You are on page 1of 18

Anatomi saluran cerna Atas,saluran cerna bawah dan organ asesoris pencernaan

Rima Oris :
Rima oris (celah mulut), dibatasi oleh labium superius (bibir atas), labium inferius
(bibir bawah yang bertemu pada angulus oris, membentuk commisura labiorum.
Labium dibentuk oleh kulit, mukosa, dan m. orbicularis oris.
Sulcus nasolabialis
Sulcus mentolabialis
Philtrum
Vermilion border

Otot yang berfungsi untuk pergerakan


Otot yang mengangkat labium superior:
M. levator labii superioris
M. levator anguli oris

Otot yang menurunkan labium inferior:


M. depressor labii inferioris
M. depressor anguli oris

Otot ekspresi wajah

No Otot Fungsi

1. M.occipitofrontalis Menggerakkan kulit kepala, menciptakan kerut


miring di dahi

2. M.temporoparietalis Menggerakkan kulit kepala

3. M.auricularis anterior Menggerakkan daun telinga ke depan dan ke atas

4. M.auricularis superior Menggerakkan daun telinga ke belakang dan ke


atas
5. M.auricularis posterior Menggerakkan daun telinga ke belakang

6. M.orbicularis oculi Menutup kelopak mata, menekan saccus


lacrimalis,

menggerakkan alis mata

7. M.depressor supercilii Menarik turun kulit dahi dan alis, menciptakan

kerutan miring tepat di atas pangkal hidung

8. M.corrugator supercilii Menggerakkan kulit dahi dan alis mata ke arah


pangkal hidung, menciptakan kerut vertikal tepat
di atas pangkal hidung

9. M.procerus Menarik turun kulit dahi dan alis mata

10. M.nasalis Menggerakkan cuping hidung dan hidungnya


sendiri
(pars alaris dan pars
transversa) Pars alaris: membuka lebar cuping hidung

Pars transversa: mengecilkan lubang hidung

11. M.depressor septi nasi Menggerakkan cuping hidung dan hidungnya


sendiri

12. M.orbicularis oris Menutup bibir, sehingga juga menggerakkan


cuping hidung, pipi dan kulit dagu

13. M.buccinator Menegangkan bibir, meningkatkan tekanan


intraoral (ketika meniup dan mengunyah)

14. M.levator labii superioris Menarik bibir atas ke lateral dan ke atas

15. M.depressor labii inferioris Menarik bibir bawah ke lateral dan ke bawah

16. M.mentalis Membentuk lekuk di dagu, eversi bibir bawah


(bersama dengan m.orbicularis oris)

17. M.transversus mentii Menggerakkan kulit dagu

18. M.depressor anguli oris Menarik sudut mulut ke bawah

19. M.risorius Menarik sudut mulut ke lateral dan atas,


membentuk lesung pipi

20 M.levator anguli oris Menarik sudut mulut ke arah medial dan ke atas

21. M.zygomaticus major Menarik sudut mulut ke arah lateral dan ke atas
22. M.zygomaticus minor Menggerakkan bibir, cuping hidung, pipi dan
kulit dagu, memperdalam sulcus nasolabialis

23. M.levator labii superioris Menggerakkan bibir, alae nasi, pipi dan kulit
alaeque nasi dagu

24. Platysma Menegangkan kulit leher, menciptakan


kerut-kerut vertikal

Otot terlibat mastikasi


1). Otot Temporalis
Dibagi menjadi 3 ruas Otot Temporalis : Depan dan tengah menyebabkan
pengangkatan dan penempatan rahang bawah. Serat tengah dan belakang berperan
dalam memundurkan rahang bawah yang merupakan elevator dan retraktor.
2). Otot maseter
Fungsi utama otot maseter adalah mengangkat rahang bawah dan menghancurkan
makanan yang keras begitu pula kerjasama dengan M. Pterigoideus lateral
3). Otot pteriogoid medial
Fungsi utama Otot Pteriogoid Medial adalah menggerakkan rahang bawah untuk
mengangkat dan me lateral dan juga membantu pergerakan ke depan (prostrusif)
4). Otot pterigoid lateral
Fungsi Otot Pteriogoid Lateral adalah menarik rahang bawah kedepan dan ketengah,
yang di-imla oleh morfologi lekuk sendi (fosa artikulus). Serat yang berbeda
melekatkan cakram sendi (diskus artikulus ) dan membatu menarik cakram kedepan.
Jadi kegiatan utamnya adalah menggerakkan kedepan dan membuka. Yang berperan
secara ekalateral, otot peterigoid lateral membantu pergerakan rahang bawah
kelateral.
5). Perut anterior otot digatik
Fungsi Perut Anterior Otot Digatik adalah menghasikan pergerakan membuka rahang
bawah bersamaan dengan otot supra dan infrahioid.

Penggerak utama mandibula (rahang bawah)


a) M.masseter : otot tebal, bentuk 4 persegi panjang d sebelah pinggir wajah.

b) M. pterigoideus medialis : suatu massa jar otot yg kuat, tebal, 4 persegi


panjang, terletak pada sisi medial dari ramus mandibula.

c) M. pterigoideus medialis acesorius : lemberan segi 3 dari jar otot pada sisi
medialotot pterigoideus medialis.

d) M. temporalis : otot berempal 2dg origo bntuk kipas dan tendon yang besar,
kuat

e) M. kapsul mandibula : otot kecil

f) M. pterigoideus lateralis : terletak dalam ramus mandibula dan otot temporalis


pada dinding samping nasofaring.

g). M. disgatricus : di bentuk oleh 2 massa seperti perut dari jaringan otot yang di
hubungkan oleh suatu tendon intermediet.

CAVUM ORIS
Di dalamnya dibatasi oleh dentes, processus alveolaris, dan gingiva menjadi
vestibulum oris dan cavitas oris proprius. Kedua ruangan itu ada hubungan di antara
gigi molar III dan ramus mandibulae. Vestibulum oris, yaitu ruangan antara gigi
(dentes) dan bucca. Vestibulum oris dibatasi oleh labium dan bucca. Labium yang
melekat pada gingiva (gusi) disebut frenulum labii superioris (gusi atas), dan
frenulum labii inferioris (gusi bawah). Di dalamnya, tepatnya di gingiva dekat molar
III atas, terdapat muara dari kelenjar liur yang bernama glandulla parotis (ductus
excretorius glandulla parotis). Cavitas oris proprius, ruangan di dalam dentes, dibatasi
oleh arcus dentalis. Di bagian dorsal terdapat oropharynx. Bagian atas (bagian cranial)
dari cavitas oris proprius ada palatum, di mana yang dua pertiga anterior adalah
palatum durum (keras), dan sepertiga posterior adalah palatum molle (lunak). Bagian
bawah (caudal) dari cavitas oris proprius terdapat lingua (lidah). Terdapat
muara-muara kelenjar ludah (glandulla salivatorius) pada cavitas oris ini, di antaranya
glandulla parotis, sublingualis, dan submandibularis.

Batas cavum oris propia

Superior:
Palatum durum & palatum molle
Inferior
Dasar mulut /diafragma oris

Lateral: processus alveolaris

Anterior: Arcus dentales

Posterior: Isthmus Faucium

PALATUM

Palatum durum
Keras, dua pertiga bagian sisi anterior dari palatum, terbentuk dari os maxilaris, os
palatina

Palatum mole
Lunak,perluasan ke arah posterio, terdapat tonsil diantara dua arcus yakni arcus
palatoglosal dan arcus palatopharingeal, dan uvula.

Dasar cavum oris proprium (diafragma oris), dari bawah ke atas:


-M. digastricus venter anterior
-M. mylohyoideus
-M. geniohyoideus

Vaskularisasi:
-A. lingualis
-A. palatina major
-A. palatina minor

Inervasi sensoris:
-N. lingualis (cab. N V/3)
-N. glossopharyngeus (N IX)
-N. hypoglossus (N XII)
-Nn. palatini

Inervasi motoris:
-M. digastricus venter anterior N. mylohyoideus (cab. N V/3)

-M. mylohyoideus N. mylohyoideus


-M. geniohyoideus N XII
-M. tensor velli palatini N V/3
-M. uvulae N X

LIDAH (LINGUA)

Otot-otot pada lidah


a) Otot-otot ekstrinsik
1. Musculus genioglossus
Fungsi : menarik turun lingua; bagian posterior menjulurkan lingua keluar,
memajukan dan menekan lidah.
Inervasi : N. hypoglossus
2. Musculus hypoglossus
Fungsi : menarik lingua turun dank e belakang, retraksi dan menekan lidah.
Inervasi : N. hypoglossus
3. Musculus styloglossus
Fungsi : menarik lingua ke belakang dan mengangkatnya untuk membentuk alur guna
menelan.
Inervasi : N. hypoglossus
4. Musculus palatoglossus
Fungsi : mengangkat bagian posterior lingua.
Inervasi : radix cranialis (n. cranialis XI lewat ramus pharyngealis, n. cranialis X, dan
plexus pharyngeus)
5. Os hyoid
6. Proc. Stylohyoid
7. Os mandib
8. Aponeuris palatum

b) Otot-otot instrinsik
Terbatas pada lingua dan tidak melekat pada tulang.
1. Musculus longitudinalis superior
Fungsi : retraksi dan melebarkan lidah, mengangkat ujung lidah, menurunkan ujung
lidah, apex linguae
Inervasi : N. hypoglossus
2. Musculus longitudinalis inferior
Fungsi : retraksi dan melebarkan lidah, mengangkat ujung lidah, menurunkan ujung
lidah, apex linguae
Inervasi : N. hypoglossus
3. Musculus transversus linguae
Fungsi : untuk menyempitkan lidah, memanjangkan lidah bersama-sama dengan
musculus verticalis linguae
Inervasi : N. hypoglossus
4. Musculus verticalis linguae
Fungsi : untuk melebarkan lidah

Jalur pengecapan
Drainase limfe
Sisi posterior = limfonodi cervicalis superior profundus
Sisi medial lidah : limfonodi cervicalis inferior profundus
Sisi lateral : limfonodi submandibularis
Sisi anterior : limfonodi submentalis

KELENJAR AIR LIUR


Berdasarkan ukurannya kelenjar saliva terdiri dari 2 jenis, yaitu kelenjar saliva mayor
dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sublingualis
Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di
depan telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian
yang meluas ke muka di bawah lengkung zigomatik . Kelenjar parotis terbungkus
dalam selubung parotis (parotis shealth). Saluran parotis melintas horizontal dari tepi
anterior kelenjar. Pada tepi anterior otot masseter, saluran parotis berbelok ke arah
medial, menembus otot buccinator, dan memasuki rongga mulut di seberang gigi
molar ke-2 permanen rahang atas .
Kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar saliva terbesar kedua, terletak
pada dasar mulut di bawah korpus mandibula . Saluran submandibularis bermuara
melalui satu sampai tiga lubang yang terdapat pada satu papil kecil di samping
frenulum lingualis. Muara ini dapat dengan mudah terlihat, bahkan seringkali dapat
terlihat saliva yang keluar .
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil dan terletak paling dalam.
Masing-masing kelenjar berbentuk badam (almond shape), terletak pada dasar mulut
antara mandibula dan otot genioglossus. Masing-masing kelenjar sublingualis sebelah
kiri dan kanan bersatu untuk membentuk massa kelenjar yang berbentuk ladam kuda
di sekitar frenulum lingualis .
Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, kelenjar bukalis, kelenjar labialis,
kelenjar palatinal, dan kelenjar glossopalatinal . Kelenjar lingualis terdapat bilateral
dan terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelenjar lingualis anterior berada di
permukaan inferior dari lidah, dekat dengan ujungnya, dan terbagi menjadi kelenjar
mukus anterior dan kelenjar campuran posterior. Kelenjar lingualis posterior
berhubungan dengan tonsil lidah dan margin lateral dari lidah. Kelenjar ini bersifat
murni mukus.
Kelenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir. Kelenjar ini bersifat
mukus dan serus. Kelenjar palatinal bersifat murni mukus, terletak pada palatum
lunak dan uvula serta regio posterolateral dari palatum keras. Kelenjar glossopalatinal
memiliki sifat sekresi yang sama dengan kelenjar palatinal, yaitu murni mukus dan
terletak di lipatan glossopalatinal.

ESOFAGUS
Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus superior ke otot
krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke v.pulmonalis inferior,
30-35 cm, dan ke kardioesofagus joint kurang lebih 40-45cm. Pada anak, panjang
esofagus saat lahir bervariasi antara 8 dan 10 cm dan ukuran sekitar 19 cm pada usia
15 tahun .

Bagian servikal:
1. Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai vertebrathoracalis I
2. Anterior melekat dengan trachea
3. Anterolateral tertutup oleh kelenjar tiroid
4. Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus
5. Posterior berbatasan dengan hipofaring
6. Pada bagian lateral ada carotid sheath beserta isinya.

Bagian torakal:
1. Panjang 16-18 cm, setinggi vertebra torakalis II-IX
2. Berada di mediastinum superior antara trakea dan kolumna vertebralis
3. Dalam rongga toraks disilang oleh arcus aorta setinggi vertebratorakalis IV
dan bronkus utama sinistra setinggi vertebra torakalisV
4. Arteri pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis
5. Pada bagian distal antara dinding posterior esofagus dan ventralcorpus
vertebralis terdapat ductus thoracicus, vena azygos, arteri dan vena
intercostalis .

Bagian abdominal:
1. Terdapat pars diaphragmatica sepanjang 1 - 1,5 cm, setinggi vertebratorakalis X
sampai vertebra lumbalis III
2. Terdapat pars abdominalis sepanjang 2 - 3 cm, bergabung dengan cardia gaster
disebut gastroesophageal junction

Esofagus mempunyai tiga daerah normal penyempitan yang sering menyebabkan


benda asing tersangkut di esofagus. Penyempitan pertama adalah disebabkan oleh
muskulus krikofaringeal, dimana pertemuan antara serat otot striata dan otot polos
menyebabkan daya propulsif melemah. Daerah penyempitan kedua disebabkan oleh
persilangan cabang utama bronkus kiri dan arkus aorta.
Penyempitan yang ketiga disebabkan oleh mekanisme sfingter gastroesofageal.

GASTER
Gaster terbagi atas 5 daerah secara anatomik , yaitu : pars cardiaca, bagian gaster yang
berhubungan dengan esofagus dimana didalamnya terdapat ostium cardiacum. Fundus
gaster, bagian yang berbentuk seperti kubah yang berlokasi pada bagian kiri dari
kardia dan meluas ke superior melebihi tinggi pada bagian gastroesofageal junction.
Korpus gaster, merupakan 2/3 bagian dari lambung dan berada di bawah fundus
sampai ke bagian paling bawah yang melengkung ke kanan
membentuk huruf „J‟. Pars pilori, terdiri dari dua bangunan yaitu anthrum pyloricum
dan pylorus. Didalam antrum pyloricum terdapat canalis pyloricus dan didalam
pylorus terdapat ostium pyloricum yang dikelilingi M. sphincter pyloricus. Dari luar
M. sphincter pylorus ini ditandai adanya V.prepylorica .

INTESTINUM TENUE

• Duodenum
Duodenum atau juga disebut dg usus 12 jari merupakan usus yg berbentuk seperti
huruf C yg menghubungkan antara gaster dg jejunum. Duodenum melengkung di
sekitar caput pancreas. Duodenum merupakan bagian terminal/ muara dr system
apparatus biliaris dr hepar maupun dr pancreas. Selain itu duodenum jg merupakan
batas akhir dr saluran cerna atas. Dimana saluran cerna dipisahkan mjd saluran cerna
atas dan bawah oleh adanya lig. Treitz (m. suspensorium duodeni) yg terletak pd
flexura duodenojejunales yg merupakan batas antara duodenum dan jejunum. Di
dalam lumen duodenum terdapat lekukan2 kecil yg disebut dg plica sircularis.
Duodenum terletak di cavum abdomen pd regio epigastrium dan umbilikalis.
Duodenum memiliki penggantung yg disebut dg mesoduodenum. Duodenum terdiri
atas beberapa bagian :
+ Duodenum pars Superior
Bagian ini bermula dr pylorus dan berjalan ke sisi kanan vertebrae lumbal I dan
terletak di linea transylorica. Bagian ini terletak setinggi Vertebrae Lumbal I, dan
memiliki syntopi :
- Anterior : lobus quadratus hepatis, vesica fellea
- Posterior : bursa omentalis, a. gastroduodenalis, ductus choledocus, v. portae hepatis
dan V. cava inferior
- Superior : foramen epiploica winslow
- Inferior : caput pancreas

+ Duodenum pars Descendens


Merupakan bagian dr duodenum yg berjalan turun setinggi Vertebrae Lumbal II – III.
Pd duodenum bagian ini terdapat papilla duondeni major dan minor, yg merupakan
muara dr ductus pancreaticus major dan ductus choledocus, jg oleh ductus
pancreaticus minor yg merupakan organ apparatus biliaris yg merupakan organ2
system enterohepatic. Duodenum bagian ini memiliki syntopi :
- Anterior : fundus vesica fellea, colon transversum, lobus hepatis dextra, lekukan
usus halus.
- Posterior : ureter dextra, hilus renalis dextra
- Medial : caput pancreas
- Lateral : colon ascendens, flexura coli dextra, lobus hepatis dextra

+ Duodenum pars Horizontal


Merupakan bagian dr duodenum yg berjalan horizontal ke sinistra mengikuti pinggir
bawah caput pancreas dan memiliki skeletopi setinggi Vertebrae Lumbal II.
Duodenum bagian ini memiliki syntopi :
Anterior : mesenterium usus halus, vasa. Mesenterica superior, lekukan jejunum
- Posterior : ureter dextra, m. psoas dextra, VCS, aorta
- Superior : caput pancreas
- Inferior : lekukan jejunum

Jejunum dan Ileum


Jejunum dan ileum juga srg disebut dg usus halus/ usus penyerapan membentang dr
flexura duodenojejunales sampai ke juncture ileocacaecalis. Jejunum dan ileum ini
sama2 merupakan organ intraperitoneal. Jejunum dan ileum memiliki penggantung yg
disebut sg mesenterium yg memiliki proyeksi ke dinding posterior abdomen dan
disebut dg radix mesenterii. Pd bagian akhir dr ileum akan terdapat sebuah katup yg
disebut dg valvulla ileocaecal (valvulla bauhini) yg merupakan suatu batas yg
memisahkan antara intestinum tenue dg intestinum crassum. Selain itu, juga berfungsi
utk mencegah terjadi nya refluks fekalit maupun flora normal dalam intestinum
crassum kembali ke intestinum tenue, dan jg utk mengatur pengeluara zat sisa
penyerapan nutrisi.
USUS BESAR (INTESTINUM CRASUM)

CAECUM (SEKUM)
kantong atau struktur seperti tabung di dalam rongga perut bagian bawah yang
menerima bahan makanan yang tercerna dari usus kecil dan dianggap sebagai wilayah
pertama dari usus besar. Sekum dipisahkan dari ileum (bagian akhir dari usus kecil)
oleh katup ileosekal (juga disebut katup Bauhin), yang membatasi laju bagian
makanan ke sekum dan dapat membantu mencegah bahan dari kembali ke usus kecil.

KOLON
Panjang kolon adalah sekitar 5-6-kaki, bagian berbentuk U bagian dari seluruh usus
besar (saluran cerna bagian bawah). Secara definisi, caecum (dan appendix) dan
ano-rektum, yang juga merupakan bagian dari usus besar, tidak termasuk dalam
kolon.
Secara embriologis, kolon berkembang sebagian dari midgut (kolon ascendens sampai
proksimal kolon transversum) dan sebagian dari hindgut (kolon transversum distal
sampai kolon sigmoid).

Kolon ascendens
Kolon ascendens (kanan) terletak vertikal di bagian paling lateral kanan dari rongga
perut. Ujung proksimal yang buntuyang berbentuk dari kolon ascendens disebut
caecum. Kolon ascendens berbelok tepat di bawah hati membentuk flexura coli dextra
/ flexura hepatica dan menjadi kolon transversum, yang memiliki jalur horizontal dari
kanan ke kiri.

Kolon Transversus
Kolon transversus kemudian berjalan terus ke kiri dan kemudian berbelok tepat di
bawah limpa membentuk flexura coli sinistra / flexura lienalis dan kemudian menjadi
kolon descendens (kiri) yang terletak vertikal di bagian lateral paling kiri dari rongga
perut. Kolon descendens mengarah ke kolon sigmoid yang berbentuk V terbalik, yang
kemudian menjadi rektum di setinggi Vertebra Sacralis III. Kolon sigmoid ini disebut
demikian karena bentuknya seperti huruf S.

Usus paracolica
Kolon bagian lateral, yaitu kolon ascendens dan kolon descendens adalah usus
paracolica bagian kanan dan kiri dari rongga peritoneal. Melalui usus ini, cairan /
nanah di perut bagian atas dapat menetes ke dalam rongga panggul. Kolon ascendens
dan descendens terkait dengan ginjal, ureter, dan pembuluh gonad yang ada di dalam
retroperitoneum di belakangnya; kolon ascending juga terkait dengan duodenum.

Kolon transversus dan kolon sigmoid


Kolon transversus dan kolon sigmoid masing-masing memiliki mesenterium (yaitu,
mesokolon transversal dan mesokolon sigmoid), tetapi kolon ascendens dan kolon
descendens bersifat retroperitoneal, sementara caecum terletak intraperitoneal tetapi
menggunakan mesenterium ileum. Dasar mesokolon transversum terletak horizontal
di duodenum dan pankreas. Omentum major memiliki beberapa bagian, termasuk
4-lapis omentum yang menggantung kolon transversum dan 2-lapis ligamentum
gastrocolic yang menghubungkan kurvatura mayor lambung dan kolon transversum.

Flexura Lienalis
Flexura lienalis melekat pada diafragma oleh ligamentum frenocolica. Tiga taenia coli
yang berjalan longitudinal terdapat pada caecum, kolon ascendens, kolon transversum,
kolon descendens, dan kolon sigmoid, tetapi tidak pada rektum. Pada kolon ascendens
dan descendens, taenia coli terdapat pada bagian anterior, posterolateral, dan
posteromedial. Terdapat omentumdari lemak yang disebut appendix epiploicae yang
melekat pada kolon.
(HAFALKAN ANASTOMOSIS NYA YA)

You might also like