You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan
dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data
Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia. (Rl, 2013)
Di Indonesia dan negara berkembang lainnya kasus hipertensi
diperkirakan akan meingkat 80% pada tahun 2025, dari sejumlah 639 juta
kasus pada tahun 2000 diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun
20253.Menurut WHO (World Health Government) 2011, skitar 1 milyar
penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya
terdapat di negara-negara berkembang. (Oktadoni Saputra1, 2016)
Kejadian hipertensi semakin hari semakin mengkhawatirkan seperti dilansir
oleh The Lancet, tahun 2000 sebanyak 9,72 juta (20%) orang dewasa
diduniamenderita hipertensi. Angka ini akan terus meningkat tajam, diprediksi
oleh WHO pada tahun 2025 nanti sekitar 29% orang dewasa diseluruh dunia
menderita hipertensi (Depkes RI, 2006).
Amerika Serikat menggunakan Joint National Committee 7 sebagai acuan
penentuan hipertensi. Penentuan hipertensi di Indonesia menggunakan standar
dari World Health Organitation (WHO).2 Kenaikan kasus hipertensi terutama
di negara berkembang diperkirakan sekitar 80,0% pada tahun 2025 dari
sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar
kasus di tahun 2025. (Rismayanti, 2010-2012)
Di Indonesia, prevalensi hipertensi berdasarkanwawancara (apakah pernah
dilakukan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan minum obat hipertensi)
mengalami peningkatan yaitu dari 7,6% padatahun 2007 menjadi 9,5% pada
tahun 2013(Kemenkes RI, 2013). Menurut Profi l Kesehatan Jawa Timur
tahun 2010, selama tiga tahun berturutturut (2008-2010) hipertensi berada
pada urutan ke-tiga penyakit terbanyak di puskesmas sentinel Jawa Timur.
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, kecenderungan
prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara pada usia ≥ 18 tahun menurut
provinsi di Indonesia tahun 2013,Jawa Timur berada pada urutan ke-6 (Kemenkes
RI, 2013).
Menurut Joint National Commitee on Prevention Detection, Evaluation, and
Treatment of High pressure VII (2003), hipertensi adalah suatu keadaan seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik
≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Meningkatnya
kejadian hipertensi cenderung terjadi pada orang dengan faktor risiko, orang
dengan usia diatas 18 tahun, orang yang memiliki riwayat keluarga dengan
hipertensi, serta pada orang dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok,
faktor genetik, ciri individu (usia, jenis kelamin, ras) dan faktor lain seperti
masukan tinggi natrium, obesitas, dan stress mempengaruhi tekanan
darah (Depkes, 2006).
Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap
terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus
penyakit tidak menular, salah satunya adalah penyakit yang berhubungan dengan
sirkulasi darah yaitu hipertensi.Penyakit sistem sirkulasi darah merupakan
penyebab kematian umum nomor satu di Indonesia berdasarkan SKRT 1992 dan
1995 serta Surkesnas 2001 (Departemen Kesehatan Republik Indonesia [DepKes
RI], 2006
Kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi sangat penting karena
dengan minum obat antihipertensi secara teratur dapat mengontrol tekanan darah
penderita hipertensi. Sehingga dalam jangka panjang risiko kerusakan organ-
organ penting tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak dapat dikurangi. Menurut
laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka
panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di
negara berkembang, jumlah tersebut bahkan lebih rendah (BPOM,2006)
Responden berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
lebih luas dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikanya rendah.
Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang
bermakna antara tingkat pendidikan dengankepatuhan dalam menjalani
pengobatan hipertensi (p=0,239) (Iche A. Liberty, 2017)
Keberhasilan pengobatan pada pasien hipertensi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satu di antaranya adalah kepatuhan dalam mengonsumsi obat,
sehingga pasien hipertensi dapat mengendalikan tekanan darah dalam batas
normal. Tetapi 50% dari pasien hipertensi tidak mematuhi anjuran petugas
kesehatan untuk mengonsumsi obat, yang menyebabkan banyak pasien hipertensi
yang tidak dapat mengendalikan tekanan darah dan berujung pada kematian
pasien. (S., 2013)
Peran perawat dalam hal ini adalah mengobtimalkan ,menciptakan minum
obat dengan mendampingi keluarga dan pasien dan dapat dilakukan dengan
Nursing Outcomes Classification (NOC) menunjukan dengan kepatuhan minum
obat: dan untuk mencapai hasil yang optimal dapat menggunakan Nursing
Intervensins Classification (NIC) panduan sitem kesehatan: menginformasikan
sumber-sumber komunitas yang tepat ,memberikan intruksi tertulis manfaat dan
lokasi aktifitas pelayanan kesehatan untuk Bantu pasien untuk mengidentifikasi
pilihan aktivitas,.Umur dan adanya penyakit merupakan faktor yang akan
mempengaruhi metabolisme dan distribusi obat, karenanya harus dipertimbangkan
dalam memberikan obat antihipertensi. Hendaknya pemberian obat dimulai
dengan dosis kecil dan kemudian ditingkatkan secara perlahan. (Divisi Geriatri,
2006)

1.2Batasan Masalah
Dalam proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis hanya membatasi dan
menyusun permasalahan sesuai dengan judul yang telah dibuat yaitu “Asuhan
Keperawatan pada Pasien Hipertensi dengan ketidak patuhan minum obat ”
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas berdasarkan data dan
fakta maka maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian yaitu
“Asuhan Keperawatan pada Hipertensi dengan ketidak patuhan minum obat ”
1.4Tujuan
1.4.1Tujuan Umum
Tujuan Umum dari study kasus ini adalah untuk melaksanakan Asuhan
Keperawatan yang tepat efektif dan efesien pada pasien yang mengalami
penyakit Hipertensi dan diaknosa penyakit hipertensi
1.4.2.Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengkajian Keperawatan pada pasien dengan penyakit


hipertensi

2. Menganalisa data, menetapkan diaknosa keperawatan dan


mempriorotaskan masalah pada pasien dengan penyakit hipertensi

3. Melakukan perencanaan keperawatan pada pasien penyakit hipertensi

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan penyakit


hipertensi

1.5.Manfaat Penulisan
Dengan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini semoga bermanfaat bagi kita semua
yaitu:
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam praktik keperawatan tentang penanganan
pasien hipertensi yang mengalami kepatuhan minum obat
2. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk informasi atau
penjelasan tentang asuhan keperawatan hipertensi dengan
kepatuhan minum obat
1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi Penulis

Agar menambah wawasan serta mengaplikasikan ilmu keperawatan


kedalam praktek keperawatan dengan memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan diaknosa hipertensi
2. Bagi pasien dan keluarga atau masyarakat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi
dan mengetahui cara perawatan yang baik pada penyakit hipertensi
3. Bagi Profesi Keperawatan
a) Sebagai bahan riset dan penelitian dalam pengembangan
pemberian asuhan keperawatan pada penderita hipertensi dan
dapat digunakan untuk generasi selanjutnya.
b) Sebagai pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan pada
penderita penyakit hipertensi
4. Bagi Instansi pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan tambahan bacaan bagi instansi tentang


penyakit hipertensi

You might also like