You are on page 1of 3

Laporan pendahuluan Ulkus Diabetikum

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ulkus diabetikum adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dan atau


destruksi ke jaringan kulit yang paling dalam di kaki pada pasien Diabetes
Mellitus (DM) akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh darah arteri
perifer. (Rizky Loviana Roza, Rudy Afriant, Zulkarnain Edward .2015. Jurnal
Kesehatan Andalas.)
Salah satu komplikasi diabetes melitus yang sering dijumpai adalah terjadinya
ulkus pada kaki atau sering disebut sebagai kaki diabetik. Manifestasi gangguan
kaki pada penderita DM antara lain ulkus yang terkadang tidak disadari oleh
penderita sehingga menimbulkan infeksi, gangren dan artropati Charcot.
Kejadian ulkus kaki mencapai sekitar 15% dari seluruh penderita diabetes
mellitus. Catatan yang menyebutkan bahwa dalam perjalanan penyakit sekitar
14-24% di antara penderita kaki diabetika tersebut memerlukan tindakan
amputasi

Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ulkus pada kaki penderita DM II


diantaranya adalah neuropati , tidak terkontrolnya kadar glukosa darah,
kolesterol total, HDL, dan trigliserida , lama DM ≥ 10 tahun, merokok dan
obesitas , ketidak patuhan diet, kurang aktivitas fisik, perawatan kaki tidak
teratur, penggunaan alas kaki tidak tepat dan umur ≥ 60 tahun serta hipertensi

I.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi ulkus diabetikum


2. Untuk mengetahui klasifikasi ulkus diabetikum
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis ulkus diabetikum
4. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang ulkus diabetikum
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis ulkus diabetikum
6. Untuk mengetahui komplikasi ulkus diabetikum

BAB II

TEORI
1. 1 Definisi
Ulkus diabetikum adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dan atau
destruksi ke jaringan kulit yang paling dalam di kaki pada pasien Diabetes
Mellitus (DM) akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh darah arteri
perifer. (Rizky Loviana Roza, Rudy Afriant, Zulkarnain Edward .2015. Jurnal
Kesehatan Andalas)

Sebuah ulkus didefinisikan sebagai daerah diskontuinitas permukaan epitel


(Price & Neile,at a glance ilmu bedah edisi ketiga,2006)

II.2 Klasifikasi

Menurut Wagner kaki diabetik dibagi menjadi :

1. Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan
pembentukan kalus ”claw”
2. Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulit
3. Derajat II : ulkus dalam dan menembus tendon dan tulang
4. Derajat III : abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis
5. Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selullitis
6. Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah

II.3 Manifestasi Klinis

Ulkus diabetikum akibat mikriangiopati disebut juga ulkus panas walaupun


nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan teraba hangat oleh peradangan
dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal. Proses mikroangiopati
menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli
memberikan gejala klinis 5P yaitu:

1. Pain (nyeri)
2. Paleness (kepucatan)
3. Paresthesia (kesemutan)
4. Pulselessness (denyut nadi hilang)
5. Paralysis (lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari
fontaine:

1. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan).


2. Stadium II : terjadi klaudikasio(rasa sakit) intermiten.
3. Stadium III : timbul nyeri saat istirahat.
4. Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
(Smeltzer dan Bare, buku ajar keperawatan medical bedah 2001: 1220)

II.4 Pemeriksaan Penunjang

1. Anamnesa & pengkajian luka


Wawancara tentang pemakaian alas kaki, pernah terekspos dengan zat kimia,
adanya kalus dan deformitas, gejala neuropati dan gejala iskemi, riwayat luka
atau ulkus.

Pengkajian pernah adanya luka dan ulkus meliputi lokasi, durasi, ukuran, dan
kedalaman, penampakan ulkus, temperatur dan bau

2. Pemeriksaan fisik

1. Inspeksi pada kulit yaitu status kulit seperti warna, turgor kulit, pecah-pecah;
berkeringat; adanya infeksi dan ulserasi; adanya kalus atau bula; bentuk kuku;
adanya rambut pada kaki.
Inspeksi pada otot seperti sikap dan postur dari tungkai kaki; deformitas pada
kaki membentuk claw toe atau charcot joint; keterbatasan gerak sendi;
tendon; cara berjalan; dan kekuatan kaki.

You might also like