak perempuan datang ke RSGMP UNSOED dengan keluhan
ingin memeriksakan gigi belakang kanan dan kiri bawah.
b. PI : gigi belakang kanan dan kiri bawah tanggal 2 minggu yang lalu.
c. PDH : pasien pernah ke dokter gigi untuk dicabut gigi belakang kanan dan
kirinya karena sisa akar dan luksasi 2 minggu yang lalu.
d. PMH : tidak ada riwayat penyakit.
e. FH : tidak dicurigai adanya riwayat penyakit keturunan.
f. SH : siswa SD.
3. Pemeriksaan Objektif
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Ekstraoral : tidak ada kelainan
c. Intraoral : gigi 74,75,84,85 missing
4. Diagnosis : premature loss
5. Rencana Perawatan : pembuatan space maintainer
6. Prognosis : baik
B. Premature loss
Premature loss pada gigi desidui dapat terjadi akibat adanya karies, erupsi
ektopik atau trauma yang menyebabkan pergerakan gigi desidui atau permanen yang
tidak diinginkan dan berkurangnya panjang lengkung. Kurangnya panjang lengkung
dapat berakibat meningkatnya keparahan gigi berjejal, rotasi, erupsi ektopik, crossbite,
overjet dan overbite yang berlebihan serta hubungan molar yang kurang baik. Premature
loss gigi desidui tipe apapun berpotensi menyebabkan berkurangnya ruang untuk
menampung gigi permanen yang akan menggantikannya sehingga diperlukan perawatan
space maintaner (Mc Donald dan Avery, 1994).

C. Space Maintainer
Space maintainer adalah suatu alat pasif yang dipakai untuk mempertahankan
panjang lengkung gigi-geligi ketika gigi desidui dicabut secara dini dan memelihara
gerak fungsional gigi. Space maintainer dapat digunakan untuk mencegah pergeseran ke
mesial gigi molar pertama permanen. Space maintainer akan dilepas apabila sudah tidak
dipergunakan lagi untuk menghindari terhalangnya erupsi gigi permanen di bawahnya
(Andlaw dan Rock, 1992). Indikasi pemakaian space maintainer adalah apabila kekuatan
yang mengenai gigi tidak seimbang dan analisis ruang tersebut menunjukkan adanya
kemungkinan kekurangan ruang bagi gigi pengganti (Mc Donald dan Avery, 1994).
Menurut Snawder (1980), indikasi pemakaian space maintainer diantaranya
adalah ketika terjadi :
1. Premature loss gigi molar desidui, karena akan menyebabkan migrasi gigi molar
pertama permanen yang sudah tumbuh serta mengurangi panjang lengkung gigi.
2. Premature loss gigi kaninus desidui, karena akan mengakibatkan pergeseran midline
dan pertumbuhan kaninus permanen yang ektopik.
3. Premature loss gigi insisivus desidui, namun pemakaian space maintainer tidak
mutlak dilakukan.
Menurut Finn (1973) space maintainer diperlukan apabila:
1. Gigi m2 dicabut sebelum gigi P2 siap menggantikan.
2. Gigi m1 tanggal terlalu awal tidak mutlak butuh space maintaner.
3. Pada kasus anodonsia P2 membiarkan M1 menutup celah.
4. Anodonsia I2 sering dibiarkan, agar C menempati ruang yang ada.
5. Pemasangan space maintainer anterior untuk tujuan psikologis dan mencegah
timbulnya bad habit.
6. M1 tanggal sebelum M2 erupsi, dibiarkan agar M2 menempati ruang tersebut, namun
apabila M2 telah erupsi maka ruangan harus dipertahankan.
7. Gigi m2 dicabut menjelang erupsi M1 dibuatkan space maintainer berupa labial
arch dengan gigi tiruan m2.
8. Space maintainer aktif sering digunakan untuk mendesak M1 ke distal.
Menurut Snawder (1980), penyebab kehilangan atau penyempitan ruang adalah
sebagai berikut :
1. Premature Loss
2. Mesial Drifting Tendency
3. Distal adjustment dari gigi anterior mandibula
4. Ankylosis dan Congenitaly missing teeth
Kontra indikasi space maintainer menurut Snawder (1980), antara lain:
1. Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi
dan ruang tersebut cukup untuk erupsi gigi pengganti.
2. Apabila ruang yang akan terjadi akibat premature loss gigi desidui cukup untuk
ruang erupsi gigi pengganti dan tidak ada kemungkinan hilangnya ruang.
3. Apabila dilakukan pencabutan untuk pencarian ruang pada perawatan orthodontik.
4. Apabila gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan
Klasifikasi Space Maintainer (SM) dibagi menjadi 8, yaitu:
1. Kelas 1 : Unilateral Maxilarry Posterior
2. Kelas 2 : Unilateral Mandibular Posterior
3. Kelas 3 : Bilateral Maxilarry Posterior
4. Kelas 4 : Bilateral Mandibular Posterior
5. Kelas 5 : Bilateral Maxilarry Antero-Posterior
6. Kelas 6 : Bilateral Mandibular Anterior Posterior
7. Kelas 7 : Telah kehilangan 1 atau lebih gigi anterior sulung
8. Kelas 8 : Semua gigi sulung telah hilang
Macam-macam space maintener adalah sebagai berikut :
1. Fixed dengan bands
2. Fixed tanpa dengan bands
3. Removable dengan bands
4. Removable tanpa bands
5. Functional : Space maintainer yang menggunakan anasir gigi, diindikasikan
untuk gigi yang masih ada di dalam tulang alveolar.
6. Non functional : Space maintainer dengan desain akrilik setinggi oklusal dan
tanpa anasir gigi, diindikasikan untuk gigi yang sudah keluar dari tulang alveolar
namun masih berada di dalam gingiva.
Syarat space maintainer adalah sebagai berikut :
1. Mampu mempertahankan jarak mesio distal
2. Tidak menggangu gigi yang sedang permanen dan gigi menuju oklusi
3. Mudah dibersihkan dan mudah dipelihara
4. Bentuk alat sederhana dan tidak menggangu fungsi bicara, menelan dan mengunyah
5. Memberi cukup ruang untuk meluruskan erupsi gigi permanen
Fungsi spacing pada gigi desidui adalah sebagai berikut :
1. Membebaskan crowding gigi I permanen yang lebih besar erupsi
2. Memungkinkan erupsi gigi C dan P
3. Memungkinkan mesial shift molar petama permanen jika dipelukan untuk okusi klas
I Angle.
Removable Space Maintainer
Indikasi : Premature Loss dari gigi molar desidui atau seri dimana kekurangan lengkung
akan diantisipasi
Kontra indikasi:
1. Pasien alergi terhadap resin akrilik dan pasien tidak kooperatif
2. Diketahui beberapa gigi akan erupsi setelah alat dipasang
Keuntungan removable Space Maintainer :
1. Lebih estetik dan mudah dalam penyesuaian
2. Mudah dibersihkan dan dapat digunakan untuk fungsional
3. Alat sederhana dan hanya diperlikan waktu yang singkat dalam pembuatannya
4. Tekanan yang diberikan lebih ringan
Kerugian dari removable Space Maintainer adalah :
1. Kemungkinan hilang dan tidak digunakan oleh pasien
2. Mudah rusak jika tidak hati-hati
3. Dapat menghambat perkembangan rahang arah lateral (Snawder, 1980).

D. Space Regainer
Space regainer digunakan untuk kasus dimana ruang tempat gigi permanen yang
akan erupsi kurang atau tidak adanya ruang untuk erupsi gigi permanen karena terjadi
pergeseran atau displacement dari gigi tetangganya. Kontraindikasinya apabila adanya
ruang untuk erupsi gigi permanen, apabila gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang
diinginkan, pasien alergi dengan alat space regainer, pasien tidak kooperatif.
Fungsi pemakaian space regainer untuk mempersiapkan ruangan untuk erupsi gigi
permanen.. Waktu penggunaan space regainer dari biasanya lebih dari atau sama dengan
6 bulan, dikarenakan terkadang pada gigi yang telah tanggal melebihi 6 bulan maka akan
terbentuk suatu ruangan yang lebih sempit dari ruang yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan gigi permanen. Macam Space Regainer (Dickson et al., 1780):
1) Space Regainer Lepasan
Terdiri dari:
a) Komponen retentive seperti klamer
b) Komponen aktif seperti skrup atau pegas
c) Lempeng atau plat akrilik
Penggunaan space regeiner lepasan diperlukan waktu sekitar 3-4 bulan untuk
mendapatkan kembali tempat sebesar 3mm. komponen atau peranti yang
digunakan seperti ekspansi screw mempunyai kelebihan dikarenakan gigi yang
nantinya akan digerakan diberi klamer sehingga dengan demikian dapat
membantu untuk menahan piranti pada tempatnya di dalam mulut
2) Space Regainer Cekat
Space Maintainer cekat yang aktif, unilateral dan bersifat tidak fungsional,
terdiri dari:
a. Gerber Space Regainer
Terdiri dari band yang telah disesuaikan dengan gigi dank oil terbuka dan
dipasang pada kawat stainless dengan diameter 0,7mm yang dibentuk seperti
huruf U. panjang koil yang akan dipakai lebih panjang daripada jarak antara
premolar pertama dengan molar pertama, sehingga saat dipasang koil dalam
keadaan tertekan. Kawat dimasukan dalam tube yang telah disolder pada bagian
bukal dan lingual band. Kedua tube nya harus dalam keadaan sejajar.
b. Jackscrew Space Regainer
Terdiri dari dua band pada gigi sebelah menyebelah gigi yang tanggal,
terdapat tube yang disolder pada band, batangan logam yang dilengkapi
semacam mur dan dibaut disisipkan di dalam molar tube.

E. Kombinasi
Merupakan gabungan dari keempat SM, misalnya SM fungsional aktif
menggunakan exspansion screw ditambah dengan elemen gigi sebagai fungsi kunyah.

F. Analisi Ruang
Analisis ruang dilakukan untuk mengukur ruang yang ada dalam mulut anak dan
membandingkan dengan ruang yang diperlukan untuk erupsi yang sesuai dari gigi
permanen. Ruang paling penting yang harus dipertimbangkan dalam analisis manapun
adalah ruang yang ditempati oleh gigi kaninus, premolar satu dan premolar dua. Ada
beberapa metode analisa gigi geligi campuran yang sering digunakan diantaranya adalah:
analisis Moyers dan analisis Nance. Penggunaan analisis ruang cara Moyers pada masa
gigi-geligi campuran membuat dokter gigi dapat bertindak secara dini untuk memecahkan
beberapa masalah yang dapat diatasi dengan prosedur interseptif seperti space
maintainer. Pemakaian sistem analisa ini memungkinkan untuk memprediksikan
kemungkinan pengaturan gigi-gigi permanen dalam ruang lengkung yang ada dan
memprediksikan seberapa besar ruang yang dibutuhkan untuk mencapai pengaturan yang
baik. Terdapat beberapa metode perhitungan yang digunakan dalam analisis periode gigi
bercampur, yaitu : Metode Nance, Metode Moyers, Metode Huckaba, dan Metode
Johnson dan Tanaka
1. Metode Nance
Metode Nance digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara jumlah
mesiodistal gigi desidui dengan gigi pengganti, sehingga gigi tetap yang akan
tumbuh memiliki cukup ruang, kekurangan ruang, atau kelebihan ruang.
a. Gigi yang dipilih sebagai dasar : III, IV, V dan 3, 4, 5 = Lee Way Space
b. Lee Way Space adalah space yang ada akibat selisih besar jumlah ukuran
mesiodistal gigi III, IV, V dan 3, 4, 5.
Langkah perhitungan metode Nance, sebagai berikut:
a. Ukur lebar mesio-distal gigi kaninus, molar 1, dan molar 2.
b. Ukur jarak mesio distal gigi pengganti pada foto rontgen.
c. Bandingkan ukuran keduanya (kekurangan atau kelebihan tempat).
d. Leeway Space normal rahang atas adalah 0,9 – 1 mm, sedangkan untuk rahang
bawah adalah 1,7 – 2 mm.
2. Metode Moyers
Metode Moyers diuraikan oleh: Moyers, Jenkins, dan staf Ortodonsi Universitas
Michigan. Pada analisis ini, sebelum menempatkan space mainteiner harus
mengevaluasi panjang lengkung gigi secara menyeluruh. Hal ini sangat penting
selama pertumbuhan gigi permanen dan periode gigi bercampur. Pada analisis
Moyers harus diperhatikan mengenai panjang lengkung dan ukuran dari gigi geligi.
Analisis Moyer memilki dasar pemikiran yaitu adanya korelasi antara satu kelompok
gigi yang lain dalam satu regio.
Metode ini dapat digunakan apabila gigi insisif permanen sudah erupsi. Langkah
perhitungan metode Moyers adalah:
a. Ukur lebar maksimum mesio-distal gigi insisif bawah menggunakan jangka
sorong lalu dijumlahkan.
b. Tentukan tempat yang tersedia untuk insisif bawah.
c. Letakkan ujung alat pengukur pada garis median. Ujung yang membuat tanda
pada sisi didekatnya, tanda ini menunjukkan bagian distal Insisif 2 rahang bawah
dalam keadaan baik. lakukan pada sisi sebelahnya.
d. Ukur ruang yang ada pada setiap lengkung gigi untuk kaninus, premolar 1,
premolar 2, dengan cara mengukur mesio-distal. Mulai dari distal insisif 2
sampai mesial molar 1 rahang bawah.
e. Lalu gunakan daftar probabilitas moyers untuk rahang bawah dan jumlah total
lebar gigi insisif pada kolom sebelah atas yang sesuai. Derajat kepercayaan yang
digunakan adalah 75%.

4. Metode Huckaba
Metode Huckaba digunakan untuk mengkompensasi pembesaran bayangan gigi
pada roentgen foto dengan ruang sebenarnya. Perkiraan ukuran gigi yang belum
erupsi dengan menggunakan rumus Huckaba sebagai berikut :
UGD M x UGD RO”
X = -------------------------------
UGD RO

Keterangan :
X : Ukuran gigi dalam mulut yang belum erupsi
UGD M : Ukuran ruang dalam mulut atau pada study model
UGD RO” : Ukuran gigi dalam rontgen foto yang belum erupsi
UGD RO : Ukuran ruang dalam rontgen foto
1. Metode Johnson dan Tanaka
Tujuan dari analisis ini, yaitu untuk menganalisis lebar lengkung gigi (merupakan
variasi dari metode Moyers).
Prosedur :
Ukur jumlah mesiodistal empat gigi insisivus rahang bawah
Lalu gunakan rumus : jumlah mesiodistal empat gigi insisivus RB = X
2
Jadi, Available space RB = X + 10,5 mm
Available space RA = X + 11mm
DAFTAR PUSTAKA

Andlaw, R.J., Rock, W.P., 1992. Perawatan Gigi dan Anak, Edisi 22, WidyaMedika,
Jakarta.

Dickson, G. C. and Wheatly, A. E., 1978, An Atlas of Removable Orthodontic


Appliances, 2 nd . Ed., Pitman Medical Publishing Co. LTD., England.

Finn, S.B., 1973. Clinical Pedodontic, 4th ed., W.B. Sounders Co., Philadelphia.

Kennedy, D.B., 1992. Konservasi Gigi Anak(terj.),edisi 3, E.G.C.,Jakarta.

Mc Donald, R.E., Avery, D.R., 1994. Dentistry for the Child and Aldolescent, Sixth
edition, Mosby,St.Louis.

Snawder, K.D., 1980. Handbook of Pedodontic.The C.V.Mosby Co.,St.Louis.

You might also like