You are on page 1of 16

57

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini peneliti akan menyajikan data hasil dan pembahasan penelitian

tentang Efektifitas Pemberian Puding Daun Kelor Terhadap Kadar Asam Urat

Pada Lansia Penderita Gout di Panti Griya Werdha Jambangan Surbaya. dilakukan

pada tanggal 11 Mei – 17 Mei 2018. Penyajian data meliputi Penelitian gambaran

umum lokasi penelitian, data umum (karakteristik responden), dan data khusus

(variabel penelitian). Hasil penelitian kemudian dibahas dengan mengacu pada

tujuan dan landasan teori pada bab 2.

5.1 Hasil Penelitian


5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Awal dari penelitian ini dilaksanakan di Panti Griya Werdha Jambangan,

Surabaya dimulai pada tanggal 11 Mei 2018 - 17 Mei 2018, jumlah lansia 119

orang dengan jumlah responden 38 lansia dilakukan pemilihan responden secara

acak dengan menggunakan random sampling yang hanya diambil 35 responden.

Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran kadar asam urat dalam darah

menggunakan Urid Acid stick merk Easy Touch dan pengisian data demografi.

Batasan-batasan Panti Griya Werdha Jambangan Surabaya:

Sebelah Utara : Puskesmas Kebon Sari


Sebelah Timur : Puskesmas Pembantu Kebon Sari
Sebelah Barat : Kampung Jambangan
Sebelah Selatan : Universitas Merdeka

Lokasi Panti Griya Werdha Jambangan Surabaya dibawah jembatan Tol

Jambangan, dan dekat dengan Rumah Sakit Mata 1 Kilometer. Program-program

yang ada di Panti Griya Werdha Jambangan Surabaya adalah Posyandu lansia
58

setiap minggu ke tiga di Puskesmas Kebonsari, pemeriksaan lansia ke Rumah

Sakit, screening mata katarak di rumah sakit mata sebulan sekali, melakukan

tanaman hijau setiap seminggu sekali, pembuatan kolam ikan seminggu sekali,

membuat prakarya (membuat bross, sabun cuci tangan, handstanitizer). Kegiatan

yang dilakukan di Panti Griya Werdha Jambangan Surabaya adalah melakukan

ibadah (sholat tahajud, sholat 5 waktu, sholat taraweh), melakukan kegiatan baca

tulis, membaca Al-Qur’an, senam lansia, jalan sehat, tari, paduan suara, banjari,

karawitan, pemeriksaan gula darah, asam urat, tekanan darah, kolestrol. Kegiatan

penyuluhan-penyuluhan mengenai terapi herbal untuk mengontrol kadar asam urat

pada penderita Gout sampai saat ini belum pernah ada dan Puskesmas hanya

menyediakan obat medis saja bagi penderita Gout.

5.1.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah seluruh lansia, jumlah keseluruhan subjek

penelitian adalah 35 responden. Data demografi diperoleh dari kuesioner yang

diisi oleh responden yaitu masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas di Panti Griya

Werdha Jambangan Surabaya.


Subyek penelitian ini adalah lansia yang mengalami Asam Urat di Panti

Griya Werdha Jambangan Surabaya dengan jumlah keseluruhan subyek penelitian

35 orang. Data demografi diperoleh melalui wawancara lembar data demografi

yang dilakukan peneliti dengan responden.

5.1.3 Data Umum Hasil Penelitian


Data Umum hasil penelitian merupakan gambaran tentang karakteristik

responden yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, suku, agama,

penyakit saat ini, makanan yang dikonsumsi sehari hari.


59

1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Panti Griya


Werdha Jambangan Surabaya pada 11-17 Mei 2018 dengan jumlah
responden (n) 35 orang.

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1. Laki-laki 18 orang 51%
2. Perempuan 17 orang 49%
Total 35 orang 100%

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 18 orang

(51%), dan perempuan 17 orang (49%).

1. Distribusi responden berdasarkan usia responden

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Panti Griya


Werdha Jambangan Surabaya pada 11-17 Mei 2018 dengan jumlah
responden (n) 35 orang.

No. Usia Responden Jumlah Persentase

1 60-64 tahun 18 orang 51%


2 65-69 tahun 14 orang 40%
3 70-90 tahun 3 orang 9%
Total 35 orang 100%

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa usia responden yang berumur 60-64 tahun

sebanyak 18 orang (51%), 65-69 tahun sebanyak 14 orang (40%), dan yang

berumur 70-90 tahun 3 orang (9%)

2. . Distribusi responden berdasarkan riwayat pendidikan terakhir para

responden

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Panti Griya


Werdha Jambangan Surabaya pada 11-17 Mei 2018 dengan jumlah
responden (n) 35 orang.

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase


1. Tidak sekolah 20 orang 57%
2. SD/Sederajat 12 orang 34%
60

3. SMP/Sederajat 3 orang 9%
4. Lainnya 0 orang 0%
Total 35 orang 100%

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa riwayat pendidikan terakhir responden

yaitu tidak sekolah 20 orang (57%), SD/Sederajat sebanyak 12 orang (34%), SMP

sebanyak 3 orang (9%), dan lainnya tidak ada.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku bangsa

5.4 Karateristik Responden Berdasarkan Suku di Panti Griya Werdha


Jambangan Surabaya Pada tanggal 11-17 Mei 2018 (n ) 35 orang.

Suku Frekuensi (f) Peresentase (%)


Jawa 28 80%
Madura 7 20%
Lainnya 0 0%
Total 35 100%

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 35 lansia sebagian besar bersuku

Jawa yaitu sebanyak 28 orang (80%), suku madura sebanyak 7 orang (20%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

5.5 Karateristik Responden Berdasarkan Agama di Panti Griya Werdha


Jambangan Surabaya Pada tanggal 11-17 Mei 2018 (n) 35 orang.

Agama Frekuensi (f) Peresentase (%)


Islam 31 89%
Nasrani 4 11%
Katolik 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Lainnya 0 0%
Total 35 100%

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 20 lansia sebagian besar beragama

Islam yaitu sebanyak 31 orang (89%), yang beragam nasrani 4 orang (11%).

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Penyakit Saat Ini


61

5.6 Karateristik Responden Berdasarkan Penyakit Saat Ini di Panti Griya


Werdha Jambangan Surabaya Pada tanggal 11-17 Mei 2018 (n) 35 orang.

Penyakit Saat Ini Frekuensi (f) Peresentase (%)


Kencing Manis 7 20%
Darah Tinggi 1 3%
Nyeri Sendi 27 77%
Lainnya 0 0%
Total 35 100%

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 35 lansia sebagian besar memiliki

penyakit nyeri Sendi yaitu sebanyak 27 orang (77%), memiliki darah tinggi 1

orang (3%), kencing manis 7 orang (20%).

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Makanan Sering di konsumsi

5.7 Karateristik Responden Berdasarkan Makanan Yang Sering dikonsumsi


Masyarakat di Panti Griya Werdha Jambangan Surabaya Pada tanggal 11-
17 Mei 2018 (n) 35 orang.

Makanan di konsumsi Frekuensi (f) Peresentase (%)


Jeroan 6 17%
Melinjo 8 23%
Lainnya 21 60%
Total 35 100%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 35 lansia rata-rata makanan yang

sering dikonsumsi lainnya ( bayam,daging merah,kerang, jamur) yaitu sebanyak

21 orang (60%), jeroan sebanyak 6 orang (17%), sedangkan melinjo Sebanyak 8

orang (23%).

8. Riwayat Responden Berdasarkan Pekerjaan


5.8 Riwayat Responden Berdasarkan Pekerjan di Panti Griya Werdha

Jambangan Surabaya Pada tanggal 11-17 Mei 2018 (n =)35

Pekerjaan Frekuensi (f) Peresentase (%)


Rumah Tangga 3 9%
Swasta 1 3%
Wiraswasta 5 14%
62

Buruh/Petani 5 14%
Lainnya 21 60%
Total 35 100%

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 35 lansia masyarakat rata-rata memiliki

pekerjaan Rumah Tangga yaitu sebanyak 3 orang (9%), sedangkan wiraswasta

sebanyak 5 orang (14%), lainnya (pengemis, pengangguran) sebanyak 21 orang

(60%), dan swasta sebanyak 1 orang (3%), sedangakan buruh/petani 5 orang

(14%)
5.1.4 Data Khusus Hasil Penelitian
Data ini menggambarkan tentang karakteristik kadar asam urat sebelum
dan sesudah diberikan puding daun kelor terhadap responden dan pengaruh antara
puding daun kelor dan kadar asam urat pada Lansia

5.8 Karakteristik responden berdasarkan kadar asam urat pada Lansia Sebelum
dan sesudah pemberian puding daun kelor terhadap kadar asam urat paa lansia
penderita gout di panti griya werdha jambangaan surabaya.

No Pre Test Post Test


Responden
1 7,5 6
2 7,1 6,1
3 7,5 7,1
4 6,8 6,2
5 9,7 7,2
6 6,7 5,6
7 6,8 5,8
8 7,1 7,1
9 8,6 6,7
10 7,1 5,8
11 6,9 6,2
12 7,1 6,1
13 7 6,1
14 6,9 5,7
15 6,7 5,6
16 6,6 5,8
17 9 6,8
18 6,9 5,7
19 6,8 6,2
20 7,4 6,7
21 6,9 5,9
22 7 6,2
63

23 6,7 5,7
24 6,6 5,6
25 8 6,8
26 7,8 6,8
27 6,7 5,7
28 7,2 6,5
29 6,4 5,2
30 7,2 6,7
31 8,3 6,9
32 8,2 7,1
33 7,1 6,4
34 6,9 6,1
35 6,8 5,9
Jumlah 254 mg/dl 217,1 mg/dl
Rata rata 7,2 mg/dl 6,2 mg/dl

Table 5.8 menunjukkan bahwa dari 35 lansia rata-rata memiliki kadar

asam urat 7,2 mg/d dengan kadar tertinggi 9,7 mg/dL dan terendah 6,4 mg/dL.

Terjadi penurunan rata-rata kadar asam urat menjadi 6,2 mg/dL dengan kadar

tertinggi 7,2 mg/dL dan terendah 5,2 mg/dL setelah diberikan puding daun kelor.

5.9 Efektifitas antara Puding Daun Kelor dan Kadar asam urat di Panti Griya
Werdha Jambangan Surabaya Surabaya Pada tanggal 11-17 Mei 2018 (n) 35
orang.

N Rata-rata. ρ

Kadar asam urat Sebelum pemberian puding 35 7,257 mg/dl 0,000


Kadar asam urat Sesudah pemeberian puding 35 6,203 mg/dl

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 35 lansia ada penurunan rata-rata

kadar asam urat sebelum pemberian puding (7,257) dan sesudah pemberian

(5,203), hasil dari pengolahan data secara statistic menggunakan uji pired t-test

didapatkan p= 0.000 (≤ 0.05) yang dapat diartikan bahwa pemberian puding daun

kelor efektif terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia di panti griya

werdha jambangan surabaya.


64

5.2. Pembahasan
Penelitian ini di rancang untuk mengetahui Efektifitas Pemberian Puding

Daun Kelor Terhadap Kadar Asam Urat Pada Lansia Penderita Gout di Panti

Griya Werdha Jambangan Surabaya . Sesuai tujuan penelitian, maka akan dibahas

hal-hal sebagai berikut:

5.2.1 Tingkat Kadar Asam Urat sebelum diberikan Puding Daun Kelor

Asam urat bisa dialami oleh siapa saja disebabkan faktor etiologi tertentu

penyakit asam urat juga sering dialami oleh usia-usia yang lebih tua, beberapa

faktor yang menyebabkan asam urat antara laian: faktor 1). Jenis kelamin, hal ini

dikarenakan hormon yang ada dalam tubuh pria dan wanita berbeda, 2). Usia,

semakin bertambah nya usia maka semakin melemah juga sistem tubuh yang

berhubungan dalam ekskresi asam urat, 3). Pola makan yang tidak terkontrol, hal

ini dikarenakan batas masuk purin yang terdapat dalam makanan tidak berbanding

lurus dengan haluaran purin dalam tubuh 4). Obesitas, penimbunan lemak juga

salah satu penghambat haluaran asam urat, 5). Penyakit, beberapa penyakit

penyerta juga berdampak pada kadar asam urat dalam tubuh salah satunya

hipertensi (Indriawan, 2009).

Pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 35 lansia rata-rata hasil kadar

asam urat sebelum diberikan puding daun kelor dari 35 responden adalah 7,2

mg/dL dengan kadar tertinggi 9,7 mg/dL dan terendah 6,4 mg/dL. Daun ini kaya

akan vitamin dan mineral, serta beberapa senyawa fitokimia seperti alkaloid,

saponin, flavonoid, fenol, tanin, dan beberapa senyawa fitokimia lain. Salah satu

jenis vitamin yang terdapat pada daun kelor adalah vitamin C. Hubungan antara

vitamin C dengan asam urat yaitu keduanya akan mengalami reabsorpsi di tubulus
65

proksimal. Vitamin C merupakan salah satu senyawa antioksidan. Oleh karena itu,

vitamin C dapat menurunkan stres oksidatif dan inflamasi yang berpengaruh

terhadap penurunan sintesis asam urat. Selain vitamin C, daun kelor juga

mengandung senyawa fenolik seperti flavonoid dan tanin. Salah satu senyawa

flavonoid yaitu kuersetin, memiliki peran menghambat aktivitas xantin oksidase,

sehingga dapat menghambat pembentukan asam urat (Rahmawati, 2015). Peniliti

beramsumsi bahwa dengan pemeberian puding daun kelor ini dapat menurukan

kadar asam urat pada lansia.

Penelitian ini menjelaskan ada beberapa faktor pemicu kadar asam urat

yang berkaitan dalam kadar asam urat dalam tubuh, salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil penelitian ini adalah faktor makanan, didapatkan dari 35

lansia sebagian besar 21 responden (60%) dengan kategori lainnya seperti

mengkonsumsi sayur bayam tahu, tempe memiliki peningkatan kadar asam urat

lebih banyak dengan Kadar asam urat tertinggi 9,7 mg/dL dan terendah 6,4

mg/dL. Krisnatuti dkk (2008) menjelaskan bahwa bahan makanan yang tinggi

purin dapat meningkatkan kadar asam urat sebanyak 0,5-0,75mg/dL setiap

makanan yang dikonsumsi. Peneliti berasumsi bahwa setiap makanan memiliki

kandungan purin yang berbeda seperti dalam penelitian dijelaskan bahwa tempe,

tahu sayur bayam dan makanan yang mengandung tinggi protein, jika makanan

yang kita konsumsi memiliki purin atau protein terlalu banyak akan menyebabkan

pengendapan zat purin ,dikarenakan purin adalah hasil dari sisa-sisa protein. Purin

yang terlampau banyak menyebabkan purin tidak dapat diekskresi, sehingga

menjadi peningkatan kadar asam urat. Penyebab peningkatan kadar asam urat

adalah gangguan penyakit pada ginjal atau pun peningkatan kadar asam urat yang
66

menyebabkan ketidak mampuan ginjal untuk mengekskresikan asam urat melalui

urin.
Penyakit asam urat berkaitan dengan pola asupan makanan, sehingga salah

satu cara pencegahan dengan mengontrol pola asupan makanan. Jika tidak

mengontrol pola asupan, kadar asam urat dalam darah akan berlebihan dan

menimbulkan penumpukan kristal asam urat yang apabila terbentuk pada cairan

sendi, maka akan terjadi penyakit asam urat (Alvin,2016).

5.2.2 Tingkat Kadar Asam Urat setelah diberikan puding daun kelor

Hasil penelitian setelah diberikan puding daun kelor didapatkan bahwa

rata-rata kadar asam urat pada lansia dinyatakan menurun. Berdasarkan tabel 5.11

dari 35 lansia setelah diberikan puding di dapatkan rata-rata 6,2 mg/dL.

Keadaan responden sangat kooperatif, mengaplikasikan hidup sehat

dengan memulai mengurangi makanan yang mengandung purin, dan membuat

penurunan signifikan pada responden tersebut. Penurunan kadar asam urat pada

responden dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dengan

mengkonsumsi puding daun kelor. Berdasarkan data penelitian tersebut, peneliti

berasumsi pada penurunan kadar asam urat setiap individu berbeda-beda dapat

dipengaruhi beberapa faktor diantara lain faktor aktivitas sehari-hari, pola makan

yang dikonsumsi, kooperatifan peserta selama penelitian dan pemberian puding

daun kelor selama seminggu setiap pagi sebelum makan pagi secara teratur. Diet

konsumsi purin atau pola makan yang dikonsumsi untuk penderita gout adalah

menu yang sehat dan seimbang.

Penelitian Zhang pada 2006 dalam (Husnah,2013) menyatakan bahwa

pengetahuan pasien dan gaya hidup yang tepat mengenai diet purin adalah aspek
67

inti dari manajemen pengelolaan gout. Menggunakan tanaman herbal sebagai

pengobatan sudah sering diakukan oleh nenek leluhur kita dikarenakan tidak

tercampur dengan bahan kimia dan tidak memiliki efek samping (Mulyati,2006).

Pengobatan secara tradisional juga merupakan pilihan yang baik selain harus diet

rendah purin (Raysa, 2015). peneliti berasumsi bahwa jika lansia yang mengalami

peningkatan kadar asam urat mengkonsumsi puding daun kelor secara rutin, maka

akan menurunkan kadar asam urat yang artinya mencegah terjadinya nyeri pada

bagian sendi hingga hambatan imobilitas fisik.

5.2.3 Efektifitas Pemberian Puding Daun Kelor terhadap Kadar Asam

Urat pada Lansia Penderita Gout

Berdasarkan hasil penelitian secara umum tentang Efektifitas pemberian

puding daun kelor terhadap kadar asam urat pada lansia penderita gout di

posyandu lansia penderita gout di panti griya werdha jambangan surabaya,

didapatkan terjadinya perubahan kadar asam urat setelah diberikan puding daun

kelor selama 1 minggu dengan kandungan 200gr daun kelor dan didapatkan hasil

selisih yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan puding daun kelor.

Sebelum diberikan puding daun kelor (pre-test), terdapat 35 orang (100%)

penderita asam urat dengan hasil asam urat rata-rata 7,2 mg/dL, sedangkan pada

saat (post-test) didapatkan 35 orang (100%) penderita asam urat dengan hasil

asam urat rata-rata 6,2 mg/dL

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil pengujian statistik yang

berfungsi untuk mengetahui hasil asam urat sebelum dan sesudah diberikan

intervensi berupa Terapi senam lansia yaitu dengan uji kolmogrof smirnav. Dari

hasil uji kolmogrof smirnav diperoleh hasil berdistribusi normal uji diteruskan
68

menggunakan uji paired t-test didapatkan hasil p<0,05 artinya ada pengaruh. Hal

ini berarti dapat disimpulkan bahwa terapi senam lansia berpengruh terhadap

kadar asam urat pada lansia penderita gout di panti griya werdha jambangan

Surabaya.

Daun kelor juga sangat berpengaruh untuk penurunan kadar asam urat

dikarenakan memiliki kandungan kandungan senyawa seperti fitokimia yang

dapat menghambat pembentukan kristal yang dapat mejadi asam urat

(Rahmawati,2015). Peneliti berasumsi jika asam urat dibiarkan tanpa ditangani

dengan cara yang tepat, akan menyebabkan lansia mengalami nyeri sendi hingga

hambatan imobilitas, akan tetapi hal tersebut tidak akan terjadi jika diatasi dengan

mengkonsumsi puding daun kelor secara rutin. Puding daun kelor ini juga

merupakan salah satu obat herbal untuk mengatasi Peningkatan Kadar asam urat.

5.3 Keterbatasan

Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian.

Pada penelitian ini beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:

1. Pada penelitian ini tidak memantau yang dapat mempengaruhi kadar asam

urat yaitu makan yang mengadung tinngi purin seperti bayam , dll

2. Pada penelitian ini kerutinan dalam melakukan aktivitas fisik setiap

responden yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti sehingga menyebabkan

penurunan kadar gula darah yang berbeda-beda hasilnya


69
BAB 6

PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan

penelitian.

6.1 Simpulan

Berdasalkan hasil yang didapatkan peneliti dan hasil pengujian

pada pembahasan yang dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Lansia penderita Gout di Panti Griya Werdha Jambangan Suabaya rata-

rata memiliki kadar asam urat 7,2 mg/dL sebelum diberikan puding

daun kelor

2. Lansia penderita Gout di Panti Griya Werdha Jambangan Surabaya

setelah diberikan puding daun kelor selama 1 kali pertemuan dalam

seminggu dengan kandungan 200gr daun kelor menunjukkan adanya

penurunan hasil dengan rata-rata kadar asam urat menjadi 6,2 mg/dL

3. Puding daun kelor berpengaruh terhadap penurunan kadar asam urat

pada lansia penderita Gout di Panti Griya Werdkha Jambangan

Surabaya.

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan Puding daun kelor ini dapat dimanfaatkan sebagai

alternatif pengobatan asam urat secara alamiah, tidak menimbulkan

70
71

efek samping,aman, dan mudah didapatkan untuk lansia penderita

gout di panti griya werdha jambangan surabaya.

2. Bagi Lahan Penelitian

Lansia di panti griya werdha jambangan surabaya hendaknya menjaga

kadar asam urat agar tetap normal dan selalu melakukan pengecekan

kadar asam urat secara rutin.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Memberikan informasi tentang penyebab dan cara mecegah asam urat

karena masih banyak lansia yang tidak mengetahui tentang asam urat

dan cara mencegahnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

peneliti selanjutnya mungkin bisa melakukan pemberian terapi yang

lain dan untuk penyakit yang lain sehingga dapat diaplikasikan kepada

lansia, kalau bisa tidak untuk lansia saja melainkan untuk para orang

dewasa atau remaja karena mereka juga membutuhkannya.


69

You might also like