You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki kelembaban tinggi

sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai tanaman dan mikroorganisme

dengan baik. Salah satu mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia

adalah jamur. Kandidiasis adalah suatu infeksi oleh jamur kandida, penyakit ini bersifat

superfisial yaitu megenai kulit, rongga mulut dan vagina. Salah satu penyakit yang

muncul karena jamur kandida adalah kandidiasis oral. Penyakit ini terdapat di seluruh

dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Penyebab

utamanya adalah Candida albican. Infeksi terjadi tidak hanya pada pasien

imunokompromais namun juga terjadi pada pasien imunokompeten akibat perawatan

yang lama di rumah sakit.1,2

Kandida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini

mencapai 40-60% dari populasi. Kandidiasis oral merupakan infeksi pada mukosa rongga

mulut yang disebabkan oleh jamur candida albican. Candida albican sebenarnya adalah

flora normal yang terdapat dalam rongga mulut, tetapi karena suatu hal candida albican

akan berubah menjadi tidak normal lagi.3,4

Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam

rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa

gejala. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, baik laki-laki dan perempuan. Penyakit

ini sangat sering ditemukan pada orang yang memiliki imunitas yang rendah seperti orang

yang terkena HIV, dan pada pasien dengan imunitas rendah seperti pada anak-anak dan

lanjut usia.2,5,6
Kandidiasis oral merupakan infeksi rongga mulut yang umum terjadi pada

manusia dan memiliki banyak manifestasi klinis sehingga penyakit ini sering kali sulit

untuk didiagnosa. Penyebabnya adalah banyaknya faktor kemungkinan yang ada terhadap

munculnya infeksi ini. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan mulut

kita dijaga dengan baik dan mengonsumsi makanan yang baik. Selain itu, apabila oral

Kandidiasis tidak cepat dilakukan perawatan akan berbahaya dan menyebabkan

ketidaknyamanan pada mulut, dibutuhkan penanganan yang tepat sehingga diperlukan

pengetahuan tentang jenis pengobatan yang sesuai dengan kasus ini.5,6

B. Rumusan Masalah

a. Apa definisi dari kandidiasis oral?

b. Bagaimana etiologi kandidiasis oral?

c. Bagaimana patofisiologi kandidiasis oral?

d. Bagaimana penatalaksanaan kandidiasis oral?

C. Tujuan

a. Mengetahui dan memahami definisi dari kandidiasis oral.

b. Mengetahui dan memahami etiologi kandidiasis oral.

c. Mengetahui dan memahami patofisiologi kandidiasis oral.

d. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan kandidiasis oral


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kandidiasis merupakan infeksi pada mukosa rongga mulut yang disebabkan

oleh jamur candida albican. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh

Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang

kemungkinan disebabkan oleh genus Kandida. Kandidiasis oral merupakan salah

satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan

oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang

menjadi penyebab utama.1

B. Epidemiologi

Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita.

Kejadiannya juga dihubungkan dengan faktor-faktor predisposisi seperti usia, jenis

kelamin, kebiasaan merokok, penggunaan antibiotik oral, dan pengobatan

antirertoviral. Gambaran klinisnya bisa bermacam-macam sehingga tidak diketahui

data-data penyebaran tepat.7

Secara epidemiologi menurut laporan World Health Organization (WHO)

tahun 2001 frekuensi kandidiasis oral antara 5,8% sampai 98,3%. Terdapat sekitar 30-

40% Candida albicans pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada neonatus,

45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan,

65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada

pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS.7
Meningkatnya prevalensi infeksi Candida albicans ini dihubungkan dengan

kelompok penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan

kemoterapi maligna. Odds dkk ( 1990 ) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa

dari 6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita kandidiasis (Mourent,

2010).8

C. Etiologi

Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti

Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis,

dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen.1

Kandida dapat dengan mudah tumbuh di dalam media Sabauroud dengan

membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni: menonjol dari permukaan

medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih kekuning-kuningan, dan

berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai parasit

atau saprofit.1

D. Faktor Predisposisi

Perkembangan penyakit karena spesies kandida bergantung pada interaksi

kompleks antara organisme yang patogen dengan mekanisme pertahanan tubuh

pejamu. Faktor-faktor predisposisi yang dihubungkan dengan meningkatnya insidens

kolonisasi dan infeksi candida, yaitu: 9

a) Faktor mekanis

Trauma (luka bakar, abrasi), oklusi lokal, lembab dan atau maserasi, gigi palsu,

bebat tertutup atau pakaian, kegemukan.

b) Faktor nutrisi
Avitaminosis, defisiensi besi (Kandidiasis mukokutaneus kronis), defisiensi folat,

Vit B, malnutrisi generalis.

c) Perubahan fisiologis

Umur ekstrim (sangat muda atau sangat tua), kehamilan, KVV terjadi pada 50%

wanita hamil terutama pada trimester terakhir, menstruasi.

d) Penyakit sistemik

Down’s syndrome, akrodermatitis enteropatika, penyakit endokrin (diabetes

melitus, penyakit cushing, hipoadrenalisme, hipotiroidisme, hipoparatiroidisme),

uremia, keganasan terutama hematologi (leukemia akut, agranulositosis), timoma,

imunodefisiensi (sindroma imunodefisiensi kombinasi berat, defisiensi Myelo

peroksidase, sindroma Chediak-Higashi, hiperimmunoglobinemia E, penyakit

granulomatosus kronis, George’s Syndrome, Nezelof’s syndrome).

e) Penyebab iatrogenik

Pemasangan kateter, dan pemberian IV, radiasi sinar-X (Xerostomia), obat-obatan

(oral parenteral topikal aerosol), antara lain: kortikosteroid dan imunosupresi lain,

antibiotik spektrum luas, metronidazol, trankuilaiser, kontrasepsi oral (estrogen),

kolkhisin, fenilbutason, histamine.

You might also like