Professional Documents
Culture Documents
Home ▼
KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
Terapi Akupresur
By. Mega R Wijayanti, S.Kep.,CH.,CHt
Terapi acupressure merupakan terapi tradisional cina yang dipercaya mampu membantu
proses penyembuhan penyakit. Pijatan-pijatan pada titik tertentu dalam terapi acupressure dapat
merangsang gelombang saraf sehingga mampu membantu melancarkan aliran darah, mengurangi
nyeri dan memberikan rasa nyaman.
Akupresur adalah salah satu terapi komplementer yang secara legal tercantum dalam
permenkes RI nomer 1109/Menkes/Per/2007 (Zahrawani, 2010). Akupresur merupakan salah satu
bentuk lain dari akupuntur. Dimana akupuntur menggunakan jarum yang ditusukkan pada titik
meridian tubuh, sedangkan akupresur hanya menggunakan tekanan dengan alat ataupun jari tangan.
Terapi ini sudah cukup lama berkembang di Indonesia sejak 60 tahun yang lalu. Pada tahun 1975 mulai
muncul asosiasi akupunturis Indonesia. Tenaga kesehatan yang diperlukan dalam terapi akupuntur
dapat berupa tenaga medis maupun paramedis yang telah mendapat sertifikasi (Saputra, 2012).
Berbagai keadaan nyeri seperti nyeri kepala, migren, nyeri bahu, nyeri lambung, nyeri
haid, nyeri sendi dan lain-lain.
Kelainan fungsional seperti asma, alergi, insomnia, mual pada kehamilan.
Berbagai keadaan lain seperti mengurangi nafsu makan, menurunkan kadar gula darah,
meningkatkan stamina, efek analgesi pada operasi dan lain-lain.
Akupresur dibagi menjadi empat tipe yaitu Shiatsu, Jin Shin, Do-in, dan Tui-na.
Shiatsu
Shi (jan) , atsu (tekanan) adalah serangkaian penekanan menggunakan jari secara berirama ke
seluruh bagian tubuh sepanjang meridian energy.
Jin Shin
Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik-titik akupuntur pada
meridian dan jalur-jalur yang terpilih serta ditekan selama 1-5 menit.
Do-in
Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik-titik meridian, mencakup
gerakan, peregangan dan latihan pernafasan.
Tui-na
Versi china untuk pijat yang merangsang titik akupresur dengan menggunakan berbagai ragam
gerakan tangan (Hadibroto & Alam, 2006).
Acupoint ini merupakan titik yang sensitif dan mempunyai efek tertentu yang terletak
di sepanjang meridian akupuntur. Saat ini lebih dari 360 acupoint di meridian seluruh tubuh
dan sekarang banyak lagi ditemukan titik –titik tambahan. Beberapa acupoints terletak di
dekat organ target yang diaturnya seperti halnya titik- titik yang terletak di bagian belakang
tubuh dapat mengurangi nyeri pinggang bawah, sedangkan beberapa terletak jauh dari
organ target. Kebanyakan acupoint ini terletak bilateral / di dua sisi tubuh, oleh sebab itu
akupresur dilakukan pada kedua sisi tubuh kecuali acupoint yang terletak di bagian tengah
tubuh (Rusdiatin & Maulana, 2007).
Penekanan dilakukan dengan ujung jari. Penekanan pada saat awal harus dilakukan
dengan lembut, kemudian secara bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai terasa
sensasi yang ringan tetapi tidak sakit. Pada individu yang sensitif seperti bayi , maupun
orang tua maka tekanan dapat dibuat lebih lembut. Penekanan dapat dilakukan 30 detik
sampai 2 menit (Rusdiatin & Maulana, 2007).
Selain itu, ada juga teknik dasar yang digunakan dalam akupresur. Teknik utama
yang umum digunakan yaitu menekan, menggosok, mendorong, menepuk, menyeka dan
menggesek. Teknik tersebut digunakan untuk berbagai terapi seperti insomnia, hipertensi,
bronkitis, asma dll. Teknik akupresur lainnya yaitu teknik tekanan ringan dan tekanan dalam.
Teknik tekanan ringan dilakukan dengan jari pada sudut 900 dan dilakukan beberapa saat
sebelum dilepaskan. Dengan cara ini jaringan di sekitar titik tersebut akan mendapatkan
waktu untuk merespon tekanan dan mempercepat proses penyembuhan. Teknik ini
umumnya diberikan untuk mengurangi kembung, sembelit, sakit kepala, nyeri leher dan
sendi. Teknik tekanan dalam digunakan untuk memperlancar aliran Qi. Aliran Qi sering
diibaratkan gaya hidup. Karena gaya hidup yang salah, seseorang sering mengalami sakit
atau nyeri di tubuh. Selain untuk memperlancar aliran Qi, teknik ini juga digunakan untuk
membantu mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.
Selain itu juga, dalam gate, control theory, menyatakan bahwa terjadinya hambatan
perifer rangsang nyeri (yang timbul dari bagian tubuh atau oleh tindakan pembedahan) yang
di salurkan melalui serabut saraf lambat C oleh rangsang yang di timbulkan oleh penekanan
titik akupresur yang disalurkan dalam serabut saraf cepat A2 delta group.
Terjadinya hambatan perifer adalah pada cernu posterior medulla spinalis dimana
subtantia gelotinosa rolandi bekerja sebagia “gate control system” yang mengatur dan
menyesuikan rangsang an yang disalurkan oleh serabut saraf efferent sebelum
mempengaruhi sel-sel tranmisi. Rangsang yang disalurkan lewat serabut saraf cepat A2
delta group yang bersifat frekwensi tinggi akan mempengaruhi dan menutup gate control
system ini, sehinggga rangsang nyeri dalam serabut saraf lambat C dihambat atau diblokir,
tidak sampai sel-sel transmisi dan untuk selanjutnya tidak sampai ke centrum nyeri di gyrus
centralis posterior. Disamping ini serabut syaraf cornu posterior dan lemnicus medialis
bekerja sebagai ‘’central control” yang mempengaruhi “gate control system” sehingga
bekerja selektif, perasaan lain kecuali nyeri tetap di hantar dan tidak diblokir.
Manfaat dari akupresur antara lain mengurangi mual dan muntah, mengurangi nyeri,
menurunkan tekanan darah, dan manajemen stres.
Akupresur dapat menstimulasi pengeluaran nitric oxide yaitu senyawa dalam tubuh
yang dapat meningkatkan motilitas usus sehingga diharapkan dapat mengurangi
terjadinya mual karena makanan dengan cepat dapat diserap oleh tubuh. frekuensi
muntah juga dapat dikurangi karena secara fisiologis muntah dapat terjadi apabila mual
tidak dapat ditoleransi, sehingga diharapkan dengan adanya pemblokan pada stimulasi
mual maka rangsang mual tidak akan diteruskan menjadi respon muntah (Synder &
Lindquist, 2002).
Mengurangi nyeri
Manajemen stress
Akupresur bermanfaat untuk menurunkan stress karena saat ditekan pada titik tertentu,
memblok produksi hormone pemicu stress sehingga stress berkurang.
Bibliography
Davis, M., Eshelman, E. R., & McKay, M. (1995).Panduan relaksasi dan reduksi
stress.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hadibroto, I., & Alam, S. (2006). Seluk beluk pengobatan alternatif dan komplementer.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Rusdiatin, I. E., & Maulana, D. (2007). Pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan
kala 1 di rumah sakit rajawali citra potonoro banguntapan bantul 2007. Yogyakarta.
Saputra, K. (2012). Akupuntur dalam pelayanan kesehatan tingkat rumah sakit. CDK-198, 39.
‹
›
Home