You are on page 1of 11

ANALISIS MANAJEMEN LINEN DI INSTALASI LAUNDRY

RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA


TAHUN 2014

Evania Desti Krisnanda*), Eti Rimawati**), Dyah Ernawati**)


*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
**) Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Email : evania.desty01073@gmail.com

ABSTRACK
Linen is an important part of a hospital operations, one of which is to prevent
noksokominal infection, therefore needed the good management of linens. The linens
activities at Kasih Ibu Hospital Surakarta is not in accordance with standard guidelines of
linen’s management. There is still a centralized system also has an adverse impact on
linen.Some errors on linen can affect noksokominal infection that will be experienced by the
various parties, either the patient or hospital staff. This study aims to describe the linen’s
management in thelaundry installations ofKasih Ibu Hospital Surakarta.
This study uses the interview method and FGD (Focus Group Disscusion) with a
qualitative approach. Subjects of this study have two main informants, they are the first
informant is deputy general director, manager of facilities and household, and laundry unit
head and the cross check informant are executive and laundry admin. In this study used
thematic analysis.
Planning linen Kasih Ibu Hospital Surakarta are planning obscurity on linen, while the
provision of linen is done based on need. Not to use as a reference in the procurement
planning linen. Provision of identity not include the name of the hospital, size, and no ID.
Distribution activities are in accordance with the guidelines linen, linen laundry in from the
ward to, linen out of the room to the ward. Recording has been done every day on linen and
reported monthly.
There needs to improve the commitment of Kasih Ibu Hospital management in linen’s
planning by involving the related units. Needs improvement in recording and reporting
systems and also needs a compliance with linen management (planning, procurement,
identity administration, distribution, recording and reporting) guidelines in accordance with
the guidelines issued by the linens department of applicable health.

ABSTRAK
Linen merupakan hal penting dari kegiatan operasional rumah sakit, salah satunya untuk
mencegah infeksi nosokomial.Oleh karena itu perlu adanya manajemen linen yang
baik.Pengelolaanlinen di rumah sakit ibu Surakarta belum sesuai dengan standar pedoman
manajemen linen.Masih banyak ditemukan kasus kehilangan linen karena belum adanya
pencatatan yang baik. Beberapa kesalahan pada linen dapat menyebabkan dampak
terhadap infeksi noksokomial yang akan di alami dari berbagia pihak, baik pasien atau
karyawan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan menggambarkan manajemen linen di instalasi
laundry rumah sakit kasih ibu surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan FGD (Focus Group
Discustion) dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini mempunyai dua informan
yaitu wakil direktur umum, manajer sarana dan RT, dan ketua unit laundry, sedangkan
informan cross check adalah pelaksana dan admin laundry. Dalam penelitian ini
menggunakanThematik Analysis.
Perencanaan linen Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta terdapat ketidak jelasan pada
perencanaan linen, sedangkan pengadaan linen dilakukan berdasarkan kebutuhan. Belum
menggunakan perencanaan sebagai acuan dalam pengadaan linen. Pemberian identitas
belum mencantumkan nama rumah sakit, ukuran, dan no ID. Kegiatan pendistribusian linen
sudah sesuai dengan pedoman, linen masuk dari bangsal ke laundry, linen keluar dari
laundry ke bangsal. Telah dilakukan pencatatan setiap hari pada linen dan dilaporkan setiap
bulan.
Perlu adanya peningkatan komitmen dari manajemen Rumah Sakit Kasih Ibu
Surakarta dalam menyusun perencanaan linen dengan melibatkan unit terkait. Kepatuhan
terhadap panduan manajemen linen ( perencanaan, pengadaan, pemberian identitas,
pendistribusian, pencatatan dan pelaporan ) sesuai dengan pedoman linen yang di
keluarkan oleh kementrian kesehatan yang berlaku.
Pendahuluan penyaluran dan pemeliharaan serta
Tujuan pembangunan kesehatan penghapusan material / alat – alat
2
Indonesia Sehat 2015 adalah .Sedangkan linenbahan (kain) dibuat dr
meningkatkan kesadaran, kemauan dan rami halus, kuat, tampak berkilat, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap dingin bila dipakai, linen sendiri
orang agar terwujud derajat kesehatan mempunyai beberapa arti seperti kata “
masyarakat yang optimal melalui linen “ berasal dari serat “ lena “ yang
terciptanya masyarakat, bangsa dan didapat dari sejenis alang – alang yang
Negara Indonesia yang ditandai oleh tumbuh di daerah subtropis. Serat ini
penduduknya yang hidup dalam dipintal dan ditenun menjadi tekstil yang
lingkungan dan dengan perilaku hidup halus, ulet, dan berdaya serat tinggi 3.
sehat serta memiliki kemampuan untuk Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
menjangkau pelayanan dan fasilitas merupakan institusi swasta di bawah
kesehatan yang bermutu secara adil dan yayasan sosial yaitu Yayasan Kasih Ibu
merata diseluruh wilayah Republik yang bergerak di bidang pelayanan
Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa kesehatan yang terletak di Jalan Slamet
yang mandiri maju dan sejahtera1. Riyadi No 404 Surakarta. Dalam upaya
Sejalan dengan tujuan pembangunan meningkatan kesehatan masyarakat
yang berwawasan kesehatan dan melaksanakan pelayanan rawat jalan
kesejahteraan maka pemerintah telah dengan 13 unit poliklinik spesialis, 6 klinik
menetapakan pola dasar pembangunan khusus, pelayanan gawat darurat,
yaitu pembangunan mutu SDM ( Sumber pelayanan rawat inap dengan 207 tempat
Daya Manusia ) di berbagai sektor serta tidur terdiri dari kelas I,II,III, I single,
masih menitik beratkan pada program- Utama, Super VIP, Unit Stroke, ICU/ICCU,
program pra-upaya kuratif dan rehabilitatif PICU/NICU, dan kamar bayi.
yang didukung oleh informasi kesehatan Linen merupakan bagian yang penting
secara berkesinambungan sehingga dalam operasional RS Kasih Ibu Surakata
dapat mewujudkan masyarakat yang dan rumah sakit pada umumnya. Linen
berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat yang dimaksud ini adalah kain yang
dan memiliki kemampuan untuk menolong digunakan di rumah sakit dalam kegiatan
dirinya sendiri serta dapat menjangkau operasi, persalinan dan kain yang
pelayanan kesehatan yang berkualitas di digunakan untuk perlengkapan pasien
tahun 2015. (seperti jas operasi, duk, sarung bantal
Manajemen logistik adalah suatu ilmu sprei dan lain)8. Dalam mekanisme
pengetahuan dan atau seni proses pemakaian kesehariannya linen terbagi
mengenai perencanaan dan penentuan menjadi tiga bagian yaitu (1) linen yang
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, digunankan dalam penanganan pasien,
(2) linen yang disimpan dan (3) linen yang kotor dan bak penampungan linen kotor.
di cuci untuk menghindari infeksi Bak linen kotor digunakan untuk
nosokomial yang dapat ditimbulkan. menampung linen kotor atau linen yang
Karena itu linen diperlukan suatu sistem belum di cuci di laundry, sedangkan bak
perencanaan yang baik agar dalam penampungan linen bersih digunakan
penyelenggaraan linen dapat menjamin untuk membawa linen bersih. Bak linen
pemenuhan kebutuhan dalam bersih dan linen kotor berbentuk gerobak
memberikan pelayanan, serta agar selalu dengan keadaan tertutup. Jika tidak
tersedia dalam kondisi siap untuk segera tertutup dapat menularkan infeksi ( infeksi
dapat digunakan secara efektif pada nosokomial ). Pencatatan dan pelaporan
tempat dan waktu yang telah di tentukan. linen dapat berfungsi dalam proses
Manajemen linen dan laundry di pengadaan dan pengelolaan linen. Bila
rumah sakit Kasih Ibu Surakarta belum dalam laundry tidak ada pencatatan dan
sesuai dengan standar pedoman pelaporan tidak dapat menghitung jumlah
manajemen laundry. Masih banyak linen.
ditemukan kasus kehilangan linen karena
belum adanya pencatatan yang baik. Metode
Belum adanya sistem sentralisasi juga Penelitian ini termasuk jenis penelitian
dapat berdampak buruk pada linen. Tidak kualitatif destriptif observasiyang
adanya keseimbangan antara bagian menyajikan data dari wawancara
keperawatan dan bagian linen mendalam dan diskusi yang bertujuan
menimbulkan ketidak jelasan pada menerangkan atau menggambarkan
linen.Sistem pencatatan linen yang minim analisis manajemen linen di instalasi
dapat mempengaruhi jumlah linen. laundrykhususnya pada bagian Rawat
Beberapa kesalahan dalam linen Inap Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta.
dapat menimbulkan dampak terhadap Rancangan penelitian ini
infeksi nokosomial yang akan dialami dari menggunakan studi kasus Triangulasi
berbagai pihak baik pasien atau karyawan Sumber, yaitu menggali kebenaran
Rumah Sakit. Alur linen yang tidak baik informasi tertentu melalui berbagai
dapat menciptakan infeksi nokosomial. metode dan sumber perolehan data.
Linen harus dibedakan menjadi 2 yaitu Subjek penelitian dari penelitian ini
linen non infeksius dan linen infeksius adalah informan utama yaitu wakil direktur
masing – masing linen harus di tempatkan umum, manajer sarana dan RT, dan
pada kantong yang sesuai, bila salah kepala unit luandry, sedangkan informan
penempatan linen dapat menularkan cross check adalah petugas administrasi
penyakit. Bak atau tempat linen di bagi laundry dan pelaksana.
menjadi 2 yaitu bak penampungan linen
Pada proses pengumpulan data penelitianbertugas memberikan kebijakan
penelitian ini informan utama kepada laundry. Tugas pokok dari subjek
menggunakan indepth wawancara, peneliti adalahh memimpin, mengawasi
sedangkan informan untuk triangulasi dan bertanggung jawab atas kegiatan
menggunakan FGD (Focus Group yang dilaksanakan di sarana dan rumah
Discustion). Analisis data pada penelitian tangga.Salah satu tugas peneliti adalah
ini menggunakan Thematic Analysis. menjadikan linen sentralisasi,dengan
adanya linen sentralisasi walaupun belum
Hasil sempurna subjek peneliti berusaha
dengan baik untuk kebijakan linen
Hasil Wawancara sentralisasi agar dapat berjalan dengan
baik.
Subjek penelitian ini adalah 3 responden
yang berusia antara 48 – 56 tahun. Jenis Hasil wawancara mendalam :
kelamin pada penelitian ini adalah dua Subjekpenelitian berpendapat bahwa
perempuan dan satu laki - laki. Pendidikan perencanaan dilakukan di masing –
pada responden juga bervariasi, dan masing bagian. Saat ini perencanaan di
responden telah mempunyai gelar buat di laundry menggunakan sistem
pendidikan yang tinggi. sentralisasi.
1. Wakil Direktur Umum Subjek penelitian berpendapat bahwa
Subjek peneliti adalah seorang laki – pengadaan dilakukan di bagian pembelian
laki berusia 48 tahun dengan pendidikan dengan usulan dari laundry.
S1 Kedokteran Umum dan pendidikan Subjek peneliti berpendapat bahwa
terakhir adalah S2 Managemen pemberian identitas dilakukan
Kesehatan Subjek penelitian menjabat dilaundry,dan biasanya linen diberi
sebagai Wakil Direktur Umum di RS Kasih identitas sesuai dengan nama masing –
Ibu Surakarta. Subjek peneliti telah masing ruangan ( bangsal ).
menjabat selama 7 tahun menjadi wakil Subjek peneliti berpendapat bahwa
direktur dan sudah 17 tahun lamanya distribusi langsung dilakukan oleh petugas
subjek penelitian bekerja di RS tersebut. laundry ke dalam ruangan, dengan
Saat wawancara tersebut subjek peneliti memakai kereta yang berbeda setiap
mengenakan kemeja hitam garis vertikal pengambilanlinen kotor dan
dengan dasi berwarna abu – abu di pendistribusianlinen bersih.
tambah dengan mengenakan jas dokter. Subjek peneliti berpendapat bahwa
Subjek peneliti merupakan orang yang sitem pencatatan dan pelaporan dilakukan
ramah dan sangat terbuka dalam di laundry dan di bantu oleh ketua unit
menjawab pertanyaan. Subjek laundry dan manajer.
Subjek penelitian berpendapat bahwa
2. Manager Sarana dan Rumah Tangga distribusi dilakukan langsung dengan
Subjek peneliti adalah perempuan mengambillinen kotor dan memakai APD
berusia 56 tahun dan menjabat sebagai kemudianlinen dipilah yang infeksius
manager di RS Kasih Ibu Surakarta. langsung di rendam di cuci di bagian
Subjek peneliti sudah cukup lama bekerja infeksius sedangkan linennon infeksius
di RS ini, M sudah bekerja 32 tahun. langsgung di cuci dan di keringkan.
Subjek penelitian berpendidikan S1 Setelah dikeringkan kemudian linen di
Kesehatan Masyarakat atau sering lipat dan di setrika. Setelahlinen rapi dan
disebut SKM. Saat diwawancari subjek bersih di distribusikan ke ruangan masing
peneliti memakai baju setelan kerja – masing.
berwarna abu – abu. Subjek peneliti Subjek penelitian berpendapat bahwa
adalah orang yang sibuk dalam RS ini, pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh
subjek peneliti kurang terbuka dalam admin laundry.
menjawab pertanyaan dari peneliti.
dengan ucapan selamat pagi untuk 3. Kepala Unit Laundry
memulai wawancara kali ini. Subjek Subjek peneliti adalah seorang wanita
peneliti berperan dalam perencanaan dan berusia 53 tahun. Dengan pendidikan D3
pengawasan linen. Tugas pokok dari Ekonomi, menjabat sebagai kepala unit
subje peneliti adalah memimpin, laundry di RS Kasih Ibu Surakarta. Subjek
mengawasi dan bertanggung jawab atas peneliti sudah bekerja selama 30 tahun di
kegiatan di unit laundry.Salah satu tugas RS tersebut. Saat wawancara subjek
subjek peneliti adalah mengatur beberapa peneliti memakai baju kerja berwarna
unit bagian yaitu bagian keamanan, hijau toska dan memakai kaca mata.
rumah tangga, IPSRS, laundry dengan Subjek peneliti adalah orang yang ramah
beberapa staf dilaundry walau sedikit tertutup dalam menjawab
Hasil wawancara mendalam : pertanyaan. Tugas pokok dari subjek
peneliti adalah mengawasi dan
Subjek peneliti berpendapat bahwa bertanggung jawab atas kegiatan di unit
perencanaan linen dilakukan oleh laundry mencakup ketersediaan linen
pelaksana. bersih, pencucian linen kotor dan
Subjek peneliti berpendapat bahwa penjahitan linen serta pengelolaan
pengadaanlinen lebih banyak di otoritas. administrasi di unit laundry. Wawancara
Subjek penelitian berpendapat bahwa dimulai dengan ucapan salam. Subjek
pemberian identitas dilakukan oleh peneliti adalah kepala unit
pelaksana. laundry.Laundry di RS Kasih ibu telah
mengunakan sistem sentralisasi memiliki fariasi dalam pendidikan mulai
paparnya. dari SD, SMP, SMA, dan D3. Sebagian
Hasil wawancara mendalam : besar dari mereka bertugas untuk
Subjek peneliti berpendapat bahwa mengambil linen, memilah, menghitung,
perencanaan menggunakan sistem pencucian, pengeringan, pelipatan dan
sentralisasi jadi semua linen miliklaundry, pendistribusian. Dengan dibantu oleh
ada 4 set linen pada laundry, 2 set di petugas admin yang bertugas untuk
bangsal, 1 set dicuci dan 1 set di simpan mencatat. Tugas pokok admin laundry
di lemarilaundry. adalah mengerjakan tugas – tugas
Subjek peneliti berpendapat bahwa administrasi di unit laundry. Tugas pokok
pengadaan dilakukan di bagian gudang, pelaksanan adalah mengerjakan tugas –
bagian gudang kemudian minta ke bagian tugas pengelolaan linen kotor. Peraturan
pembelian sesuai dengan permintaan di di laundry adalah masuk instansi jam
laundry. 07.00 dan pulang jam 14.00 Mereka
Subjek peneliti berpendapat bahwa bekerja memiliki 2 baju yaitu baju dinas
pemberian identitas tidak ada. dan baju yang khusus di pakai di laundry.
Subjek peneliti berpendapat bahwa setiap hari mereka dibagi kerjanya atau
proses distribusi linen sesuai dengan biasa mereka sebut dengan rolingan itu
jumlah linen kotor yang masuk. Artinya dilakukan setiap 1 minggu sekali agar
saat ada 20 linenyang kotor mereka dapat mengerjakan semua bagian
kemudianlaundry mengembalikan 20linen di laundry. mekanisme kerja dilaundry
bersih. adalah linen dari bangsal masuk ke
Subjek peneliti berpendapat bahwa pemilahan kemudian di pilih sesuai tingkat
bagian pencatatan di bantu dengan kekotorannya di bedakan menjadi
perawat, dengan adanya perawat yang infeksius dan non infeksius kemudian di
ditugaskan di laundry sebagai saksi timbang di cuci di keringkan di setrika saat
pengambilan dan penghitungan linen linen sudah rapi di simpan di lemari dan di
kotor yang masuk ke laundry. Perawat distribusikan ke bangsal. Pada sistem
tadi kemudian mencatat berapa linen yang pencatatan semua di catat oleh admin
masuk, cacatan itu berguna untuk laundry, yang di catat adalah linen kotor
pedoman pengembalian linen bersih. dan linenbersih. Menurut mereka
4. FGD ( Focus Groub Discusstion ) hubungan dengan admin, kasi dan
Pelaksana Laundry manager baik – baik saja. Ada beberapa
Laundry RS Kasih Ibu memiliki kendala yang di paparkan para petugas
pelaksana 5 orang, dengan 4 orang laundry yaitu ruangan panas, dan tidak
pelaksana dan 1 admin laundry. Sebagian ada air minum. Mereka sangat senang
besar dari mereka adalah laki – laki, dan dengan peratutan yang baru, karena
adanya sistem outsourcing dapat Menurut GR Terry planing atau
membantu, menolong, dan meringankan perencanaan adalah penyusunan langkah
beban pekerjaan mereka. – langkah yang akan ditempuh dalam
mencapai tujuan. Jika dalam proses
Pembahasan perencanaan tidak berjalan dengan baik
A. Perencanaanlinen maka proses dan tujuan akan tak selaras
Pada responden penelitian dalam arti tujuan yang dituju tidak
mengatakan bahwa proses perencanaan berhasil. Jika dalam perencanaan linen
linen di RS Kasih Ibu Surakarta adalah tidak baik maka pengelolaan linen juga
menggunakan sistem sentralisasi atau akan bermasalah.4
sering mereka sebut linen milik laundry.
pada proses sentralisasi semua linen
diletakkan pada lemari yang ada B. Pengadaan linen
dilaundry. Perencanaan itu sendiri dibuat Responden mengatakan bahwa
di laundry dibantu oleh ketua unit laundry proses pengadaan dilakukan di bagian
dan manajer. Perencanaan itu pembelian. Bagian pembelian ini
diperhitungkan dari kebutuhan kemarin melakukan pengadaan dengan acuan
dari mulaikebutuhan tempat tidur atau laporan dari laundry. bagian pengadaan
linen yang rusak. biasanya menunggu permintaan dari
Perencanaan tersebut di bantu oleh laundry. Pengadaan itu sendiri di lakukan
beberapa pihak, pihak bantuan tersebut bila ada kebutuhan tempat tidur dan
memberikan formulir kepada perawat dan kerusakan linen. Pengadaan linen
pelaksana di laundry agar dapat dilakukan gudang non medis dengan
mengecek adakah kekurangan dari linen rujukan dari laundry di tujukan ke bagian
yang di butuhkan di RS Kasih Ibu. pembelian.
Menurut pemaparan dari hasil wawancara Pengadaan linen sangat penting
mendalam rumah sakit Kasih Ibu memiliki menurut pedoman manajemen linen di
4 parstok yang di gunakan dalam tiap rumah sakit proses pengadaan linen
BORnya. 4 parstok tersebut di pisah – dilakukan dengan cara perhitungan.5
pisah dalam arti 2 parstok berada di Untuk jumlah linen yang digunakan di
lemari bangsal, 1 parstok di cuci dan 1 ruang rawat sangat bervariatif, dari 1 x 1
parstok lagi di simpan di lemari laundry. hari sampai 1 x 3 hari. Apabila rata –rata 1
sesuai dengan wawancara mendalam x 2 hari, sedangkan jumlah tempat tidur
tersebut tidak terlalu pasti di ketahui 300 dan BOR 80% dengan pencucian 1
bagaimana proses perencanaan. Tidak hari serta rencana parstok 3, maka
diketahui pula siapa dan bagaimana kebutuhan linennya 2 x 300 x 1 x 3 =
proses perencanaan itu dibuat.
1800, Jadi kebutuhan linennya adalah membutuhkan. Pendistribusian linen
1800 biasanya dilakuakan pada jam 1 siang.

E. Pencatatan dan Pelaporan linen


C. Pemberian Identitas linen Responden mengatakan bahwa
Responden mengatakan bahwa pencatatan dan pelaporan linen
pemberian identitas tidak dilakukan pada dilaporkan dalam rentang waktu satu
linen. Menurut pedoman manajemen linen bulan sekali. Yang bertugas mencatat
pemberian identitas harus mencantumkan semua kegiatan di laundry adalah admin
nama rumah sakit, tanggal edar, ukuran, laundry, tugas admin laundry adalah
5
no ID dan ruangan. mencatat semua kegiatan di laundry baik
itu linen kotor dan linen bersih. Hasil
D. Pendistribusian linen pencatatan linen tersebut dilaporkan
Responden mengatakan bahwah kepada kepala unit laundry kemudian
pendistribusian linen memiliki berberapa kepala unit laundry akan melaporkan pada
tahapan. Pertama adalah saat petugas manajer.Menurut pedoman manajemen
laundry datang kemudian menuju ke linen dokumen yang harus di catat saat
lemari APD memakai APD dan kemudian adalah
mengambil kereta untuk mengambil linen 1. Dokumen pengiriman linen kotor
kotor biasanya pengambilan linen kotor dari ruangan dan penerimaan linen
dilakukan sebelum jam 9 pagi, setelah itu bersih.
linen yang telah diambil dari bangsal di 2. Dokumen pengiriman lineni nfeksius
pilih dan di pisahkan menurut jenisnya. 3. Dokumen pengiriman linen kotor /
Ada dua jenis linen yaitu infeksius dan infeksius dari OK
non infeksius, pada lineninfeksius di 4. Dokumen pendistribusian linen
lakukan perendaman dengan clorin bersih dari laundry
selama 10 menit kemudian linen di 5. Dokumen penimbangan linen kotor
masukkan kedalam mesin cuci infeksius, dan infeksius yang akan di cuci
bagi linennon infeksius dicuci kemudian di 6. Dokumen outs ourching ( jika akan
keringkan. Setelah di keringkan linen yang dikirim keluar )
sudah bersih dibawa ke area bersih untuk 7. Dokumen penerimaan cuci dari
di setrika dan di lipat. Untuk linen OK tidak luar
perlu di setrika. Setelah linen rapi 8. Dokumen penghapusan linen
kemudian di distribusikan dengan rusak
menggunakan kereta yang bersih ( 9. Dokumen permintaan linen baru.5
khusus linen bersih ) kebangsal yang
Kesimpulan memiliki 5 item yaitu logo (nama RS),
tanggal edar, ukuran, no ID, dan nama
o Perencanaan Linen ruang. Pemberian identitas RS Kasih Ibu
Proses perencanaan dilakukan sesuai sudah ada tetapi belum sesuai dengan
dengan kebutuhan, kebutuhan itu pedoman manajemen linen.
biasanya sesuai dengan jumlah o Pendistribusian
kebutuhan tempat tidur atau linen yang Pendistribusian melalui beberapa
rusak. Dalam wawancara mendalam tidak tahap yaitu pengambilan, pemilihan,
terlalu dijelaskan bagaimana proses pencucian, pengeringan, penyetrikaan,
perencanaan linen secara menyeluruh. pelipatan kemudian pendistribusian.
Proses perencaan pada penelitian ini tidak Pendistribusian linen di rumah sakit kasih
di jelaskan siapa yang menyusun dan ibu sudah sesuai dengan pedoman
bagaimana proses dalam perencanaan. manajemen linen. Pendistribusian linen
Tidak adanya keselarasan atau kesamaan dimulai dari pengambilan linen kotor ke
jawaban dari responden menyebabkan bangsal menggunakan kereta linen kotor,
terjadinya perbedaan pendapat. linen kotor masuk dalam area kotor, di
Perencanaan di RS Kasih Ibu tidak sesuai area kotor linen di pilah sesuai dengan
dengan pedoman manajemen linen dan jenis untuk linen infeksius tidak dilakukan
teori. pemilahan setelah di pilah linen di
o Pengadaan timbang. Linen infeksius di rendam
Pengadaan dilakukan sesuai mengunakan klorin selama 10 menit,
dengan permintaan dari laundry. laundry kemudian di cuci di mesin cuci khusus
meminta ke bagian gudang kemudian linen infeksius. Untuk linen non infeksius
minta ke bagian pembelian sesuai dengan langsung di cuci di mesin cuci linen non
permintaan laundry.dalam pendapat infeksius. Setelah di cuci linen di kering,
responden tidak dijelaskan bagaimana setelah di keringkan linen di strika
periode pengadaan linen dan bagaimana kemudian di lipat. Setelah linen rapi, linen
prosesnya. Pengadaan di RS Kasih Ibu di distribusikan ke bangsal menggunakan
belum sesuai dengan pedoman linen bersih.
manajemen linen dan teori.  Pencatatan dan Pelaporan
o Pemberian Identitas Pencatatan dilakukan setiap hari yang di
Menurut subjek peneliti tidak ada catat adalah linen bersih dan kotor,
pemberian identitas. Pemberian identitas laporan tersebut dilaporkan setiap satu
sudah ada pada linen hanya saja Cuma bulan sekali. Menurut pedoman
mencakup 2 item yaitu nama ruang dan manajemen linen pencatatan dan
tanggal edaran, bila berbicara sesuai pelaporan harus dilakukan secara
pedoman seharusnya pemberian identitas kontinyu agar dapat secara cepat
menemukan masalah dan dapat
memperbaikinya dengan cepat.
Pencatatan dan pelaporan di RS Kasih Daftar Pustaka
Ibu sudah ada tetapi belum sesuai dengan
pedoman manajemen linen. Di RS Kasih 1. Dep Kes RI 2010 .Indonesia Sehat
Ibu Surakarta hanya mencatat dokumen tahun
banyaknya linen yang di cuci dan di 2010.www.zippien.us/2011/II/7an_i
distribusikan. Jumlah chemical dan jumlah ndo_sehat_2015.html.10 Oktober
alat pelindung diri yang di gunakan. 2013. Pukul 13.50
2. H.Subagya. Manajemen Logistik.
Saran Cv Haji Mas Agung. Jakarta 1994
1. Perlu adanya peningkatan 3. Kamus besar bahasa indonesia
komitmen dari manajemen Rumah Sakit versi online.
Kasih Ibu Surakarta dalam menyusun http://kbbi.web.id/linen. pukul 4.13
perencanaan linen dengan melibatkan unit wib
terakait. 4. George, R Terry.2000. Fungsi-
2. Kepatuhan terhadap panduan fungsi Manajemen, Jakarta.
manajemen linen ( Perencanaan, 5. Depkes RI 2004. Pedoman
pengadan, pemberian identitas, Manajemen Linen RS.
pendistribusian, pencatatan dan Departemen Kesehatan RI
pelaporan ) sesuai dengan pedoman linen Direktorat Jendral Pelayanan
yang di keluarkan oleh Kementrian Medik.
Kesehatan.

You might also like