You are on page 1of 7

Nama : Aji Sukma Pratama (CF116111032)

Yoji Triuntoro (CF016112024)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Nama Dosen : Drs. Kawar Brahmana, MM.

Identitas Buku

Judul Buku : Manajemen Transportasi Darat

Penulis : Raharjo Adisasmita dan Sakti Adji Adisasmita

Penerbit : Graha Ilmu

Temat terbit : Yogyakarta

Jumlah Halaman : 162

Tahun Pertama Terbit : 2011

Tebal buku : 23 cm

RESENSI BUKU

Buku ini terdiri dari 13 bab yang menjelaskan secara rinci menjelaskan tentang beberapa
masukan agar masalah kemacetan di Jakarta dapat teratasi dengan baik. Di dalam penulisan
buku ini, penulis menitikberatkan pada kemacetan yang terjadi di Ibu Kota Jakarta, dimana
wilayah ini memeiliki jumlah penduduk yang cukup banyak dengan jumlah penduduk
mencapay 10 juta jiwa. Yang menjadikan tidak mudahnya mengatur dan mengendalikan
kemacetan karena banyaknya pengguna jalan dibandingkan dengan luas median jalan itu
sendiri.

Kemacetan ini sendiri timbul akibat dari perkembangan masyarakat yang mulanya
masyarakat tertutp kemudian berkembang menjadi masyarakat tradisional, dan pada
akhirnya menjadi masyarakat yang terbuka dan maju. Ada pula yang berpandangan dari nilai
ekonomi, dimana masyarakat pada awalnya merupakan masyarakt ekonomi pedesaan dan
kini menjadi msayarakat efektfekonomi perkotaan yang jauh lebih modern.

Kemajuan dari suatu kota tentu akan memiliki dampak positif dan negatifnya. Dampak positif
dengan semakin majunya sebuah kota adalah dengan semakin mudahnya masyarakat yang
mendiami kota tersebut mendapat fasilitasyan terintegerasi dan membuat masyarakat yang
tinggal di dalamnya merasa nyaman. Tentu dalam perkembangan sebuah kota perlu dilihat
dari 3 aspek, yaitu Efektif, Efisien dan Ekonomis. Dimana ketiga aspek tersebut saling
berkaitan.

Fungsi utama kota – kota besar adalah : menyediakan perumahan dalam jumlah yang cukup,
menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup, menyelenggarakan sistem transportasi yang
efektif dan efisien, serta menyediakan fasilitas rekreasi bagi penduduk perkotaan. Dalam hal
ini penulis mengangkat permasalah dari fungsi utama perkotaan yaitu trasnportasi.. Karena
transportasi perkotaan memiliki peranan yang sangat penting. Fungsi yang sangat startegis,
dan memilik manfaat yang sangat besar dalam bidang ekonomi, sosial dan politik.

Kebutuhan transportasi merupakan permintaan yang timbul dari permintaan masyarakat


untuk mobilisasinya. Dan tentu ada juga penyediaan tarsnportasi. Dimana penyedia ini harus
bisa melayani kebutuhan transportasi masyarakat yang cukup tinggi. Jika tidak terjadi
keseimbangan, maka akan terjadi pemborosan bai perusahaan pengangkut. Atau terjadi
lonjakan kebutuhan transportasi yang tidak dapat dilayani karena angka kebutuhan lebih
besar dari pada angka penyedia transportias tersebut.

Dalam perkembangan kebutuhan masyarakat akan transortasi, maka kecanggihan,


kecepatan, keamanan dan kenyamanan sangat menjadi acuan bagi para penyedia
transportasi agar semua kebutuhan masyarakat dalam mobilisasinya dapat terpenuhi.
Tranportasi juga ditunjang oleh prasarana yang disediakan. Dalam hal ini pemerintah sebagai
penyedia prasarana transportasi baik berupa jalan, terminal, stasiun dll.

Kemudian dalam perkembangan trasnportasi juga ada kebijakan dari pemerintah berua
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas). Dimana kebijakan ini berpedoman pada Peraturan
Menteri Perhubungan no. 49 Tahun 2005). Sistranas sendiri memiliki fungsi yaitu terwujudya
kuantitas dan kualitas penyediaan fasilitas transportasi serta layanan jasa transportasi yang
efektif dan efeisien.

Kinerja Jas atransportasi yang efektif dan efisien haruslah memiliki beberapa point penting
seperti :

1. Lancar atau cepat


2. Selamat atau aman
3. Berkapasitas baik
4. Frekuensi
5. Keteraturan
6. Komprehensif
7. Bertanggung jawab
8. Biaya rendah atau terjangkau
9. Nyaman

Kemudian di unit tujuh membahas kebijakan di sector transportasi tujuan yang diingingkan
oleh tenaga kerja di sektor transportasi pada lain pihak, pertama yaitu memperoleh upah
buruh yang lebih tinggi untuk jenis perkerjaan yang sama atau untuk perkerjaan yang lebih
ringan, kepastian pekerjaan dengan penghasilan yang tetap, dan kondisi perkerjaan yang
lebih baik. Kedua, tujuan para pemakai jasa transportasi ialah tersediannya jasa transportasi
yang lebih luas dengan tarif angkutan yang lebuh murah. Ketiga tujuan pemerintah sebagai
regulator, mengharapkan kegiatan pelayanan transportasi berlangsung secara lancer, tertib
dan teratur.

Unit delapan membahas transportasi perkotaan fungsi suatu transportasi urban adalah
menyelenggarakan terjadinya kontak (interaksi). Kemudahan dan kelancaran lalu lintas untuk
menunjang kontak tersebut tergangtung pada tersedianya fasilitas transportasi walaupun
faktor penentuan lokasi yang bersifat ekosgin di daerah urban berpengaruh pula. Salah satu
fungsi utama kota adalah penyediaan prasarana dan sarana angkutan secara cukup bagi
penduduknya. Transportasi perkotaan yaitu menyelenggarakan kegiatan pelayanan
transportasi perkotaan yang efektif dan efisien, dalam arti lancer, aman, berkapasitas
mencukupi, komprehensif, bertanggung jawab, terjangkau oleh daya beli masyarakat, dan
nyaman merupakan salah satu fungsi utama kota-kota besar. Yang harus diatasi dan
ditanggulangi secara konsepsional, terpadu, dan berjangka panjang.

Unit Sembilan memaparkan pola jaringan pelayanan angkutan umum di


perkotaan/metropolitan pola jaringan pelayanan angkutan umum di
perkotaan/metropolitan ditata dan dikelola menyesuaikan kebutuhan lalu lintas menurut
bentuk masing-masing kota/metropolitan. Pola pertama menjelaskan bahwa perluasan
setiap kota dilakukan secara melingkar dari pusat kota, sehingga membentuk serangkaian
wilayah konsentris. Pola kedua adalah teori sector radial mengkonsentrasikan pada pola
daerah dan pergeseran dalam lokasi pemukiman. Pola ketiga yaitu pendekatan multiple
nuclei adalah anggapan bahwa kota-kota berkembangan di sekitar beberapa pusat tertentu
dari pada di sekeliling satu pusat asal. Pola keempat adalah the galaxy of settlement. Kota
terdiri dari banyak keolmpok pemukiman urban (cluster) yang independen satu sama lainnya.
Pola kelima adalah the urban star. Dirasakan pengaruh dominan dipuasat utama. Pola
keenam adalah pola the ring. Pada pusat metropolis tidak terlalu padat, sedangkan kepadatan
tinggi dan kegiatan khusus berada di sekitarnya, yang dapat dilukiskan seperti sisi keliling
suatu roda (refek).

Pada unit sepuluh memaparkan dampak negatif kemacatan lalu lintas kemacatan lalu lintas
kendaraan bermotor menimbulkan dampak negatif dalam berbagai aspek, yaitu mengurangi
(mengganggu) kelancaraan lalu lintas, waktu perjalanan menjadi lebih lama, konsumsi bahan
bakar meningkat dan menimbulkan polusi (pencemaran) udara. Kemacatan lalu lintas
perkotaan, dampaknya waktu tempuh menjadi lebih lama, karena kecepatan kendaraan
berkurang per satuan waktu, akibatnya sampai di tempat tujuan (seperti kantor dan lainnya)
adalah lambat, yang berarti waktu (jam) kerja lebih pendek, pekerjaan yang seharusnya
dilakukan akan kurang, yang akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Kemacatan
lalu lintas perkotaan akan menimbulkan polusi (pencemaran) udara (terutama kendaraan
bermotor yang menggunakan bahan bakar solar). Akan semakin besar polusi udara yang
ditimbulkan. Upaya mengatasi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar bukan hal yang
mudah, untuk itu diperlukan upaya yang nyata, yaitu penyusunan rencana (perencanaan),
strategi dan kebijakan yang komprehensif dan terpadu, implementasi, pengelolaan dan
pengawasan yang terkoordinasi secara terus menerus.

Unit sebelas membahas kemacetan lalu lintas merupakan bencana yang sangat mengerikan
kota adalah suatu permukaan dengan batas-batas wilayahnya yang tertentu, di mana di
dalamnya terdapat konsentrasi (pemusatan) penduduk beserta berbagai kegiatan ekonomi,
sosial, administrasi pemerintahan dan politik. Di kota besar terdapat penduduk yang
jumlahnya banyak, serta berbagai kegiatan perkotaan yang lebih banyak macamnya, lebih
luas, dan lebih intensif. Kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor bukan merupakan satu-
satunya beban yang dialami oleh daerah perkotaan. Banyak macam kepadatan, yaitu meliputi
a. kepadatan penduduk perkotaan, b. kepadetan perumahan dan gedung, c. kepadatan
pembangunan dan kegiatan perkotaan, dan d. kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor.

Unit pada dua belas membahas berbagai upaya strategis mengatasi kemacetan lalu lintas di
kota besar akar permasalahan dari terjadinya kemacetan lalu lintas yang sangat serius di kota-
kota besar itu, adalah jumlah kendaraan bermotor bertambah terus dengan laju
pertumbuhan yang sangat tinggi, sedangkan pembangunan jalan baru lamban dan bahkan
tidak bertambah sama sekali, maka terjadilah ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan
bermotor yang terus bertambah terhadap panjang jalan yang tersedia. Banyak upaya
(langlah-langkah) strategis yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di
kota besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Upaya solutif mengatasi kemacetan
lalu lintas dapat dikelompokkan dalam (1) perumusan kebijakan transportasi secara
komprehensif, (2) pelaksanaan manajemen lalu lintas (traffic management) yang efektif, (3)
analisis jaringan transportasi meliputi jaringan prasarana transportasi dan jaringan pelayanan
transportasi, (4) mengoperasikan sarana angkutan (umum) yang berkapasitas dan
berkualitas, (5) membangun prasarana transportasi yang berkapasitas dan berteknologi maju
, (6) menentukan pembagian wilayah operasional angkutan umum, (7) mengatur arus lalu
lintas menggunakan rumus luas daya tarik relative (LDTR) dan bobot fungsi distribusi relatif
(BFDR).
Unit tiga belas transportasi perkotaan berkembangan wajahnya makin maju dan modern
kemajuan teknologi transportasi dalam bentuk fisik, kapasitas teknis, kualitas pelayanan, dan
tampilan penggunaanya (pemanfaatannya). Kemajuan teknologi transportasi berlangsung
sangat cepat sesuai dengan kemajuan teknologi transportasi berlangsung sangat cepat sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan akan jasa transportasi
yang menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat dalam perekonomian dan
pembangunan, serta dalam kehidupan masyarakat yang semakin berkembang lebih maju,
modern, canggih, dan dinamis. Perkembangan dan kemajuan teknologi transportasi harus
dipertimbangkan dalam penyusunan sistem transportasi hari esok. Demikian pula dalam
sistem transportasi perkotaan yang menunjukkan perubahan wajah yang cepat, baik yang
positif (yang semakin maju dan modern) maupun berdampak negatif (kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas).

Gaya bahasa yang digunakan : Bahasa ilmiah namun ada banyak bahasa teknis, namun dalam
penyajian masih dapat dimengerti oleh pembaca.

Kelebihan Buku : 1. Pembahasan cukup tepat dengan kondisi saat ini.

2. Singkat dan jelas dalam pembahasan.

3. Disusun secara sistematis sehingga mudah dimengerti.

4. Ilustrasi sampul juga menarik, sehingga mendorong minat


pembaca.

Kekurangan Buku : 1. Banyak kesalahan penulisan.

2. Ada beberapa bahasa teknis yang tidak diartikan.

3. Ada pengulangan kalimat.

You might also like