You are on page 1of 8

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang MP Asi dengan


Edukasi Gizi Melalui Booklet

Dewi Marfuah1*, Indah Kurniawati2


1
S1 Gizi Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
2
S1 Gizi Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta
*Email: dewi_marfuah@ymail.com

Abstrak
Keywords: Inadequate food intake, during mothers knowledge of
Edukasi Gizi; MP- food complement of breast milk and disease weaning period may
ASI; Booklet cause child growth impairment. Mothers knowledge and
behavior have a great important role on children food intake
because a good knowledge of food complement of breast milk
may result in providing good menu for children. Effort to
improve knowledge can be conducted through information giving.
Giving nutrition education once a month during posyandu may
improve mothers knowledge on about food complement of breast
milk. The aim of this study to determine the improvement their
skil on making of mothers knowledge about food complement of
breast milk after receiving nutrition education by booklet. This is
a quasi experiment study with one group pretest post test
design. The population was all mother who have children in age 6-
24 months at Posyandu Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta. The samples were 31 respon dents using purposive
sampling. Kolmogorof smirnov test was undertaken to determine
the normality of the data, and paired t-test was used to acces the
difference. This study showed that before receiving nutrition
education by booklet 61,3% of the participants had poor
knowledge of food complement of breast milk. After receiving
nutrition education by booklet, 45,2% of the participants had
a enough knowledge of food complement of breast milk. This
study showed that there was enhancement of mothers by
knowledge about food complement of breast milk receiving
nutrition education by booklet in Posyandu Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

1. PENDAHULUAN infeksi. Namun seiring pertumbuhan bayi,


Pada masa bayi, ASI merupakan maka bertambah pula kebutuhan gizinya,
makanan terbaik dan utama karena oleh sebab itu sejak usia 6 bulan, bayi
mempunyai kandungan zat gizi yang mulai diberi Makanan Pendamping Air
sangat diperlukan untuk melindungi bayi Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI diberikan
dari berbagai penyakit terutama penyakit mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan,

273
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

semakin meningkat usia bayi maka penglihatan, pendengaran, penciuman,


kebutuhan zat gizi semakin bertambah rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
untuk tumbuh kembang anak, sedangkan diperoleh melalui mata dan telinga. Jika
ASI yang dihasilkan kurang memenuhi pengetahuan tentang MP-ASI baik,
kebutuhan gizi [1]. diharapkan pula para ibu termotivasi
Dari hasil beberapa penelitian untuk memberikan MP-ASI tepat waktu
menyatakan bahwa keadaan kurang gizi [2, 3].
pada anak karena kebiasaan pemberian Upaya peningkatan status
MP-ASI yang tidak tepat. Ketidaktahuan kesehatan dan gizi pada anak melalui
tentang cara pemberian makanan pada perbaikan pengetahuan dan perilaku
anak serta adanya kebiasaan yang masyarakat dalam pemberian MP-ASI
merugikan kesehatan, secara langsung dan merupakan bagian yang tidak dapat
tidak langsung menjadi penyebab utama dipisahkan dari upaya perbaikan gizi
terjadinya masalah kurang gizi pada anak, secara menyeluruh. Upaya perbaikan
khususnya pada anak usia di bawah 2 pengetahuan ini dapat dilakukan
tahun [2]. melalui penyuluhan-penyuluhan.
Usia 6-24 bulan merupakan usia Pemberian penyuluhan sebulan sekali
yang sangat rawan karena pada usia ini pada waktu pelaksanaan posyandu
merupakan masa peralihan dari ASI ke sebagai upaya untuk meningkatkan
pengganti ASI atau ke makanan pengetahuan ibu tentang MP-ASI
sapihan. Jika anak usia 6-24 bulan tidak sekaligus sebagai pembelajaran
cukup gizi dari MP-ASI, maka akan pembuatan MP-ASI [2].
mengakibatkan gangguan pertumbuhan Penyuluhan MP-ASI di Posyandu
dan kurang gizi, oleh sebab itu dalam membutuhkan media agar penyampaian
mengatasi masalah kurang gizi maka informasi mudah diterima oleh para ibu.
diperlukan perbaikan kuantitas dan Pemilihan ibu sebagai subyek dalam
kualitas MP-ASI. Untuk memperoleh MP- penyuluhan MP-ASI karena ibu sangat
ASI yang baik secara kuantitas dan berperan dalam pengaturan menu di
kualitas maka diperlukan peranan petugas dalam rumah tangga. Media dibutuhkan
kesehatan untuk memberikan informasi untuk mengatasi permasalahan yang
tentang praktek pemberian makanan yang dihadapi dalam penyuluhan atau pelatihan
baik dan tepat untuk anak di bawah usia 2 yaitu efektivitas penyampaian informasi.
tahun kepada ibu, pengasuh, dan keluarga Media dibutuhkan untuk
[1, 2]. mengembangkan informasi dalam upaya
MP- ASI adalah makanan atau mendukung program penyuluhan,
minuman yang mengandung zat gizi pelatihan dan pemahaman di masyarakat.
yang diberikan kepada bayi untuk Media dalam penyuluhan kesehatan dapat
memenuhi kebutuhannya. Pengenalan diartikan sebagai alat bantu untuk promosi
dan pemberian MP- ASI harus dilakukan kesehatan untuk memperlancar
secara bertahap, secara umum pada usia komunikasi dan penyebarluasan
setelah 6 bulan bayi sudah mulai siap informasi. Media Booklet dipilih sebagai
diperkenalkan dengan MP-ASI. media penyuluhan karena mampu
Pemberian MP-ASI dapat berupa bubur, menyebarkan informasi dalam waktu
tim, sari buah, biskuit. Pemberian MP- relatif singkat. Bentuk fisiknya
ASI baik jenis, porsi dan frekuensinya menyerupai buku yang tipis dan lengkap
tergantung dari usia dan kemampuan informasinya, yang memudahkan media
bayi. Agar pemberian MP ASI berjalan tersebut untuk dibawa [2, 4].
baik, maka diperlukan pengetahuan yang Hasil penelitian Hestuningtyas
baik pula mengenai MP- ASI [1, 2]. tahun 2013 menunjukkan hasil bahwa
Pengetahuan pada dasarnya terjadi pada kelompok perlakuan, pemberian
setelah orang melakukan penginderaan konseling gizi dapat meningkatkan
terhadap suatu objek tertentu melalui pengetahuan, sikap, dan praktik ibu
pancaindra manusia, yakni indra dalam pemberian makan anak, serta

274
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

asupan zat gizi anak secara signifikan (p adalah anak usia 6-24 bulan yang
= 0,022) pada awal dan akhir penelitian. mengalami gizi kurang atau gizi lebih di
Hasil tersebut menguatkan penelitian Posyandu Balita Kelurahan Kadipiro
yang menyebutkan bahwa edukasi gizi Kecamatan Bnajarsari Kota Surakarta.
dengan cara konseling gizi sangat Responden dalam penelitian ini adalah
berperan penting dalam memperbaiki ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan
kepatuhan diet karena konseling gizi yang ada di Kelurahan Kadipiro
adalah suatu pendekatan personal yang Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
digunakan untuk menolong individu dengan status gizi kurang atau status gizi
memperoleh pengertian yang lebih baik lebih.
mengenai permasalahan gizi yang Jenis data yang dikumpulkan adalah
dihadapi dan memotivasi menuju data tentang status gizi anak usia 6-24
perubahan perilaku. Selanjutnya individu bulan untuk menentukan anak gizi kurang
mampu mengambil langkah-langkah dalam atau lebih serta data tentang pola
mengatasi permasalahan gizi tersebut, pemberian MP-ASI anak usia 6-24 bulan
termasuk perubahan praktik pemberian yang meliputi: bentuk makanan, frekuensi
makan. Meningkatnya perilaku ibu pemberian, jenis dan jumlah pemberian
mengenai pemberian makan pada anak, sebelum penyuluhan dan sesudah
menjadikan asupan zat gizi anak juga penyuluhan.
meningkat. Hal tersebut menunjukkan Cara pengumpulan data adalah data
bahwa konseling gizi yang dilakukan 1 kali tentang status gizi anak usia 6-24 bulan
tiap minggu terbukti cukup efektif dalam dikumpulkan dengan cara pengukuran
perubahan perilaku pemberian makan. [5] antropometri berat badan anak menurut
Tujuan penelitian ini adalah untuk umur dan data pola pemberian MP-ASI
mengetahui perubahan pengetahuan ibu (bentuk makanan, frekuensi, dan jumlah
tentang pola pemberian MP-ASI pada pemberian) dikumpulkan dengan cara
anak usia 6- 24 bulan setelah diberi edukasi wawancara dengan menggunakan
gizi dengan media booklet di Posyandu kuesioner terstruktur dan observasi
Balita Kelurahan Kadipiro Kecamatan (sebelum diberikan penyuluhan dan
Banjarsari Kota Surakarta. sesudah penyuluhan).
Data status gizi diolah dengan
2. METODE membandingkan BB/U dengan kriteria
Penelitian ini menggunakan jenis sebagai berikut:
pre- eksperimental, dengan desain a. Gizi lebih > 2,0 SD
penelitian one group pre-test - post test b. Gizi Baik - 2,0 SD sampai dengan +
design. Penelitian ini dilaksanakan pada 2SD
bulan April s.d. Agustus 2017 dan c. Gizi kurang , - 3.0 SD sld < - 2 SD
perlakuan dilaksanakan selama 3 bulan. d. Gizi Buruk < -3 SD
Setiap bulan subyek akan diberi edukasi Data pola pemberian MP-ASI
gizi berupa pendidikan gizi dengan media diolah menurut bentuk makanan,
booklet dan praktek pembuatan MP-ASI. frekuensi pemberian, jenis makanan, dan
Tempat pelaksanaan penelitian ini jumlah pemberian sesuai umur (dengan
di Posyandu Balita Kelurahan Kadipiro cara skoring), untuk memudahkan dalam
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. penyajian, maka pola pemberian MP-ASI
Populasi dalam penelitian ini adalah anak dikelompokan menjadi 3 yaitu:
usia 6-24 bulan yang ada di Posyandu a. Dikatakan pola pemberian MP-ASI
Balita Kelurahan Kadipiro Kecamatan nya baik, jika nilai skor 75-100,
Banjarsari Kota Surakarta yang terpilih b. Dikatakan pola pemberian MP-ASI
secara purposive sampling. Besar sampel nya cukup jika nilai Skor 50-74,
penelitian sebanyak 31 sampel yang c. Dikatakan pola pemberian MP-
dihitung dengan formula Lemeshow ASI nya kurang baik jika nilai
19976. Sampel dalam penelitian ini skornya < 50.

275
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Uji normalitas data dengan yang menunjukkan bahwa mayoritas


kolmogorof smirnov test. Untuk pendidikan responden atau ibu balita
mengetahui apakah ada pengaruh adalah SMA sebanyak 14 orang (45,2%).
penyuluhan gizi terhadap pola Namun, masih ada responeden dengan
pemberian MP- ASI pada anak usia 6-24 pendidikan terakhir SD sebanyak 3 orang
bulan, maka dilakukan analisa secara (9,7%).
statistik dengan menggunakan uji Paired t-
Test. Tabel 4. Distribusi Pendidikan Responden
Jumlah
Pendidikan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Frekuensi %
SD 3 9,7
Berdasarkan hasil penelitian, SMP 9 29,0
didapatkan karakteristik sampel yang SMA 14 45,2
terdiri dari jenis kelamin, usia bayi dan Perguruan Tinggi 5 16,1
balita, usia ibu, pendidikan terakhir ibu, Total 31 100,0
dan jenis MP-ASI. Pada Tabel 1
didapatkan bayi dan balita berjenis Tabel 5 menunjukkan jenis MP-ASI
kelamin laki-laki sebanyak 14 anak yang sering dipakai oleh responden, yang
(45,2%) dan perempuan 17 anak (54,8%). dalam penelitian ini dibagi menjadi jenis
MP-ASI yang dari bahan lokal dan
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan pabrikan (instan). Hasilnya menunjukkan
Jenis kelamin bahwa responden paling banyak
Jumlah menggunakan jenis MP-ASI pabrikan
Jenis MP-ASI
Frekuensi % sebagai MP-ASI untuk anak-anak mereka
Lokal 12 38,7 yaitu sebanyak 61,3 %.
Pabrikan (Instan) 19 61,3
Total 31 100,0
Tabel 5. Distribusi Jenis MP - ASI
Jumlah
Tabel 2 menunjukkan distribusi Jenis MP-ASI
Frekuensi %
sampel berdasarkan umur, paling banyak Lokal 12 38,7
banyak dalam kelompok umur 13 - 18 Pabrikan (Instan) 19 61,3
bulan sebanyak 13 anak (41,9%). Total 31 100,0

Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Pada tabel 6 menunjukkan bahwa


Umur pengetahuan tentang pola pemberian MP-
Kelompok Jumlah ASI sebelum diberikan edukasi gizi paling
Umur Frekuensi %
6 - 12 bulan 8 25,8
banyak termasuk kategori pola pemberian
13 - 18 bulan 13 41,9 MP-ASI kurang (61,3%) dan setelah
19 - 24 bulan 10 32,3 diberikan edukasi gizi paling banyak
Total 31 100,0 termasuk kategori pola pemberian MP-
ASI cukup (45,2%).
Tabel 3 menunjukkan distribusi usia
responden paling banyak masuk dalam Tabel 6. Pengetahuan Tentang Pola
kelompok umur 15 - 25 tahun yaitu Pemberian MP-ASI Pre dan Post
sebanyak 15 anak (48,4%). Edukasi Gizi.
Pola Pemberian MP-ASI
Tabel 3. Distribusi Usia Responden Pola Pola Pola Total
Jumlah MP- MP- MP-
Kelompok Umur
Frekuensi % ASI ASI ASI
15 - 25 tahun 15 48,4 kurang cukup baik
26 - 35 tahun 12 38,7 Pre 19 8 4 31
>35 tahun 4 12,9 61,3 % 25,8 % 12,9 % 100,0%
Total 31 100,0 Post 8 14 9 31
25,8 % 45,2 % 29 % 100,0%
Tabel 4 dibawah ini merupakan
tabel distribusi pendidikan responden, Air Susu Ibu (ASI) merupakan

276
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

sumber energi terbaik dan paling ideal makanan yang tepat baik kualitas maupun
dengan komposisi yang seimbang sesuai kuantitasnya dapat menyebabkan
dengan kebutuhan bayi pada masa malnutrisi [2, 8].
pertumbuhan. Manfaat pemberian ASI Secara fisik bayi akan menunjukkan
tidak hanya untuk bayi saja tetapi juga tanda-tanda siap untuk menerima makanan
untuk ibu, lingkungan, bahkan negara. ASI selain ASI antara lain refleks ekstrusi
adalah makanan yang ideal untuk bayi, (menjulurkan lidah) telah sangat berkurang
sehingga pemberian ASI eksklusif atau sudah menghilang, mampu menahan
dianjurkan selama masih mencukupi kepala tetap tegak, dan duduk tanpa atau
kebutuhan bayi [1]. hanya dengan sedikit bantuan dan
Pemberian ASI ini diberikan sampai mampu menjaga keseimbangan badan
bayi berusia 6 bulan, setelah itu bayi harus ketika tangannya meraih benda di
mulai diperkenalkan dengan makanan dekatnya. Secara psikologis, bayi akan
padat, dan ASI masih tetap diberikan memperlihatkan perilaku makan lanjutan
hingga bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 yaitu dari reflektif ke imitatif, lebih
bulan kebutuhan bayi akan zat gizi makin mandiri, dan eksploratif, dan pada usia 6
bertambah seiring dengan pertumbuhan bulan bayi mampu menunjukkan keinginan
dan perkembangan bayi, sedangkan makan dengan cara membuka mulutnya,
produksi ASI mulai menurun sehingga rasa lapar dengan memajukan tubuhnya
bayi sangat memerlukan makanan ke depan atau ke arah makanan, serta
tambahan sebagai pendamping ASI. ASI tidak beminat atau kenyang dengan
hanya akan memenuhi sekitar 60-70% menarik tubuh ke belakang atau menjauh
kebutuhan bayi, sedangkan 30-40% harus [1, 8].
dipenuhi dari makanan pendamping atau Berdasarkan tingkat pendidikan
makanan tambahan [7]. responden didapatkan paling banyak
Makanan pendamping ASI adalah adalah SMA sebanyak 14 orang (45,2%),
makanan atau minuman tambahan namun masih ada yang berpendidikan SD
yang mengandung zat gizi yang yaitu sebanyak 3 orang (9,7%). Ibu yang
diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 mempunyai pendidikan terakhir perguruan
untuk memenuhi kebutuhan gizi selain tinggi hanya sebanyak 5 oarang (16,1%).
dari ASI. Pada umumnya, setelah usia Menurut penelitian sebelumnya,
6 bulan kebutuhan zat gizi bayi baik zat didapatkan pendidikan ibu berpengaruh
gizi makro maupun zat gizi mikro tidak terhadap pemberian MP-ASI dimana
dapat terpenuhi hanya oleh ASI. Selain itu, pendidikan yang rendah, ibu cenderung
keterampilan makan (oromotor skills) terus memberikan MP-ASI dini, kualitas dan
berkembang dan bayi mulai kuantitas MP-ASI yang diberikan
memperlihatkan minat akan makanan lain umumnya tidak tepat sehingga
selain susu (ASI atau susu formula) [1] memperburuk status gizi bayi dalam
[2]. proses pertumbuhannya [9].
Memulai pemberian MP-ASI pada Penelitian pada populasi anak
saat yang tepat akan sangat bermanfaat tentang pola pemberian ASI, waktu
bagi pemenuhan kebutuhan zat gizi dan pemberian makanan tambahan, kualitas
tumbuh kembang bayi. Periode ini dikenal makanan dan perilaku makan aktif,
pula sebagai masa penyapihan (weaning), berkorelasi positif dengan status
yang merupakan suatu proses dimulainya antropometri anak pada orang tua
pemberian makanan khusus selain ASI dengan pendidikan rendah. Beberapa
secara bertahap dalam jenis, jumlah, penelitian tentang intervensi perilaku
frekuensi maupun tekstur dan konsistensi merupakan bagian yang direkomendasikan
sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak yang telah didapatkan berhubungan positif
terpenuhi oleh makanan. Masa peralihan terhadap efek pertumbuhan anak [9].
ini yang berlangsung antara 6 bulan sampai Tabel 5 menunjukkan jenis MP-ASI
24 bulan yang merupakan masa rawan yang sering dipakai oleh responden, dalam
pertumbuhan anak, karena bila tidak diberi penelitian ini dibagi menjadi jenis MP -

277
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

ASI yang dari bahan lokal dan pabrikan faktor antara lain pendidikan,
(instan). Responden paling banyak informasi/media massa, sosial budaya
menggunakan jenis MP-ASI pabrikan dan ekonomi, lingkungan, pengalaman
sebagai makanan tambahan untuk anak- dan usia [11, 12].
anak mereka, yaitu sebanyak 61,3 %. Pada tabel 6 menunjukkan bahwa
Responden menyatakan alasan mereka pengetahuan tentang pola pemberian MP-
menggunakan jenis MP-ASI pabrikan ASI sebelum diberikan edukasi gizi paling
(instan) karena lebih mudah dan cepat banyak termasuk kategori pola pemberian
dalam panyajiannya dan banyak dari MP-ASI kurang (61,3%) dan setelah
mereka yang tidak mengetahui cara diberikan edukasi gizi paling banyak
pengolahan MP-ASI yang tepat dan sehat. termasuk kategori pola pemberian MP-
Tujuan MP-ASI untuk menambah ASI cukup (45,2%). Tabel 6 juga
energi dan zat gizi yang diperlukan bayi menunjukkan bahwa ada peningkatan
karena ASI tidak dapat memenuhi pengetahuan tentang pola pemberian MP-
kebutuhan bayi secara terus menerus. ASI, dimana kategori pola pemberian MP-
Makanan pendamping ASI untuk bayi ASI baik, sebelum diberikan edukasi gizi
sebaiknya memiliki beberapa kriteria sebesar 12,9 % meningkat menjadi 29%.
antara lain, memiliki nilai energi dan Berbagai penelitian terdahulu tentang
kandungan protein yang tinggi, memiliki penyuluhan dan MP-ASI yaitu
nilai vitamin dan mineral yang sesuai, dan Zulkarnaeni (2003) meneliti tentang
dapat diterima oleh pencernaan dengan Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap
baik. MP-ASI yang baik terbuat dari bahan Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan
makanan segar seperti tempe, kacang- Perilaku Ibu Keluarga Mandiri Sadar
kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, Gizi di Kabupaten Wonogiri. Hasil
sayur, buah- buahan [2, 9]. penelitian menunjukkan ada pengaruh
Pemberian MP-ASI dapat berupa pendidikan gizi terhadap dan perilaku ibu
bubur, tim, sari buah, biskuit. Pemberian keluarga mandiri sadar gizi [13].
MP- ASI baik jenis, porsi dan Penelitian serupa dilakukan [14]
frekuensinya tergantung dari usia dan mengenai pengaruh penyuluhan terhadap
kemampuan bayi. Agar pemberian MP- pengetahuan dan sikap ibu tentang
ASI berjalan baik, maka diperlukan makanan sehat dan seimbang. Hasil
pengetahuan yang baik pula mengenai penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pola pemberian MP- ASI yang tepat. ada pengaruh penyuluhan terhadap
Pengetahuan pada dasarnya terjadi peningkatan pengetahuan ibu dan
setelah orang melakukan penginderaan perubahan sikap ibu tentang
terhadap suatu objek tertentu melalui makanan sehat dan gizi seimbang dengan
pancaindra manusia, yakni indra metode ceramah dan pembagian leaflet
penglihatan, pendengaran, penciuman, [14]. Penelitian lainnya [15] mengenai
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan pendidikan kesehatan menggunakan
diperoleh melalui mata dan telinga. Jika booklet dan poster dalam meningkatkan
pengetahuan tentang MP-ASI baik, pengetahuan dan sikap remaja tentang
diharapkan pula para ibu termotivasi kesehatan reproduksi di Kabupaten
untuk memberikan MP-ASI tepat waktu Tasikmalaya. Hasil penelitian tersebut
[10, 11]. menunjukkan pendidikan kesehatan
Pengetahuan merupakan hasil menggunakan booklet dan poster
dari tahu yang terjadi melalui proses dapat meningkatkan pengetahuan dan
sensoris, khususnya mata dan telinga sikap remaja terhadap kesehatan
terhadap objek tertentu. Pengetahuan reproduksi [15].
merupakan domain yang sangat penting Ibu lebih aktif dan tertarik pada
untuk terbentuknya perilaku terbuka penyuluhan dengan media booklet.
(overt behaviour). Perilaku yang didasari Manfaat media dalam penyuluhan antara
oleh pengetahuan umumnya bersifat lama. lain, penyuluhan akan lebih menarik
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa perhatian ibu sehingga dapat

278
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

menumbuhkan motivasi dan minat d. Posyandu Balita Ceria


responden, materi penyuluhan akan lebih e. Posyandu Balita Bina Sejahtera II
jelas maknanya sehingga dapat lebih f. Ibu Bayi dan Balita yang berkenan
dipahami oleh ibu dan memungkinkan menjadi responden
ibu menguasai tujuan penyuluhan yang
lebih baik, metode penyuluhan akan lebih REFERENSI
bervariasi tidak semata-mata komunikasi [1] Gibson, RS,. Ferguson, EL., & Lehrfeld,
verbal melalui penuturan kata-kata oleh J. Complementary Foods For Infant
penyuluh sehingga ibu tidak bosan, ibu Feeding In Developing Countries :
akan lebih banyak melakukan Their Nutrient Adequacy And
kegiatan sebab tidak hanya mendengarkan Improvement. European Journal of
materi penyuluh, tetapi juga melakukan Clinical Nutrition; 2008; 421-429.
aktivitas lain seperti mengamati [2] Depkes RI. Pedoman Umum Pemberian
Penyuluhan yang diberikan dapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu
memudahkan sampel untuk menyerap (MP-ASI). Jakarta: Depkes RI; 2006.
informasi, sehingga pengetahuan [3] Sulistiyoningsih, Haryani. Gizi Untuk
mengenai MP-ASI dapat meningkat dan Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta :
diharapkan dapat mengimplementasikan Graha Ilmu; 2011.
nya dalam pemberian MP-ASI pada [4] Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu
anak [8]. Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka
Cipta; 2003.
4. KESIMPULAN [5] Hestuningtyas, Tiara Rosania. Pengaruh
Kesimpulan pada penelitian ini Konseling Gizi Terhadap Pengetahuan,
adalah : Sikap, Praktik Ibu Dalam Pemberian
a. Umur sampel paling banyak dalam Makan Anak, Dan Asupan Zat Gizi
kelompok umur 13 - 18 bulan yaitu Anak Stunting Usia 1-2 Tahun Di
sebanyak 41,9%. Kecamatan Semarang Timur. Program
b. Mayoritas pendidikan responden atau Studi Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran
ibu balita adalah SMA sebanyak 45,2% Universitas Diponegoro. Semarang;
c. Responden paling banyak 2013.
menggunakan jenis MP-ASI pabrikan, [6] Lemeshow S., Hosmen Jr. D.W., Klar. J
yaitu sebanyak 61,3 %. & Lwanga S.K. Sample Size in Health
d. Sebagian besar responden sebanyak Studies. John Wiley and Son Ltd
61,9 % memiliki pengetahuan yang ehiehester; 1997.
kurang tentang MP- ASI sebelum [7] UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik
diberikan edukasi gizi dengan media IDAI. Rekomendasi Praktik Pemberian
booklet. Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan
e. Sesudah diberikan edukasi gizi Batita di Indonesia untuk Mencegah
dengan media booklet sebagian Malnutrisi. Rekomendasi IDAI; 2015.
besar responden 45,2% mempunyai [8] Kurniasari, Rosanna. Peningkatan
pengetahuan yang cukup mengenai Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI
MP-ASI. Sesudah Diberi Penyuluhan Dengan
Media Booklet Di Kelurahan Luwang
UCAPAN TERIMAKASIH Kecamatan Gatak Kabupaten
Keberhasilan penelitian ini tidak lepas Sukoharjo. Program Studi S1 Gizi
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
kami ucapkan terima kasih kepada : Muhammadiyah Surakarta; 2012.
a. Kemenristek DIKTI yang telah [9] Olivia Mangkat, Nelly Mayulu, Shirley
memberikan dana dalam penelitian ini E. S. Kawengia. 2016. Gambaran
b. LPPM STIKES PKU Muhammadiyah pemberian makanan pendamping ASI
Surakarta. anak usia 6-24 bulan di Desa Mopusi
c. Posyandu Balita Bina Sejahtera I Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang

279
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Mongondow Induk. Jurnal e Biomedik pada Murid SD Terhadap Peningkatan


(e-Bm); 2016 ; 4 (2). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu
[10] Yonatan Kristianto & Tri Sulistyarini. Keluarga Mandiri Sadar Gizi di
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kabupaten Wonogiri Hilir. Jurnal
Ibu Dalam Pemberian Makanan Penelitian Kesehatan; 2006.
Pendamping Asi Pada Bayi Umur 6 - 36 [14] Saragih, FS. Pengaruh Penyuluhan
Bulan. Jurnal Stikes ;2013 ; 6 (1). Terhadap Pengetahuan dan Sikap ibu
[11] Rohmani, Afiana. Pemberian Makanan tentang Makanan Sehat dan Gizi
Pendamping Asi (MP ASI) Pada Anak Seimbang di Desa Merek Jaya
Usia 1 -2 Tahun di Kelurahan Lemper Kecamatan Raya Kabupaten
Tengah Kecamatan Semarang Selatan, Simalungun. Fakultas Kesehatan
Kota Semarang. Prosiding Seminar Masyarakat. Universitas Sumatra
Nasional UNIMUS 2010. ISBN : Utara. Medan ; 2010.
978.979.704.883.9. [15] Mintarsih p, wiwin. Pendidikan
hppt://jurnal.unimus.ac.id; 2010. Kesehatan Menggunakan Booklet dan
[12] Susanto Je. Complementary Feeding. In Poster Dalam Meningkatkan
: Simposisum dan Workshop Nutrisi dan Pengetahuan dan Sikap Remaja
Metabolik, Endokrinologi, Nefrologi tentang Kesehatan Reproduksi di
dan Neurologi. Semarang; 2008. Kabupaten Tasikmalaya. Yogyakarta.
[13] Zulkarnaeni. Pengaruh Pendidikan Gizi Gadjah Mada University; 2007.

280

You might also like