You are on page 1of 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Stase Kegawatdaruratan


Topik : Cedera kepala
Sasaran : Keluarga Pasien Di Ruangan ICU AMC
Tempat : Ruang rawat ICU AMC
Hari/Tanggal : Sabtu 29 Juli 2017
Waktu : 1 x 20 menit

I. LATAR BELAKANG
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibat adanya trauma
pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun efek sekunder dari trauma
yang terjadi (sylvia anderson Price, 1985). Menurut Brain Injury Assosiation of
America cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital
ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang
dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik. Cedera kepala bisa dikelompokkan sebagai
cedera kepala tertutup atau terbuka (penetrasi, luka tembus). Pada cedera kepala
tertutup, kepala menerima suatu dorongan tumpul karena membentur suatu benda.
Pada cedera kepala terbuka, suatu benda berkecepatan tinggi menembus tulang
tengkorak dan masuk ke dalam otak.
Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus yang sangat sering terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari. Cedera kepala yang sering terjadi pada orang
dewasa karena kecelakaan lalu lintas. Terjatuh dari sepeda motor, tabrakan, kepala
terbentur bagian dari mobil karena mobil yang dinaiki menabarak atau terjungkal dan
lain sebagainya. Karena seringnya terjadi trauma kepala pada orang yang
mengendarai sepeda motor ketika kecelakaan, maka akhirnya diwajibkan siapa saja
yang mengendarai sepeda untuk menggunakan helm sebagai pelindung kepala.
Namun masih banyak yang menggunakan helm hanya sekedar sebagai syarat untuk
mentaati peraturan lalu lintas yaitu dengan memakai helm yang kurang memenuhi
syarat maupun tali helm yang tidak terikat ketika dipakai sehingga ketika terjadi
kecelakaan lalu lintas masih terjadi cedera kepala yang berat.
Di Amerika Serikat, kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan
mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah tersebut, 10% meninggal sebelum tiba di rumah
sakit. Yang sampai di rumah sakit, 80% dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan
(CKR), 10% termasuk cedera kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera
kepala berat (CKB). Insiden cedera kepala terutama terjadi pada kelompok usia
produktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab 48%-53%
dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnya karena jatuh dan 3%-9% lainnya
disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga dan rekreasi

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, klien dan keluarga dapat mengetahui tentang cidera
kepala, penyebab, tanda gejala serta penangananya.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan keluarga dan klien dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari cedera kepala
2. Menyebutkan penyebab cedera kepala
3. Menyebutkan macam-macam cidera kepala
4. Menyebutkan tanda serta gejala cidera kepala
5. Mengerti penanganan dan kebutuhan nutrisi pada cedera kepala.

IV. SASARAN
Pasien dan keluarga pasienyang di rawat di Ruang ICU AMC

V. MATERI
1. Pengertian dari cedera kepala
2. Penyebab cedera kepala
3. tanda dan gejala cidera kepala
4. Penanganan dan kebutuhan nutrisi pada cedera kepala.

I. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

II. MEDIA
Leaflet & Poster
III. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang Rawat ICU ANC
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
 Klien dan keluarga mengetahui tentang cidera kepala, jenis cidera kepala,
penyebab, tanda dan gejala, serta penanganan pada cidera kepala.

IV. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN


PESERTA
1. 2 Pembukaan :
menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan
2 10 Pelaksanaan :  Memperhatikan
menit  Menjelaskan tentang pengertian
cidera kepala  Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian dari
cedera kepala  Bertanya dan
 Menjelaskan penyebab cedera menjawab
kepala pertanyaan yang
 Menjelaskan tanda dan gejala diajukan
cidera kepala Bertanya dan
 Menjelaskan Penanganan dan menjawab
pencegahan pada cedera kepala. pertanyaan yang
Memberi kesempatan kepada peserta diajukan
untuk bertanya.
3. 6 Evaluasi :
menit  Menanyakan kepada peserta  Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan.
4. 2 Terminasi :
menit  Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

V. Pengorganisasian

a. Penyaji : Hendra Kristian

b. Moderator : Ervina

c. Observer : Liserman

d. Fasilitator : Asmulyanti, Sri Meiyana

I. Uraian Tugas

a. Moderator

- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan


- Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
- Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien
- Menyampaikan kontrak waktu
- Merangkum semua audien sesuai kontrak
- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
- Menganalisis penyajian
b. Penyaji

- Bertangung jawab memberikan penyuluhan


- Memahami topik penyuluhan
- Meexplore pengetahuan audien menggosok gigi
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara menggosok gigi
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

c. Fasilitator

- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.


- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika
ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.

e. Observer

- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target


- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
f. Pembimbing
- Memberikan arahan dan masukan terhadap kelancaran penyuluhan.
- Mengevaluasi laporan dari observer.

J. Setting Tempat
Keterangan:

Penyaji

Moderator

Observer/fasilitator

Pembimbing

Pasien dan keluarga pasien


MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau
tanpa disertai perdarahan interstisil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak.
Cedera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan bentuk atau
penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi –
descelarasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan
pada percepatan factor dan penurunan percepatan, serta rotasi yaitu pergerakan pada
kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.

2. ETIOLOGI
1. Kecelakaan
2. Jatuh

3. TANDA GEJALA CIDERA KEPALA


1. Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
2. Kebingungan
3. Muntah
4. Pucat
5. Mual dan muntah
6. Pusing kepala
7. Terdapat hematoma
8. Kecemasan
9. Sukar untuk dibangunkan
10. Keluarnya cairan atau darah dari hidung (rhinorrhea) dan telinga (otorrhea)

4. KOMPLIKASI

1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Pembengkakan
5. PENATALAKSANAAN

Pada penderita dengan cedera kepala ringan, dapat diatasi dengan cara memberikan es
atau handuk dingin pada daerah yang mengalami trauma untuk membantu mengurangi
bengkak. Jika terdapat luka, tutup dengan perban bersih dan tekan selama 5 menit. Luka
robek di kepala sering berdarah banyak. Jika terjadi cedera kepala berat, maka segera
dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan untuk mencegah
timbulnya komplikasi klinis lainnya.
Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaan penderita cedera
kepala sedang dan berat saat di luar rumah sakit :
1. Amankan jalan nafas dan berikan oksigen. Jika muntah harus dimiringkan ke kiri
dengan posisi log roll ( membatasi gerakan tulang belakang penderita).
2. Stabilisasi penderita pada papan untuk tulang belakang/ backboard. Batasi gerakan
leher dengan collar kaku dan alat untuk imobilisasi kepala.
3. Segera bawa ke rumah sakit terdekat atau telpon ambulan 118.

6. PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan kesadaran dari diri
sendiri untuk menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalam melakukan suatu
aktivitas. Selain itu perlu diperhatikan keselamatan kita saat di jalan raya, karena dari
epidemiologi di atas, kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab 48%-53% dari insiden
cedera kepala, 20%-28% lainnya karena jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan tindak
kekerasan, kegiatan olahraga dan rekreasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Menurunkan kecepatan saat berkendaraan.
b. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu saat mengemudi mobil.
c. Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda.
d. Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambil mabuk.
e. Mencegah jatuh
f. Menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi ed.3. Jakarta : EGC.


American College of Surgeon Committe on Trauma. Cedera kepala. Dalam: Advanced
Trauma Life Support for Doctors. Ikatan Ahli Bedah Indonesia, penerjemah. Edisi 7.
Komisi trauma IKABI, 2004; 168-193.
Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran; jilid2. Media Aesculapius: FK UI. Jakarta

You might also like