You are on page 1of 5

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


a. Nama Penderita : Ny. Diana
b. Umur : 38 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : Tamat SD
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Agama : Islam
g. Dokter Muda Pembina : Widya Tria Kirana, S. Ked.

2.2 Anamnesis (Dilakukan pada tanggal 23 Juli 2015 pukul 09.30 WIB)
2.2.1 Keluhan Utama
Tangan kesemutan
2.2.2 Keluhan Tambahan
Sering buang air kecil
2.2.3 Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak + 3 hari yang lalu, os mengeluh tangan dan kaki sering
kesemutan. Demam (-), batuk (-), pilek (-), pandangan kabur (-). Sejak + 2
bulan yang lalu, os mengeluh sering buang air kecil pada malam hari, merasa
haus terus-menerus, dan sering makan. Berat badan os menurun (+). Os
melakukan pemeriksaan gula darah dan diketahui hasil gula darah sewaktu os
tinggi (>400 mg/dL). Os lalu berobat ke Puskesmas Pembina Plaju
Palembang.
2.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat darah tinggi (-)
b. Riwayat penyakit asam urat dan kolesterol tinggi (-).
2.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat darah tinggi (-) dalam keluarga.
b. Riwayat kencing manis (-) dalam keluarga.
2.2.6 Riwayat Kebiasaan

4
a. Pasien mengaku jarang mengkonsumsi buah dan sayuran.
b. Pasien mengaku sering mengkonsumsi minuman kaleng.
c. Pasien mengaku jarang berolahraga.

2.3 Pemeriksaan Fisik


2.3.1 Status Generalis
a. Keadaan umum : tampak sakit ringan
b. Kesadaran : compos mentis
c. Nadi : 74 x/menit
d. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
e. Pernapasan : 18 x/menit
f. Suhu : 36,4oC
2.3.2 Keadaan spesifik
a. Kepala :
Kulit kepala : tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : tidak ada kelainan
Telinga : tidak ada kelainan
Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Mulut dan mukosa : tidak ada kelainan
b. Leher : tidak ada kelainan
c. Thorax :
Inspeksi : simetris, retraksi tidak ada
Palpasi : Ictus cordis tidak terlihat dan teraba, stem fremitus
kanan = kiri
Perkusi : Batas jantung normal, Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, HR 74 x/menit, murmur (-)
gallop (-), suara napas vesikuler (+) normal, ronkhi (-)
wheezing (-)
d. Abdomen :

5
Inspeksi : Datar, simetris
Palpasi : Lemas, hepar lien tidak teraba, nyeri tekan (+)
epigastrium, massa (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
e. Ekstremitas : Edema (-), CRT < 2 detik

2.4 Diagnosis Kerja


Diabetes Melitus

2.5 Rencana Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan lab : BSS

2.6 Terapi
a. Non-medikamentosa
1. Edukasi untuk mengatur pola makan yang lebih baik, yaitu makan
teratur 3x1 hari tepat waktu dengan komposisi 4 sehat 5 sempurna.
2. Mengurangi intensitas konsumsi minuman berkaleng.
3. Menganjurkan untuk berolahraga teratur
b. Medikamentosa
1. Glimepiride 2x1 tab
2. Vitamin B Complex 1 x 1 tab
2.7 Komplikasi
Diabetes mellitus tipe 2 apabila tidak terkontrol dapat menyebabkan
komplikasi baik mikroangiopati maupun makroangiopati. Komplikasi
makroangiopati mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat
secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner,
pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.
Komplikasi mikroangiopati yang sering terjadi adalah retinopati diabetik,
polineuropati diabetik, dan nefropati diabetik.

2.8 Prognosis

6
a. Quo ad Vitam : Bonam
b. Quo ad Functionam : Bonam

2.9 Kerangka Masalah Pasien

7
BIOLOGIS

Usia
- Usia pasien 69 tahun
- Kejadian hipertensi paling
tinggi pada usia >40 tahun

Riwayat keluarga yang


menderita hipertensi (+)
20-40% hipertensi esensial
disebabkan oleh faktor genetik.

DIABETES

MELITUS
PERILAKU
LINGKUNGAN
Diet Tinggi Garam
DIABETES
Jarang Berolah Raga HIPER Tingkat Pendidikan
MELITUS
TENSI Stress psikis
Stress Psikis
Diet Tinggi Lemak

DIABETES

MELITUS

PELAYANAN
KESEHATAN
DIABETES
Belum ada program khusus untuk
MELITUS
menangani penyakit hipertensi

DIABETES

MELITUS

8
DIABETES

MELITUS

You might also like