You are on page 1of 21

BUKU PEDOMAN KERJA BIDANG KEAMANAN DAN KEDISIPLINAN

PENERIMAAN MAHASISWA BARU FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

EUREKA 2015

Oleh:

Guntur Suseno

Uswatun Hassanah Dini

Cynthia Tessalonica

Firman

Daniel Ginting

Kiki

Rana
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkatNya lah kami dapat menulis buku Pedoman Kerja Bidang Keamanan dan Kedisiplinan
Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Eureka 2015. Dalam
penulisan buku pedoman ini, penulis mendapat banyak masukan dari pihak Dekanat, POSDM
Badan Eksekutif Mahasiswa dan seluruh kepanitian EUREKA 2015. Buku pedoman ini ditulis
dengan harapan kegiatan EUREKA yang merupakan kesempatan besar untuk memperkenalkan
kampus pada mahasiswa baru dipersiapkan dengan sebaik mungkin dan memanfaatkan
kesempatan ini untuk memacu mahasiswa berprestasi di banyak bidang.

Mengingat pentingnya peran bidang Keamanan dan Kedisiplinan dalam kepanitiaan


EUREKA maka harus ada pedoman kerja yang disepakati dan menjadi landasan kerja bidang
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam kegiatan yang dapat menggagalkan acara EUREKA
dalam mencapai tujuan. Dalam penyusunan buku pedoman dan pelaksanaan kegiatan banyak
ilmu yang harus diperhatikan, yaitu ilmu psikologi, kesehatan, ekonomi, dll

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan pedoman kerja ini, maka
dari itu penulis mengharapkan budaya menulis pedoman kerja ini dilanjutkan setiap tahun dan
direvisi sesuai dengan perkembangan ilmu.

Pontianak, 20 Agustus 2015

Penulis
BUKU PEDOMAN KERJA BIDANG KEAMANAN DAN KEDISIPLINAN

PENERIMAAN MAHASISWA BARU FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
EUREKA 2015

Oleh: Guntur Suseno, Uswatun Hassanah Dini, , Cynthia Tessalonica, Firman, Daniel
Ginting, Kiki, Rana

Koordinator Keamanan Ketua Panitia


dan Kedisiplinan Eureka 2015 EUREKA 2015

Guntur Suseno Zulkiifli


I11112012 I1021131010

Mentri POSDM Badan Eksekutif


Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura 2015/2016

Raynaldo D. Pinem
I11112044

Pembantu Dekan 3
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

dr. Virhan Novianry, M. Biomed


198211292008011002
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

PENGESAHAN ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang ..................................................................................................... 1


1.2.Tujuan .................................................................................................................. 2
1.3.Sasaran ................................................................................................................. 2
1.4.Manfaat ................................................................................................................. 2

BAB II ISI PEDOMAN PELAKSANAAN .................................................................... 3

2.1.Kode Etik Panitia ................................................................................................ 3


2.2.Pola Pelatihan ....................................................................................................... 3
2.3.Penanaman Semangat Berlatih .......................................................................... 3
2.4.Kegiatan Latihan ................................................................................................. 4
2.5.Evaluasi ................................................................................................................. 5
2.6.Reward and Punishment ..................................................................................... 6
2.7.Keamanan Peserta dan Kegiatan ....................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

LAMPIRAN 1.................................................................................................................. iii

LAMPIRAN 2.................................................................................................................. iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Exploring Campus for New FK UNTAN Academician (EUREKA) adalah kegiatan
penerimaan mahasiswa baru berbasis orientasi kampus yang dilaksanakan oleh Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNTAN (BEM FK UNTAN) dengan tujuan
memperkenalkan kampus FK UNTAN secara umum dan mempersiapkan mahasiswa baru
untuk menjalani kehidupan perkuliahan di FK UNTAN. Dalam EUREKA, mahasiswa
dipersiapkan untuk meninggalkan status “siswa” menjadi “mahasiswa” yang bertarti
mahasiwa adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang
mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan
religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut
terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung
jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
Dalam rangka mempersiapkan mahasiswa baru menjadi seorang “mahasiswa” dan
mengamankan serta memperlancar kegiatan, dibentuklah bidang Keamanan dan Kedisiplinan
(KDK) dengan pedoman “Memahasiswakan Mahasiswa” dalam kepanitiaan EUREKA.
Melaksanakan tugas sebagai panitia EUREKA, bidang KDK merancang dan memimpin
berbagai macam latihan untuk membiasakan mahasiswa berlaku disiplin dan mengamankan
kegiatan EUREKA.
Disiplin berarti melatih batin dan watak supaya perbuatannya menaati tata tertib.
Disiplin diri berarti melatih diri melakukan segala sesuatu dengan tertib dan teratur secara
berkesinambungan untuk meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup. Disiplin
diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang – ulang dan terus
menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan.1
Untuk menjadi disiplin, ada beberapa hal yang akan menghambat, antara lain:
1) Manusia memiliki sifat – sifat mendasar seperti : cenderung bermalas -malasan, ingin
hidup seenaknya mengikuti keinginan hatinya dan keinginan untuk melanggar
peraturan – peraturan yang ada.
2) Kita selalu menganggap pekerjaan sebagai suatu kewajiban apapun beban yang harus
dilakukan, bukan sebagai kesenangan. Pepatah mengatakan “ kita akan lebih mudah
menerapkan disiplin diri jika kita mencintai apa yang kita kerjakan ”.
3) Manusia cenderung cepat bosan jika melakukan kegiatan yang sama dalam jangka
waktu lama.

Implementasi melatih kedisiplinan dalam kegiatan EUREKA adalah KDK


menanamkan semangat untuk berlatih dan merancang serta memimpin kegiatan latihan yang
tepat sasaran dan tepat tujuan dalam mempersiapkan mahasiswa baru. Dalam membangun
semangat berlatih, panitia EUREKA bidang KDK mengajak seluruh mahasiswa untuk mau
mengalahkan diri sendiri, keluar dari zona nyaman dan selalu berfikir positif.

1.2 Tujuan
Tujuan Utama
Mempersiapkan mahasiwa baru menjadi “mahasiswa” yang disiplin
Tujuan Umum
Mengajarkan mahasiswa mencadi mahasiswa cerdas, harmonis dan berakhlak mulia

1.3 Sasaran
Mahasiswa mampu melatih diri dengan keluar dari zona nyaman dan menjadi pribadi
yang selalu melatih diri untuk menjadi disiplin.

1.4 Manfaat

Mahasiswa mampu menjalani kehidupan perkuliahan dan mengembangkan diri serta


mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi dengan penuh semangat karena terbiasa berlaku
disiplin.
BAB II

ISI PEDOMAN PELAKSANAAN

2.1. Kode Etik Panitia

Menjadi panitia EUREKA berarti menjadi mahasiswa yang siap memperkenalkan


kehidupan mahasiswa dan menjadi contoh yang baik untuk hasil yang baik. Untuk itu kode
etik panitia menjadi landasan panitia untuk melakukan latihan.

1) Panitia menjadi contoh teladan yang baik dan disiplin


2) Memberi latihan yang tidak membahayakan kesehatan fisik maupun mental
3) Memastikan latihan yang akan diberikan mampu dilakukan
4) Memberikan latihan dengan serius, panitia tidak terlihat seperti mempermainkan peserta

2.2. Pola Pelatihan

Dalam memberikan latihan kepemimpinan, panitia mengajak peserta untuk berlatih dan
mengalahkan dirinya dengan keluar dari zona nyaman, maka dari itu pelatih tidak dapat
menggunakan metode teacher centered learning atau latihan yang berpusat pada pengajaran
pelatih saja. Dengan kondisi seperti ini maka pelatihan yang tepat adalah pelatih merangsang
minat peserta, kemudian peserta diarahkan untuk mengembangkan dirinya dengan melatih
diri sendiri (student centered learning). Untuk merangsang minat peserta untuk berlatih maka
pola yang diberikan pada setiap pelatihan adalah:

BUILD NEED

BUILD TRUST GIVE SOLUTION

CLOSING
1) Membangun kepercayaan (Build Trust)
Membangun kepercayaan peserta terhadap pelatih dan panitia sangat penting untuk
menggiring peserta membangun minatnya. Hal yang penting dalam membangun
kepercayaan adalah keramahan pelatih dan panitia. Sambutan yang hangat akan
melunturkan sikap defensive peserta yang sebelumnya memiliki paradigma bahwa
pelatihan tidak menarik. Hal lain yang penting dalam membangun kepercayaan adalah
memulai latihan dengan sesuatu yang membangkitkan semangat peserta atau dengan
humor yang cocok dengan peserta. Dalam menjalin rapport pelatih harus mengetahui hot
buttom peserta, yatu hal yang disukai dan diminati peserta. Kunci sebuah kepemimpinan
adalah seni mempengaruhi, salah satu metode yang tepat dalam mempengaruhi adalah
“masuk lewat pintu peserta, keluar lewat pintu pelatih”. Artinya mulai dengan apa yang
menjadi kesenangan peserta dan giring mereka sesuai dengan tujuan kita.

2) Membangun Minat (Build Need)


Membangun minat peserta dapat dilakukan setelah peserta merasa tertarik dan percaya
dengan pelatihan, membangun minat peserta dapat dilakukan dengan merangsang minat
peserta melalui tampilan-tampilan mimpi di masa depan, kesuksesan, dan kebahagiaan.
Semua orang memiliki mimpi untuk bahagia, giring mereka menuju mimpi-mimpi itu,
ajak mereka mengimajinasikan, kemudian ajak mereka menyatakan kesungguhannnya
untuk mencapai mimpinya. Ajak peserta untuk menentukan goal setting dan munculkan
pertanyaan bagaimana mewujudkannya. Dapat juga dilakukan dengan memaparkan
masalah-masalah yang menghalangi peserta mewujudkan impiannya.

3) Memberikan Solusi (Give Solution)


Inti dari sebuah pengajaran adalah memberikan solusi setelah peserta memiliki minat
tetapi bingung bagaimana cara mewujudkannya. Bagian ini memaparkan ajaran-ajaran
dan teori serta bentuk latihan yang dapat membantu peserta dalam menjawab
permasalahan yang menghambat mereka. Memberikan solusi dengan teori dan latihan
wajib disertai dengan contoh dan perumpamaan yang menyederhanakan teori dan latihan
sehingga mudah dipahami dan tidak salah pengertian.

4) Menutup (Closing)
Memberikan kesimpulan dan penekanan terhadap poin-poin yang dibahas dalam
pertemuan sangat penting sehingga peserta lebih mudah dalam memetakan latihan yang
telah dipelajari.

2.3. Penanaman Semangat Berlatih

Penanaman semangat berlatih dilakuka sejak sebelum kegiatan EUREKA dengan tujuan
memperkenalkan pola fikir berlatih yang positif dalam diri mahasiswa sehingga dalam
pelaksanaan latihan, mahasiswa mampu berlatih dan mengambil perlajaran dari latihan serta
melakukan latihan dengan semangat positif. Adapun semangat positif yang ditanamkan
adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan tujuan hidup


Menetapkan tujuan hidup menjadi semangat utama peserta dalam berlatih, dengan
mengetahui tujuan hidupnya, peserta diajak menulis tujuan yang ingin dicapai dan
menanamkan serta menghayatinya kemudian diajak mewujudkan dengan mempersiapkan
dan membekali dirinya.
2) Memahami kedisiplinan sebagai bagian dari cara mencapai tujuan hidup
Dengan menerapkan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang – ulang
dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa
dilakukan, akan memudahkan dalam mencapai tujuan hidup dan mengembangkan diri.
3) Keluar dari zona nyaman
Menjawab permasalahan yan telah dipaparkan dalam latar belakang, untuk berlatih,
peserta harus mau dan mampu keluar dari zona nyaman dan melatih diri.
4) Reframing
Reframe adalah salah satu metode dalam ilmu Neuro Linguistik Programe (NLP). Para
ahli bidang komunikasi pada zaman ini, umumnya sepakat bahwa; Suatu kejadian atau
peristiwa pada dasarnya adalah sesuatu hal yang netral. Tidak ada benar, salah, baik dan
buruk. Hal tersebut berlaku sampai kita memaknai peristiwa atau kejadian tersebut.
Pemaknaan ulang yang kita bicarakan di sini, kita tandai dengan kata “Reframing”
(bingkai ulang). Dengan membingkai ulang suatu kejadian, peserta diharapkan mampu
menganggap latihan yang diberikan bukanlah kejadian buruk, tetapi mampu menganggap
latihan sebagai sarana mereka untuk berkembang 2

2.4. Kegiatan Latihan

Mencapai hidup yang disiplin tidak cukup dengan mengetahui teori tetapi juga
melaksanakannya dalam hidup. Untuk memacu mahasiswa berlatih, EUREKA memberi
model latihan bersama untuk mengimplementasikan teori yang telah didapat.

1) Hari Pertama : Aku Bersyukur atas Anugerah Tuhan


a. Latihan mensyukuri air minum sebagai rahmat Tuhan
Peserta diminta mengangkat botol air minum dengan posisi tangan lurus
kedepan selama 5 menit dipimpin sambil mendengarkan kisah renungan. Dalam
latihan ini peserta akan mengalami lelah mengangkat air, peserta diarahkan
untuk menyadari bahwa sebagian orang sulit mendapatkan air untuk
kehidupannya, sedangkan peserta mampu mendapatkan air dengan mudahnya
kemudian bersyukur atas berkah yang selama ini dianggap sederhana. Teks
renungan terlampir.
b. Latihan rendah hati
Peserta yang tidak melakukan latihan dengan benar dipanggil kemudian
diingatkan bahwa kita harus menghargai proses, peserta yang tidak serius dalam
melaksanakan proses menjadi contoh buruk ditengah-tengah peserta laiinya yang
tidak membuktikan bahwa dirinya adalah orang terpelajar yang terpilih untuk
menjadi mahasiswa FK UNTAN, sikap tidak menghargai proses ini dapat
menunjukan kurangnya kerendahan hati karena ada sifat angkuh yang dimiliki,
ingat bahwa kita tidak selalu lebih tinggi dari orang lain, Cara dalam
mengingatkan peserta harus diperhatikan jangan sampai merusak minat yang
telah terbangun sebelumnya. Contoh cara penyampaian dapat dilihat di lampiran
2.
2) Hari Kedua : Aku diantara Sesama Manusia dan Lingkungan Alam
a. Latihan Kesadaran Bersikap dan Perhatian Lingkungan
Peserta dibawa ke halaman yang terdapat daun-daun berserakan berdiri cs,
satpam, staf/dosen, dan mahasiswa. Peserta dipersilahkan untuk bebas
berekspresi menggunakan lapangan itu dengan melakukan apapun sesuai dengan
hati nuraninya selama 3 menit. Sebagian peserta tidak akan peka dengan sampah
yang berserakan dan keberadaan cs, satpam, staf/dosen dan mahasiswa lainnya.
Setelah 3 menit berlalu peserta diminta baris rapi kembali, kemudian tanyakan
beberapa orang, apa yang mereka lakukan dalam bebas berekspresi, hargai setiap
roses yang mereka lakukan dan setiap ekspresi yang mereka perbuat karena
instruksi yang diberikan adalah bebas berekspresi, katakan proses berekspresi
hari ini luar biasa. Setelah itu rangsang peserta dengan pertanyaan “Mengapa
tidak ada yang berekspresi dengan memungut sampah?”. Ingatkan juga bahwa
disekitar lapangan ada orang-orang yang mereka lewati, sebagai mahluk sosial
setidaknya melewati mereka dengan memberi senyum atau menyapa. Panitia
kemudian memungut sampah yang ada. Pemimpin latihan kembali merangsang
peserta, dengan kalimat “masih tidak peka dan tergerak?”. Setelah sampah
bersih, pemimpin kembali memberikan kesimpulan latihan.
Ingatkan juga tentang kebersihan ruangan yang dipakai. Biasakan
meninggalkan ruangan dalam keadaan rapi.
Ps : proses memungut sampah bersama adalah proses yang harus
dilakukan dengan baik, ini adalah proses yang baik dalam latihan, jangan
tunjukan adanya kemarahan, tetapi tunjukan kerjasama saat memungut sampah
dan komunikasi yang hangat, dengan begitu peserta akan melakukan proses
dengan kesadaran dan pesan akan tersampaikan.

3) Hari Ketiga : Aku Anak Indonesia


a. Ritual Pengibaran Bendera
Bentuk latihan ini bertujuan untuk belajar memimpin, menempatkan diri,
dan menanamkan rasa memiliki Negara Indonesia. Latihan dilakukan di tengah
lapangan yang memiliki tiang bendera. Instruksikan pada hari sebelumnya untuk
membawa kertas merah dan kertas putih. Kemudian instruksikan peserta untuk
membentuk formasi bendera bertuliskan “Indonesia Merdeka”. Jangan lupa
lakukan dokumentasi dari atas , kemudian lakukan proses pengibaran bendera
Merah Putih dengan khidmat, bila dapat setelah melakukan pengibaran bendera
merah putih tampilkan orasi tentang bangsa Indonesia yang menggelora.
Tanamkan bahwa Indonesia dibentuk oleh semangat persatuan dari keberagaman
bangsa.

2.5. Evaluasi

Evaluasi diberikan pada akhir acara dengan dipimpin oleh PM dan bidang KDK
membantu peserta merefleksikan dan mengingat serta memacu peserta untuk berubah. Poin
penting dalam membantu peserta merefleksikan evaluasi adalah:

1) Peserta adalah mahasiswa terpilih yang diterima di FK UNTAN tentu adalah orang yang
di atas rata rata dan mau belajar, maka dari itu kesalahan yang dibuat haruslah
diperbaiki. “Buktikan bahwa kamu adalah orang yang pantas terpilih sebagai mahasiswa
FK UNTAN”
2) Jelaskan apa yang terjadi apabila kita masih lalai dengan tugas yang diberikan,
semangati mereka untuk terus memperbaiki diri, ingat reframe, hubungkan dengan
mencapai tujuan hidup, dan syukur atas anugerah Tuhan. Manfaatkan baik-baik.
3) Jelaskan jika ingin berhasil lakukan seluruh proses latihan ini dengan sepenuh hati,
jangan setengah-setengah jika ingin capai tujuan.

Untuk membantu proses evaluasi, masing-masing panitia yang bertugas bertanggung jawab
atas dua barisan peserta. Jadi tidak perlu berteriak, sampaikan dengan volume suara yang
tepat untuk 2 barisan saja. Apabila ada panitia yang mulai melanggar cara evaluasi dan
mulai teriak, maka peserta diminta duduk tetap pejamkan mata, lalu usir panitia yang
bermasalah.
Gambar 1. Formasi Evaluasi

2.6. Reward and Punishment

Reward and Punihment adalah bentuk control dari latihan, selama kegiatan EUREKA,
Panita akan kembali mengevaluasi peserta dengan memberi ucapan selamat dan semangat
untuk terus berlatih untuk keberhasilan peserta melaksanakan kegiatan, kemudian kembali
menilik kesalahan yang masih terjadi dan memberi hukuman sesuai dengan jumlah
kesalahan. Kesalahan dihitung dalam bentuk turus pada nametag peserta setiap harinya.
Setiap peserta peserta melakukan kesalahan, maka nametag dicoret turus 1, dst.

Dalam memberi punishment perhatikan untuk tidak menyebutnya sebagai hukuman,


tetapi sebut ini bentuk latihan yang sesuai dengan kebutuhan peserta. Kata hukuman akan
memberatkan peserta dalam mengerjakan dan membentuk sikap “yang penting
mengerjakan”.

Bentuk hukuman

1) Tugas Essay, Tugas essay tambahan diberikan sesuai dengan tema kedisiplinan hari ini
dan apa kesadaran baru yang didapat serta apa yang harus diperbaiki. Berikut metode
pemberian tugas:
a. Tugas dilakukan di rumah sebelum tidur. Jumlah halaman minimal sesuai dengan
jumlah turus pada nametag. Batas kanan dan kiri 0,5 cm, tulis tangan.
b. Tekankan pada peserta bahwa tugas ini salah satu cara untuknya mengevaluasi diri,
semakin banyak kesalahan berarti semakin banyak hal yang harus dibenahi dalam
dirinya. Seringkali kita lupa membenahi diri karena hanya terpintas di ingatan,
sedangkan ingatan manusia yang paling tajam masih kalah dengan tajamnya goretan
pensil. Artinya tulisan akan membantu untuk mengingatkan mereka akan
kesalahannya.
c. Tugas dikumpulkan Keesokan hari dan dikoreksi apakah peserta benar-benar
mengerjakan tugasnya. Kemudian dikembalikan lagi ke peserta. Metode
pengumpulan dilakukan per kelompok.
d. Format tugas terlampir

2) Peserta menjalani hukuman yang disepakati dari awal, Hukuman ini khusus untuk
peserta yang tidak mengerjakan hukuman essay. Hukuman diberikan setelah terlebih
dahulu dievaluasi secara khusus dan menyadari kesalahannya, panitia mengarahkan
peserta untuk menghukum dirinya dengan tidak mudah, karena hukuman yang mudah
tidak akan membuat mereka ingat kembali akan kesalahannya.

2.6. Keamanan Peserta dan Kegiatan

Keamanan peserta menjadi sangat penting saat kegiatan berlangsung. Beberapa poin penting
dalam menjaga keamanan adalah sebagai berikut:

1) Peserta datang sesuai rute yang diberikan


2) Panitia berjaga di jalan saat kedatangan. Panitia memastikan semua peserta tidak masuk
ke jalur yang dilarang dan sampai ke lokasi acara dengan selamat
3) Panitia bertugas berjaga di jalan saat kepulangan dan mengantarkan peserta yang
berjalan kaki di sekitar Jl. Sepakat dan memastikan peserta pulang dengan selamat
Gambar 2. Jalur Kedatangan dan Kepulangan Peserta
BAB III
PENUTUP

Melakukan pelatihan untuk mahasiswa harus memiliki tujuan yang jelas


dan bukan untuk ajang gagah-gagahan. Era penyambutan mahasiswa baru dengan
metode baru telah dimulai. Pelatihan yang baik menghasilkan output yang baik,
tentu saja dilakukan dengan proses yang baik. Untuk berproses dengan baik, peserta
lah yang harus bersikeras melatih dirinya bukan pelatih yang memaksakan peserta
untuk berlatih. Pelatih dan panitia hanya perlu merangsang peserta, dengan begitu
panitia tidak perlu bekerja keras untuk memaksa peserta berlatih karena peserta akan
berlatih dengan semangatnya sendiri. Marah-marah hanya akan menghabiskan
tenaga dan tidak menghasilkan apa-apa, yang dihasilkan hanyalah kepatuhan dan
kesopanan yang terpaksa dan tidak muncul dari kesadaran diri masing-masing.
Selamat melakukan latihan, jangan lupa untuk melatih diri sendiri sebelum
bias melatih orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prijosaksono, A dan Dwi Sanjaya, 2002. Use Your 7 Power. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
2. Dr. Ibrahim Elfiky. 2010. Terapi NLP; Membangun komunikasi yang komunikatif.
Yogyakarta: Hikmah
LAMPIRAN 1

TEKS RENUNGAN MENSYUKURI AIR SEBAGAI BERKAH TUHAN

Teman-teman, untuk meringankan kalian dalam melakukan latihan ini, fokuskan indera
kalian untuk mendengar dan abaikan indera lainnya. Ini akan membantu teman-teman untuk
focus dengan tujuan dan menguatkan teman-teman menghadapi latihan ini, ingat reframe semua
kejadian, teman-teman silahkan berlatih membingkai ulang kejadian hari ini untuk melatih diri
teman-teman sendiri dan mengambil pelajaran dari latihan ini.

Kekeringan melanda kecamatan Pringapus, kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Krisis air
bersih dirasakan warga karena semua sumur sudah kering. Dengan membawa jerigen, warga
berjalan setapak demi setapak menuju ke dalam hutan jati di desa Jatirunggo, kecamatan
Pringapus, kabupaten Semarang. Hal ini sudah dilakukan oleh warga desa Jatirunggo sejak
beberapa pekan ini karena sejumlah mata air di dekat desa mereka sudah mulai mengering.
Setiap pagi dan sore, ibu-ibu warga desa Jatirunggo, kecamatan Pringapus, kabupaten Semarang
mengambil air di tengah ladang warga yang berada di bawah bukit.

Namun, untuk mencapai satu-satunya sumber air yang masih mengalir itu, warga harus
mengeluarkan tenaga ekstra karena jaraknya mencapai dua kilometer dari permukiman warga.
Selain itu, hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki membawa jerigen 20 liter.

(Hening sejenak, membuat peserta merasakan sakitnya mengangkat air)

Teman-teman, sesame kita diluar sana mendapatkan air dengan begitu sulitnya, mereka
harus berjalan selama 2 jam mengangkat air 20 liter. Sekarang kita dapat meminum air,
menggunakan air dengan mudahnya. teman-teman Teman-teman sudah merasakan bagaimana
mengangkat air 1,5 liter hanya dalam 5 menit saja sudah merasakan sakitnya, mereka
mengangkat 20 liter air dalam waktu dua jam sekali perjalanan. Sekarang turunkan tangan kalian
dan letakan air itu.

Kadang kita lupa bersyukur akan anugerah yang Tuhan berikan dan menyia-nyiakan
anugerah Tuhan dengan bersikap boros, tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin, bersikap
malas-malasan seolah-olah kita mendapatkan hidup ini dengan usaha kita sendiri. Ingat bahwa
hidup ini diberikan Tuhan secara gratis, maka dari itu kita bersyukur bukan hanya dengan
ucapan, namun juga dengan memanfaatkan sebaik mungkin berkah yang Tuhan berikat secara
efektif dan efisien.
LAMPIRAN 2

FORMAT TUGAS ESSAY

Nama : Pontianak,...Septermber 2015

Kelompok : Tema :

Isi essay ………… ………… ……… ……… ……… …… …… … …… ……… …… …


………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN 3

CONTOH MENGINGATKAN KERENDAHAN HATI

Teman-teman, Tuhan memberikan kita dua tangan dan dua telinga supaya kita lebih
banyak mendengar dan berkerja dibandingkan dengan berbicara, saat ini adalah saat kalian
melatih diri kalian. Ini adalah proses yang serius, bukan saatnya mengajak teman disebelah
kalian bercanda. Ayo belajar menghargai teman-teman yang ingin berproses. Jangan biasakan
tidak menghargai orang lain, terlebih ketika ada yang berbicara di depan kalian. Cobalah untuk
rendah hati, mungkin kalian merasa kalian lebih baik dari teman-teman yang lain sehingga tidak
perlu melakukan latihan ini dengan serius. Ayo coba hilangkan keangkuhannya dulu, mungkin
kamu memang lebih baik dari yang lain, tapi keangkuhan akan menghambatmu dalam berproses,
ayo belajar rendah hati. Untuk itu saya beri kamu latihan untuk belajar bahwa orang lain juga
ingin berproses dan kita belum tentu sudah lebih baik dari yang lain.

You might also like