You are on page 1of 7

PATOFISIOLOGI NYERI 7

PATOFISIOLOGI NYERI (PAIN)

Mochamad Bahrudin
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Bendungan Sutami No. 188A Malang

Email : Moch.bahrudin@yahoo.com

ABSTRAK

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel
yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan
penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri :
tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.
Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit dan visera. Sel yang nekrotik akan melepaskan K + dan protein intrasel yang
dapat mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan dilepaskan. Leukotrien, prostatglandin E 2, dan histamine akan
mensensitisasi nosiseptor selain itu lesi jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah sehingga melepaskan bradikinin dan
serotonin. Jika terdapat penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi iskemia dan penimbunan K + dan H+ ekstrasel yang
diakibatkan akan semakin mengaktifkan nosiseptor yang telah tersensitasi. Perangsangan nosiseptor melepaskan substansi
peptide P (SP) dan peptide yang berhubungan dengan gen kalsitonin (CGRP), yang meningkatkan respon inflamasi dan
menyebabkan vasodilatasi serta meningkatkan permeabilitas vaskular.

Kata kunci : nyeri, nosiseptor

ABSTRACT

Pain was a sensory and emotional experience of the unpleasant result of tissue damage, both actual and potential or described
in terms of damage.The mechanism onset of pain was based on the multiple processes of nociception, peripheral
sensitization, changes in phenotype, central sensitization, ectopic excitability, a structural reorganization, and decreased
inhibition. Between stimulus and the subjective experience of tissue injury pain, there were four separate processes: tranduksi,
transmission, modulation, and perception.
Nosiseptor pain stimuli received by the skin and viscera. Necrotic cells that will release K + and intracellular proteins that
can cause inflammation. Mediators cause pain to be released. Leukotrienes, prostatglandin E2, and histamine will
sensitization nosiseptor besides tissue lesions also activate blood clotting thus releasing bradykinin and serotonin. If there
was a blockage of blood vessels, ischemia will occur and the accumulation of K + and H + was caused by extracellular
will increasingly enable nosiseptor have sensitization. Stimulation nosiseptor releasing peptide substance P (SP) and peptide
calcitonin gene-related (CGRP), which increases the inflammatory response and cause vasodilation and increased vascular
permeability.

Keywords : pain, nosiseptor

7
8 VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2017

PENDAHULUAN Ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat dalam


proses ini, yaitu serabut A-beta, A-delta, dan C.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan
Serabut yang berespon secara maksimal terhadap
emosional yang tidak menyenangkan akibat
stimulasi non noksius dikelompokkan sebagai serabut
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial
penghantar nyeri, atau nosiseptor. Serabut ini adalah
atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
A-delta dan C. Silent nociceptor, juga terlibat dalam
tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik
proses transduksi, merupakan serabut saraf aferen
yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda
yang tidak bersepon terhadap stimulasi eksternal
dalam intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas
tanpa adanya mediator inflamasi.
(tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien,
intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial Transmisi adalah suatu proses dimana
atau dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun impuls disalurkan menuju kornu dorsalis medula
nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen spinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik menuju
kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam otak. Neuron aferen primer merupakan pengirim
suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan kimiawi.
dengan reflex menghindar dan perubahan output Aksonnya berakhir di kornu dorsalis medula spinalis
otonom (Meliala,2004). dan selanjutnya berhubungan dengan banyak neuron
spinal.
Nyeri merupakan pengalaman yang
subjektif, sama halnya saat seseorang mencium bau Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal
harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang neural terkait nyeri (pain related neural signals). Proses
kesemuanya merupakan persepsi panca indera dan ini terutama terjadi di kornu dorsalis medula spinalis,
dirasakan manusia sejak lahir. Walau demikian, nyeri dan mungkin juga terjadi di level lainnya. Serangkaian
berbeda dengan stimulus panca indera, karena reseptor opioid seperti mu, kappa, dan delta dapat
stimulus nyeri merupakan suatu hal yang berasal ditemukan di kornu dorsalis. Sistem nosiseptif juga
dari kerusakan jaringan atau yang berpotensi mempunyai jalur desending berasal dari korteks
menyebabkan kerusakan jaringan (Meliala,2004). frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya ke
otak tengah (midbrain) dan medula oblongata,
Bagi dokter, nyeri adalah suatu masalah
selanjutnya menuju medula spinalis. Hasil dari proses
yang membingungkan. Selain itu nyeri merupakan
inhibisi desendens ini adalah penguatan, atau bahkan
alasan tersering yang dikeluhkan pasien ketika
penghambatan (blok) sinyal nosiseptif di kornu
berobat kedokter. Banyak institusi sekarang
dorsalis.
menyebut nyeri sebagai tanda vital kelima (fifth
vital sign), dan mengelompokkannya bersama tanda- Persepsi nyeri adalah kesadaran akan
tanda klasik seprti : suhu, nadi, dan tekanan darah. pengalaman nyeri. Persepsi merupakan hasil dari
Milton mengatakan “Pain is perfect miserie, the worst / interaksi proses transduksi, transmisi, modulasi, aspek
of evil. And excessive, overture / All patience”. Sudah psikologis, dan karakteristik individu lainnya.
menjadi kewajaran bahwa manusia sejak awal Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi
berupaya sedemikian untuk mengerti tentang nyeri untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang
dan mencoba mengatasinya (Bonica & Loeser, 2001). berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secaara potensial merusak.
Fisiologi Nyeri Reseptor nyeri disebut juga Nociseptor. Secara
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh anatomis, reseptor nyeri (nociseptor) ada yang
proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, bermiyelin dan ada juga yang tidak bermiyelin dari
perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas syaraf aferen. (Anas Tamsuri, 2006)
ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan
inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan
Jalur Nyeri di Sistem Syaraf Pusat
pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses
tersendiri : tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Jalur Asenden
Transduksi adalah suatu proses dimana Serabut saraf C dan A delta halus, yang
akhiran saraf aferen menerjemahkan stimulus masing-masing membawa nyeri akut tajam dan
(misalnya tusukan jarum) ke dalam impuls nosiseptif. kronik lambat, bersinap disubstansia gelatinosa kornu
PATOFISIOLOGI NYERI 9

dorsalis, memotong medula spinalis dan naik ke Jalur Desenden


otak di cabang neospinotalamikus atau cabang Salah satu jalur desenden yang telah di
paleospinotalamikus traktus spino talamikus anterolateralis. identifikasi adalah mencakup 3 komponen yaitu :
Traktus neospinotalamikus yang terutama diaktifkan
a. Bagian pertama adalah substansia grisea
oleh aferen perifer A delta, bersinap di nukleus
periaquaductus (PAG ) dan substansia grisea
ventropostero lateralis (VPN) talamus dan melanjutkan
periventrikel mesenssefalon dan pons bagian
diri secara langsung ke kortek somato sensorik
atas yang mengelilingi aquaductus Sylvius.
girus pasca sentralis, tempat nyeri dipersepsikan
sebagai sensasi yang tajam dan berbatas tegas. b. Neuron-neuron di daerah satu mengirim impuls
Cabang paleospinotalamikus, yang terutama diaktifkan ke nukleus ravemaknus (NRM) yang terletak di
oleh aferen perifer serabt saraf C adalah suatu pons bagian bawah dan medula oblongata bagian
jalur difus yang mengirim kolateral-kolateral ke atas dan nukleus retikularis paragigantoselularis (PGL)
formatio retikularis batang otak dan struktur lain. di medula lateralis.
Serat-serat ini mempengaruhi hipotalamus dan c. Impuls ditransmisikan ke bawah menuju kolumna
sistem limbik serta kortek serebri (Price A. dorsalis medula spinalis ke suatu komplek
Sylvia,2006). inhibitorik nyeri yang terletak di kornu dorsalis
medula spinalis (Price A. Sylvia,2006). Untuk
lebih jea[lasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini

• Transduction Injury Brain


• Transmission
• Modulation
• Perception
• Interpretation
• Behavior
Descending
Pathway

Dorsal
Peripheral Root
Nerve Ganglion

Ascending
Pathways
C-Fiber

A-beta Fiber Dorsal


Horn
A-delta Fiber
Spinal Cord

Gambar 1. Fisiologi Nyeri


10 VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2017

Transmisi Nyeri apakah gate akan menutup atau membuka,


Terdapat beberapa teori yang berusaha akan meningkatkan atau mengurangi intensitas
menggambarkan bagaimana nosiseptor dapat nyeri asendens. Gate Control Theor y ini
menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal mengakomodir variabel psikologis dalam
berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana persepsi nyeri, termasuk motivasi untuk bebas
nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali dari nyeri, dan peranan pikiran, emosi, dan
nyeri dianggap paling relevan. (Hartwig & Wilson, reaksi stress dalam meningkatkan atau
2005) menurunkan sensasi nyeri. Melalui model ini,
dapat dimengerti bahwa nyeri dapat dikontrol
a. Teori Spesivisitas (Specivity Theory)
oleh manipulasi farmakologis maupun intervensi
Teori ini digambarkan oleh Descartes pada psikologis (painedu.org, 2008).
abad ke 17. teori ini didasarkan pada
kepercayaan bahwa terdapat organ tubuh yang
secara khusus mentransmisi rasa nyeri. Syaraf ini Patofisiologi Nyeri secara Umum
diyakini dapat menerima rangsangan nyeri dan Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors
mentransmisikannya melalui ujung dorsal dan pada kulit bisa intesitas tinggi maupun rendah
substansia gelatinosa ke talamus, yang akhirnya seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi
akan dihantarkan pada daerah yang lebih tinggi jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan
sehingga timbul respon nyeri. Teori ini tidak merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan
menjelaskan bagaimana faktor-faktor multi kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan
dimensional dapat mempengaruhi nyeri. (Hartwig depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada
& Wilson, 2005) beberapa keadaan akan menginfiltrasi
b. Teori Pola (Pattern Theory) mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan
/ inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan
Teori ini menerangkan bahwa ada dua
seperti leukotrien, prostaglandin E2, dan histamin
serabut nyeri yaitu serabut yang mampu
yang akan merangasng nosiseptor sehingga
menghantarkan rangsang dengan cepat dan
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat
serabut yang mampu menghantarkan dengan
menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia).
lambat. Dua serabut syaraf tersebut bersinaps
Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan
pada medula spinalis dan meneruskan informasi
darah sehingga bradikinin dan serotonin akan
ke otak mengenai sejumlah intensitas dan tipe
terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi
input sensori nyeri yang menafsirkan karakter
oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia
dan kualitas input sensasi nyeri. (Hartwig &
yang akan menyebabkan akumulasi K +
Wilson, 2005)
ekstraseluler dan H + yang selanjutnya
c. Teori Gerbang Kendali Nyeri ( Gate Control mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan
Theory ) prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan
Tahun 1959 Milzack dan Wall menjelaskan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal
teori gerbang kendali nyeri, yang menyatakan ini menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan
terdapat semacam pintu gerbang yang dapat meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto.
memfasilitasi transmisi sinyal nyeri. (Hartwig & Bila nosiseptor terangsang maka mereka
Wilson, 2005) melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin
Gate Control Theory merupakan model gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang
modulasi nyeri yang populer. Teori ini menyatakan proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi
eksistensi dari kemampuan endogen untuk dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
mengurangi dan meningkatkan derajat perasaan Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh
nyeri melalui modulasi impuls yang masuk pada vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk
kornu dorsalis melalui “gate” (gerbang). serangan migrain . Peransangan nosiseptor inilah
Berdasarkan sinyal dari sistem asendens dan yang menyebabkan nyeri. (Silbernagl & Lang,
desendens maka input akan ditimbang. Integrasi 2000)
semua input dari neuron sensorik, yaitu pada Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawa
level medulla spinalis yang sesuai, dan ketentuan ini .
PATOFISIOLOGI NYERI 11

Gambar 2. Mekanisme nyeri perifer (Silbernagl & Lang, 2000)

Neuroregulator Nyeri b. Serotonin


Neuroregulator atau substansi yang Dilepaskan oleh batang otak dan kornu
berperan dalam transmisi stimulus saraf dibagi dorsalis untuk menghambat transmisi nyeri.
dalam dua kelompok besar, yaitu neurotransmitter c. Prostaglandin
dan neuromodulator. Neurotransmitter
Dibangkitkan dari pemecahan pospolipid di
mengirimkan impuls-impuls elektrik melewati
membran sel dipercaya dapat meningkatkan
rongga sinaps antara dua serabut saraf, dan dapat
sensitivitas terhadap sel.
bersifat sebagai penghambat atau dapat pula
mengeksitasi. Sedangkan neuromodulator dipercaya 2. Neuromodulator
bekerja secra tidak langsung dengan meningkatkan a. Endorfin (morfin endogen)
atau menurunkan efek partokular neurotransmitter. Merupakan substansi sejenis morfin yang
(Anas Tamsuri, 2006) disuplai oleh tubuh. Diaktivasi oleh daya
Beberapa neuroregulator yang berperan stress dan nyeri. Terdapat pada otak, spinal,
dalam penghantaran impuls nyeri antara lain adalah: dan traktus gastrointestinal. Berfungsi
1. Neurotransmiter memberi efek analgesik
a. Substansi P (Peptida) b. Bradikinin
Ditemukan pada neuron nyeri di kornu Dilepaskan dari plasma dan pecah disekitar
dorsalis (peptide eksitator) berfungsi untuk pembuluh darah pada daerah yang mengalami
menstranmisi impuls nyeri dari perifer ke cedera. Bekerja pada reseptor saraf perifer,
otak dan dapat menyebabkan vasodilatasi menyebabkan peningkatan stimulus
dan edema nyeri.Bekerja pada sel, menyebabkan reaksi
berantai sehing ga terjadi pelepasan
prostaglandin.
12 VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2017

Impuls sepanjang saraf aferen sinaps di sumsum terutama endorphines. Lesi thalamus, misalnya, dapat
tulang belakang dan lulus melalui anterolateral saluran menghasilkan rasa sakit melalui tidak adanya
ke talamus dan dari sana , antara lain, korteks hambatan ini (Sindrom talamus). Untuk mengatasi
somatosensori, yang Cingular gyrus, dan insular nyeri, pengaktifan rasa sakit reseptor dapat dihambat,
korteks (C!). Koneksi yang tepat memproduksi misalnya, dengan pendinginan daerah yang rusak
berbagai komponen sensasi nyeri: sensorik (Misalnya, dan oleh prostaglandin inhibitor sintesis (C1).
persepsi lokalisasi dan intensitas), afektif (penyakit), Transmisi nyeri dapat dihambat dengan pendinginan
motor (refleks pelindung, tonus otot, mimikri), dan dan bloker kanal Na + (anestesi lokal; C2). Transmisi
otonom (perubahan di tekanan darah, takikardia, di thalamus dapat dihambat oleh anestesi dan
dilatasi pupil, berkeringat, mual). Sambungan di alkohol (! C5). Upaya telah nowand lagi beenmade
thalamus dan sumsum tulang belakang dihambat untuk mengganggu nyeri transmisi dengan cara
oleh yang turun saluran dari otak tengah, korteks bedah saraf transeksi (C6). Electroacupuncture dan
periaqueductal abu-abu materi, dan rafe inti, ini saraf transkutaneus stimulasi tindakan melalui
traktat mempekerjakan norepinefrin, serotonin, dan
PATOFISIOLOGI NYERI 13

aktivasi, turun rasa sakit menghambat saluran (C3).


Reseptor endorphine yang diaktifkan oleh morfin
dan obat terkait (C4). Endogen sakit menghambat
mekanisme dapat dibantu dengan metode
psikologis pengobatan. Tidak adanya rasa sakit
yang dibawa oleh farmakologi berarti atau
kongenital sangat jarang mengganggu kondisi
analgesia bawaan fungsi-fungsi peringatan. Jika
penyebab nyeri tidak dihilangkan, konsekuensinya
dapat mengancam jiwa.

DAFTAR PUSTAKA
Asdie, Ahmad H. 1999. Harrison Prinsip-prinsip
ilmu penyakit dalam. Jakarta: EGC
Beydoun, A., Kutluay, E. 2002. Oxcarbazepin,
Expert Opinion in Pharmacotherapy, 3(1):59-71
Bonica, J.J., Loeser, J.D., 2001. History of Pain
Concepts and Therapies, In: Loeser J.D., et
al (eds)
Bonica’s , 2001, Management of Pain. Lippincott
William & Wilkins Philadelphia, pp 3-16
Meliala, L. 2004. Nyeri Keluhan yang Terabaikan:
Konsep Dahulu, Sekarang, dan Yang Akan
Datang, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
Besar, Fakultas Kedokteran Universitas
GadjahMada.
Painedu.org, 2008. Physiology of Pain, http://
www.painedu.org.
Silbernagl/Lang, 2000, Pain in Color Atlas of
Pathophysiology , Thieme New York.
320-321
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi. Jakarta:
EGC
Tansumri, Anas. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan
Nyeri. Jakarta: EGC

You might also like