Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan yang diproduksi oleh kelenjar
payudara wanita dibawah pengaruh hormon prolactin dan oxytocin sesaat
setelah melahirkan. ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal (Martin,2016).
ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, enzim-
enzim pencernaan dan hormon. Selain itu, ASI juga kaya akan sel-sel imun
termasuk makrofag, stem cell dan molekul bioaktif seperti Human milk
oligosaccharides (HMOs). HMO berperan dalam melindungi saluran cerna
bayi dari pathogen seperti Salmonella, Listeria dan Campylobacter dengan
cara memenuhi saluran cerna bayi dan mengalihkan pathogen agar tidak
menempel di dinding saluran cerna (Gura,2014). Oligosakarida juga
berperan dalam perkembangan biota usus yang seimbang yang diperlukan
untuk respons imun bawaan dan adaptif (Allan, 2013)
4
2.2 Komposisi ASI
ASI mengandung asam amino dan protein lain yang optimal untuk
bayi. ASI juga mengandung asam lemak esensial, kandungan natrium yang
rendah tapi adekuat, kalsium, seng, dan masih banyak lagi makro maupun
mikro nutrisi (Merenstein, 2011).
5
air. Hindmilk mengandung lemak empat sampai lima kali lebih banyak dari
foremilk (Olds et all, 2001; Roesli, 2004).
Tabel 2.1. Komposisi Kolostrum, ASI, dan Susu Sapi untuk setiap 100 ml
ASI merupakan suatu matrix kompleks yang terdiri dari 87% air,
3.8% lemak, 1% protein dan 7% lactosa. Lemak dan laktosa masing-
masing menyuplai 50% dan 40% total energi dari ASI (Ballard,2013).
Komposisi ASI akan berubah sering dengan bertambahnya usia,
menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisi bayi. Sebagai contoh, setiap ibu
menyusui ASI yang keluar pertama (foremilk) lebih encer dengan
kandungan laktosa yang lebih tinggi, tujuannya untuk memuaskan rasa
haus bayi. ASI yang keluar pada akhir menyusui (hindmilk) lebih kental
dan mengandung lebih banyak lemak untuk memuaskan rasa lapar bayi.
Variasi ini diperngaruhi oleh usia bayi, pola makan ibu, kesehatan ibu dan
lingkungan sekitar (Jackson,2003). Komposisi ASI selalu mencukupi
kebutuhan energi dan gizi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh, meskipun
6
tidak selalu berasal dari ibu dengan gizi cukup. Suplementasi khusus
hanya dibutuhkan bagi bayi preterm (Uauy,2014).
2.2.1 Protein dalam ASI
Terdapat dua jenis protein dalam ASI, yaitu casein dan whey.
Casein akan menggumpal di dalam lambung, sementara whey akan tetap
berbentuk cair dan lebih mudah dicerna. Rasio whey/casein dalam ASI
berfluktuasi antara 70/30 dan 80/20 saat awal menyusui dan menurun
menjadi 50/50 saat akhir menyusui (Lonnerdal,2003). Proporsi ini lebih
tinggi dibandingkan susu dari mamalia lain seperti sapi, dimana
kandungan whey hanya 18% dari total protein susu. Di sisi lain,
kandungan casein yang tinggi pada susu formula membuatnya lebih sulit
dicerna dibandingkan ASI. Protein utama pada whey adalah alpha-
lactalbumin, lactaferrin dan IgA sekretoris. Selain itu terdapat juga
lysozyme, folate-binding protein, bifidus factor, casein, lipase dan
amilase. Sebagian besar protein tersebut mempunyai fungsi bioaktif dan
kegunaan non-nutrisif (Boniglia,2003). Sebagai contoh, alpha-lactalbumin
memegang peran penting dalam sintesis laktosa dan pengikatan ion Ca
dan Zn. Casein berperan dalam pembentukan massa Bersama kalsium
dan fosfor. Lactoferrin dan lysozyme menghambat penyebaran bakteri
pathogen, mencegah infeksi pada bayi. IgA menghancurkan bakteri dan
melindungi permukaan mukosa usus bayi.
2.2.2 Lemak dalam ASI
Lemak merupakan komponen penting dalam ASI karena
memberikan energi dan membantu perkembangan sistem saraf pusat.
Selain itu lemak juga berfungsi sebagai pembawa rasa dan aroma. Pada
umumnya komposisi lemak dalam ASI berkisar 3.5% hingga 4.5% selama
periode laktasi, dengan fraksi utama trigliserid yang membentuk 95% dari
total lipid (Ballard,2013). Hampir separuh dari asam lemak ASI
merupakan asam lemak tersaturasi. Asam linoleate dan alpha-linoleat
yang terkandung dalam ASI nantinya akan dikonversi menjadi asam
arakidonat (AA) dan asam docosahexaenoic (DHA). AA dan DHA ini
berguna untuk regulasi pertumbuhan, respon inflamasi, imunitas,
perkembangan kognitif dan motor system pada bayi (Joardar,2006). AA
yang terkandung pada ASI sebagian besar berasal dari turnover tubuh ibu
7
dan kadarnya dipengaruhi oleh komsumsi makanan tinggi AA pada ibu
menyusui seperti ikan, ayam, telur dan sapi.
2.2.3 Vitamin, mineral dan komponen bioaktif lainnya dalam ASI
ASI mengandung hampir semua vitamin yang dibutuhkan bayi
untuk tumbuh dalam jumlah cukup, kecuali vitamin D dan K. Bayi yang
diberi ASI eksklusif mendapat vitamin D dalam jumlah dibawah
rekomendasi harian dan beresiko menderita defiensi. Namun resiko ini
juga berkorelasi dengan rendahnya paparan matahari pada negara
beriklim subtropics. Pemberian suplemen vitamin D pada ibu sejumlah
400-2000 IU dapat meningkatkan level vitamin D pada ASI (Ballard,2013).
Kadar vitamin K pada bayi baru lahir sangat rendah karena hanya
sebagian yang didapat dari plasenta. Kurangnya vitamin K dapat
meningkatkan resiko perdarahan karena vitamin K dibutuhkan dalam
proses koagulasi, sehingga suplementasi vitamin K sangat disarankan
pada bayi baru lahir.
8
2.4 Pola Pemberian ASI
Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan
makanan perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu
ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu
menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui.
Posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi
dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu
harus baik yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk
kemulut bayi.Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap
secara efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang
bersih (Depkes RI, 2005).
Manajemen laktasi sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Menurut Arifin( 2004), adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Pada masa Kehamilan (antenatal)
Memberikan penerangaan dan penyuluhan tentang manfaat
keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,
disamping bahaya pemberian susu botol. Pemeriksaan kesehatan,
kehamilan dan payudara / keadaan puting susu, apakah ada kelainan
atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu
hamil. Lakukan perawatan payudara mulai kehamilan umur enam
bulanagar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
Memperhatikangizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester
kedua sebanyak 1 - 1/3kali dari makanan pada saat belum hamil.
Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini
perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang
hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
2. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara
menysui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara
melakatkan bayi pada payudara ibu. Membantu terjadinya kontak
9
langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat
dilakukan tanpa jadwal. Ibu nifas dapat diberikan kapsul vitamin A dosis
tinggi (200.000S1). Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang
dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu
ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat
cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila dalam waktu dua
minggu setelah melahirkan.
3. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 4 bulan pertama usia
bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman
lainnya. Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali
lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. Ibu
menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan
keberhasilan menyusui. Menghindarkan kelelahan yang berlebihan
agar produksi ASI tidak terhambat. Pengertian dan dukungan keluarga
terutama suami penting untuk menunjang
10
kelompok (Kramer,2001). Kelompok yang diberi ASI eksklusif lebih jarang
menderita infeksi saluran cerna (Kramer,2001), infeksi saluran napas atas
(Duijts,2008), rawat inap karena infeksi saluran napas, otitis media dan
leukemia limfoblastik akut (Bachrach,2003)
Pemberian ASI eksklusif juga dapat melindungi bayi dari obesitas
di kemudian hari melalui komponen yang terdapat dalam ASI dan sikap
yang terbentuk selama menyusui (Singhal,2007). Sikap menyusu yang
baik terbentuk ketika bayi menyusu langsung pada ibu dan melepaskan
puting ketika merasa kenyang. Hal ini akan membentuk kontrol diri yang
baik dan berdampak pada berat badan ideal. Di sisi lain, sikap pengasuh
yang mendorong bayi untuk menghabiskan botol susu akan berpengaruh
pada regulasi rasa kenyang, dan akan berdampak pada kontrol intake
makanan yang buruk di kemudan hari (Li,2009). Selain itu pemberian ASI
eksklusif juga dapat mempengaruhi sebaran adiposa bayi sehingga
menghasilkan BMI ideal (Beyerlein,2008).
Selain penyakit infeksi dan obesitas, ASI eksklusif juga ditemukan
memberi efek proteksi terhadap diabetes mellitus tipe 1 dan menurunkan
resiko diabetes mellitus tipe 2. Efek jangka panjang ASI eksklusif tidak
hanya mempengaruhi imunitas dan metabolik, namun juga
perkembangan kognitif anak (Cardwell,2012). Sebuah studi perspektif
kohort dengan follow-up selama 3 dekade di Brazil menemukan bahwa
menyusui selama 12 bulan atau lebih menghasilkan anak dengan skor IQ
lebih tinggi 3.76 poin. Temuan ini didukung oleh penelitian serupa tahun
2015 di Korea (Lee,2016). Sebuah studi kohort di Afrika Selatan juga
menemukan bahwa anak SD yang diberi ASI ekslusif cenderung lebih
bisa mengikuti aturan dan tidak membuat kekacauan di kelas. Hal ini
penting karena perilaku tersebut dapat berkembang menjadi agresi di
masa depan yang menimbulkan sikap criminal (Rochat, 2016).
Berikut rangkuman beberapa manfaat ASI (Roesli, 2007):
Manfaat ASI bagi bayi
1. ASI sebagai nutrisi
2. Makanan terlengkap untuk bayi, terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup karena mengandung zat gizi yang diperlukan
untuk 6 bulan pertama
11
3. Mengandung antibodi (terutama kolostrum) yang melindungi
terhadap penyakit, seperti diare dan gangguan pernafasan.
4. Menunjang perkembangan motorik
5. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan
otak
Manfaat ASI bagi ibu
1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi disusui
segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadi perdarahan
setelah melahirkan akan berkurang karena kadar oksitoksin
meningkat sehingga pembuluh darah menutup dan perdarahan akan
cepat berhenti.
2. Mengatur jarak kehamilan. Menyusui adalah kontrasepsi alami yang
aman, murah, dan cukup berhasil.
3. Menurunkan resiko kanker payudara
4. Membantu mengurangi beban kerja ibu, karena ASI terserdia di
mana saja, kapan saja, dan ASI bersih, tersedia dalam suhu yang
cocok sehingga dapat langsung diberikan pada bayi
12
Tabel 2.2. Persentase Pola Menyusui pada Bayi Usia 0-5 Bulan Menurut
Kelompok Umur
Pola Menyusui (%)
Kelompok Umur Menyusui Menyusui Menyusui Parsial
Eksklusif Predominan
0 bulan 39.8 5.1 55.1
1 bulan 32.5 4.4 63.1
2 bulan 30.7 4.1 65.2
3 bulan 25.2 4.4 70.4
4 bulan 26.3 3.0 70.7
5 bulan 15.3 1.5 83.2
Sumber: Riskesdas 2010
13