You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia modern sangat bergantung
pada ketersediaan energi. Kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan
kecukupan ketersediaan dan ketahanan energi di negara tersebut.
Namun dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan faktor
kelestarian lingkungan hidup. Salah satu penyumbang terbesar kerusakan
lingkungan hidup adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar
fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari
pembakaran itu berakibat terjadinya emisi rumah kaca yang menyebabkan
pemanasan global. Untuk mengurangi ketergatungan dari bahan bakar fosil
tersebut, diperlukan pencarian dan pengembangan energi alternatif untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Salah satu energi alternatif yang giat
dikembangkan oleh negara-negara maju adalah sumber energi berbasis biomassa.
Indonesia memiliki potensi biomassa jerami padi dan sekam padi yang
sangat besar yakni 49 juta ton/tahun dan 13,5 juta ton/tahun berturut-turut (NREL,
2008). Jerami padi dapat diubah menjadi energi dengan system konversi yang
berbeda, seperti pembakaran langsung, gasifikasi, pirolisis, anaerobic
digestion.(Ewida dkk,2006).
Pembakaran langsung jerami padi dapat menghasilkan keuntungan berupa
efisiensi dan konversi energi yang relatif tinggi, tetapi dapat menyebabkan masalah
seperti kadar abu yang tinggi dan sintering formation (Baxter dkk, 1998). Namun,
pemanfaatan jerami padi untuk produksi energi menghadapi rintangan besar dalam
hal biaya dan logistik untuk pengumpulan, pengangkutan, penanganan dan
penyimpanan, terutama karena densitas yang rendah, jerami padi memiliki bulk
density sekitar 75 kg/m3 (Kargbo, Xing, Zhang, 2010). Sehingga untuk
meningkatkan bulk density tersebut perlu dilakukan peroses densifikasi dalam
bentuk pelet hingga mencapai 600-800kg/m3 (Obernberger & Thek G, 2004).

1
Setelah melalui proses ini jerami padi akan memiliki bentuk dan ukuran yang
seragam, bulk density dan energi yang tinggi, sehingga pelet jerami padi dapat
dengan mudah digunakan pada sistem konversi energi yang berbeda dengan kadar
abu yang rendah (Gilbert dkk, 2009)

1.2 RUMUSAN MASALAH


Noha Said dkk (2015), sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai
pelletization jerami padi dengan menggunakan ratio perekat kanji 1-2% berat,
ukuran partikel <4mm, kandungan air umpan 12%, 15% dan 17% dan die size D/L
(6/20, 6/24, 8/32)mm. Menghasilkan pelet terbaik dengan kekerasan 21kgf,
ketahanan 99,31%, densitas pelet 1260 kg/m3, bulk density 740 kg/m3, kandungan
air pelet 14,8% dan dimensi Lp/Dp 2,49.
Pada penelitian kali ini akan dilakukan dengan rasio perekat kanji 3%, 4%,
dan 5% berat dengan penambahan air 150ml dan 200ml pada umpan jerami padi
1kg, dengan ukuran partikel <2mm, dan die size D/L (6/20mm).

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pelet jerami
padi dengan sifat ketahanan, kerapatan, bulk density, kekerasan dan kadar air
terbaik dengan mempelajari pengaruh dari kandungan air, ukuran partikel dan rasio
tapioka sebagai bahan perekat.

1.4 RUANG LINGKUP


1. Biomassa jerami padi yang digunakan berasal dari daerah Cibeber, Kota
Cimahi, Jawa Barat.
2. Uji coba pembuatan pelet biomassa jerami padi akan dilakukan di Lab
Teknik Kimia Unjani.
3. Pelet biomasa jerami padi yang dibuat dengan menggunakan flat die
pellet mill dengan kapasitas 100kg/jam dengan ukuran die 6mm dan
power 2HP.

You might also like