Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efusi pleura
Efusi pleura berasal dari dua kata, yaitu efusion yang berarti ekstravasasi
cairan ke dalam jaringan atau rongga tubuh, sedangkan pleura yang berarti
membran tipis yang terdiri dari dua lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura
yang terjadi diantara lapisan viseralis dan parientalis. Efusi pleura dapat berupa
Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan dalam rongga pleura yang terletak
diantara permukaan viseral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi
2002).
Rongga pleura dalam keadaan normal berisi sekitar 10-20 ml cairan yang
berfungsi sebagai pelumas agar paru-paru dapat bergerak dengan lancar saat
bernapas. Cairan yang melebihi normal akan menimbulkan gangguan jika tidak
bisa diserap oleh pembuluh darah dan pembuluh limfe (Syahruddin et al, 2009).
Rongga pleura dibentuk oleh membran serosa yang kuat dari mesodem.
Pleura parietalis terletak di luar dan membungkus rongga dada bagian dalam
sedangkan pleura viseralis membungkus paru. Tebal rongga pleura 10-20 mikron,
berisi cairan 25-50 cc yang berfungsi sebagai pelicin agar paru dapat bergerak
5
http://repository.unimus.ac.id
6
leluasa saat bernapas. Pleura parientalis dan viseralis terdiri atas selapis mesotel
cairan terus merembes keluar dari pembuluh darah yang melalui pleura parietal.
Cairan ini yang diserap oleh pembuluh darah pleura viseralis, dialirkan ke
pembuluh limfe dan kembali ke darah. Diantara kedua lapisan ini terdapat rongga
yang disebut cavum pleura. Cavum ini terdapat sedikit cairan pleura yang
berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura pada saat pernapasan. Keluar
masuknya cairan dari dan kepleura harus seimbang agar nilai cairan pleura dapat
(Astowo, 2013).
http://repository.unimus.ac.id
7
dan eksudat, tergantung dari mekanisme terbentuknya serta profil kimia cairan
efusi tersebut.
(hipoalbumin) dan tekanan negatif intra pleura yang meningkat. Biasa terjadi pada
terdapat limposit dan mesotel tetapi tidak ada netrofil, protein <3%.
Eksudat ini terbentuk karena penyakit dari pleura itu sendiri yang
paru, dan pleuritis. Ciri-ciri eksudat berat jenis>1.015, kadar protein>3%, rasio
4. Penatalaksanaan
napas).
http://repository.unimus.ac.id
8
subyektif seperti nyeri, dispnea, dan lain-lain. Cairan dikeluarkan segera untuk
dirongga pleura dengan menyatukan lapisan visceral dan lapisan pariental pleura
berulang.
d. Tirah baring adalah pasien berbaring dalam jangka waktu yang lama (bed rest)
5. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus dengan jumlah cairan yang sedikit USG toraks sangat
Apabila tidak terlihat pada foto toraks dapat dideteksi dengan CT-scan toraks.
yang perlu dilakukan adalah biopsi dan aspirasi pleura untuk pemeriksaan
patologi anatomi. Diagnosa efusi pleura ganas adalah dengan penemuan sel ganas
http://repository.unimus.ac.id
9
menilai setiap struktur sel yang ditemukan untuk deteksi kanker serta kelainan
pada tehnik pemeriksaan ini menggunakan bahan sisa dari pemeriksaan sitologi
B. Formalin
Aldehyde dengan jumlah rantai karbon hanya satu. Pembuatan formalin pertama
kali dilaporkan oleh ilmuwan asal Rusia bernama Alexander Butlerov (1828-
dehidrasi, sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di
biasanya ditambah metanol hingga 15%. Nama lain formalin adalah formol,
2006).
http://repository.unimus.ac.id
10
format yang bersifat asam. Namun formaldehida sendiri mempunyai sifat asam
dan mempunyai afinitas baik pada zat warna basa. Untuk mencegah ini terjadi
formalin sebaiknya disimpan dalam botol yang tertutup rapat, atau diletakkan
bubuk kalsium karbonat pada dasar botol untuk netralisasi asam format yang
terbentuk. Formaldehida tidak boleh dicampur dengan asam format atau osmium
Bahaya formalin ialah pada saat secara langsung terkonsumsi, baik itu
terhirup ataupun terkena pada makanan yang kita konsumsi. Pada konsentrasi
pekat dampak dari formalin dapat berupa iritasi pada saluran pernapasan, reaksi
alergi, pemicu kanker dan dapat pula mengakibatkan kulit terbakar (WHO, 2002).
umum, lebih murah, lebih mudah disiapkan, dan merupakan cairan stabil.
Pengerutan dan kerapuhan tidak disebabkan oleh cairan fiksatif formalin. Baik
untuk sel lemak, sel protein dan paling baik untuk jaringan otak. PH cairan
produknya yang dapat membentuk pigmen formalin. Potongan jaringan atau organ
http://repository.unimus.ac.id
11
disimpan lama khususnya pada tempat yang dingin formalin dapat membentuk
C. Alkohol
mempunyai gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon, dan juga terikat
pada atom hidrogen dan atom yang lain. Golongan yang paling sederhana adalah
etanol, dan isopropanol. Metanol digunakan sebagai pelarut dalam cat, bahan anti
beku, dan senyawa kimia lainnya. Sedangkan etanol banyak digunakan sebagai
pelarut, antiseptik, campuran obat batuk, anggur obat, dan bahan minuman keras
menyebabkan terlalu rapuh dan keras. Kemampuannya sangat bagus untuk apusan
sel karena kerjanya cepat dan memberi rincian nukleus yang bagus. Untuk
keperluan fiksasi alkohol 96% untuk sediaan apus, etanol/metanol untuk asam
akan lebih baik jika menggunakan alkohol dengan konsentrasi rendah agar tidak
http://repository.unimus.ac.id
12
tidak dapat memfiksasi bahan inti (kromatin) secara memadai. Bahan ini
merupakan koagulan sitoplasma yang baik tetapi tidak dapat digunakan untuk
memfiksasi lipida karena lipida larut dalam alkohol. Etil alkohol akan
tertentu dan sangat baik untuk jaringan saraf terutama jika ingin mempelajari
D. Ketepatan diagnosis
cara mendapatkan bahan, lokasi bahan/organ, kondisi lesi dll. Fase analitik
pengolahan bahan sampai menjadi blok parafin, dan sediaan yang siap dibaca oleh
(Nasar, 2008).
http://repository.unimus.ac.id
13
E. Tahap Pengolahan
alkohol 96% untuk apusan, untuk cairan segar menggunakan alkohol 70% atau
a. Dapar : larutan penyangga untuk formalin 10% yang biasa digunakan adalah
bufer pospat.
10%.
e. Waktu 6-24 jam atau sampai jaringan berwarna tidak merah lagi.
mengeluarkan air dari dalam jaringan. Larutan yang digunakan dalam dehidrasi
ini adalah alkohol dari konsentrasi yang rendah sampai pada konsentrasi absolute
http://repository.unimus.ac.id
14
dari jaringan dan menggantinya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan
alkohol dan parafin tidak bisa saling melarutkan, dan larutan yang biasa
digantikan dengan paraffin. Pada tahap impregnasi jaringan harus benar – benar
bebas dari xylol karena sisa cairan penjernih dapat mengkristal dan pada saat
mould , yaitu cetakan yang terbuat dari logam yang tidak berkarat. Tujuan dari
menggunakan mikrotom untuk mendapatkan sediaan jaringan yang tipis, rata serta
tidak melipat ataupun terputus saat diletakkan pada gelas obyek. Dengan
dipotong agar unsur jaringan mudah dikenali pada saat pengamatan dengan
yang telah direkatkan dengan pita parafin diletakkan pada hotplate/oven dengan
suhu 600C. Tujuan dari tahap ini untuk menghilangkan parafin sehingga hanya
http://repository.unimus.ac.id
15
jaringan yang akan diamati yang menempel pada obyek glass. Zat warna rutin
(HE). Pada pewarnaan HE digunakan dua macam zat warna, yaitu Hematoxylin
yang berfungsi untuk memberikan warna biru ( basofilik) pada inti sel serta Eosin
yang berfungsi untuk memberikan warna merah muda pada sitoplasma sel dan
jaringan penyambung.
antara lain sel nuetrofil (menunujukkan adanya infeksi akut), sel limfosit
infark paru), sel mesotel maligna pada mesotelioma, sel-sel besar dengan banyak
inti pada arthritis rheumatoid, sel LE pada lupus erimatosus sistemik (Mescher,
2012).
http://repository.unimus.ac.id
16
G. Kerangka Teori
Sampel
Fiksasi
Dapar Volume
Pengolahan
Konsentrasi Waktu
si
Wadah Suhu
Hasil
http://repository.unimus.ac.id
17
H. Kerangka Konsep
Cairan
pleura
aA
Alkohol 70% Bnf 10%
Pengolahan
Preparat
http://repository.unimus.ac.id