You are on page 1of 22

ABSTRAK

Salah satu energi alternatif yang giat dikembangkan oleh negara-negara


maju adalah sumber energi berbasis biomassa. Sumber daya biomassa yang
memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia adalah jerami padi. Hal
ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis energi di Indonesia.
Pemanfaatan jerami padi untuk produksi energi memiliki beberapa masalah dalam
hal biaya dan logistik untuk pengumpulan, pengangkutan, penanganan dan
penyimpanan, terutama karena bulk density yang rendah. Sehingga untuk
meningkatkan bulk density jerami padi diperlukan proses densifikasi dalam bentuk
pelet. Pengaruh dari parameter densifikasi pada sifat kualitas pelet jerami padi
adalah fokus utama pada penelitian ini. Faktor kondisi yang akan dianalisa adalah:
tepung kanji yang digunakan sebagai perekat ( 3%, 4%, 5% ) dengan penambahan
air 150ml dan 200 ml terhadap ketahanan, kekerasan, kadar air, densitas pelet dan
bulk density. Tiap bahan baku biomassa dibentuk menjadi pelet silindris dengan
diameter 0,6 cm dan panjang 1 - 2 cm.

Kata kunci:
jerami padi; densifikasi; proses pembuatan pelet; kualitas pelet.

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb.


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Kandungan Air,
Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan Perekat Terhadap Kualitas
Pelet Jerami Padi” dengan tepat waktu guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan strata-1 program studi Teknik Kimia Universitas
Jenderal Achmad Yani.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
sudah membantu dalam menyusun dan menyelesaikan proposal ini:
1. Dr. Hendriyana, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan motivasi, arahan dan nasihat dalam menyelesaikan
proposal penelitian ini.
2. Dr. Putu Teta Aryani, ST., MT. selaku Koordinator Penelitian yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Dr. Nadiem Anwar, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari proposal
penelitian ini. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
khusunya dan kepada pembaca umumnya. Amin
Wassalamualaikum, wr. wb.

Cimahi, 14 Juli 2017

Penulis

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... .2
1.4 Ruang Lingkup ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 Energi ............................................................................................................ 3
2.2.1 Energi Alternatif ......................................................................................... 3
2.2 Biomassa .................................................................................................... 3
2.2.1 Biomassa Jerami Padi ............................................................................. 5
2.3 Biopelet.......................................................................................................... 6
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelet ........................................ 7
2.4.1 Kadar Air ................................................................................................ 7
2.4.1 Kerapatan ................................................................................................ 7
2.4.1 Ketahanan ............................................................................................... 7
2.4.1 Kekerasan................................................................................................ 8
2.4.1 Bulk Density ............................................................................................ 8
2.5 Perekat Tepung Kanji .................................................................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 10
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 10
3.3 Metode Penelitian ....................................................................................... 10
3.3.1 Pembuatan Pelet Jerami Padi ................................................................ 10
3.4 Diagram Alir Percobaan .............................................................................. 11
3.5 Variabel Pengujian ...................................................................................... 12
3.5.1 Kadar Air .............................................................................................. 12

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
iii
3.5.2 Kekerasan.............................................................................................. 12
3.5.3 Kerapatan .............................................................................................. 12
3.5.4 Densitas Bulk ........................................................................................ 13
3.5.5 Ketahanan ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Matriks Rantai Penggunaan Biomassa ................................................ 4


Gambar 2.2 Neraca Biomassa di Industri Padi ....................................................... 5
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan .................................................................... 11

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia modern sangat bergantung
pada ketersediaan energi. Kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan
kecukupan ketersediaan dan ketahanan energi di negara tersebut.
Namun dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan faktor
kelestarian lingkungan hidup. Salah satu penyumbang terbesar kerusakan
lingkungan hidup adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar
fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari
pembakaran itu berakibat terjadinya emisi rumah kaca yang menyebabkan
pemanasan global. Untuk mengurangi ketergatungan dari bahan bakar fosil
tersebut, diperlukan pencarian dan pengembangan energi alternatif untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Salah satu energi alternatif yang giat
dikembangkan oleh negara-negara maju adalah sumber energi berbasis biomassa.
Indonesia memiliki potensi biomassa jerami padi dan sekam padi yang
sangat besar yakni 49 juta ton/tahun dan 13,5 juta ton/tahun berturut-turut (NREL,
2008). Jerami padi dapat diubah menjadi energi dengan system konversi yang
berbeda, seperti pembakaran langsung, gasifikasi, pirolisis, anaerobic
digestion.(Ewida dkk,2006).
Pembakaran langsung jerami padi dapat menghasilkan keuntungan berupa
efisiensi dan konversi energi yang relatif tinggi, tetapi dapat menyebabkan masalah
seperti kadar abu yang tinggi dan sintering formation (Baxter dkk, 1998). Namun,
pemanfaatan jerami padi untuk produksi energi menghadapi rintangan besar dalam
hal biaya dan logistik untuk pengumpulan, pengangkutan, penanganan dan
penyimpanan, terutama karena densitas yang rendah, jerami padi memiliki bulk
density sekitar 75 kg/m3 (Kargbo, Xing, Zhang, 2010). Sehingga untuk
meningkatkan bulk density tersebut perlu dilakukan peroses densifikasi dalam
bentuk pelet hingga mencapai 600-800kg/m3 (Obernberger & Thek G, 2004).

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
1
Setelah melalui proses ini jerami padi akan memiliki bentuk dan ukuran yang
seragam, bulk density dan energi yang tinggi, sehingga pelet jerami padi dapat
dengan mudah digunakan pada sistem konversi energi yang berbeda dengan kadar
abu yang rendah (Gilbert dkk, 2009)

1.2 RUMUSAN MASALAH


Noha Said dkk (2015), sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai
pelletization jerami padi dengan menggunakan ratio perekat kanji 1-2% berat,
ukuran partikel <4mm, kandungan air umpan 12%, 15% dan 17% dan die size D/L
(6/20, 6/24, 8/32)mm. Menghasilkan pelet terbaik dengan kekerasan 21kgf,
ketahanan 99,31%, densitas pelet 1260 kg/m3, bulk density 740 kg/m3, kandungan
air pelet 14,8% dan dimensi Lp/Dp 2,49.
Pada penelitian kali ini akan dilakukan dengan rasio perekat kanji 3%, 4%,
dan 5% berat dengan penambahan air 150ml dan 200ml pada umpan jerami padi
1kg, dengan ukuran partikel <2mm, dan die size D/L (6/20mm).

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pelet jerami
padi dengan sifat ketahanan, kerapatan, bulk density, kekerasan dan kadar air
terbaik dengan mempelajari pengaruh dari kandungan air, ukuran partikel dan rasio
kanji sebagai bahan perekat.

1.4 RUANG LINGKUP


1. Biomassa jerami padi yang digunakan berasal dari daerah Cibeber, Kota
Cimahi, Jawa Barat.
2. Uji coba pembuatan pelet biomassa jerami padi akan dilakukan di Lab
Teknik Kimia Unjani.
3. Pelet biomasa jerami padi yang dibuat dengan menggunakan flat die
pellet mill dengan kapasitas 100kg/jam dengan ukuran die 6mm dan
power 2HP.

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), energi adalah gaya atau
tenaga untuk melakukan sesuatu. Definisi tersebut merupakan definisi yang meluas.
Definisi energi yang biasa kita kenal adalah sebagai kemampuan untuk melakukan
sesuatu pekerjaan.

2.1.1 Energi Alternatif

Konsumsi energi pada dewasa ini merupakan suatu masalah besar dimana
sumber energi yang banyak digunakan sekarang yaitu minyak bumi (fosil) dan
batubara yang cadangannya makin menipis. Cadangan dan produksi bahan bakar
minyak bumi (fosil) di Indonesia mengalami penurunan 10% setiap tahunnya,
sedangkan tingkat konsumsi minyak rata-rata naik 6% per tahun (Bambang, 2006).

Pada saat ini Indonesia harus mulai mencari pengganti sumber daya energi
tak terbarukan yang sangat berperan dalam pelepasan gas rumah kaca dan juga
ketersediaannya semakin berkurang. Sehingga, industri-industri yang
menggunakan energi tak terbarukan sebisa mungkin dapat menggantinya dengan
energi terbarukan seperti panas bumi, sinar matahari, biomassa, dan lain-lain.

2.2 Biomassa

Biomassa adalah material sisa atau produk dari makhluk hidup baik yang
berasal dari tumbuhan, hewan, maupun manusia. Biomassa mengandung energi
yang berasal dari matahari melalui proses fotosintesis, karbondioksida di udara
ditransformasi menjadi molekul karbon lain misalnya (gula dan selulosa) pada
tumbuhan. Biomassa merupakan bahan bakar yang relatif bersih, karena
megandung sulfur dalam jumlah kecil dibandingkan dengan bahan bakar fosil
(Higman dan Van der Burgt, 2003).

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
3
Biomassa merupakan energi baru terbarukan, namun mempunyai
kekurangan yaitu memiliki sifat fisik yang buruk sehingga tidak dapat langsung
dibakar, seperti densitas bulk yang rendah dan permasalahan penyimpanan,
penanganan serta transportasi (Saptoadi 2006). Biomassa merupakan campuran
material organik yang kompleks, terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, dan sedikit
mineral lain seperti sodium, fosfor, kalsium, dan besi (Silalahi, 2000). Komponen
utama biomassa tersusun atas selulosa dan lignin (Arni dkk, 2014). Berikut matriks
rantai penggunaan biomassa pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Matriks Rantai Penggunaan Biomassa (Siemers, 2006)

Biomassa bila dikonversi menjadi bentuk yang lebih baik maka kualitasnya
sebagai bahan bakar akan meningkat. Konversi yang dilakukan dapat menghasilkan
penanganan, penyimpanan, transportasi yang lebih mudah, daya bakar meningkat,
efisiensi bakar meningkat, bentuk yang seragam serta densitas bulk yang lebih besar
(Bergman & Zerbe, 2004). Namun demikian, konversi yang dilakukan terhadap
bahan bakar biomassa harus menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan
dengan energi yang dibutuhkan dalam proses produksi (Hill dkk, 2006).

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
4
2.2.1 Biomassa Jerami Padi

Jerami padi merupakan bagian dari batang padi tanpa akar yang tertinggal
setelah diambil butir buahnya. Berat jerami padi adalah 58% dari berat total dan
42% adalah berat gabah dimana gabah ini menghasilkan 60% beras, 10% menir,
20% sekam dan 10% bekatul (Arief, 2015). Berikut neraca biomassa di idustri padi
pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Neraca Biomassa di Industri Padi (Arief, 2015)

Menurut BPS (2015), produksi padi di Indonesia pada tahun 2015 adalah
75,4 juta ton gabah kering, sehingga jerami padi yang di hasilkan sebesar 104,1 juta
ton. Pada dewasa ini, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak baru mencapai
31-39 %, sedangkan yang dibakar atau dimanfaatkan sebagai pupuk 36-62 %, dan
sekitar 7-16 % digunakan untuk keperluan industri (safan, 2008).

Pemanfaatan jerami padi belum begitu optimal khususnya untuk


dimanfaatakan sebagai bahan bakar padat, karena nilai bakar yang rendah, emisi
polutan yang cukup tinggi, serta densitas bulk yang sangat rendah yaitu 50-120
kg/m3 sehingga untuk proses tranportasi sangat tidak efektif (Kadam dkk, 2000).

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
5
2.3 Biopelet

Biopelet adalah bahan bakar biomassa berbentuk pelet yang memiliki


keseragaman ukuran, bentuk, kelembapan, densitas, dan kandungan energi
(Abelloncleanenergy, 2009). Pada proses pembuatan biopelet, biomassa
diumpankan ke dalam mesin pelet dengan ukuran diameter lubang 6-8 mm dan
panjang 10-12 mm (Mani dkk, 2006). Terdapat 5 tahapan proses pembuatan
biopelet, yaitu: persiapan bahan baku (pre-treatment), pengeringan (drying),
pengecilan ukuran (size reduction), pembuatan biopelet (pelletization),
pendinginan (cooling). Residu hutan, sisa penggergajian, sisa tanaman pertanian,
dan energy crops dapat didensifikasi menjadi pelet (Fantozzi dan Buratti, 2009).
Proses peletisasi dapat meningkatkan kerapatan spesifik biomassa lebih dari 1000
kg/m3.

Biopelet dapat dihasilkan dengan menggunakan suatu alat, mekanisme


pembuatannya dengan memasukan bahan secara continue serta mendorong bahan
yang telah kering dan dimampatkan dengan melewati lingkaran baja dengan
beberapa lubang yang memiliki ukuran tertentu. Proses pemampatan ini
menghasilkan bahan yang padat dan akan patah ketika mencapai panjang yang
diinginkan (Ramsay, 1982). Proses pembuatan pelet menghasilkan panas akibat
gesekan alat yang memudahkan proses pengikatan bahan dan penurunan kadar air
bahan hingga mencapai 5–10%. Panas juga menyebabkan suhu pelet ketika keluar
mencapai 60–65°C sehingga dibutuhkan pendinginan (Ramsay, 1982).

Biopelet memiliki konsistensi dan efisiensi bakar yang dapat menghasilkan


emisi yang lebih rendah dari kayu. Bahan bakar pelet menghasilkan emisi bahan
partikulat yang paling rendah dibandingkan jenis lainnya. Arsenik, karbon
monoksida, sulfur, dan gas karbondioksida merupakan sedikit polutan air dan udara
yang dihasilkan oleh penggunaan minyak sebagai bahan bakar (PFI, 2007).

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
6
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Biopelet

Kualitas pelet biomassa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

2.4.1 Kadar Air

Kadar air merupakan salah satu parameter penentu kualitas biopelet yang
berpengaruh terhadap nilai kalor pembakaran, kemudahan menyala, daya
pembakaran, dan jumlah asap yang dihasilkan selama pembakaran (Rahman, 2011).
Pada kadar air yang tinggi, pelet biomassa yang terbakar mula-mula panas
pembakaran digunakan untuk mengeluarkan air, dan setelah semua air dalam pelet
biomassa habis menguap barulah massa kayu pelet biomassa terbakar (Sanusi dkk,
2010).

2.4.2 Kerapatan

Nilai kerapatan pelet biomassa penting diketahui karena berhubungan


langsung dengan pelet biomassa yang dihasilkan. Dengan meningkatnya kerapatan
pelet biomassa maka semakin meningkat pula kualitas pelet biomassa yang
didapatkan serta memudahkan dalam hal penyimpanan, penanganan dan
trasnportasi, sehingga dana yang dibutuhkan dapat berkurang (Winata, 2013).

Proses pemampatan biomassa menjadi pelet atau briket dilakukan supaya


kerapatan bulk bahan meningkat, meningkatkan kapasitas panas (kemampuan
untuk menghasilkan panas dalam waktu lebih lama dan mencapai suhu yang lebih
tinggi), mengurangi jumlah abu pada bahan bakar (Saptoadi, 2006).

2.4.3 Ketahanan

Ketahanan adalah salah satu faktor penenting dalam menentukan kualitas


pelet. Ketahanan tinggi berarti kualitas pelet juga tinggi (Kaliyan & Vance Morey,
2009). Ketahanan yang rendah akan mengarah pada suatu permasalahan seperti
gangguan dalam peroses pengumpanan pelet, emisi debu, dan meningkatkan resiko
terhadap kebakaran dan ledakan selama penanganan dan penyimpanan pelet
(Temmerman, 2006).

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
7
2.4.4 Kekerasan

Parameter ini tidak termasuk dalam standar penilaian kualitas pelet, dan
faktanya tidak dibatasi oleh standar kualitas pelet. Namun sangat penting dalam hal
penanganan dan penyimpaan.

2.4.5 Bulk Density

Bulk density sangat penting untuk penyimpanan dan pengiriman


(transportasi) pelet serta efisiensi pembakaran (Kaliyan & Vance Morey, 2009).
Bulk density yang standar direkomendasikan adalah ≥ 600 kg/m3.

2.5 Perekat Tepung Kanji

Perekat cair atau padat, yang membentuk bridge dan menyebabkan


terjadinya reaksi kimia untuk membuat ikatan antar partikel semakin kuat, dapat
ditambahkan ke umpan untuk meningkatkan atau mengurangi variasi kualitas pelet.
Pemilihan bahan perekat tergantung kepada biaya dan dapat bersahabat dengan
lingkungan (ramah lingkungan) (Marrero, 1999).

Dalam pembuatan briket, terdapat dua macam perekat yang biasa digunakan
yaitu perekat yang menghasilkan asap (molase, tar dan pitch), dan perekat yang
tidak menghasilkan asap (tepung beras dan pati). Untuk briket yang digunakan di
rumah tangga sebaiknya memakai bahan perekat yang tidak berasap (Abdullah,
1991). Bahan perekat ditambahkan kedalam biopelet untuk meningkatkan
keteguhan tekan, diantaranya bitumen, resin dan gum. Menambahkan bahwa
penambahan perekat juga bertujuan untuk meningkatkan ikatan antar partikel,
memberikan warna yang seragam dan juga memberikan bau yang harum (White &
Paskett, 1981).

Kanji merupakan bahan yang sering digunakan sebagai perekat dalam


pembuatan briket juga pellet karena mudah didapat dan harganya yang relatif
murah. Penambahan perekat ini dapat meningkatkan nilai kalor seiring dengan
penambahan jumlah perekat yang ditambahkan, karena pelet biomassa dengan

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
8
perekat yang tinggi menghasilkan kadar air yang rendah, kadar air yang rendah akan
menghasilkan nilai kalor yang tinggi (Adrian dkk, 2015). Juga Ewida dkk (2006)
mempelajari pengaruh dari lima bahan perekat yaitu tepung kanji, sodium silika,
latex, phenolformaldehyd, dan mollases terhadap kekuatan pelet jerami padi,
hasilnya menunjukan bahwa tepung kanji adalah bahan perekat terbaik, dengan
melihat kekuatan dan karakteristik pembakarannya.

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
9
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kimia UNJANI


pada Bulan September 2017 – Januari 2018.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jerami padi, air dan
tepung kanji untuk perekat.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1. Alat penghancur ( Ball mill ) untuk mengecilkan ukuran bahan.
2. Ayakan dengan ukuran diameter lolos 2mm.
3. Flat die pellet mill dengan power 3 phase 2HP kapasitas 100kg/jam dan
ukuran die 6mm.
4. Baskom, Gelas kimia, Pengaduk, Neraca analitik, Mikrometer, Oven,
Cawan Alat uji kadar air
5. Perlengkapan uji pellet : neraca analitik, oven, cawan porselen, alat uji
bulk density, shacker, mikrometer skrup.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pembuatan Pelet Jerami Padi

• Tahap Persiapan Pembuatan Pelet Jerami Padi


Limbah jerami padi yang akan dijadikan bahan baku harus
dipisahkan dari benda asing dan dihancurkan terlebih dahulu menggunakan
( Ball mill ), kemudian diayak dengan ukuran diameter lolos 2mm. Jerami
padi yang telah memiliki ukuran sama dikeringkan dibawah sinar matahari
agar kadar air pada jerami padi menjadi sama.

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
10
• Tahap Pembuatan Pelet Jerami Padi
Pembuatan pelet jerami padi dilakukan dengan ( Pellet mill ),
setiap pembuatan digunakan 1kg bahan baku dengan perlakuan ratio perekat
tepung tapioka 3%, 4%, 5% dengan penambahan air 150ml dan 200ml.

3.4 Diagram Alir Percobaan

Persiapan bahan baku


Jerami padi sebanyak
1 kg

Dikeringkan dengan sinar matahari

Dihaluskan dengan
menggunakan ball mill dan
Diayak dengan diameter ukuran
lolos 2mm

Mencampurkan jerami padi yang


sudah dihaluskan dengan
perekat kanji 3, 4 ,5% yang sudah
ditambahkan air 150 dan 200ml

Dicetak menggunakan flat die


pellet mill dengan power 3
phase 2HP, kapasitas
100kg/jam, dan ukuran die 6mm

Pengujian pellet berupa kadar air,


kekerasan, ketahanan, kerapatan dan
bulk density

Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
11
3.5 Variabel Pengujian

3.5.1 Kadar air (SNI 06-4369-1996)


Prinsip penetapan kadar air penetapan adalah menguapkan bagian air
bebas yang terdapat di dalam bahan sampai terjadi keseimbangan antara kadar air
bahan dengan udara udara sekitar dengan menggunakan energi panas.

Sebanyak satu gram sampel dimasukkan ke dalam cawan porselin yang


bobotnya sudah diketahui. Kemudian dikeringkan dalam oven suhu 105-110 oC
selama 2 jam. Kemudian didinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan
ditimbang. Kadar air dihitung menggunakan persamaan:

Dimana: Ka = Kadar Air (%)

X1 = bobot awal (g)

X2 = bobot akhir (g)

3.5.2 Kekerasan

Prinsip yang digunakan dalam mengukur kekerasan adalah


menentukan kekuatan pelet yang dihasilkan dalam menahan beban yang
diterima hingga pelet pecah dengan menggunakan alat uji tekan.

3.5.3 Kerapatan

Langkah yang dilakukan untuk pengujian nilai kerapatan dari pelet


biomassa adalah sesuai dengan UNE-EN 15150 sebagai berikut:

1. Menimbang pelet yang akan di ukur pada neraca analitik

2. Mengukur diameter dan panjang pelet

3. Menghitung volume pelet

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
12
4. Menghitung kerapatan pelet dengan membagi massa pelet dengan
volume pelet hasil perhitungan

𝑚
Kerapatan =
𝑣
Dimana : m = massa pelet (g)
V = volume pelet (cm3)

3.5.4 Densitas Bulk

Langkah yang dilakukan untuk pengujian nilai densitas bulk dari pelet
biomassa adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan wadah dengan volume 100 ml

2. Menimbang massa kosong wadah tersebut

3. Memasukkan pelet ke dalam wadah hingga penuh

4. Menimbang massa wadah yang telah berisi pelet

5. Menghitung bulk density pelet dengan membagi massa pelet (massa


wadah yang telah berisi pelet dikurang dengan massa wadah) dengan
volume wadah

𝑚
Densitas Bulk =
𝑣

Dimana : m = massa (g)


v = volume (cm3)

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
13
3.5.5 Ketahanan

Ketahanan ditentukan dengan menggunakan tester New Holmen,


yang mensimulasikan penanganan pneumatik. Pelet sebanyak 100 g
dimasukkan kedalam ayakan dengan lubang lolos 2 mm, kemudian
menggunakan shacker selama 60 s agar menyebabkan pelet bertabrakan
dengan satu sama lain. Pelet yang telah melewati ayakan dengan lubang
lolos 2 mm dan pelet yang tidak lolos dipisahkan dan ditimbang kembali
untuk mengetahui massa yang baru. Nilai ini kemudian dibandingkan
terhadap berat sampel sebelum pengayakan, dan perbedaan itu dinyatakan
sebagai persentase sesuai dengan daya tahan pellet.

𝑀1
Ketahanan = ×100%
𝑀0

Dimana : M0 = massa awal pelet (g)

M1 = massa akhir pelet (g)

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
14
DAFTAR PUSTAKA

Abelloncleanenergy. (2009). Cofiring with biopellets: An efficient way to reduce


greenhouse greenhouse gas emissions.

Adrian, A., Sulaeman, R., Oktorini, Y. (2015). Karakteristik Wood Pellet dari
Limbah Kayu Karet (Hevea Brazilliensis Muell. Arg) Sebagai Alternatif
Sumber Energi Terbarukan. Universitas Riau. Riau.

Arief, T. (2015). Panduan Penilaian Potensi Biomassa Sebagai Sumber Energi


ALternatif di Indonesia. Penabullu Alliance.

Arni, L., Hosiana, MD., & Nismayanti, A. (2014). Studi uji karakteristik fisis
briket bioarang sebagai sumber energi alternatif’. Journal of Natural
Science., 3, 89-98.

Bambang. (2006). Biodiesel Sumber Energi Alternatif Pengganti Solar Yang


Terbuat Dari Ekstraksi Minyak Jarak Pagar. Surabaya : Trubus
Agrisarana.

Bergman, R., * J., Zerbe. (2004). Primer on Wood Biomass for Energy. USDA
Forest Service, State and Private Forestry Technology Marketing Unit
Forest Products Laboratory. Madison, Wisconsin.

Fantozzi, S., & Buratti, C. (2009). Life cycle assessment of biomass chains: Wood
pellet from short rotation coppice using data measured on a real plant.
Biomass Energy, 34, 1796-1804.

F.R. Kargbo, J. Xing, Y. Zhang, Property analysis and pretreatment of rice straw
for energy use in grain drying: a review, Agric. Biol. J. N. Am. 1 (2010)
195–200

Higman, C., Van der Burgt, M. (2003), Gasification, Elsevier.

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
I. Obernberger, G. Thek, Physical characterisation and chemical composition of
densified biomass fuels with regard to their combustion behaviour,
Biomass Bioenergy 27 (2004) 653–669

K. L. Kadam, L. H. Forrest & W. A. Jacobson. (2000). Rice Straw as a


Lignocellulosic Resource: Collection, Processing, Transportation, and
Environmental Aspects. Biomass and Bioenergy, 18, 369-389.

K.T. Ewida, H. El-Salmawy, N.N. Atta, M.M. Mahmoud, A sustainable approach


to the recycling of rice straw through pelletization and controlled burning,
Clean Techn. Environ. Policy 8 (2006) 188–197

L.L. Baxter, T.R. Miles, T.T. Miles Jr., B.M. Jenkins, T. Milne, D. Dayton, R.W.
Bryers, L.L. Oden, The behavior of inorganic material in biomass-fired
power boilers: field and laboratory experiences, Fuel Process. Technol. 54
(1998) 47–78

Mani, S., Tabil, LG., & Sokhansanj, S. (2006). Effects of Compressive Force,
Particle Size and Moisture Content on Mechanical Properties of Biomass
Pellets from Grasses. Biomass and Bioenergy, 30, 648 - 654.

M. Temmerman, F. Rabier, P. Jensen, H. Hartmann, T. Bohm, Comparative study


of durability test methods for pellets and briquettes, Biomass Bioenergy 30
(2006) 964–972.

National Renewable Energy Laboratory (NREL). (2008). Survey of Biomass


Resource Assesments and Assesment Capabilities in APEC Economies.
Colorado.

N. Kaliyan, R. Vance Morey, Factors affecting strength and durability of


densified biomass products, Biomass Bioenergy 33 (2009) 337–359.

P. Gilbert, C. Ryu, V. Sharifi, J. Swithenbank, Effect of process parameters on


pelletisation of herbaceous crops, Fuel 88 (2009) 1491–1497.

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi
[PFI] Pelet Fuels Institute. (2007). The Wider World of Pelet Fuel.www.
peletheat. org. Arlington, Vancouver.

Rahman. (2011). Uji Keragaan Biopelet dari Biomassa Limbah Sekam Padi
(Oryza sativa sp.) Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Rama,. dkk. (2007). Menghasilkan Biodiesel Murah Mengatasi Polusi &


Kelangkaan BBM. Jakarta : PT ArgoMedia Pustaka.

Ramsay, W. S. (1982). Energy from Forest Biomass. Ed. Academic Press, Inc..
New York.

Safan, dkk. (2008). Produksi Enzim Selulosa Oleh Aspergillus niger


Menggunakan Substrat Jerami Padi Dengan Sistem Fermentasi Padat.
Semarang

Saptoadi, H. (2006). The Best Biobriquette Dimension and its Particle Size. The
2nd Joint International Conference on “Sustainable Energy and
Environment (SEE 2006)”21-23 November 2006. Bangkok, Thailand.

Siemers, W. (2006). Prospects for Biomass and Biofuels in Asia. The 2nd Joint
International Conference on “Sustainable Energy and Environment (SEE
2006)” C-031 (O) 21-23 November 2006. Bangkok, Thailand.

Silalahi. (2000). Penelitian Pembuatan Briket Kayu dari Serbuk Gergajian Kayu.
Bogor: Hasil Penelitian Industri DEPERINDAG.

T.R. Marrero, Theory and application of binders: an update, Proc. Inst.


Briquetting Agglomeration (IBA) 26 (1999) 103–109.

UNE-EN 15150, Solid Biofuels, Determination of Particle Density, 2012)

Winata, A. (2013). Karakteristik Biopelet Dari Campuran Serbuk Kayu Sengon


Dengan Arang Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pengaruh Kandungan Air, Ukuran Partikel, dan Rasio Kanji Sebagai Bahan
Perekat Terhadap Kualitas Pelet Jerami Padi

You might also like