Professional Documents
Culture Documents
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etik Profesi Dan Tata Kelola
Korporat
Dosen Pengampu: Dr. Sony Warsono, MAFIS, Ak, CA
Disusun Oleh:
ADITYO PRABOWO
FAEZAL HERMAWAN
SURYA AL FATH
2016
Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah
perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari
keinginan untuk menghindari permasalahan-permasalahan di dunia nyata. Praktik bisnis
merupakan aktivitas utama masyarakat yang wajib didukung oleh perilaku baik. Pada era
kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis
merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etika
diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Etika bisnis memiliki
prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus
dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan
dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Adapun
prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
a. Prinsip otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral
atas keputusan yang diambil.
b. Prinsip kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan
kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (misal
kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam
hubungan kerja dan lain-lain).
c. Prinsip keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang
sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
d. Prinsip saling menguntungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
e. Prinsip integritas moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para
pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik
perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik
Beberapa pebisnis berpendapat bahwa terdapat hubungan simbiosis antara etika dan
bisnis dimana masalah etik sering dibicarakan pada bisnis yang berorientasi pada keuntungan.
Kebutuhan aspek moral dalam bisnis adalah:
a. Praktik bisnis yang bermoral hanya akan memberikan keuntungan ekonomis dalam
jangka panjang. Bagi bisnis yang didesain untuk keuntungan jangka pendek hanya
akan memberikan insentif yang kecil. Dalam kompetisi bisnis di pasar yang sama,
keuntungan jangka pendek merupakan keputusan yang diambil oleh kebanyakan
perusahaan untuk dapat bertahan.
b. Beberapa praktik bisnis yang bermoral mungkin tidak memiliki nilai ekonomis
bahkan dalam jangka panjang sekalipun. Sebagai contoh, bagaimana
mengkampanyekan kerugian merokok, sebagai lawan dari promosi rokok itu sendiri.
c. Praktik bisnis yang bermoral akan menghasilkan keuntungan akan sangat tergantung
pada saat bisnis tersebut dijalankan. Pada pasar yang berbeda, praktik yang sama
mungkin tidak memberikan nilai ekonomis. Jadi masalah tumpang tindih antara
eksistensi moral dan keuntungan sifatnya terbatas dan insidental (situasional).
Meskipun perubahan yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi,
mencakup:
a. Reorganisasi, pemberdayaan karyawan, dan penggunaan data elektronik yang
berhubungan.
b. Meningkatnya ketergantungan manajemen pada indicator kinerja nonkeuangan yang
digunakan secara nyata.
Sebagai akibat dari tren dan perubahan tersebut, bahwa pendekatan tradisisonal
perintah dan kendali (atas-bawah) tidaklah cukup, dan organisasi menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk mendorong etika prilaku, bukan memaksakannya.Dewan dan
manajemen menjadi lebih tertarik pada isu-isu etika meskipun kompeksitas entitas bisnis dan
transaksi menjadi lebih besar dan cepat.Oleh karena itu, semakin penting bahwa setiap
karyawan memiliki kode perilaku pribadi yang harmonis dengan pemberi kerja.
Akuntabilias
Munculnya interes pemangku kepentingan dan akuntabilitas, serta terjadinya kasus
krisis keuangan yang menimpan Enron, telah meningkatkan keinginan untuk membuat
laporan (kinerja perusahaan) yang lebih relevan.Laporan dibuat lebih transparan dan akurat
dibandingkan dengan laporan masa lalu.Secara umum, kekurangan integritas sering kali
terdapat pada laporan-laporan perusahaan karena tidak mencakup beberapa hal atau
permasalahan. Dengan demikian, laporan tersebut tidak selalu memberikan presentasi yang
jelas dan seimbang bagaimana pemangku kepentinganakan terpengaruh oleh laporan.
CONTOH KASUS
Pada tahun 1985, InterNorth, sebuah penyalur gas alam melalui pipa yang berbasis di
Ohama, mengakuisisi Houston Natural Gas. Pada awalnya perusahaan berencana untuk
mempertahankan kantor pusatnya di Ohama, tetapi dewan direksi Houston secara bertahap
mengambil kendali kegiatan perusahaan dan memutuskan untuk memindahkan kantor pusat
perusahaan ke Houston. Pada saat yang bersamaan gabungan perusahaan tersebut
menggunakan nama yang lebih futuristik dan modern yaitu Enron.
Enron muncul pada masa yang cukup sulit bagi perusahaan pipa gas alam.Pada saat
itu rantai distribusi dari produsen ke konsumen sangat diatur oleh pemerintah.Tingkat harga
yang dibebankan perusahaan pipa kepada perusahaan utilitas lokal dan yang dibebankan
perusahaan lokal kepada konsumen eceran juga diatur oleh pemerintah berdasarkan biaya-
plus (cost-plus). Untuk mendorong eksplorasi gas alam dalam menanggapi krisis energi pada
tahun 1970-an, pemerintah mengubah peraturannya mengenai patokan harga gas alam. Hal
ini menyebabkan terjadinya peningkatan harga yang dibayarkan kepada produsen secara
sangat cepat. Meskipun demikian, harga eceran dijaga agar tetap rendah melalui peraturan
pemerintah, dan perusahaan pipa mengalami kesulitan untuk membeli seluruh gas alam yang
mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan lokal.
Dalam pasar bebas risiko utama yang dihadapi oleh produsen gas dan perusahaan
lokal timbul dari gejolak harga bahan bakar. Kedua pihak merasa tidak nyaman untuk
melakukan kontrak-kontrak harga tetap jangka panjang, sehingga sebagian besar gas alam
dijual dengan menggunakan kontrak 30 hari.
Pada tahun 1990, Enron mulai memberikan jasa sebagai perantara, atau pencipta
pasar, untuk kontrak 30 hari tersebut. Disebut Gas Bank, aktivitas ini melibatkan perjanjian
jangka pendek yang ditandatangani Enron untuk membeli gas dari beberapa produsen,
menyatukan kontrak-kontrak tersebut, dan kemudian menawarkan komitmen harga jangka
panjang kepada perusahaan lokal. Enron telah membuat langkah awal dalam melakukan
transformasi aktivitis perusahaan dari perusahaan pipa tradisional menjadi perusahaan jasa
keuangan dan perdagangan.Pada tahun 2000, Enron mengembangkan usahanya dengan
menjadi pencipta pasar untuk listrik, minyak, dan bahkan kertas (Sjahputra dan Amin, 2005).
Pada Februari 2001, peningkatan pendapatan dan laba Enron sangat pesat diikuti oleh
peningkatan harga saham-perusahaan ini bernilai $60 miliar, dan harga per lembar sahamnya
$80 (sedikit menurun dari harga tertingginya sebesar $90).Fortune menamakan Enron
“Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif” selama enam tahun berturut-turut. Enron, suatu
perusahaan yang menduduki rangking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika
Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS yang kolaps dengan meninggalkan
hutang sebesar $ 31,2 milliar.
Dilihat dari sisi jenis pelanggaran bisnis yang telah dilakukan Enron, perusahaan ini
telah melakukan banyak pelanggaran bisnis, diantaranya:
a. Penipuan (Deception)
Enron dan KAP Andersen telah melakukan penipuan dengan melakukan manipulasi
laporan keuangan.
b. Suap (Bribery)
Enron telah melakukan suap kepada pihak KAP Andersen dengan menjadikan KAP
Andersen sebagai rekan bisnisnya, dimana:
Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner
KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen
Dengan begitu akan sangat mudah bagi Enron dan KAP Andersen untuk melakukan
manipulasi untuk keuntungan pribadi mereka.
Kesimpulan
Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik bisnis dan keluar dari
prinsip good corporate governance.Hal itu lah yang menyebabkan Enron harus mengalami
kebangkrutan.KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi
independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar
dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat.Maka dari itu KAP Andersen telah
kehilangan kepercayaan dari lingkungan di sekitarnya.
Daftar Pustaka
Brooks, Leonard J. dan Paul Dunn. 2012. Etika Bisnis & Profesi, untuk direktur, eksekutif,
dan akuntan. Edisi 5, buku 1. Jakarta: Salemba empat.
Brooks, Leonard J. 2004. Business & Profesional Ethics for Directors, Executives, &
Accountants. Third Edition. University of Toronto.