Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Rovian Cahya Prasetya
NIM 132011101049
DokterPembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
UJIAN KASUS
Oleh:
Rovian Cahya Prasetya
NIM 132011101049
Dokter Pembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
UJIAN KASUS
ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
I. Identitas Pasien
Nama : Sdr. I
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : - (Berhenti saat kelas 5 SD)
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
Perkawinan : Belum Menikah
Suku Bangsa : Madura
Alamat : Jl.Mangunsarkoro No. 84, Rambipuji, Jember
No. Rekam Medis : 222420
Status Pelayanan : BPJS NPBI
Tanggal Pemeriksaan : 31 Juli 2018
Home Visite 4 Agustus 2018
Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama:
Autoanamnesis : Pasien merasa tidak ada keluhan
Heteroanamnesis : Perubahan sikap
3
Heteroanamnesis
Pasien diantar ke poli psikiatri oleh ayahnya, pasien merupakan konsulan dari
poli saraf. Menurut ayahnya, pasien dibawa ke RSD dr. Soebandi karena sakit
saraf. Awalnya, Nampak perubahan sikap pada diri pasien sejak kurang lebih 2
tahun yang lalu, pasien cenderung tidak nyambung saat diajak komunikasi, sering
tertawa dan berbicara sendiri, bahkan pasien juga pernah joget-joget sendiri.
Saat ditanya awal mula bisa terjadi perbuhan sikap, ayah pasien menjelaskan
bahwa hal tersebut terjadi ketika pada saat kerja sebagai kuli kayu, pasien
kesurupan. Semenjak saat itu terlihat perubahan sikap pada pasien. Oleh ayahnya
pasien dibawa ke kiai dengan tujuan dapat disembuhkan, menurut kiai yang
ditemui bahwa ada jin yang melekat pada diri pasien. Pasien di rawat dengan kiai
tersebut kurang lebih 1,5 tahun, karena tidak ada perkembangan dan tampak lebih
buruk akhirnya ayah pasien disarankan oleh tetangga untuk membawa ke dokter.
Akirnya pasien dibawa ke dokter Puskesmas Klatakan, pasien mengkonsumsi
obat-obatan dari PKM tersebut selama 4 bulan, namun menurut pasien sering
tidak mengkonsumsi karena obatnya tidak tersedia. Karena sering tidak minum
obat pasien sering mengeluh pusing dan tangan gemetar kepada ayahnya,
sehingga dapat rujukan ke poli saraf terkait keluhan tersebut.
Ayah pasien juga menceritakan bahwa anaknya pernah bercerita bahwa
kadang-kadang melihat perempuan dengan rambut panjang di kamar pasien.
Namun pasien merasa tidak ketakutan dengan kehadiran wanita tersebut. Saat
dikonfirmasi tentang apa yang sering dibicarakan pasien saat pasien bicara
sendiri, ayah pasien tidak menjalaskan detail, hanya menjawab berbicara sendiri
seperti orang tidak waras.
Ayah pasien cuiga terhadap perubahan sikap pasien ini akibat pasien
mengkonsumsi pil koplo. Namun ayah pasien tidak tahu pasti, karena hanya
mendengar dari teman pasien, menurutnya pasien mengkonsumsi pil koplo sejak 2
tahun yang lalu saat bermain dengan teman-temanya, namun seberapa sering
beliau tidak tahu, karena anaknya tidak terlihat mabuk atau teler saat pulang ke
5
rumah, serta tidak menemukan pil di kamarnya. Selain itu pasien juga tidak
pernah marah-marah baik sebelum atau setelah sakit.
Saat ini pasien, pasien tidak bekerja, hanya berdiam di rumah sesekali keluar
rumah sekitar rumah. Untuk makan dan tidur pasien tidak kesulitan, saat lapar
pasien dapat mengambil dan makan dengan benar, namun untuk mandi pasien
sangat jarang mandi, bahkan sampai 2 minggu pasien pernah tidak mandi, dan
dari keluarga saat pasien tidak mau mandi, mereka tidak memaksa dan pasien juga
tidak menjelaskan alasan kenapa tidak mau mandi.
d. Riwayat Pengobatan:
Dari PKM Klatakan
- Haloperidol 2x5mg
- THD 2x2mg
Dari Poli saraf
- Metampiron 375mg
- Diazepam 2,5mg
2 dd 1
- Amitriptilin 25 mg
- Caffein 50 mg
f. Riwayat Sosial
Status : Belum Menikah
Pendidikan : - (Berhenti kelas 5 SD)
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Premorbid :-
Faktor Organik : Tidak ada
6
III. Pemeriksaan
1. Status interna singkat
Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis, GCS 4-5-6
Tensi : 110/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6°C
Pemeriksaan Fisik
Kepala – leher : a/i/c/d -/-/-/-
Jantung : Ictus cordis tidak tampak dan teraba pada ICS
5 midclavicular line, redup, S1S2 tunggal,
e/g/m = -/-/-
Paru – paru : Simetris, retraksi -/-, fremitus n/n, vesikuler
+/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Fatty, BU (+) normal, timpani, soepel
Ekstremitas : Akral hangat di keempat ekstremitas dan tidak
ada edema di keempat ekstremitas
2. Status Psikiatri
Kesan Umum : Pasien berpakain sesuai gender dan usia, namun
tampak kurang rapi.
Kontak : Mata (+) minimal
Verbal (+) minimal
Kesadaran : Berubah, disorientasi terhadapat waktu dan tempat.
Afek/emosi : Tidak wajar
7
jeans tampak kurang rapi dan rambut acak-acakan. Pasien mampu menyebut
namanya, nama ayah dan ibu pasien dengan benar, mampu menyebut waktu
dengan banar, namun saat ditanya saat ini sedang dimana, pasien tampak
melihat sekeliling baru manjawab bahwa ini di rumah.
Saat ini pasien merasa pusing sambil menunjuk ke kepala, lalu untuk
mengatasi pusing pasien sering mengikat kepalanya dengan kain jilbab
sehingga pusingnya hilang. Saat ditanya apakah masih melihat sosok
perempuan yang ada dikamarnya pasien menjawab tidak, dan tidak ada suara
bisikan-bisikan apapun dari telinganya. Saat ditanya aktivitas harian pasien
saat dirumah, pasien hanya tersenyum ke pasien.
Selama wawancara pasien dapat duduk dengan tenang.
Heteroanamnesis:
Heteroanamnesis dilakukan kepada orang tua pasien. Menurut ayah
pasien sudah ada perkembangan sejak mengkonsumsi obat dari RSD.
Soebandi. Pasien sudah tidak berbicara sendiri seperti dulu, namun kadang
pasien masih suka senyum-senyum sendiri.
Untuk aktivitas harian masih belum ada perubahan, Kebanyakn tidur,
bangun untuk makan, dan mandi. Namun untuk mandi pasien sudah lebih
sering mau mandi jika disuruh oleh orang tua. Untuk aktivitas lain seperti
membantu mancari rumput, seperti sebelum sakit pasien belum bias. Pasien
tidur jam 19.00, kadang terbangun malam jam 22.00 untuk menonton tv,
kemudian tidur lagi dan untuk bangunnya tidak tentu bahkan pernah sampai
siang baru bangun.
Untuk minum obat pasien rutin minum obat, namun dari orang tua
harus meyiapkan, kalau tidak pasien tidak ingat waktunya minum obat.
Menurut ayah pasien, pasien merupakan pribadi yang lebih suka
menyendiri, dan tidak mempunyai teman banyak. Walaupun kadang bermain,
teman bermainnya hanya itu-itu saja. Saat ini kedua temennya sudah bekerja
di Malaysia sehingga pasien jarang bermain dengan mereka.
9
V. Diagnosis
Axis I : F20.10 Skizofrenia hebefrenik berkelanjutan
Axis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Axis III : Tidak ada diagnosis aksis III
Axis IV : Masalah akses ke pelayanan kesehatan (orang tua pasien tidak
langsung membawa berobat ke fasilitas kesehatan)
Axis V : GAF SCALE 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
VII.Terapi
a. Somatoterapi
Farmakoterapi
a. Risperidon 2x2 mg
b. THD 2x2 mg (jika timbul efek samping EPS)
b. Psikoterapi
Suportif
Katarsis atau Ventilasi dengan membiarkan pasien bercerita
mengeluarkan isi hati sesukannya, agar pasien lega dan kecemasannya
berkurang. Dokter melakukan dengan sikap penuh pengertian (empati)
dan dengan anjuran, tidak terlalu banyak memotong.
IX. Prognosis
Dubia ad malam karena:
Umur permulaan sakit (usia remaja) : buruk
Onset (berkelanjutan) : buruk
Jenis Kelamin (laki-laki)` : baik
Jenis penyakit (skizofrenia hebefrenik) : buruk
Kepatuhan minum obat (tidak teratur) : buruk
Pengobatan (lambat) : buruk
Faktor keturunan (tidak ada) : baik
Faktor pencetus (belum diketahui) : buruk
Perhatian keluarga (buruk) : buruk
Ekonomi (rendah) : buruk
12