You are on page 1of 6

“KOSALA” JIK. Vol. 2 No.

2 September 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN


GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA
KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

Oleh :
Ratna Indriati Endang Dwi Ningsih2 Eni Novita Sari3
1

Abstract

The background One problem adolescent reproductive health, especially of


ladies often complained is whitish.One factor affecting the whiteness is the
lack of knowledge about clean genetalia who holds an important role in
preventing infection can cause a whitish.At the beginning the research gained
10 students performed interview seven students know about cleaning
genetalia and three other students lack knowledge about clean genetalia.Of 10
students are known 4 students ever had that experience whitish and most of
them are students who lack knowledge about clean genetalia.
The aim of this research is to find the knowledge about clean genetalia
relations with whitish in the students of class XI IPA at SMA 1 Tawangsari.
The design of the correlation with a method of cross sectional. Responden is
92 students of class XIIPA in SMA 1 tawangsari with a random sample taking
a simple sampling.Data obtained by this method a questionnaire to know the
level of knowledge about clean genetalia and the whiteness of the
respondents.Which have collected data and analysis by the chi square with p
=0.05
The results show the high level of as many as 81 people ( 88,04 % ) and
medium category 11 people ( 11,96 % ), whiteness category is 38 people (
41,3 % ), and not to whiteness 54 people ( 58,7 % ).Analysis of the results
obtained using chi square p = 0.004 so p < 0.05, and value which means Ho
rejected and Ha accepted.
The Conclusion of the research was there is relationship of the knowledge
about clean genetalia with whitish in the students of class XI IPA at SMA 1
Tawangsari.

Keywords: Level of Knowledge, Health genetalia, whitish

PENDAHULUAN keputihan dapat mengganggu


Kesehatan reproduksi adalah hingga menyebabkan ketidak
kesehatan secara fisik, mental, dan nyamanan dalam aktifitas sehari-
kesejahteraan sosial secara utuh hari. (Pudiastuti, 2010)
pada semua hal yang berhubungan
dengan sistem dan fungsi, serta Sebanyak 75% wanita Indonesia
proses reproduksi dan bukan hanya pernah mengalami keputihan sekali
kondisi yang bebas dari penyakit dalam hidupnya. Data poli
atau kecacatan. (Kusmiran, 2012) kebidanan RSUD A. Yani Metro
bulan Januari-April tahun 2008
Salah satu masalah kesehatan terdapat 39 kasus keputihan.
reproduksi remaja khususnya Remaja putri merupakan salah satu
wanita, yang sering dikeluhkan bagian dari populasi yang berisiko
adalah keputihan. Sering kali terkena keputihan dan perlu

7
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

perhatian khusus. Salah satu faktor variabel bebas dan keputihan


yang memegang peranan penting sebagai variabel terikat.
untuk menghindari terjadinya infeksi
yang dapat menyebabkan keputihan Populasi pada penelitian ini adalah
adalah dengan melakukan personal seluruh siswi SMA kelas XI IPA di
hygiene terutama dengan SMA Negeri 1 Tawangsari sejumlah
membersihkan area genetalia 120 orang, dengan jumlah sampel
eksterna. (Yuliawati dan Katharini, 92 orang yang ditentukan
2009) berdasarkan rumus:
n=
Untuk bisa melakukan perawatan
genetalia dengan benar maka n=
diperlukan pemahaman yang benar n=
tentang perawatan genetalia.
Menurut Notoatmodjo (2011), n = 92
domain yang sangat penting dalam .
membentuk tindakan seseorang Keterangan :
adalah pengetahuan. n : Jumlah sampel
N: Besarnya populasi
Dari hasil wawancara terhadap 10 e : Tingkat penyimpangan yang
siswi di SMA Negeri 1 Tawangsari diinginkan
didapatkan bahwa 7 siswi
mengetahui tentang kebersihan Tehnik sampling penelitian yang
genetalia dan 3 siswi lainnya kurang digunakan adalah simple random
mengetahui tentang kebersihan sampling dengan sampel yang
genetalia. Dari 10 siswi tersebut memenuhi kriteria inklusi yaitu siswi
diketahui 4 siswi yang pernah SMA kelas XI IPA yang bersedia
mengalami keputihan dan menjadi responden dan kriteria
kebanyakan yang mengalami eksklusi yaitu siswi yang sedang
keputihan adalah siswi yang kurang dalam pengobatan Ca serviks dan
mengetahui tentang kebersihan infeksi organ genetalia.
genetalia. Berdasarkan keadaan
tersebut, maka peneliti tertarik untuk HASIL PENELITIAN
melakukan penelitian yang berjudul Penelitian telah dilakukan pada
“Hubungan Tingkat Pengetahuan tanggal 7 Januari 2014 di SMA
Tentang Kebersihan Genetalia Negeri 1 Tawangsari dengan jumlah
Dengan Kejadian Keputihan Pada responden sebanyak 92 siswi kelas
Siswi SMA kelas XI IPA di SMA XI IPA. Penelitian dilakukan di kelas
Negeri 1 Tawangsari” XI IPA yang terdiri dari 5 kelas
dengan metode pengumpulan data
METODE PENELITIAN survei menggunakan kuesioner atau
Pada penelitian ini peneliti angket.
menggunakan rancangan penelitian
korelasi dengan pendekatan metode 1. Distribusi frekuensi tingkat
cross sectional. Penelitian korelasi pengetahuan
bertujuan mengungkapkan
hubungan korelatif antar variabel. Variabel tingkat pengetahuan
(Hidayat, 2008) Dalam rancangan terbagi dalam tiga kategori yaitu
penelitian ini peneliti melibatkan dua tingkat pengetahuan tinggi,
variabel, yaitu tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan sedang dan
siswi SMA kelas XI IPA tentang tingkat pengetahuan rendah.
kebersihan genetalia sebagai

8
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Berdasarkan hasil penelitian 1. Tingkat Pengetahuan


didapatkan, dari 92 responden Pengetahuan adalah hasil tahu
sebagian besar memiliki tingkat dan ini terjadi setelah orang
pengetahuan tinggi yaitu melakukan penginderaan
sebanyak 81 orang (88,04%), terhadap suatu objek tertentu.
responden dengan tingkat (Fitriani, 2011) Pengetahuan atau
pengetahuan sedang adalah 11 kognitif merupakan domain yang
orang (11,96%) dan tidak ada sangat penting untuk
responden yang memiliki tingkat terbentuknya tindakan seseorang
pengetahuan rendah (0%). Hasil (overt behavior). (Notoatmodjo,
analisa univariat didapatkan nilai 2011)
mean 17,21 yang menunjukkan
secara umum tingkat Tingkat pengetahuan siswi SMA
pengetahuan responden berada kelas XI IPA di SMA Negeri 1
pada kategori tingkat Tawangsari tentang kebersihan
pengetahuan tinggi, dengan genetalia meliputi pengertian dan
median 18,00 dan modus 18,00 cara pemeliharaannya. Dengan
pada tingkat pengetahuan tinggi. menggunakan tes kognitif berupa
kuesioner didapatkan hasil
2. Distribusi frekuensi kejadian responden dengan tingkat
keputihan pengetahuan tinggi dengan skor
14-20 sebanyak 81 orang
Variabel kejadian keputihan (88,04%), tingkat pengetahuan
terbagi dalam dua kategori sedang dengan skor 7-13
yaitu tidak mengalami keputihan sebanyak 11 orang (11,96%) dan
dan mengalami keputihan. tingkat pengetahuan rendah
Berdasarkan hasil penelitian, dari dengan skor 0-6 tidak ada, hal ini
92 responden menunjukkan lebih berarti tidak ada responden yang
banyak responden yang tidak memiliki tingkat pengetahuan
mengalami keputihan yaitu 54 rendah (0%). Sehingga dapat
orang (58,7%) dibandingkan diketahui bahwa sebagian besar
dengan responden yang siswi SMA kelas XI IPA di SMA
mengalami keputihan yaitu 38 Negeri 1 Tawangsari memiliki
orang (41,3%). tingkat pengetahuan tinggi yaitu
sebanyak 81 orang (88,04%).
3. Hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang kebersihan Demikian pula dari hasil uji
genetalia dengan kejadian statistik tingkat pengetahuan
keputihan tentang kebersihan genetalia
pada siswi SMA kelas XI IPA di
Dari hasil uji Chi-Square program SMA Negeri 1 Tawangsari
SPSS versi 18.0 dengan α = 5% menunjukkan bahwa hasil rata-
(0.05) diperoleh p sebesar 0.004 rata (mean) 17,21, nilai tengah
sehingga nilai p < 0.05, yang (median) 18,00 dan nilai yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima paling banyak muncul (modus)
sehingga ada hubungan antara 18. Sehingga dapat diketahui
tingkat pengetahuan tentang bahwa mean, median dan modus
kebersihan genetalia dengan tingkat pengetahuan responden
kejadian keputihan pada siswi berada pada kategori tingkat
SMA kelas XI IPA di SMA Negeri pengetahuan tinggi.
1 Tawangsari.
Tingkat pengetahuan seseorang
PEMBAHASAN dipengaruhi oleh beberapa hal

9
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

yaitu pendidikan yang diterima berlebihan. Penyebab


baik dari lingkungan sekolah kebanyakan dari keputihan
maupun keluarga, melalui adalah infeksi, baik di vagina
berbagai media informasi seperti (vaginitis) maupun di leher rahim
buku, internet serta pengalaman (cervisitis). (Pudiastuti, 2010)
dan usia yang semakin Sedangkan menurut Kusmiran
bertambah juga mempengaruhi (2012), keputihan adalah
pola pikir yang semakin keluarnya cairan selain darah dari
berkembang dengan liang vagina di luar kebiasaan,
bertambahnya pengetahuan. Hal baik berbau ataupun tidak serta
ini sesuai dengan yang disertai rasa gatal setempat.
dikemukakan oleh Erfandi (2009),
bahwa faktor-faktor yang Kejadian keputihan yang dialami
mempengaruhi tingkat oleh siswi SMA kelas XI IPA di
pengetahuan seseorang adalah SMA Negeri 1 Tawangsari
pendidikan, media, lingkungan, dengan 92 responden
pengalaman, usia, sosial budaya menunjukkan bahwa lebih banyak
dan ekonomi. responden yang tidak mengalami
keputihan yaitu 54 orang (58,7%)
Dalam penelitian ini sebagian dibanding dengan responden
besar responden memiliki tingkat yang mengalami keputihan yaitu
pengetahuan yang tinggi 38 orang (41,3%). Demikian juga
mengenai kebersihan genetalia, dari hasil uji stastistik untuk
hal ini dimungkinkan karena kejadian keputihan menunjukan
pendidikan responden pada bahwa modus adalah 2 yang
tingkat SMA yaitu kelas XI yang berarti kejadian yang paling
didukung dengan pembelajaran di sering muncul adalah kategori
program studi IPA khususnya tidak mengalami keputihan.
mata ajar biologi, responden
mendapatkan materi tentang Seseorang dapat mengalami
organ reproduksi beserta dengan keputihan bisa disebabkan oleh
fungsinya. Dengan mengetahui beberapa faktor diantaranya
fungsi dari organ reproduksi maka adalah faktor hormonal, adanya
dapat mempengaruhi siswi untuk infeksi di organ genetalia dan
berusaha atau mencari tahu penggunaan alat kontrasepsi
bagaimana cara menjaga khususnya IUD (Intra Uterine
kebersihan organ genetalia. Device). Untuk faktor infeksi
Untuk memenuhi rasa keingin sebagai salah satu penyebab dari
tahuannya responden bisa keputihan, bisa dialami oleh siswi
menggunakan berbagai media SMA apabila tidak menjaga
informasi seperti membaca buku, kebersihan genetalia. Hal ini
browsing internet serta sesuai dengan yang dikemukakan
pengalaman-pengalaman yang oleh Kusmiran (2012), bahwa
didapat dari lingkungan sekolah keputihan yang abnormal bisa
maupun keluarga sehingga disebabkan oleh infeksi atau
tingkat pengetahuan responden peradangan yang terjadi karena
tentang kebersihan genetalia mencuci vagina dengan air kotor,
berada pada kategori tinggi. pemeriksaan dalam yang tidak
benar, pemakaian pembilas
2. Keputihan vagina yang berlebihan,
Keputihan (flour albus) pemeriksaan yang tidak higienis
merupakan gejala keluarnya dan adanya benda asing dalam
getah atau cairan vagina yang vagina.

10
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

untuk menjaga dan memelihara


Responden dalam penelitian ini organ reproduksi dalam bentuk
lebih banyak yang tidak tindakan sehari-hari melakukan
mengalami keputihan, hal ini kebersihan genetalia. Hal ini
mungkin disebabkan perilaku sesuai dengan proses adopsi
responden dalam menjaga perilaku yang dikemukakan oleh
kebersihan genetalia sudah Notoatmodjo (2007), bahwa
sesuai dengan cara memelihara proses adopsi perilaku dimulai
organ reproduksi, karena dilihat dari seseorang menyadari arti
dari jawaban responden dari sebuah stimulus (objek),
mengenai penggunaan celana mulai tertarik kepada stimulus
dalam dari bahan katun ada dan mulai menimbang-nimbang
95,65% responden membenarkan baik dan tidaknya stimulus
tindakan tersebut, seluruh tersebut bagi dirinya, lalu mulai
responden (100%) membenarkan mencoba perilaku baru dan
juga bahwa membersihkan akhirnya berperilaku baru sesuai
genetalia sesudah buang air dengan pengetahuan, kesadaran,
besar dan kecil dapat mencegah dan sikapnya terhadap stimulus.
infeksi dan ada 66,3% responden
membenarkan bahwa cara Hasil penelitian ini juga telah
membasuh alat genetalia yang dibuktikan oleh Suminar (2010),
benar dari depan ke belakang. pada penelitiannya yang berjudul
“Hubungan antara Tingkat
3. Hubungan antara tingkat Pengetahuan, Sikap dan
pengetahuan tentang kebersihan Ketersediaan Sumber atau
genetalia dengan keputihan Fasilitas dengan Perilaku Remaja
Dari hasil uji Chi-Square program Putri dalam Menjaga Kebersihan
SPSS versi 18.0 dengan α = 5% Organ Genetalia untuk Mencegah
(0.05) diperoleh p sebesar 0.004 Keputihan di Madrasah Aliyah
sehingga nilai p < 0.05, yang Negeri 2 Pati”. Hasil uji statistik
berarti Ho ditolak dan Ha diterima menunjukkan ada hubungan
sehingga ada hubungan antara antara tingkat pengetahuan, sikap
tingkat pengetahuan tentang dan ketersediaan sumber atau
kebersihan genetalia dengan fasilitas dengan perilaku remaja
kejadian keputihan pada siswi putri dalam menjaga kebersihan
SMA kelas XI IPA di SMA Negeri organ genitalia untuk mencegah
1 Tawangsari.Sehingga dapat keputihan (p value 0,05).
disimpulkan bahwa semakin Demikian juga pada responden
tinggi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini, dengan
responden tentang kebersihan tingkat pengetahuan yang tinggi
genetalia maka semakin rendah tentang kebersihan genetalia
tingkat kejadian keputihan dan maka memungkinkan responden
sebaliknya semakin rendah untuk berperilaku menjaga
tingkat pengetahuan tentang kebersihan genetalia sehingga
kebersihan genetalia maka tidak mengalami keputihan.
semakin banyak tingkat kejadian
keputihan. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan
Hal tersebut dapat terjadi karena judul “Hubungan Tingkat
responden yang mempunyai Pengetahuan tentang Kebersihan
pengetahuan yang tinggi tentang Genetalia dengan Kejadian
kebersihan genetalia Keputihan pada Siswi SMA kelas XI
memungkinkan akan bersikap

11
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

IPA di SMA Negeri 1 Tawangsari” berkaitan dengan kebersihan


dapat diperoleh kesimpulan bahwa : genetalia dan kejadian keputihan
1. Sebagian besar siswi SMA sehingga mendapatkan hasil
kelas XI IPA di SMA Negeri 1 penelitian yang lebih baik lagi.
Tawangsari memiliki tingkat DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan tinggi yaitu
sebanyak 81 orang (88,04%). Fitriani, Sinta. Promosi Kesehatan.
2. Lebih banyak responden yang Yogyakarta: Graha Ilmu,
tidak mengalami keputihan yaitu 2011.
54 orang (58,7%) dibanding
dengan responden yang Hidayat A. Azis Alimul.Riset
mengalami keputihan yaitu 38 Keperawatan dan Teknik
orang (41,3%). Penulisan Ilmiah. Jakarta:
3. Dari hasil uji Chi-Square Salemba Medika, 2008.
program SPSS versi 18.0
dengan α = 5% (0.05) diperoleh Kusmiran, Eny. Kesehatan
p sebesar 0.004 sehingga nilai p Reproduksi Remaja dan
< 0.05, yang berarti Ho ditolak Wanita. Jakarta: Salemba
dan Ha diterima sehingga ada Medika, 2012.
hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan
kebersihan genetalia dengan Masyarakat Ilmu dan Seni.
kejadian keputihan pada siswi Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
SMA kelas XI IPA di SMA
Negeri 1 Tawangsari. ____. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta: Rineka
SARAN Cipta, 2007.
1. Bagi Siswi
Agar lebih meningkatkan lagi Pudiastuti, Ratna Dewi. Pentingnya
pengetahuan tentang bagaimana Menjaga Organ Kewanitaan.
menjaga kebersihan genetalia Jakarta: PT Indeks, 2010.
untuk mencegah kejadian
keputihan. Handoko. Statistik untuk Penelitian
2. Bagi Sekolah Kesehatan dengan Aplikasi
Untuk tetap memberikan materi Program R dan SPSS.
tentang kesehatan reproduksi dan Yogyakarta: Pustaka
pentingnya menjaga kebersihan Rihama, 2009.
genetalia kepada siswa SMA agar
terhindar dari kejadian keputihan. 1
Dosen AKPER Panti Kosala
3. Bagi Institusi Pendidikan
Surakarta
Kesehatan 2
Dosen AKPER Panti Kosala
Setelah melihat hasil penelitian
Surakarta
ini, peneliti berharap agar pihak 3
Mahasiswa AKPER Panti
Akademi dapat mendalami bahan
Kosala Surakarta
kajian dalam pengajaran mata
kuliah keperawatan maternitas
terkait dengan kejadian keputihan
pada wanita.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai dasar
untuk penelitian selanjutnya yang

12

You might also like