You are on page 1of 35

ANATOMI MUSKULOSKELETAL

Musculoskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang
berarti Tulang. Muskulo atau muscular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah Myologi. Skeletal atau
osteo adalah tulang kerangka tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang Skeletal atau jaringan
tulang tubuh adalah Osteologi.

1. Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat yang terdiri
atas hamper 50% air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral
terutama calcium kurang lebih 67% dan bahan seluler 33%.
Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :
a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh (jantung, paru-paru, dan jaringan lunak).
c. Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
d. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoiesis).
e. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor).

Tulang diselimuti di bagian luar oleh membrane fibrus padat disebut


Periosteum. Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh,
selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum mengandung
saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung Osteoblast.
Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membrane vascular tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus.
Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna howsip (cekungan pada
permukaan tulang).

Sumsum tulang merupakan jaringan vaskular dalam rongga sumsum (batang)


tulang panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum,
ilium, vertebra dan rusuk pada orang dewasa. Bertanggungjawab dalam produksi sel
darah merah dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak
kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus
menerima asupan darah melalui metafisis dan epifisis. Pembuluh periosteum
mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat
arteri nutrien yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui
foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke sumsum tulang,
sistem vena ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.

Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :


a. Osteoblast
Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan
matriks tulang. Matriks tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi
dasar (glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan proteoglikan). Matriks tulang
merupakan kerangka dimana garam garam mineral ditimbun terutama kalsium,
fluor, magnesium, dan phosphor.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemelihara
fungsi tulang dan terletak pada osteon (unit matriks tulang). Osteon yaitu unit
fungsional mikroskopik tulang dewasa yang ditengahnya terdapat kapiler dan
disekeliling kapiler terdapat matriks tulang yang disebut Lamella. Di dalam
lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat prosessus yang
berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan
pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1 mm).
c. Osteoklast
Osteoklast adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang.
Tidak seperti osteoblast dan osteosit, osteoklast mengikis tulang.

Tulang-tulang rangka dikelompokkan menurut bentuk dan strukturnya:


 Tulang panjang (Ossa longa), misalkan., tulang-tulang berongga ekstremitas,
seperti femur dan humerus.
 Tulang pendek (Ossa brevia), misalkan., ossa carpalia dan ossa tarsalia
 Tulang pipih (Ossa plana), misalkan., iga (costa), sternum, scapula, pelvis,
tulang-tulang tengkorak
 Tulang berisi udara (Ossa pneumatica), misalkan., os frontale, os ethmoidale,
os maxilla, os sphenoidale
 Tulang tak beraturan (Ossa irregularia, tidak dapat digolongkan ke dalam
tulang jenis lain), misalkan., vertebram mandibula
 Tulang sesamoid (Ossa sesamoidea, tulang-tulang yang menempel di tendon),
misalkan., patella, Os piriformis
 Tulang-tulang asesori (Ossa accessoria, tulang aksesoris tidak sering
ditemukan pada semua rangka manusia), misalkan., tulang-tulang sutura pada
tengkorak, costa cervicalis.

Kerangka

Sebagian besar tersusun atas tulang. Kerangka tulang merupakan yang kuat
untuk menyangga struktur tubuh.
Kerangka dibagi menjadi :
a. Kerangka Aksial
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok pada 3 daerah yaitu
 Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )
Yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang
fasial.
Tulang Kranium
Os Frontal : 1 buah
Os Parietal : 2 buah
Os Temporal : 2 buah
Os Occipital : 1 buah
Os Sphenoid : 1 buah
Os Ethmoid : 1 buah
Tulang Fasial
Os Maksilla : 2 buah
Os Mandibula : 2 buah
Os Zygomaticus : 2 buah
Os Palatinum : 2 buah
Os Nasale : 2 buah
Os Lacrimalis : 2 buah
Concha Inferior : 2 buah
Tulang Pendengaran (Auditory)
Os Maleus : 2 buah
Os Incus : 2 buah
Os Stapes : 2 buah
Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara
laring dan mandibular, berfungsi sebagai perlekatan beberapa otot mulut
dan lidah. : 1 buah
 Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur,
terbentang antara tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat
melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna vertebralis dibagi dalam 7
vertebra sevikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra
sacrum dan 4 vertebra koksigius.
 Thorax
Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama
dengan tulang dada membentuk perisai pelindung bagi organ-organ
penting yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan jantung. Tulang
rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas,
terdiri dari:
Os Costae Vera : 7 pasang
Os Costae Spuria : 3 pasang
Os Costae Fliktuantes : 2 pasang
Tulang Dada (sternum) terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk
pipih, antara lain:
Manubrium Sterni : 1 buah
Corpus Sterni : 1 buah
Processus Xyphoideus : 1 buah
b. Kerangka Apendikular
Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-
tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan bawah terdiri
atas 126 tulang.
Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan
kaki. Tulang rangka apendikular dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :
(1) Ektremitas Superior, yaitu terdiri dari tulang bahu dan tulang anggota
gerak atas.
a) Tulang bahu, terdiri atas dua bagian:
Os Scapula : 2 buah
Os Clavikula : 2 buah
b) Tulang anggota gerak atas, terdiri dari:
Os Humerus : 2 buah
Os Ulna : 2 buah
Os Radius : 2 buah
Os Carpal : 16 buah (8 pada tiap tangan)
Os Metakarpal : 10 buah (5 pada tiap tangan)
Os Phalanges : 28 buah (2 kali 14 ruas jari)
(2) Ektremitas Inferior, yaitu terdiri dari tulang panggul dan tulang anggota
gerak bawah.
a) Tulang panggul (pelvis), terdiri atas tiga bagian:
Os Ileum : 2 buah
Os Iskhium : 2 buah
Os Pubis : 2 buah
b) Tulang anggota gerak bawah, terdiri dari:
Os Femur : 2 buah
Os Patela : 2 buah
Os Fibula : 2 buah
Os Tibia : 2 buah
Os Tarsal : 14 buah (7 pada tiap kaki)
Os Metatarsal : 10 buah (5 pada tiap kaki)
Os Phalanges : 28 buah (2 kali 14 ruas jari)
2. Cartilago (Tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat, tetapi
fleksible dan tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat sampai ke
kartilago yang berada pada perichondium (serabut yang membentuk kartilago
melalui cairan sinovial), jumlah serabut collagen yang ada di cartilage menentukan
bentuk fibrous, hyaline, elastisitas, fibrous (fibrocartilago) memiliki paling banyak
serabut dan memiliki kekuatan meregang. Fibrous cartilage menyusun discus
intervertebralis articular (hyaline) cartilage halus, putih, mengkilap, dan kenyal
membungkus permukaan persendian dari tulang dan berfungsi sebagai bantalan.
Cartilage yang elastis memiliki sedikit serat dan terdapat pada telinga bagian luar.
3. Ligament
Ligament adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat
keadaannya kenyal dan fleksibel. Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan
mempertahankan stabilitas. Contoh ligamen medial, lateral, collateral dari lutut yang
mempertahankan diolateral dari sendi lutut serta ligament cruciate anterior dan
posterior di dalam kapsul lutut yang mempertahankan posisi anteriorposterior yang
stabil. Ligament pada daerah tertentu melengket pada jaringna lunak untuk
mempertahankan struktur. Contoh ligament ovarium yang melalui ujung tuba ke
peritoneum.
4. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung dari
otot yang menempel pada tulang. Tendon merupakan ujung dari otot dan menempel
kepada tulang. Tendon merupakan ekstensi dari serabut fibrous yang bersambungan
dengan aperiosteum. Selaput tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang
menyelubungi tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan dan tumit.
Selubung ini bersambungn dengan membrane sinovial yang menjamin pelumasan
sehinggga mudah bergerak.

5. Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung longgar yang didapatkan
langsung di bawah kulit, sebagai fascia superficial atau sebagai pembungkus tebal,
jaringan penyambung fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.
Yang demikian disebut fascia dalam.

6. Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di suatu tempat dimana
digunakan di atas bagian yang bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit, tulang dan
tendon, otot-otot. Bursae dibatasi membrane sinovial dan mengandung caiaran
sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang bergerak seperti
olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit.

7. Sendi
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligamen, tendon, fasia atau otot. Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu
berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut
persendian. Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial). Otot yang
melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon. Sedangkan, jaringan yang
menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara struktural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial.
Dan berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis,
diarthroses.
Secara structural dan fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas:
1. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin
gerakan antara tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang
rawan dan tulang yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan
penyambung fibrosa. contohnya sutura pada tulang tengkorak, sendi kaitan dan
sendi kantong (gigi), dan sindesmosis (permukaan sendi dihubungkan oleh
membran).

2. Sendi Kartilaginosa/ Amfiartrosis


Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian- persendiannya
dipisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi tersebut
ujung-ujung tulangnya dibungkus tulang rawan hyalin, disokong oleh ligament
dan hanya dapat sedikit bergerak.
Ada dua tipe kartilago :
 Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh tulang rawan hialin
 Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis
tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang mempersatukan
kedua tulang pubis), sendi antara manubrium dan badan sternum, dan sendi
temporer / sendi tulang rawan primer yang dijumpai antara diafisis dan
epifisis.
3. Sendi Sinovial/ Diarthrosis
Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki rongga sendi dan
permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu
lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah
banyak dan sinovium yang membentuk suatu kantong yang melapisi suatu sendi
dan membungkus tendon-tendo yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan
cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Caiaran sinovial
normalnya bening, tidak membeku dan tidak berwarana. Jumlah yang ditemukan
pada tiap-tiap sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial bertindak pula juga
sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranan penting, dalam membagi organ tubuh.
Tulang rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri dari kolagen tipe II
dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan yang
ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan
rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban
berat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi
setelah cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai jenis
sendi sinovial yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi
kondiloid, sendi berporos, dan sendi pelana / sendi timbal balik.Gerak pada
sendi ada 3 kelompok utama yaitu gerakan meluncur, gerkan bersudut / anguler,
dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi,
ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan khusus seperti
supinasi, pronasi, inversion, eversio, protaksio.
Sendi diartrosis terdiri dari:
1. Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang
lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk
bonggol, seperti peluru masuk ke ujung tulang lain yang berbentuk
cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang panggul dengan
tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.

2. Sendi Engsel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah, Persendian yang
menyebabkan gerakan satu arah karena berporos satu disebut sendi engsel.
Contoh sendi engsel ialah hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
3. Sendi Pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti
pelana, dan berporos dua. Contohnya, terdapat pada ibu jari dan
pergelangan tangan. Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak
lurus. misal persendian dasar ibu jari yang merupakan sendi pelana 2
sumbu.

4. Sendi Pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar
pegangan pintu, misal persendian antara radius dan ulna.
5. Sendi Peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh adalah
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan

8. Otot

Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi


kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk
menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu
menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk
berkontraksi.
Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira1/3-nya merupakan protein
tubuh dan ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat
lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut
dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat
di bawah permukaan kulit.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari :
(1) Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak.
Fungsi fascia yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot,
memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat
peredaran darah dan saraf.
(2) Venter, merupakan bagian tengah yang mengembung.
(3) Tendon, yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan
besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan
sebagai berikut.
a) Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b) Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak
ketika otot berkontraksi.

Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan menjadi:


a) Otot Rangka (Otot Lurik)
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas
perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat
pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur mikroskopis otot skelet/rangka yaitu Memiliki bentuk sel
yang panjang seperti benang/filament. Setiap serabut memiliki banyak
inti yang terletak di tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut otot
sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar
antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Gambar 1 Otot Lurik

b) Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja
secara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga
seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem
sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos yaitu memiliki bentuk sel otot
seperti silindris/gelendong dengan kedua ujung meruncing. Serabut sel
ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh
darah). Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot dan
mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.

Gambar 2 Otot Polos


c) Otot Jantung
Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai
struktur yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada
jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung
juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Memilki
banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar
antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.

Gambar 3 Otot Jantung


Otot Kepala
Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian:
1. Otot pundak kepala, funsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika
disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menajdi 2 bagian:
a. Muskulus frontalis, funsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang
2. Otot wajah terbagi atas:
a. Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buat
b. Muskulus oblikus okuli/otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya
memutar mata
c. Muskulus orbikularis okuli/otot lingkar mata terdapat di sekliling mata,
funsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya
menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata
3. Otot mulut bibir dan pipi, terbagi atas:
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut,
fungsinya menarik sudut mulut ke bawah
b. Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo penggir
lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan
pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik
muka ke bawah
d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo
pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk
menahan makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut
ke atas waktu senyum.
4. Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas:
a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut
terbuka
b. Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke
belakang
c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang
bawah ke depan
5. Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk mengunyah, terbagi
atas:
a. Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan
b. Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang
Otot Leher

1. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada.


Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit
bibir.
2. Muskulus sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat
kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar
kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan
disamping itu sebagai alat bantu pernapasan..
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga
otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus
spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan
kepala.
Otot Punggung

Mm. trapezius dan latissimus dorsi merupakan bagian terbesar lapisan superfisial
otot-otot punggung. M. trapezius menahan Scapula dan gelang bahu serta dapat
menggerakkan Scapula dan Clavicula mundur ke medial mengarah ke Columna
vertebralis. Partes descendens dan ascendens memutar Angulus inferior scapulae ke
medial. Pars descendens bekerja sebagai suatu aduktor dan menopang M. serratus anterior
dalam mengangkat bahu.

M. latissimus dorsi adalah otot terbesar tubuh manusia dalam kaitannya dengan
luas permukaan. Otot ini menurunkan lengan yang terangkat, mengaduksi lengan, dapat
menggerakkan lengan dari posisi aduksi ke medial dan belakang, memutar lengan ke
dalam, dan membantu ekspirasi. M. latissimus dorsi dan M. teres major berkembang pada
saat yang sama. M. teres major menarik lengan ke arah medial dan belakang, membantu
aduksi, dan merotasi lengan ke dalam"
Otot-otot autokton punggung secara bersama-sama dinamai M. elector spinae. Otot
ini dibagi menjadi traktus medial dan lateral. Setiap traktus terdiri dari sistem yang
berbeda-beda. M' erector spinae terbentang dari Os sacrum ke Os occipitale. Otot-otot
perut dan M. erector spinae bersama-sama berfungsi sebagai suatu unit fungsional (prinsip
bow-tendon).
Otot Thorax dan Abdomen
Otot-otot dinding Thorax dan abdomen, Mm. thoracis dan Mm. abdominis, lapisan
superfisial; dilihat dari ventral. V. cephalica berjalan di antara tepi M. deltoideus dan M.
pectoralis major ke Trigonum clavipectorale (fossa MOHRENHEIM) tempat pembuluh ini
masuk ke dalam untuk menyatu dengan V. axillaris. Pinggir bawah M. pectoralis major
membentuk lipatan aksila anterior, pinggir anterior M. latissimus dorsi membentuk lipatan
aksila posterior; M. serratus anterior membentuk dasar aksila. M. pectoralis major secara
{ungsional berperan dalam anteversi (: fleksi) lengan di sendi bahu dan merupakan aduktor
dan rotator medial yang kuat. Selain itu, otot ini dapat menarik bahu ke depan dan ke
bawah dengan lengan dalam posisi tetap dan membantu inspirasi.

Di daerah abdomen, Vagina musculi recti abdominis dibentuk oleh aponeurosis


otot abdomen oblik. Otot abdomen oblik paling luar, M. obliquus externus abdominis,
mengirim aponeurosisnya ke lapisan luar Vagina musculi recti abdominis. Di garis tengah,
aponeurosis-aponeurosis menyatu di Linea alba. Tampak ligamen suspensi kaudal untuk
penis, Ligg. fundiforme dan suspensorium penis. Di sebelah lateralnya terlihat Funiculus
spermaticus dan di kontralateral Anulus inguinalis superficialis dengan Crus mediale,
Fibrae intercrurales, dan Lig. reflexum.

Otot Ekstremitas Atas


Otot deltoideus adalah otot yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia.
Dinamakan deltoideus, sebab bentuknya mirip seperti alfabet Yunani Delta (segitiga). Otot
subscapularis adalah otot yang besar berbentuk segitiga yang menyusun fossa
subscapularis. Tendon otot ini terpisah dari bagian leher scapula oleh sebuah bursa yang
besar. Otot suprspinatus adalah otot yang relatif kecil pada lengan atas. Namanya berasal
dari tempat perlekatannya di fossa supraspinosus, superior dari scapula. Termasuk dalam
salah satu otot rotator cuff. Spina scapula memisahkan otot supraspinatus dari otot
infraspinatus.

Otot Infraspinatus adalah otot pemutar (rotator) pada sendi bahu dan adduktor lengan.
Infraspinatus adalah otot tebal berbentuk segitiga yang melekati sebagian besar fossa
infraspinatus. Biasanya serat ototnya terlihat bergabung dengan otot teres minor. Otot teres
major adalah otot pada lengan atas yang menyusun kelompok otot pada sekitar scapula
(tulang belikat) dan humerus (tulang lengan atas). Otot teres minor adalah otot kecil yang
terdapat di bagian bahu. Teres minor merupakan salah satu dari kelompok otot rotator cuff.
Letaknya bersebelahan dengan otot teres mayor dan otot infraspinatus.
Otot biceps brachii atau lebih dikenal secara umum dengan otot biceps (walaupun ada
beberapa otot lain yang mengandung kata biceps), adalah otot besar berkepala dua karena
berorigo pada dua tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan atas. Dua caput
tersebut adalah: Caput longum (panjang).

Otot coracobrachialis adalah otot terkecil dari tiga otot yang melekati processus
coracoideus pada scapula. Dua otot lainnya adalah otot pectoralis minor dan otot biceps
brachii. Otot coracobrachialis terletak pada bagian atas-medial lengan atas.
Otot triceps brachii atau sering disingkat otot triceps (pemberian istilah ini kurang
tepat, karena ada otot lain yang mengandung kata triceps), adalah otot besar berkepala
(caput) tiga karena berorigo pada tiga tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan
atas. Tiga kepala (caput) tersebut adalah:

 Caput longum (panjang)


 Caput medial
 Caput lateralis
Otot pronator teres. Otot pronator teres adalah otot yang berada di lengan bawah.
Sesuai dengan namanya, salah satu fungsinya adalah untuk melakukan gerakan pronasi
lengan bawah. Salah satu kelainan yang sering terjadi berkaitan dengan otot ini adalah
sindrom otot pronator teres.

Otot palmaris longus adalah otot fleksor dari sendi metacarpophalangeal yang
berdegenerasi. Umumnya dipersarafi oleh percabangan dari saraf medius. Fungsi otot ini
untuk gerakan fleksi pada tangan. Otot flexor digtorum superficialis adalah otot flexor
ekstrinsik pda jari tangan. Otot flexor carpi ulnaris adalah otot yang menyusun lengan
bawah pada bagian depan.
Otot Ekstremitas Bawah

Otot-otot paha dan pangkal paha memiliki tingkat kepentingan yang sama dalam
menegakkan tubuh dari posisi terlentang, mempertahankan posisi tegak, dan menciptakan
gaya berjalan normal. Otot-otot ventral pangkal paha terdiri atas M. iliopsoas yang
berfungsi sebagai fleksor terpenting bagi pangkal paha. Di bagian lateral paha, M. tensor
fasciae latae (1-lal berfungsi sebagai pita penegang melalui insersinya di Tractus
iliotibialis dan mellndungi Femur dari fraktur dengan cara mengurangi stres pelengkungan.
Bersama M. sartorius, M. tensor fasciae latae memfleksi Articulatio coxae. Karena iner
vasinya, M. tensor fasciae latae juga dimasukkan ke dalam kelompok otototot pangkal
paha dorsolateral. M. quadriceps femoris yang memijiki empat Caput adalah satu-satunya
ekstensor Articulatio genus dan adalah otot yang penting untuk menegakkan tubuh dari
posisi jongkok. M. rectus femoris menjangkau dua sendi dan juga memfleksi pangkal
paha. Terletak di sisi medial, otot-otot kelompok adduktor {Mm. adductores) merupakan
adduktor terpenting bagi paha dan menstabilkan panggul sewaktu berdiri dan berjalan.
Otot-otot dorsum pedis, sisi kanan; dilihat dari dorsal. Di bawah tendo otot-
otot ekstensor panjang, yang venternya terdapat di sisi ventral tungkai, terdapat dua
otot ekstensor pendek. M. extensor digitorum brevis dan M. extensor hallucis
brevis berorigo di sisi dorsal Calcaneus dan tendonya berinsertio dari lateral ke
dalam tendo otot-otot ekstensor panjang dan selain itu juga ke Aponeurosis
dorsalis. Oleh sebab itu, otot-otot ini berperan terhadap ekstensi sendi-sendi
phalanx dan Articulatio metatarsophalangea ibu jari kaki. Mm. interossei dorsales
juga bisa terlihat, tetapi otot-otot ini dikelompokkan ke dalam otot-otot plantar
Retinaculum musculorum extensorum dibelah dan tendo M. extensor
digitorum longus sebagian diangkat untuk memperlihatkan otot-otot dorsum pedis.
Otot-otot ini terdiri atas otot-otot ekstensor pendek keempat jari kaki lateral (M.
extensor digitorum brevis) dan ibu jari kaki (M. extensor hallucis brevis). Otot-otot
ini berorigo di sisi dorsal Calcaneus dan terproyeksi ke Aponeurosis dorsalis
phalangis ll-lV atau ke sisi dorsal ibu jari kaki.

You might also like