You are on page 1of 4

Dokumen Akreditasi Puskesmas Perawatan Pauh 2016

FILARIASIS
No. Dokumen : XXX/OK/SOP/II/2015
No.Revisi : 0/0
SOP Tanggal Terbit : Mei 2016
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD
PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
Dr. Hj. Nurlia
PAUH NIP.

1.Pengertian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
1.Tujuan Prosedur ini dibuat untuk pedoman pengobatan pasien filariasi di Puskesmas
2.Kebijakan Dibawah Pengawasan dan Tanggung Jawab Dokter Puskesmas
3.Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Edisi revisi. Jakarta. 2014
4.Peralatan 1. Poliklinik set
2. Lup
3. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan sel tzank
4. Obat-obatan: obat-obatan simptomatik yang sesuai.
5.Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan :
Manifestasi akut, berupa:
1. Demam berulang ulang selama 3-5 hari. Demam dapat hilang bila istirahat
dan timbul lagi setelah bekerja berat.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan
paha, ketiak (lymphadentitis) yang tampak kemerahan, panas, dan sakit.
3. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit menjalar
dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde
lymphangitis).
4. Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
5. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, kantong zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (Early Imphodema).

Manifestasi kronik, disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran limfe terjadi


Dokumen Akreditasi Puskesmas Perawatan Pauh 2016

FILARIASIS
No. Dokumen : XXX/OK/SOP/II/2015
No.Revisi : 0/0
SOP Tanggal Terbit : Mei 2016
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD
PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
Dr. Hj. Nurlia
PAUH NIP.

beberapa bulan sampai bertahun-tahun dari episode akut. Gejala kronis


filariasis berupa: pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai,
lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti) yang disebabkan oleh
adanya cacing dewasa pada sistem limfatik dan oleh reaksi hiperresponsif
berupa occult filariasis.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective )


Pemeriksaan Fisik

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang identifikasi mikrofilaria.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki perjalanan
penyakit, antara lain dengan:
1. Memelihara kebersihan kulit.
2. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedema kronis.
3. Obat antifilaria adalah Diethyl carbamazine citrate (DEC) dan Ivermektin
(obat ini bermanfaat apabila diberikan pada fase akut yaitu ketika pasien
mengalami limfangitis).
4. DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa. Ivermektin
merupakan antimikrofilaria yang kuat, tetapi tidak memiliki efek
makrofilarisida.
5. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari setelah makan, selama 12 hari, pada
Dokumen Akreditasi Puskesmas Perawatan Pauh 2016

FILARIASIS
No. Dokumen : XXX/OK/SOP/II/2015
No.Revisi : 0/0
SOP Tanggal Terbit : Mei 2016
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD
PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
Dr. Hj. Nurlia
PAUH NIP.

Tropical Pulmonary Eosinophylia (TPE) pengobatan diberikan selama tiga


minggu.
6. Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau reaksi terhadap
cacing dewasa yang mati. Reaksi tubuh terhadap protein yang dilepaskan
pada saat cacing dewasa mati dapat terjadi beberapa jam setelah
pengobatan, didapat 2 bentuk yang mungkin terjadi yaitu reaksi sistemik
dan reaksi lokal:
a) Reaksi sistemik berupa demam, sakit kepala, nyeri badan, pusing,
anoreksia, malaise, dan muntah-muntah. Reaksi sistemik cenderung
berhubungan dengan intensitas infeksi.
b) Reaksi lokal berbentuk limfadenitis, abses, dan transien limfedema.
Reaksi lokal terjadi lebih lambat namun berlangsung lebih lama dari
reaksi sistemik.
c) Efek samping DEC lebih berat pada penderita onchorcerciasis,
sehingga obat tersebut tidak diberikan dalam program pengobatan
masal di daerah endemis filariasis dengan ko-endemis Onchorcercia
valvulus.
7. Ivermektin diberikan dosis tunggal 150 ug/kgBB efektif terhadap
penurunan derajat mikrofilaria W.bancrofti, namun pada filariasis oleh
Brugia spp. penurunan tersebut bersifat gradual. Efek samping ivermektin
sama dengan DEC, kontraindikasi ivermektin yaitu wanita hamil dan anak
kurang dari 5 tahun. Karena tidak memiliki efek terhadap cacing dewasa,
ivermektin harus diberikan setiap 6 bulan atau 12 bulan untuk menjaga agar
derajat mikrofilaremia tetap rendah.
Dokumen Akreditasi Puskesmas Perawatan Pauh 2016

FILARIASIS
No. Dokumen : XXX/OK/SOP/II/2015
No.Revisi : 0/0
SOP Tanggal Terbit : Mei 2016
Halaman : 1/1
KEPALA UPTD PUSKESMAS
UPTD
PERAWATAN PAUH
PUSKESMAS
PERAWATAN
Dr. Hj. Nurlia
PAUH NIP.

8. Pemberian antibiotik dan/atau antijamur akan mengurangi serangan


berulang, sehingga mencegah terjadinya limfedema kronis.
9. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi efek samping
pengobatan. Analgetik dapat diberikan bila diperlukan.
10. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerlukan tindakan
operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik dengan terapi
konservatif.
Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit
filariasis terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasien dan
keluarga juga harus memahami pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini
melalui:
1. Pemberantasan nyamuk dewasa
2. Pemberantasan jentik nyamuk
3. Mencegah gigitan nyamuk
Kriteria rujukan
Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila gejala tidak
membaik dengan pengobatan konservatif.
11. Distribusi 1. Dokter
2. Perawat
12.Dokumen 1. Rekam medis
Terkait 2. Informed consent

You might also like