Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Berbasis Kearifan Lokal dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa
kelas IV Gugus IV Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian non
equivalent posttest only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas IV di Gugus VI Kecamatan Gerokgak tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 5 SD
dengan jumlah 152 orang. Setelah dilakukan uji kesetaraan ANAVA A didapat dua sampel
yang dianggap setara yaitu siswa kelas IV SD 1 Pemuteran (eksperimen) berjumlah 31 orang
dan siswa kelas IV SD 4 Pemuteran (kontrol) berjumlah 31 orang. Sampel diambil dengan
cara teknik random sampling. Data hasil belajar IPS dikumpulkan dengan instrumen tes
objektif yang berjumlah 30 soal. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan
uji t independent dengan sampel tidak berkorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbasis Kearifan Lokal dan siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional dan rata-rata skor siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbasis
Kearifan Lokal adalah 20,39 berada kategori tinggi sedangkan siswa yang mengikuti
pembelajaran kovensional adalah 15,13 yang berada kategori sedang, ini menunjukkan
bahwa hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) Berbasis Kearifan Lokal lebih tinggi dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional.
Abstract
This study aimed to determine the differences in learning achievement between students who
take the social studies (IPS) through Contextual Teaching and Learning (CTL) approach
Based Local Wisdom and students who treated by the conventional teaching in fourth grade
Cluster IV in Gerokgak district Buleleng regency in the academic year 2012/2013. This study
was quasi-experimental research which was designed by non equivalent posttest only on
control group. The population of this study was all of the fourth grade students in Cluster VI in
Gerokgak district in the academic year 2012/2013 which was consisting of 5 elementary
schools with 152 students. After equality testing with ANAVA A, it obtained two samples were
considered equivalent, those were fourth grade student of SD 1 Pemuteran (experimental
group) which consisted of 31 students and fourth grade student of SD 4 Pemuteran (control
group) which consisted of 31 students. Sample was collected by random sampling technique.
IPS learning achievement data were collected by objective test instrument which consisted of
30 items. The data were analyzed using descriptive statistic and independent t test with
uncorrelated samples. The results showed that there were difference in learning achievement
between students who took the social studies (IPS) through Contextual Teaching and
Learning (CTL) approach-Based Local Wisdom and students who treated by conventional
learning and the average score of students who followed learning trough Contextual
Teaching And learning (CTL) approach-Based Local Wisdom was 20,39 which was in high
category while students who followed conventional learning was 15,13 which was in medium
category, The result of this study indicated that students’ achievement of the social study
(IPS) through Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach-Based Local Wisdom was
higher than students following the conventional learning.
Frekuensi
0,55, ini berarti perangkat tes tergolong 8 7
kreteria sedang, hasil daya beda perangkat 6 5
tes 0,58 tergolong pada kreteria baik dan 4 3 3
analisis pengocoh semua berfungsi. 2
2
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis stastistik 0
deskriptif dan stastistik
tastistik inferensial uji
uji-t 13 16 19 22 25 28
sampel independen (tidak berkorelasi) Titik tengah
dengan rumus separated varians.
Stastistik deskriptif digunakan untuk Gambar 1. Grafik histogram data hasil post-
menghitung mean, median, dan modus. test kelompok eksperime
eksperimen
Hubungan antara mean (M), median (Md),
dan modus (Mo) dapat digunakan untuk Berdasarkan Gambar
ambar 1, diperoleh
menentukan
tukan kemiringan kurva poligon modus lebih besar dari median dan median
distribusi frekuensi. Stastistik inferensial lebih besar dari mean (Mo>Md>M), dimana
digunakan untuk menguji hipotesis 21,79 > 20,64> 20,39 maka berada pada
penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis kurve juling negatif yang menunjukkan
penelitian perlu dilakukan analsis uji sebagian besar skor hasil belajar siswa
normalitas untuk mengetahui sebaran data berada pada bagian atas (skor tinggi) dari
berdistribusi normal atau tidak normal distribusi skor.. Selain mencari mean (M),
dengan mengunakan analisis Chi-kuadrat,
Chi median (Md) dan modus (Mo), juga
dan, analisis homogenitas untuk ditentukan standar deviasi uuntuk kelompok
mengetahui homogenitas varians antar eksperimen. Berdasarkan perhitungan yang
kelompok dengan menggunakan Uji-F. didapatkan standar deviasi kelompok
eksperimen adalah 4,31. Jika skor-rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil belajar IPS dikonversi ke dalam
Hasil penilaian acuan patokan
atokan (PAP
(PAP) skala lima
Data yang dianalisis dalam penelitian berada pada kategori tinggi. Sedangkan
ini diperoleh dari data hasil belajar siswa data skor hasil post-test hasil belajar Ilmu
yang mengikuti pembelajaran pendekatan
pendekat Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelompok
Contextual Teaching And Learning (CTL) kotrol menunjukan bahwa skor tertinggi
berbasis kearifan lokal pada kelas adalah 25 dan skor terendah adalah 9.
eksperimen dan pembelajaran Adapun rentang data kelompok eksperimen
konvensional pada kelas kontrol. Berikut adalah 16, jumlah kelas interval didapatkan
6 dan, panjang kelas interval berdasarkan Berdasarkan hasil perhitungan uji
perhitungan diperoleh 3. Dari data tabel normalitas post-test kelompok eksperimen,
distribusi frekuensi maka dapat di diperoleh hitung
2
= 4,206 dan pada taraf
deskripsikan mean (M), median (Md) dan
signifikansi 5% dan db (6-2 2-1=3) diperoleh
modus (Mo) dari hasil post-test
test kelompok
kontrol yaitu: modus (Mo) adalah 13,50, tabel
2
= 7.815 . Ini berarti bahwa hitung
2
<
median (Md) adalahh 14,36 dan, mean (M) tabel
2
maka data hasil post-test
post kelompok
adalah 15,13. Apabila
pabila divisualisasikan ke
dalam bentuk grafik tampak pada Gambar eksperimen berdistribusi normal.Sedangkan
2. hasil perhitungan uji normalitas post-test
kelompok kontrol, diperoleh hitung
2
= 2,756
12 11 dan pada taraf signifikansi 5% dan db (6-2-
(6
10
1=3) diperoleh tabel = 7.815. Ini berarti
8 2
Frekuensi
8
bahwa hitung < tabel maka data hasil post-
2 2
6 5
4
4 2 test kelompok kontrol berdistribusi normal.
2 1
Selanjutnya data diuji dengan
0 homogenitas varians. diketahui bahwa
10 13 16 19 22 25 hasil post-test kelompok eksperimen dan
Titik Tengah kelompok kontrol dengan db pembilang 30
dan db penyebut 30 pada taraf signifikansi
Gambar 2. Grafik histogram data hasil post- 5% diketahui Ftabel = 1,93 dan Fhitung = 1,32.
test kelompok kontrol Hal ini berarti bahwa Fhitung < Ftabel sehingga
H1 ditolak dan H0 diterima oleh karena itu
Berdasarkan gambar 2, diperoleh varians homogen. Jadi post-test hasil
modus lebih kecil dari pada median dan belajar kelompok eksperimen dan kelompok
median lebih kecil dari mean (Mo< Md<Mo) kontrol adalah homogen.
dimana 13,50 < 14,36 < 15,13 maka berada Hasil belajar IPS siswa kelompok
pada kurve juling positif yang menunjukkan eksperimen dan kontrol adalah normal dan
sebagian besar skor hasil belajar siswa homogen.. Setelah diperoleh hasil dari uji
berada pada bagian bawah (skor cendrung prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan
rendah) dari distribusi skor.. Selain mencari pengujian hipotesis penelitian (H1) dan
mean (M), median (Md) dan modus (Mo), hipotesis nol (H0). Pengujian hipotesis
juga ditentukan standar deviasi untuk tersebut dilakukan dengan menggunakan
kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi)
yang didapatkan standar deviasi kelompok dengan rumus separated varians dengan
kontrol adalah 3,87. Jika skor rata-rata
rata kriteria H0 ditolak jika thit > ttab dan H0 terima
kelompok kontrol dikonversi ersi ke dalam jika thit < ttab. Rangkuman hasil uji hipotes
hipotesis
penilaian acuan patokan
atokan (PAP) Skala Lima disajikan pada Tabel 1.
berada pada kategori sedang.
Berdasarkan tabel 1,
1 hasil yaitu 2,000. Karena nilai thitung > ttabel (5,058
perhitungan uji-t diperoleh thitung sebesar > 2,000), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
5,058. Untuk mengetahui signifikansinya Ini berarti terdapat perbedaan yang
maka perlu dibandingkan dengan nilai ttabel, signifikan hasil Ilmu Pengetahuan Sosial
db = 60 (n1 + n2 – 2 = 31 + 31 – 2 = 60) antara kelompok siswa yang belajar
dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai ttabel menggunakan pendekatan pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) mengikuti pembelajaran konvensional pada
berbasis kearifan lokal dengan kelompok siswa kelas IV SD Gugus VI Kecamatan
siswa yang belajar menggunakan model Gerokgak tahun pelajaran 2012/2013.
pembelajaran konvensional pada kelas IV Berdasarkan hasil penelitian yang
semester genap tahun ajaran 2012/2013 di diperoleh, maka terlihat bahwa
gugus VI kecamatan Gerokgak kabupaten pembelajaran pendekatan CTL (Contextual
Buleleng. Teaching And Learning) berbasis kearifan
lokal dapat memberikan pengaruh yang
Pembahasan lebih baik dibandingkan dengan
Pembahasan pada penelitian ini pembelajaran konvensional. Adapun
memaparkan hasil belajar IPS siswa yang beberapa alasan yang dapat dijadikan
mengikuti pembelajaran pendekatan dasar penentuan bahwa pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) pendekatan CTL (Contextual Teaching And
berbasis kearifan lokal dengan siswa yang Learning) berbasis kearifan lokal lebih baik
mengikuti pembelajaran konvensional. Hasil dibandingkan dengan model pembelajaran
penelitian ini menunjukkan bahwa hasil konvensional adalah sebagai berikut.
belajar IPS siswa yang mengikuti Pertama, secara teoritis pembelajaran
pembelajaran pendekatan Contextual pendekatan Contextual Teaching And
Teaching And Learning (CTL) berbasis Learning (CTL) berbasis kearifan lokal pada
kearifan lokal berbeda dengan dengan umumnya dapat dipahami sebagai
siswa yang mengikuti pembelajaran pembelajaran yang terjadi dalam kelompok-
konvensiona.l Secara deskriptif, kelompok kelompok kecil (learning community) di
siswa yang mengikuti pembelajaran kelas, setiap siswa diberikan hak untuk
pendekatan Contextual Teaching And mengungkapkan idenya dan bekerja sama
Learning (CTL) berbasis kearifan lokal untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
memiliki skor rata-rata hasil belajar 20,39, Pembelajaran pendekatan Contextual
sedangkan kelompok siswa yang mengikuti Teaching And Learning (CTL) berbasis
pembelajaran konvensional memiliki skor kearifan lokal memberikan kesempatan
rata-rata 15,13. Hal ini menunjukan hasil untuk mengkontruksi potensi-potensi
belajar IPS siswa mengikuti pembelajaran kearifan lokal yang ada di lingkungannya
pendekatan Contextual Teaching And dengan pengetahuan yang dimilikinya
Learning (CTL) berbasis kearifan lokal lebih melalui kegiatan inkuri bersama anggota
tinggi daripada siswa yang mengikuti kelompoknya. Melalui kegiatan yang
pembelajaran konvensional. dilakukan siswa mampu membangun atau
Hasil uji-t terhadap hipotesis mengkontruksi pengetahuannya sendiri
penelitian yang diajukan menunjukkan sehingga proses pembelajaran lebih
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar bermakna.
siswa mengikuti pembelajaran pendekatan Kedua, secara operasional empiris,
Contextual Teaching And Learning (CTL) kedua pembelajaran menggunakan buku
berbasis kearifan lokal dengan siswa yang paket dan LKS dan penyajian dengan
mengikuti pembelajaran konvensional. Hal metode yang berbeda. Selain penyajian
tersebut dapat terlihat berdasarkan hasil dengan metode yang berbeda juga proses
analisis yang telah dilakukan, didapatkan pembelajarannya. Dalam proses
nilai thitung sebesar 5,058 dengan db 60 pembelajaran pendekatan Contextual
pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai Teaching And Learning (CTL) berbasis
ttabel sebesar 2,000. Hasil perhitungan kearifan lokal diawali dengan mengajukan
tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih pertanyaan (quistioning) kepada siswa yang
besar daripada ttabel (thitung> ttabel) sehingga sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal
hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini masyarakat, dan memberikan suatu
berarti, terdapat perbedaan hasil belajar permasalahan dalam konteks nyata
IPS yang signifikan antara kelompok siswa kehidupan sehari-hari yang digunakan
yang mengikuti pembelajaran pendekatan sebagai sumber belajar. Siswa diminta
CTL (Contextual Teaching And Learning) untuk menganalisis permasalahan yang
berbasis kearifan lokal dan siswa yang diberikan pada awal pembelajaran
mengunakan metode observasi dan inkuiri, materi. Siswa diberikan untuk bertanya
setelah melakukan kegiatan observasi dan tetapi tetap saja siswa tidak diberikan untuk
inkuiri selanjutnya melakukan kegiatan menuangkan ide yang dimilikinya.
demontrasi oleh siswa (modelling), Hasil yang diperoleh pada penelitian
sehingga siswa mampu menemukan sendiri ini juga sejalan dengan hasil penelitian
konsep yang terkandung dalam penelitian Novianti (2011) yang berjudul
permasalahan yang diberikan. Pada proses perbedaan hasil belajar siswa yang
ini siswa memiliki peran aktif (student menggunakan pembelajaran kontekstual
center) dalam pengkontruksian lokal dan konvensional dalam mata
pengetahuan. Proses pembelajaran pelajaran IPS. Hasil penelitian
konvensional masih berpusat pada guru menggambarkan bahwa terdapat
(teacher center) sebagai pusat informasi perbedaan hasil belajar siswa dengan
(information center), di mana siswa hanya menggunakan pembelajaran kontekstual
mengikuti langkah-langkah pembelajaran lebih besar dibandingkan dengan
yang telah disediakan. pembelajaran konvensional. Lestari (2011)
Kekuatan pembelajaran pendekatan melakukan penelitian tindakan kelas
Contextual Teaching And Learning (CTL) mengenai model pembelajaran Kontekstual
berbasis kearifan lokal adalah munculnya berbasis budaya lokal untuk meningkatkan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, keefektifan dan hasil belajar Ilmu
menantang dan menyenangkan, melatih Pengetahuan Sosial. Hasil penelitiannya
siswa untuk bekeja secara kelompok, menyatakan bahwa terjadi peningkatan
melatih siswa menggali potensi-potensi hasil belajar IPS siswa melalui penerapan
kearifan lokal yang dihubungkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual
pengetahuannya dan mampu berbasis budaya lokal.
mengaplikasikannya di kehidupan sehari- Berdasarkan pemaparan di atas,
hari. Kelebihan pembelajaran pendekatan maka terbukti secara teoretik dan
Contextual Teaching And Learning (CTL) operasional empiris bahwa hasil belajar
berbasis kearifan lokal terletak pada proses siswa yang mengikuti pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran yaitu pada pendekatan Contextual Teaching And
proses pencarian dan pengkontruksian Learning (CTL) berbasis kearifan lokal lebih
pengetahuan sehingga guru berperan tinggi daripada pembelajaran konvensional.
sebagai mediator, fasilitator dan evaluator. Hal ini dapat diidentifikasi beberapa temuan
Guru tidak perlu mentransfer semua dari peneliti yang menunjukkan keunggulan
pengetahuan atau informasi kepada siswa dari pembelajaran pendekatan Contextual
tetapi mengajak siswa untuk berpikir dan Teaching And Learning (CTL) berbasis
mencari jawaban sendiri atas kearifan lokal dengan pembelajaran
permasalahan yang diberikan oleh guru konvensional adalah sebagai berikut.
maupun siswa itu sendiri melalui diskusi Pertama, dalam proses pembelajaran
dengan kegiatan inkuiri berdasarkan lebih bermakna karena pembelajaran
pengalaman siswa yang telah diperoleh dari pendekatan Contextual Teaching And
kehidupan sehari-hari atau observasi Learning (CTL) berbasis kearifan lokal
langsung di lingkungan sekitar. siswa dalam penyampaian materi pelajaran
Berbeda dengan pembelajaran selalu dikaitkan dengan masalah yang
konvensional. Pelaksanaan proses kontekstual atau dikaitkan dengan
pembelajarannya mengutamakan pengalaman nyata siswa dalam kehidupan
penyampaian konsep-konsep secara sehari-hari.
mendetail, latihan soal dan tes. Latihan soal Kedua, siswa dalam mengikuti proses
dan tes lebih ditekankan menjawab pembelajaran terlihat aktif karena dalam
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya proses pembelajaran siswa diajak ikut
sesuai penjelasan guru sebelumnya dan mengkonturksi pengetahuan dengan
buku sumber (buku paket kelas IV) dan mencari di berbagai sumber baik melalui
LKS. Peran serta siswa dalam kegiatan inkuari. Dalam kegiatan inkuiri
pembelajaran masih didominasi oleh guru siswa diajak menemukan atau
dan ini terlihat saat guru menyampaikan memecahkan permasalahan dalam
pembelajaran. Kegiatan ini memberikan pendekatan Contextual Teaching And
kesempatan bagi siswa siswa untuk Learning (CTL) berbasis kearifan lokal tidak
mengembangkan keterampilan dan hanya mementingkan aktivitas secara
kemampuannya dalam memecahkan idividu, tetapi juga kontribusi terhadap
permasalahan yang dihadapi dalam proses anggota kelompok sehingga dapat
pembelajaran sehingga siswa tidak pasif mengoptimalkan kerja sama antar anggota
dalam pembelajaran. kelompok. Hal ini dapat melatih siswa untuk
Ketiga, pembelajaran dengan lebih bertanggung jawab terhadap tugas
pendekatan Contextual Teaching And yang diberikan kelompoknya. Pembelajaran
Learning (CTL) berbasis kearifan lokal pendekatan Contextual Teaching And
sangat menarik, menyenangkan dan Learning (CTL) berbasis kearifan lokal
menantang karena siswa diajak terlibat dapat diunggulkan dalam meningkatkan
langsung dalam pembelajaran melalui hasil belajar IPS siswa.
observasi atau pengamatan secara nyata di
lingkungan sekitar. Pembelajaran seperti ini PENUTUP
akan memberikan motivasi kepada siswa Berdasarkan paparan hasil penelitian
untuk belajar IPS secara mendalam melalui dan pembahasan dapat dikemukakan
pengamatan secara nyata, sehingga siswa simpulan sebagai berikut. Terdapat
tidak cepat bosan dan mengantuk dalam perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan
belajar karena siswa dilibatkan secara antara siswa yang mengikuti pembelajaran
penuh dalam belajar. pendekatan Contextual Teaching And
Keempat, proses pelaksanaan Learning (CTL) berbasis kearifan lokal dan
pembelajaran pendekatan Contextual siswa yang mengikuti pembelajaran
Teaching And Learning (CTL) berbasis konvensional. Siswa yang mengikuti
kearifan lokal yang dilakukan siswa dapat pembelajaran pendekatan Contextual
menciptakan kecintaan terhadap kearifan Teaching And Learning (CTL) berbasis
lokal yang ada di lingkunganya yang kearifan lokal menunjukan hasil belajar
mencangkup aspek ekonomi, budaya, lebih tinggi dibandingkan siswa yang
bahasa, teknologi informasi komunikasi, mengikuti pembelajaran konvensional.
ekologi dan yang laiinya karena apa yang Berdasarkan temuan penelitian dalam
dipelajari oleh siswa ada dilingkungannya menerapkan pembelajaran pendekatan
sehinnga siswa lebih tertarik mempelajari Contextual Teaching And Learning (CTL)
IPS. berbasis kearifan lokal disarankan: 1)
Implikasi temuan penelitian ini adalah disarankan bagi siswa lebih berperan aktif
pembelajaran IPS dapat memberikan hasil dalam mengikuti proses pembelajaran yang
belajar yang optimal jika implementasian dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan
pembelajaran didasarkan paradigma hasil belajar; 2) disarankan kepada para
kontruktivisme. Pembelajaran pendekatan guru agar selalu menggunakan model
Contextual Teaching And Learning (CTL) pembelajaran yang sesuai dengan
berbasis kearifan lokal merupakan salah perkembangan zaman, menerapkan model
satu model pembelajaran yang pembelajaran yang inovatif, sesuai dengan
berlandaskan kontruktivisme, dimana dalam materi pelajaran dan karakteristik siswa
proses belajar mengajar antara konsep sehingga berpengaruh positif pada
yang dipelajari dikaitkan dengan konteks peningkatan hasil belajar siswa; 3)
kehidupan nyata dengan mengintegrasikan disarankan bagi peneliti agar lebih
nilai-nilai kearifan lokal, sehingga akan berkompeten dalam hal perekayasa
memberikan peluang yang cukup besar pembelajaran, agar pembelajaran lebih
dalam proses pembelajaran IPS yang lebih inovatif dalam hal menerapkan model
bermakna dan siswa akan mampu pembelajaran pendekatan Contextual
membangun pengetahuannya sendiri Teaching And Learning (CTL) berbasis
melalui proses aktif dalam pembelajaran kearifan lokal agar dapat dipergunakan
yang berdasarkan pengalaman dan dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa. dan; 4) disarankan bagi sekolah agar
Selain itu model pembelajaran pendekatan menggunakan hasil penelitian ini sebagai
alternatif untuk memperbaiki proses Standar Nasional Pendidikan
pembelajaran di sekolah sehingga dapat (BSNP).
meningkatkan hasil belajar siswa.
Suastra, I W. 2010. “Model Pembelajaran
Sains Berbasis Budaya Lokal Untuk
DAFTAR RUJUKAN
Mengembangkan Kompetensi Dasar
Agung, A.A. Gede. 2011. Metodelogi
Sains Dan Nilai Kearifan Lokal
Penelitian Pendidikan. Singaraja.
SMP”. Journal pendidikan dan
Fakultas Ilmu Pendidikan
pengajaran (JPP) Undiksha .Jilid 43,
Universitas Pendidikan Ganesha.
nomor 2.
Asmani, J. 2012. Pendidikan Berbasis
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Keunggulan Lokal (PBKL).
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Jogjakarta: Diva Press.
Bandung: Alfabeta.
Badan Standar Pendidikan Nasional. 2006.
Syaiful, S. 2012. Konsep dan Makna
Kurikulum Tingkat Satuan
Pembelajaran: Untuk Membantu
Pendidikan Jenjang Pendidian
Memecahkan Problematika Belajar
Dasar dan Menengah. Tersedia
Mengajar. Jakarta: Renika Cipta.
pada
http://www.BSNPIndonesia.org/files/ Thobroni, M & Mustofa, A. 2011. Belajar &
panduan-umum-KTSP.pdf. (diakses Pembelajaran Pengembangan
tanggal 4 Januari 2013). Wacana dan Praktik Pembelajaran
Dalam Pembangunan Nasional.
Lestari, Sri.L.W. 2011. Penerapan
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Pendekatan Pembelajaran
kontekstual Berbasis Budaya Lokal
untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar IPS Kelas IV SD
Negeri 13 Pemecutan Tahun
Pelajaran 2011/2012. Skripsi (Tidak
diterbitkan). Singaraja. Jurusan
Pendidikan Sekolah Dasar. Fakultas
Ilmu Pendidikan. Universitas
Pendidikan Ganesaha.
Novianti, L. 2010. Perbedaan Hasil Belajar
Siswa yang Menggunakan
Pembelajaran Kontekstual dan
Konvensional dalam Mata Pelajaran
IPS di Kelas IV SD Negeri 125540
Pematang Siantar Tahun Ajaran
2010/2011. Tesis (Tidak
Diterbitkan). Medan. Fakultas Pasca
Sarjana. Pendidikan Dasar.
Universitas Medan. Tersedia: pada
http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-
Master-1294/1294. (Diakses tanggal
27 Desember 2012).
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran
Kontekstual dan Penerapan dalam
KBK. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional. Badan