Professional Documents
Culture Documents
DIREKTORAT
DEPARTE|U|EN PEHDAGANGAN JalanM I RidwanRaisNo 5 Jakarta10110
REPUBLII( IND()NESIA Te.021-3440408la 021-3858185
KEPUTUSAN
D IR E K T UJE
R N D E RAL
PERDAGANGANDALAMNEGERI
NOMOR l5lw$ lKEP/3/2010
TENTANG
SYARATTEKNISMETERPROVER
D IR E K T UJE
R N D E RAL DALAMNEGERI.
PERDAGANGAN
Me n g i n g a t '. 1 . U n d a n g -U n d ang
Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metr ologiLegal
(L e mb a ra nN egar a RepublikIndonesiaTahun 1981 Nomor 11,
T a mb a h aLne mbar anNegar a
RepublikIndonesiaNomor3193) ;
2 . U n d a n g -U n d ang
Nomor8 Tahun' 1999tentangPer lindungan
Kons um en
(L e mb a ra nN egar a RepublikIndonesiaTahun 1999 Nomor 42,
Tambahan Lembaran NegaraRepubliklndonesiaNomor3821),
Nom or21 Tahun2001tentangOtonomiKhususBagi
3 . U n d a n g -U n d ang
ProvinsiPapua (LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun 2001
N o mo r'1 3 5 T, am bahan Negar aRepublikIndonesia
Lem bar an No m or
4 1 5 1 se
) b a g a im ana kalidiubahter akhir
telahbeber apa denganUndang-
U n d a n gN o mo r35 Tahun2008( Lem bar an
Negar aRepublikIndones i a
T a h u n 2 0 0 8 Nom or 112, TambahanLem bar anNegar a Republ i k
Indonesia Nomor4884),
Nomor32 Tahun2004tentangPemer intahan
4 . U n d a n g -U n d ang Da er ah
(LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 2004 Nomor 125,
Tambahan LembaranNegara Republik lndonesia Nomor 4437)
se b a g a i ma ntelah
a beber apakali diubahter akhirdenganUndang-
U n d a n gN o mo r12 Tahun2008( Lem bar anNegar aRepublikIndones i a
T a h u n2 0 0 8N o mor59,Tam bahan Negar aRepublik
Lem bar an Indones i a
Nomor4844)',
A c eh
Nomor11 Tahun2006 tentangPem er intahan
5 . U n d a n g -U n d ang
(L e mb a ra nN egar a RepublikIndonesiaTahun 2006 Nomor 62,
T a mb a h aLne mbar anNegar aRepublik Nomor4633) ;
Indonesia
Keputusan Jenderal
Direktur DalamNegeri
Perdagangan
Nomor. t5 lwx rtmP/5 /2010
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
di Jakarta
Ditetapkan
padatanggal J ltlaret 2010
DIREKTUR
JENDERAL
DALAMNEGERI.
PERDAGANGAN
SUBAGYO
DIREKTUR
LAMPIRANKEPUTUSAN JENDERAL DALAMNEGERI
PERDAGANGAN
NoMoR t t\lwY/mP/tlzato
TANGGAL: I l4aret 2010
Daftarlsi
BABI Pendahuluan
'
1 .1 . L a ta rB e l a ka ng
1 .2 . Ma ksu d a nT ujuan
1 .3 . P e n g e rti a n
" BABll Administrasi
Persyaratan
2 .1 . R u a n gL i n g kup
2.2. Penerapan
2.3. ldentitas
Peneraan
MeterProverSebelum
2.4. Persyaratan
BABlll Persyaratan Kemetrologian
TeknisdanPersyaratan
3.1. Persyaratan
Teknis
3.2. Persyaratan
Kemetrologian
BABlV danPengujian
Pemeriksaan
4 .1 . P e me ri ksa a n
TeradanTeraUlang
4.2. Pengujian
BABV TandaTera
Pembubuhan
5 .1 . P e n a n d a aTna ndaTer a
5.2. TempatTandaTera
BABVl Penutup
JENDERAL
DIREKTUR
DALAMNEGERI,
PERDAGANGAN
SUBAGYO
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Pengertian
Dalam syarat teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Meter Prover Konvensional yang selanjutnya disebut Meter Prover adalah
standar penguji berbentuk pipa atau silinder dengan diameter tertentu,
dengan volume yang terukur digunakan untuk menguji meter arus.
5
2. Volume yang terukur adalah volume yang dibatasi antara dua saklar
detektor (detector switch).
3. Saklar detektor (detector switch) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mendeteksi pendesak yang lewat.
4. Pendesak adalah alat untuk memindahkan volume tertentu antara 2 (dua)
saklar detektor.
5. Meter Prover satu arah (unidirectional provers) adalah Meter Prover yang
dilengkapi dengan pendesak yang bergerak bebas ke satu arah untuk
memindahkan volume tertentu.
6. Meter Prover dua arah (bidirectional provers) adalah Meter Prover yang
dilengkapi dengan pendesak yang bergerak bebas ke dua arah bolak-balik
untuk memindahkan volume tertentu.
7. Volume dasar adalah volume Meter Prover antara dua saklar detektor pada
suhu acuan dan tekanan atmosfir.
8. Pemeriksaan adalah keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh pegawai
berhak yang diberi hak menera dan menera ulang untuk mencocokan atau
menilai persyaratan teknis dan administratif Alat-alat Ukur, Takar, Timbang,
dan Perlengkapannya (UTTP) sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan,sehingga dapat atau tidak dapat diuji.
9. Pengujian adalah keseluruhan tindakan sesudah UTTP lulus dalam
pemeriksaan, berupa membandingkan penunjukan dengan standar yang
dilakukan oleh pegawai yang berhak menera dan/atau menera ulang agar
dapat diketahui apakah sifat-sifat ukur tersebut lebih besar, sama atau lebih
kecil dari Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD).
6
BAB II
PERSYARATAN ADMINISTRASI
2.2 Penerapan.
Syarat Teknis ini berlaku untuk Meter Prover yang dipergunakan untuk
pengujian terhadap meter arus.
2.3 Identitas
Meter Prover harus dilengkapi tanda pengenal yang memuat keterangan
sebagai berikut:
1. nama pabrik pembuat;
2. merek;
3. tipe/model;
4. nomor seri;
5. volume dasar;
6. bahan; dan
7. koefisien muai ruang.
7
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN
2. Konstruksi
a. Meter Prover dapat berbentuk pipa lurus, pipa berbentuk U, atau
lipatan U.
b. Meter Prover harus dirakit dan dipasang sedemikian rupa, sehingga
pemakaiannya terjamin secara baik.
c. Bagian dalam Meter Prover, sambungan pipa, dan
bengkokan/lengkungan pipa yang terletak antara dua saklar detektor
mempunyai kebundaran dan kehalusan yang merata.
d. Dinding bagian dalam pipa mempunyai lapisan dari bahan yang
keras, dengan permukaan sedemikian rupa, sehingga tidak mudah
aus atau terkelupas oleh gesekan pendesak.
e. Meter Prover memiliki pendesak yang berbentuk bola atau piston,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) pendesak berbentuk bola harus dibuat dari bahan elastis yang
tahan terhadap suhu dan jenis cairan sesuai dengan pemakaian
meter prover ; atau
2) pendesak berbentuk piston, pada bagian yang bersentuhan
dengan dinding bagian dalam harus dilapisi oleh bahan yang
elastis yang tahan terhadap suhu dan jenis cairan sesuai
dengan pemakaian Meter Prover.
f. Dalam hal pendesak berbentuk bola harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1) bola terbuat dari bahan yang kuat, elastis, dan tidak mudah aus
atau rusak;
2) bola diisi cairan dengan tekanan, sehingga diameter bola
mengembang lebih besar dari pada diameter dalam pipa;
3) diameter bola disesuaikan dengan spesifikasi pabrik;
4) jika tidak ada bola yang sesuai dengan spesifikasi pabrik, maka
harus digunakan bola lain yang diameternya lebih besar 2% -
7% dari diameter dalam pipa; dan
8
5) bola tidak boleh terisi udara.
g. Meter Prover dilengkapi dengan tempat-tempat penyambungan
untuk pengujiannya atau penyambungan dengan meter arus;
h. Meter Prover dilengkapi dengan tempat untuk memasang
termometer dan manometer dekat saluran masuk dan saluran keluar
i. Diameter pipa dan laju pendesak Meter Prover harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
1) diameter dalam Meter Prover dibuat sedemikian rupa, sehingga
hilang tekanan pada Meter Prover sesuai dengan hilang tekanan
pada instalasi meter arus;
2) diameter Meter Prover dan sambungan-sambungannya
(manifold) tidak boleh lebih kecil dari diameter saluran ke luar
dari meter arus yang diuji;
3) diameter minimum memenuhi ketentuan mengenai laju
maksimum pendesak, ketidakpastian posisi saklar detektor, dan
debit meter arus yang diuji;
4) saluran masuk dan saluran keluar Meter Prover, termasuk kran-
kran (valves) dan sambungan-sambungan harus cukup besar
untuk mencegah perubahan kecepatan alir yang melewati meter
arus ketika aliran ditujukan ke meter prover;
5) laju pendesak untuk Meter Prover dua arah tidak boleh melebihi
1,5 m/s;
6) laju pendesak untuk Meter Prover satu arah tidak boleh melebihi
3 m/s.
j. Volume minimum antara dua saklar detektor harus memenuhi syarat
sesuai dengan rentang ukur meter arus kerja yang akan diuji;
k. Jarak minimum antara dua saklar detektor harus memenuhi
ketentuan:
1) volume batas minimum antara dua saklar detektor;
2) ketidakpastian posisi bola; dan
3) ketidakpastian posisi saklar detektor.
l. Kran-kran (valves) saluran masuk dan keluar pada Meter Prover,
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) semua kran yang berhubungan dengan Meter Prover bebas dari
gelembung udara dan tidak bocor;
2) posisi kran empat arah pada Meter Prover dua arah dan kran
pemindah bola pada Meter Prover satu arah berada tepat pada
kedudukannya selama penggunaan Meter Prover;
3) kran empat arah (four way valve) pada Meter Prover dua arah
9
dan kran pemindah bola (interchange valve) pada Meter Prover
satu arah, harus tahan terhadap kebocoran pada tekanan
pemakaiannya; dan
4) kran empat arah dan kran pemindah bola harus dilengkapi
dengan alat untuk mendeteksi kebocoran.
m. Saklar detektor Meter Prover harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) dapat mendeteksi pendesak, pada saat pendesak lewat; dan
2) dapat memberikan sinyal untuk menggerakan penghitung
elektronik; dan dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bekerja
hanya oleh desakan pendesak saja.
n. Konstruksi Meter Prover satu arah dan Meter Prover dua arah
sebagaimana tercantum dalam lampiran.
o. Meter Prover dapat dipakai untuk penggunaan beberapa jenis cairan
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pabriknya.
10
BAB IV
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
4.1. Pemeriksaan
Pemeriksaan Meter Prover dilakukan untuk memastikan bahwa Meter Prover
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam syarat teknis ini.
11
trip searah yang memenuhi ketentuan batas maksimum
ketidaktetapan.
d. Sertifikasi
Hasil pengujian terhadap Meter Prover dituangkan dalam sertifikat
yang ditandatangani oleh pejabat berwenang.
12
BAB V
PEMBUBUHAN TANDA TERA
13
BAB VI
PENUTUP
Syarat Teknis Meter Prover merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan
tera dan tera Meter Prover serta pengawasan Meter Prover, guna meminimalisir
penyimpangan penggunaan Meter Prover dalam pengukuran volume cairan serta
upaya perwujudan tertib ukur sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.
14
Lampiran 1. Gambar Teknis Meter Prover Satu Arah (Unidirectional)
Sambungan / Match-
Bola Pendesak Bored Flanges
Sambungan
Kabel Penyaring Bola Detektor switch
Penghitung
Genetaror Pipa Prover untuk kalibrasi
Totalisator
Pulsa Bola
Saringan
Pompa
Jalur Kembali
15
Lampiran 2. Gambar Teknis Meter Prover Tipe Bidirectional (Tipe U)
Penghalang
Aliran Genetaror Pulsa
Saringan
16
Lampiran 3. Instalasi Pengujian Meter Prover Dengan Metode Desakan Air (Water Draw Method)
Valve Lubang
Angin
Kabel Penyaring Bola Kabel Penyaring
Detektor switch
Tangki
Penampungan
Tangki Penimbang
Ukuran kapasitas standar
Valve 3 arah
Gelas Standar
Tangki Air
Monitor Flow Pompa Penyaring
Meter
17
Lampiran 4. Instalasi Meter Prover Metode Master Meter (Master Meter Method)
Master
Penghitung Meter Prover untuk Master Mater Meter Penghitung Meter Prover
Tangki
Penampungan
Pompa
Jalur Kembali
18
Lampiran 5. Pengujian Meter Prover Dengan Metode Water Draw
19
h. Test stand dengan pipa-pipa yg memadai dan alat-alat kontrol
Instalasi test stand meliputi pipa-pipa dengan kran-kran pengisian, kran
selenoida, kran kontrol dan alat kontrol/indikator listrik.
Kran selenoida dipergunakan untuk mengatur mulai dan berakhirnya
penakaran dalam proses water draw.
i. Pompa air
Pompa air harus mempunyai kapasitas yang memadai baik dalam hal volume
maupun tekanannya sehingga dapat mendorong bola dengan lancar didalam
pipa Meter Prover.
j. Cadangan/penampung air
Cadangan yang sekaligus sebagai penampung air adalah berupa suatu wadah
dari mana air diisap oleh pompa air dan menampung air yang berasal dari
pengosongan bejana-bejana ukur standar.
Volume cadangan/penampung air minimal harus dua kali volume bejana ukur
terbesar.
k. Rangkaian pipa-pipa
Rangkaian ini dapat berupa pipa-pipa atau slang-slang fleksibel maupun
kombinasi dari keduanya, yang menghubungkan test stand dengan bagian inlet
dan outlet pipa meter prover.
Jika selang-selang fleksibel yang dipergunakan, harus dijaga agar tidak
bergerak dan bergeser serta bagian-bagian sambungannya sepenuhnya bebas
dari kebocoran.
2. PERSIAPAN
a. Apabila Meter Prover sebelumnya telah dipergunakan, maka perlu dibersihkan
dengan cermat dari kotoran-kotoran sebelum dihubungkan dengan
perlengkapan test stand. Perlu beberapa kali pencucian dengan minyak diesel
ringan atau detergen berbusa ringan dicampur dengan air tawar dan
selanjutnya dilakukan pembilasan dengan air bersih. Jangan sampai ada
minyak mentah atau bahan berbuih tertinggal di dalam pipa Meter Prover dan
peralatan test stand, periksa bagian dalam Meter Prover dari kerusakan atau
benda-benda asing yang tertinggal.
b. Periksa secara visual setiap bejana ukur standar untuk meyakinkan tidak
adanya penyok-penyok atau kerusakan lain yang dapat berakibat perubahan
terhadap isi bejana ukur. Periksa juga untuk meyakinkan tidak adanya benda-
benda asing di dalam bejana ukur standar.
c. Periksa seluruh tanda tera pada bejana ukur standar baik yang ada pada skala
maupun pada pipa kran pengeluaran.
d. Periksa kedataran landasan (plat form) test stand dan seluruh bejana ukur
standar.
e. Jika dipergunakan bola sebagai displacer, gembungkan bola secukupnya
20
untuk menjadikannya sebagai alat pemindah (displacer) yang kedap air
didalam pipa Meter Prover (berfungsi seperti squeege). Sebagai acuan umum,
persentase diameter bola terhadap diameter dalam pipa untuk pipa-pipa
dengan ukuran diameter nominal berikut adalah :
101,6 mm; 152,4 mm; 203,2 mm sebesar 102 %
254,0 mm; 304,8 mm sebesar 103 %
406,4 mm s/d 609,6 mm sebesar 104 %
762,0 mm sebesar 106 %
914,4 mm s/d 1066,8 mm sebesar 108 %
Amati fisik bola secara visual dan periksa apabila terdapat robek, terpotong,
bocor, lecet dan sebagainya yang dapat mempengaruhi unjuk kerja Meter
Prover.
f. Jika menggunakan piston sebagai displacer, amati secara visual sealnya dari
kemungkinan terdapat sobek, terpotong, aus dan lain-lain. Ganti seal bila perlu,
amati loop Meter Prover dari kemungkinan terdapatnya kerusakan atau benda-
benda asing.
g. Sebelum memasukkan bola ke dalam Meter Prover, lumuri terlebih dahulu
secara cermat dengan bahan pelumas (grease). Perlu diperiksa lagi untuk
menghindari lumpur dan bahan-bahan lainnya masuk ke dalam Meter Prover.
h. Hubungkan pipa/selang penyambung test stand dengan Meter Prover,
kemungkinan penyambungan dilakukan pada kran empat arah pada Meter
Prover dua arah atau pada pemindah bola (interchanges) pada Meter Prover
satu arah ataupun pada bagian upstream dan downstream yang sesuai.
i. Isi Meter Prover, pipa/selang penyambung dan test stand dengan air. Selama
pengisian air semua tutup ventilasi pada tempat-tempat yang paling tinggi
dibuka sampai seluruh udara dalam sistem dibuang ke luar. Periksa
keseluruhan sistem dari kebocoran dan perbaiki bila perlu, yakinkanlah slang-
slang, kran-kran dan sebagainya berada pada posisi tetap atau dibarikade
untuk mencegah pergerakan, pergeseran atau terpental selama penakaran
berlangsung, hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
proses pengujian.
j. Hubungkan sumber daya listrik dengan test stand, periksa unjuk kerja pompa
air, kedua detektor dan periksa pula reaksi kerja kran solenoida.
21
4. PELAKSANAAN PENGUJIAN
a. Catat data-data yang berkenaan dengan item berikut:
1) pemilik;
2) lokasi;
3) tanggal pengujian;
4) merek dan pabrik;
5) tipe;
6) nomor seri;
7) diameter nominal pipa;
8) diameter dalam pipa;
9) tebal dinding;
10) bahan dan koefisien muai ruang bahan;
11) diameter bola (displacer); dan
12) keterangan tentang bejana ukur standar yang digunakan.
b. Tempatkan bola (displacer) pada posisi awal.
c. Ketika sinyal dari detektor switch menutup keran solenoida, sistem siap untuk
mulai diuji, catat tekanan sistem.
d. Buka keran pengisian bejana pertama dengan perlahan, catat suhu meter
prover pada bagian inlet dan outlet.
e. Jika permukaan air telah mendekati garis skala, tutup kran pengisian bejana
pertama secara perlahan, buka kran pengisian bejana kedua secara perlahan
sehingga kecepatan pengisian tetap konstan, hal tersebut untuk memperoleh
laju perpindahan cairan/ bola yang relatif konstan pula.
f. Urutan pengisian ini tetap dilakukan untuk bejana-bejana selanjutnya dengan
memperhatikan laju perpindahan cairan/bola yang konstan tanpa henti
(stagnasi).
g. Buka kran pengosongan air pada bejana pertama, pada saat pengosongan
telah mencapai separuh isi bejana, ukur suhu bejana dengan cara mengambil
sampel air dengan mangkok pada lubang pengosongan, celupkan termometer
ke dalam sampel air, lakukan pembacaan setelah berselang 10 detik untuk
memberikan waktu bagi termometer untuk bereaksi.
h. Untuk menjaga agar suhu termometer tetap dekat dengan suhu sistem maka
simpanlah termometer dalam wadah yang airnya diganti secara berkala.
i. Urutan penakaran dilanjutkan sampai bola menggerakkan switch detector
kedua untuk mengaktifkan keran solenoida untuk menutup.Tertutupnya keran
22
solenoida dan terhentinya aliran air melengkapi volume setengah round trip
bagi Meter Prover bidirectional ataupun volume satu trip bagi Meter Prover
unidirectional.
j. Volume Meter Prover jenis bidirectional dinyatakan sebagai jumlah volume dua
trip yang berurutan dengan arah yang berlawanan.
k. Volume Meter Prover jenis unidirectional dinyatakan sebagai volume satu trip.
l. Volume dasar Meter Prover jenis bidirectional ditentukan sebagai rata-rata dari
tiga volume round trip berurutan yang telah dikoreksi, dan mememihi ketentuan
toleransi sebagai berikut :
1) beda tiga volume round trip yang berturutan maksimum 0,02 %; dan
2) beda tiga volume trip searah yang berturutan maksimum 0,02 %.
m. Volume dasar Meter Prover jenis unidirectional ditentukan sebagai rata-rata
dari tiga volume one way trip berurutan yang telah dikoreksi memenuhi
ketentuan toleransi, beda tiga volume one way trip yang berurutan maksimum
0,02%.
23
masing bejana yang telah terkoreksi oleh CTL.
4) Jumlah volume keseluruhan bejana yang terkoreksi CTL dan CTS disebut
sebagai volume terkoreksi temperatur( Vt ).
c. CPSP
1) CPSP adalah koreksi akibat beda antara tekanan di dalam pipa Meter
Prover dengan tekanan atmosfir.
2) CPSP dirumuskan sebagai berikut :
PP .D
CPSP = 1+
E.WT
Pp = tekanan statik terhadap dinding pipa
D = diameter dalam pipa
E = modulus elastisitas bahan pipa
Wt = tebal dinding pipa
d. CPLP
1) CPLP adalah koreksi akibat tekanan terhadap air di dalam pipa Meter
Prover.
2) CPLP dirumuskan sebagai berikut :
1
CPLP =
1 − Pp .F
V (T , atm ) =
VO (CTS * CTL )
CPSP.CPLP.CTSP
24
Lampiran 6. Cerapan Untuk Menghitung Volume Dasar Meter Prover Tipe Bidirectional
dengan Menggunakan Water Draw
KOP INSTANSI
Direktorat Metrologi,
25
KOP INSTANSI
26
KOP INSTANSI
27
KOP INSTANSI
28
KOP INSTANSI
29
KOP INSTANSI
30
KOP INSTANSI
31
KOP INSTANSI
32
KOP INSTANSI
33
KOP INSTANSI
34
Lampiran 7. Berita Acara Pengujian Meter Prover
Ditjen Migas
35