Professional Documents
Culture Documents
Rima Oris :
Rima oris (celah mulut), dibatasi oleh labium superius (bibir atas), labium inferius
(bibir bawah yang bertemu pada angulus oris, membentuk commisura labiorum.
Labium dibentuk oleh kulit, mukosa, dan m. orbicularis oris.
Sulcus nasolabialis
Sulcus mentolabialis
Philtrum
Vermilion border
No Otot Fungsi
14. M.levator labii superioris Menarik bibir atas ke lateral dan ke atas
15. M.depressor labii inferioris Menarik bibir bawah ke lateral dan ke bawah
20 M.levator anguli oris Menarik sudut mulut ke arah medial dan ke atas
21. M.zygomaticus major Menarik sudut mulut ke arah lateral dan ke atas
22. M.zygomaticus minor Menggerakkan bibir, cuping hidung, pipi dan
kulit dagu, memperdalam sulcus nasolabialis
23. M.levator labii superioris Menggerakkan bibir, alae nasi, pipi dan kulit
alaeque nasi dagu
c) M. pterigoideus medialis acesorius : lemberan segi 3 dari jar otot pada sisi
medialotot pterigoideus medialis.
d) M. temporalis : otot berempal 2dg origo bntuk kipas dan tendon yang besar,
kuat
g). M. disgatricus : di bentuk oleh 2 massa seperti perut dari jaringan otot yang di
hubungkan oleh suatu tendon intermediet.
CAVUM ORIS
Di dalamnya dibatasi oleh dentes, processus alveolaris, dan gingiva menjadi
vestibulum oris dan cavitas oris proprius. Kedua ruangan itu ada hubungan di antara
gigi molar III dan ramus mandibulae. Vestibulum oris, yaitu ruangan antara gigi
(dentes) dan bucca. Vestibulum oris dibatasi oleh labium dan bucca. Labium yang
melekat pada gingiva (gusi) disebut frenulum labii superioris (gusi atas), dan
frenulum labii inferioris (gusi bawah). Di dalamnya, tepatnya di gingiva dekat molar
III atas, terdapat muara dari kelenjar liur yang bernama glandulla parotis (ductus
excretorius glandulla parotis). Cavitas oris proprius, ruangan di dalam dentes, dibatasi
oleh arcus dentalis. Di bagian dorsal terdapat oropharynx. Bagian atas (bagian cranial)
dari cavitas oris proprius ada palatum, di mana yang dua pertiga anterior adalah
palatum durum (keras), dan sepertiga posterior adalah palatum molle (lunak). Bagian
bawah (caudal) dari cavitas oris proprius terdapat lingua (lidah). Terdapat
muara-muara kelenjar ludah (glandulla salivatorius) pada cavitas oris ini, di antaranya
glandulla parotis, sublingualis, dan submandibularis.
Superior:
Palatum durum & palatum molle
Inferior
Dasar mulut /diafragma oris
PALATUM
Palatum durum
Keras, dua pertiga bagian sisi anterior dari palatum, terbentuk dari os maxilaris, os
palatina
Palatum mole
Lunak,perluasan ke arah posterio, terdapat tonsil diantara dua arcus yakni arcus
palatoglosal dan arcus palatopharingeal, dan uvula.
Vaskularisasi:
-A. lingualis
-A. palatina major
-A. palatina minor
Inervasi sensoris:
-N. lingualis (cab. N V/3)
-N. glossopharyngeus (N IX)
-N. hypoglossus (N XII)
-Nn. palatini
Inervasi motoris:
-M. digastricus venter anterior N. mylohyoideus (cab. N V/3)
LIDAH (LINGUA)
b) Otot-otot instrinsik
Terbatas pada lingua dan tidak melekat pada tulang.
1. Musculus longitudinalis superior
Fungsi : retraksi dan melebarkan lidah, mengangkat ujung lidah, menurunkan ujung
lidah, apex linguae
Inervasi : N. hypoglossus
2. Musculus longitudinalis inferior
Fungsi : retraksi dan melebarkan lidah, mengangkat ujung lidah, menurunkan ujung
lidah, apex linguae
Inervasi : N. hypoglossus
3. Musculus transversus linguae
Fungsi : untuk menyempitkan lidah, memanjangkan lidah bersama-sama dengan
musculus verticalis linguae
Inervasi : N. hypoglossus
4. Musculus verticalis linguae
Fungsi : untuk melebarkan lidah
Jalur pengecapan
Drainase limfe
Sisi posterior = limfonodi cervicalis superior profundus
Sisi medial lidah : limfonodi cervicalis inferior profundus
Sisi lateral : limfonodi submandibularis
Sisi anterior : limfonodi submentalis
ESOFAGUS
Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus superior ke otot
krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke v.pulmonalis inferior,
30-35 cm, dan ke kardioesofagus joint kurang lebih 40-45cm. Pada anak, panjang
esofagus saat lahir bervariasi antara 8 dan 10 cm dan ukuran sekitar 19 cm pada usia
15 tahun .
Bagian servikal:
1. Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai vertebrathoracalis I
2. Anterior melekat dengan trachea
3. Anterolateral tertutup oleh kelenjar tiroid
4. Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus
5. Posterior berbatasan dengan hipofaring
6. Pada bagian lateral ada carotid sheath beserta isinya.
Bagian torakal:
1. Panjang 16-18 cm, setinggi vertebra torakalis II-IX
2. Berada di mediastinum superior antara trakea dan kolumna vertebralis
3. Dalam rongga toraks disilang oleh arcus aorta setinggi vertebratorakalis IV
dan bronkus utama sinistra setinggi vertebra torakalisV
4. Arteri pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis
5. Pada bagian distal antara dinding posterior esofagus dan ventralcorpus
vertebralis terdapat ductus thoracicus, vena azygos, arteri dan vena
intercostalis .
Bagian abdominal:
1. Terdapat pars diaphragmatica sepanjang 1 - 1,5 cm, setinggi vertebratorakalis X
sampai vertebra lumbalis III
2. Terdapat pars abdominalis sepanjang 2 - 3 cm, bergabung dengan cardia gaster
disebut gastroesophageal junction
GASTER
Gaster terbagi atas 5 daerah secara anatomik , yaitu : pars cardiaca, bagian gaster yang
berhubungan dengan esofagus dimana didalamnya terdapat ostium cardiacum. Fundus
gaster, bagian yang berbentuk seperti kubah yang berlokasi pada bagian kiri dari
kardia dan meluas ke superior melebihi tinggi pada bagian gastroesofageal junction.
Korpus gaster, merupakan 2/3 bagian dari lambung dan berada di bawah fundus
sampai ke bagian paling bawah yang melengkung ke kanan
membentuk huruf „J‟. Pars pilori, terdiri dari dua bangunan yaitu anthrum pyloricum
dan pylorus. Didalam antrum pyloricum terdapat canalis pyloricus dan didalam
pylorus terdapat ostium pyloricum yang dikelilingi M. sphincter pyloricus. Dari luar
M. sphincter pylorus ini ditandai adanya V.prepylorica .
INTESTINUM TENUE
• Duodenum
Duodenum atau juga disebut dg usus 12 jari merupakan usus yg berbentuk seperti
huruf C yg menghubungkan antara gaster dg jejunum. Duodenum melengkung di
sekitar caput pancreas. Duodenum merupakan bagian terminal/ muara dr system
apparatus biliaris dr hepar maupun dr pancreas. Selain itu duodenum jg merupakan
batas akhir dr saluran cerna atas. Dimana saluran cerna dipisahkan mjd saluran cerna
atas dan bawah oleh adanya lig. Treitz (m. suspensorium duodeni) yg terletak pd
flexura duodenojejunales yg merupakan batas antara duodenum dan jejunum. Di
dalam lumen duodenum terdapat lekukan2 kecil yg disebut dg plica sircularis.
Duodenum terletak di cavum abdomen pd regio epigastrium dan umbilikalis.
Duodenum memiliki penggantung yg disebut dg mesoduodenum. Duodenum terdiri
atas beberapa bagian :
+ Duodenum pars Superior
Bagian ini bermula dr pylorus dan berjalan ke sisi kanan vertebrae lumbal I dan
terletak di linea transylorica. Bagian ini terletak setinggi Vertebrae Lumbal I, dan
memiliki syntopi :
- Anterior : lobus quadratus hepatis, vesica fellea
- Posterior : bursa omentalis, a. gastroduodenalis, ductus choledocus, v. portae hepatis
dan V. cava inferior
- Superior : foramen epiploica winslow
- Inferior : caput pancreas
CAECUM (SEKUM)
kantong atau struktur seperti tabung di dalam rongga perut bagian bawah yang
menerima bahan makanan yang tercerna dari usus kecil dan dianggap sebagai wilayah
pertama dari usus besar. Sekum dipisahkan dari ileum (bagian akhir dari usus kecil)
oleh katup ileosekal (juga disebut katup Bauhin), yang membatasi laju bagian
makanan ke sekum dan dapat membantu mencegah bahan dari kembali ke usus kecil.
KOLON
Panjang kolon adalah sekitar 5-6-kaki, bagian berbentuk U bagian dari seluruh usus
besar (saluran cerna bagian bawah). Secara definisi, caecum (dan appendix) dan
ano-rektum, yang juga merupakan bagian dari usus besar, tidak termasuk dalam
kolon.
Secara embriologis, kolon berkembang sebagian dari midgut (kolon ascendens sampai
proksimal kolon transversum) dan sebagian dari hindgut (kolon transversum distal
sampai kolon sigmoid).
Kolon ascendens
Kolon ascendens (kanan) terletak vertikal di bagian paling lateral kanan dari rongga
perut. Ujung proksimal yang buntuyang berbentuk dari kolon ascendens disebut
caecum. Kolon ascendens berbelok tepat di bawah hati membentuk flexura coli dextra
/ flexura hepatica dan menjadi kolon transversum, yang memiliki jalur horizontal dari
kanan ke kiri.
Kolon Transversus
Kolon transversus kemudian berjalan terus ke kiri dan kemudian berbelok tepat di
bawah limpa membentuk flexura coli sinistra / flexura lienalis dan kemudian menjadi
kolon descendens (kiri) yang terletak vertikal di bagian lateral paling kiri dari rongga
perut. Kolon descendens mengarah ke kolon sigmoid yang berbentuk V terbalik, yang
kemudian menjadi rektum di setinggi Vertebra Sacralis III. Kolon sigmoid ini disebut
demikian karena bentuknya seperti huruf S.
Usus paracolica
Kolon bagian lateral, yaitu kolon ascendens dan kolon descendens adalah usus
paracolica bagian kanan dan kiri dari rongga peritoneal. Melalui usus ini, cairan /
nanah di perut bagian atas dapat menetes ke dalam rongga panggul. Kolon ascendens
dan descendens terkait dengan ginjal, ureter, dan pembuluh gonad yang ada di dalam
retroperitoneum di belakangnya; kolon ascending juga terkait dengan duodenum.
Flexura Lienalis
Flexura lienalis melekat pada diafragma oleh ligamentum frenocolica. Tiga taenia coli
yang berjalan longitudinal terdapat pada caecum, kolon ascendens, kolon transversum,
kolon descendens, dan kolon sigmoid, tetapi tidak pada rektum. Pada kolon ascendens
dan descendens, taenia coli terdapat pada bagian anterior, posterolateral, dan
posteromedial. Terdapat omentumdari lemak yang disebut appendix epiploicae yang
melekat pada kolon.
(HAFALKAN ANASTOMOSIS NYA YA)