You are on page 1of 12

A.

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Gambar 2. 1 Femur pada posisi anterioR


Gambar 2.2 Femur pada posisi posterior

1. Anatomi Tulang
Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam
berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang
optimal. Aktivitas gerak tubuh manusia tergantung pada efektifitasnya
interaksi antara sendi yang normal dengan unit-unit neuromuskuler yang
menggerakkannya. Elemen tersebut juga berinteraksi untuk mendistribusikan
stress mekanik ke jaringan sekitar sendi, otot, tendon, ligament, rawan sendi
dan tulang saling bekerjasama agar fungsi tersebut dapat berlangsung dengan
sempurna
( Noer sjaifoellah, dkk 1999:1)
Tulang dalam garis besarnya dibagi dalam :
a. Tulang panjang/tulang pipa (long bone)
Terutama dijumpai dalam anggota gerak. Yang termasuk tulang panjang
misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan humerus
b. Tulang pendek (short bone)
Misalnya tulang-tulang karpal dan tulang-tulang falangs
c. Tulang pipih (fist bone)
Tulang-tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan
ditengahnya lapisan tulang seperti spons. Yang termasuk tulang pipih
misalnya tulang parietal, iga, scapula dan pelvis
d. Tulang tak beraturan (irregular bone)
Misalnya tulang vertebra dan tulang wajah
e. Tulang sesamoid
Tulang sesamoid termasuk kelompok lain, berkembang dalam tendon
otot-otot dan dijumpai di dekat sendi. Yang termasuk tulang sesamoid
misalnya tulang patella
f. Tulang sutura (sutural bone), ada diatap tengkorak
(Arif Muttaqin, 2008:5)

Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut
korteks dan bagian dalam endosteum yang bersifat spongiosa berbentuk
trabekular dan diluarnya dilapisi oleh periosteum. Periosteum pada anak lebih
tebal dari pada orang dewasa, yang memungkinkan penyembuhan tulang pada
anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa
(Price, Sylvia. A, 2002 : 1357)

2. Fisiologi Sel-Sel Tulang


Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel :
Osteoblas , Osteosit dan Osteoklas.
a. Osteoblast
Osteoblast membangun tulang dengan membentuk kolagen type I dan
proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteosit melalui proses yang
disebut osifikasi. Ketika sedang aktif osteoblast mensekresikan sebagian besar
fosfatase alkali, yang memegang peranan setelah terjadi patah tulang.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu
lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Tidak seperti osteoblast dan osteosit,
osteoklas mengikis tulang, Sel-sel ini menghasilkan enzim-enzim
proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan
mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah
( Price, Sylvia. A, 2002 : 1358-1359 )

3. Pembentukan Tulang
Pembentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa
pemanjangan dan penebalan tulang. Kecepatan pembentukan tulang berubah
selama hidup. Pembentukan tulang ditentukan oleh rangsangan hormone,
faktor makanan, dan jumlah stress yang dibebankan pada suatu tulang, dan
terjadi akibat aktivitas sel-sel pembentukan tulang
(Elizabeth J. Corwin, 2002 : 291)

4. Fungsi Tulang
Fungsi utama tulang adalah :
a. Membentuk rangka badan
b. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot dan mempertahankan
alat-alat dalam, seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung dan
paru-paru
c. Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, fosfat, magnesium dan
garam
d. Ruang di tengah tulang-tulang tertentu sebagai organ yang mempunyai
fungsi tambahan lain yaitu sebagai jaringan hemopoitik untuk
memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit
(Arif Muttaqin, 2008:3)

5. Struktur Tulang Femur


Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang ini
bersendi dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari sini
ia menjulur medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya
berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan ujung.
a. Ujung atas
Memperlihatkan sebuah kepala yang menduduki 2/3 dari daerah itu,
dipuncaknya ada lekukan seperti ligamentum teres. Dibawah kepala ada
leher yang panjang dan gepeng. Pada dataran, ditempat leher menjadi
batang, disebelah luar terdapat thokhanter mayor, dan sebelah belakang
dan tengah terdapat thokhanter minor. Pada dasar leher dari tulang ada
dua garis yang menghubungkan thokhanter mayor dan minor, yaitu garis
interthokhanter didepan dan Krista interthokhanter disebelah belakang.
b. Batang femur
Bentuk silinder, halus dan bundar didepan dan sisi-sisinya, melengkung
kedepan dan kebelakang ada batas yang sangat jelas, disebut linea aspera,
tempat kaitan sejumlah otot, diantaranya adductor dari paha.
c. Ujung bawah
Lebar dan memperlihatkan dua kondil, sebuah lekukan interkondiler,
sebuah permukaan popliteum dan sebuah permukaan pateralis. Kedua
kondilnya sangat jelas menonjol, yang medial lebih rendah dari lateral.
Femur mengadakan tiga persendian tiga tulang, yaitu tulang koxa, tulang
tibia, dan tulang patella, tetapi tidak bersendi dengan tulang fibula.
(Mansjoer Arif, 2000:75,77-80)

B. DEFINISI
Menurut Brunner dan Suddarth (2010), Fraktur adalah terputusnya
kontunuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya
Menurut Mansjoer Arif, (2011) Fraktur atau patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa
Menurut Smeltzer (2013) Fraktur adalah terputusnya kontuinitas jaringan
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tahanan yang
berlebihan
Berdasarkan menurut beberapa definisi diatas fraktur adalah terputusnya
jaringan yang disebabkan oleh benturan atau tahanan berlebih

C.ETIOLOGI
Fraktur disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan atau sudut dari
tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap
( Sylvia A. Price 2002 : 1365 )
Penyebab paling sering adalah trauma, terutama pada anak dan dewasa muda.
Apabila tulang melemah, patah dapat terjadi hanya dengan trauma minimal atau
tekanan ringan, hal ini disebut fraktur patologis, sering terjadi pada orang tua
yang mengidap osteoporosis, penderita tumor, infeksi atau penyakit Fraktur
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan atau sudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan
apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap
( Sylvia A. Price 2002 : 1365 )
Penyebab paling sering adalah trauma, terutama pada anak dan dewasa muda.
Apabila tulang melemah, patah dapat terjadi hanya dengan trauma minimal atau
tekanan ringan, hal ini disebut fraktur patologis, sering terjadi pada orang tua
yang mengidap osteoporosis, penderita tumor, infeksi atau penyakit lain. Fraktur
juga dapat disebabkan stress tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang
(Elizabeth, J Corwin, 2000: 298)

D.EPIDEMIOLOGI
E.PATOPISIOLOGI
1. Narasi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
tulang, maka terjadilah trauma pada tulang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontiunitas tulang. Setelah terjadinya fraktur, perisium dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks marrow dan jaringan lunak yang membungkus tulang menjadi rusak.
Perdarahan terjadi karena tersebut dan terbentuk lah hematoma dirongga medula tulang.
Jaringantulang segera berdekatan kebagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami
nikrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan
vasolidasi,eksudasi,piasma dan filtrasi sel darah putih

2. Skema

Adanya trauma pada femur Penyakit

(Osteoporosis, tumor dan infeksi)


Langsung Tidak langsung

Kegagalan tulang menahan tekanan


Terutama tekanan membengkok, memutar
Dan menarik

Fraktur femur terbuka Fraktur Fraktur femur tertutup

re
Prosedur pemasangan adanya por de entree prosedur pemasangan
Fiksasi internal fiksasi interna

Adanya luka dan Resiko tinggi infeksi Resiko tinggi infeksi


Benda asing

Kerusakan fragmen tulang


Spasme otot Cedera jaringan lunak
Alat imobilisasi Kerusakan neuromuskuler
Deformitas

Keluhan nyeri Keterbatasan pergerakan Penurunan


kemampuan otot Perubahan bentuk tubuh

Nyeri akut Kerusakan Defisit perawatan Defisit Ansietas


mobilitas fisik diri Pengetahuan

You might also like