Professional Documents
Culture Documents
Dalam menilai fungsi dari plika vocalis perlu dipahami mengenai anatomi plika
vocalis (histologi dan makroskopik) dan fisiologinya. Pengetahuan ini penting
tidak hanya dalam memahami getaran normal, namun dapat memahami perubahan
struktur normal yang akan memberikan efek merugikan pada getaran dan suara
yang ditimbulkan. Artikel ini membahas mengenai pemahaman terbaru pada
anatomi dan fisiologi plika vocalis yang akan berkaitan dengan praktek spesialis
telinga hidung tenggorok.
Histologi
Salah satu kunci untuk bisa mengerti anatomi dari pita sura adalah memahami
histologinya. Penutup bagian pinggir dari pita suara disesuaikan untuk
menghasilkan getaran. Epitel plika vocalis adalah epitel squamous dan tidak
mengandung kelenjar mukus. Susunan jaringan ikat pada pada plika vocalis
membebaskan membran mukosa dalam bergerak dengan restriksi minimal dari
otot vocalis.
Laina propria plika fokalis dapat dikategorikan sebagai komponen seluler dan
nonseluler (ektraseluler). Lamina propria terdiri dari beberapa jenis sel yang
penting seperti fibroblast, myofibroblast dan makrofag. Makrofag paling banyak
ditemukan hanya pada bagian zona membran dasar dan pada lapisan superfisial
dari lamina propria. Lokasi tersebut menghantarkan sel-sel untuk melawan agen
inflamasi dari lapisan epitelial. Fibroblast adalah sel yang menggantikan protein
yang rusak pada alamina propria. Mereka memberikan konsentrasi yang sama
pada semua lapisan plika vocalis. Myofibroblast adalah fibroblast yang memiliki
perbedaan dari sel lain dalam memperbaiki kerusakan yang mana di tunjukan
ketika kerusakan telah terjadi dan dibutuhkan perbaikan. Myofibroblast
ditemukan pada plika vocalis manusia dan ditemukan densitas yang tinggi pada
lapisan superfisial lamina propria. Sehingga dapat dispekulasikan bahwa
kehadirannya konsisten ada meskipun kerusakan dan perbaikannya minimal. Hal
itu dipercaya bahwa luas dari jaringan yang rusak mungkin lebih baik pada
lapisan superfisial lamina propria. Dengan memantau kehadiran myofibroblast
yang konsisten, plika vocalis sangat mampu dalam memperbaiki kerusakan minor
secara efektif, tanpa membahayakan fungsi dan jaringan pada plika vocalis.
Akantetapi, myofibroblas harus diberikan waktu dalam memperbaki. Jika pasien
memiliki kerusakan minor karena digunakan secara berlebihan, suara akan
diistirahatkan untuk mengizinkan myofibroblas dalam memperbakinya. Biasanya
itu terjadi 2 sampai 3 hari. Dengan jelas, bahwa kerusakan yang lebih
makroskopis dan lebih lebar akan dilimpahkan pada myofibroblas dan hasilnya
terjadi degradasi produksi suara.
Anatomi bruto
Bentuk dan gerakan lipatan vokal adalah hasil dari aktivitas otot intrinsik laring
intrinsik. Untuk hewan tingkat yang lebih rendah, otot laring ekstrinsik juga
berpengaruh. Otot-otot yang bertindak untuk menambah atau menutup lipatan
vokal adalah otot cricoarytenoid lateral, thyroarytenoid, dan interarytenoid. Otot
cricoarytenoid Lateral berasal dari aspek lateral dari kartilago krikoid dan sisipan
ke proses otot kartilago arytenoid. Otot thyroarytenoid muncul dari tulang rawan
tiroid bagian dalam dan sisipan pada proses vokal kartilago arytenoid. Otot
cricoarytenoid posterior adalah satu-satunya otot yang menutup atau membuka
lipatan vokal. Otot ini berorigo di permukaan posterior dari kartilgo krikoid dan
berinsersi ke prosesus otot arytenoid. Ketika kedua otot cricoarytenoid posterior
menjadi mengalami gangguan inervasi (misalnya, cedera Nervus laring lateral
berulang dari operasi tiroidektomi), maka dapat terjadi obstruksi jalan napas yang
berat. Otot krikotiroid menyempitkan celah antara kartilago tiroid dan krikoid,
sehingga meregangkan pita suara. penyanyi Profesional mengandalkan terutama
pada kontrol otot krikotiroid yang tepat untuk mencapai nada tinggi sambil
bernyanyi.
Nervus vagus memberikan persarafan motorik dan sensorik ke laring melalui dua
cabang, Nervus laring superior dan reccurens. Nervus laringeus superior memiliki
dua cabang, cabang eksternal yang memberi persarafan motorik ke otot
krikotiroid, dan cabang internal, yang memberikan persarafan sensorik ke
epiglotis dan glotis. Cabang internal dari Nervus laring superior memasuki
laringofaring melalui pembukaan di dalam membran thyrohyoid.
FONASI
Gerakan vibrasi pita suara adalah siklus kompleks yang menghasilkan produksi
suara Modulasi (yaitu pembukaan dan penutupan glotis) dari aliran udara selama
fonasi adalah apa yang menghasilkan produksi suara. Saat tekanan subglotis
meningkat waktu lipatan vokal tertutup, tekanan ini akhirnya membuka glotis.
Pada pembukaan maksimal, bibir atas dari pita suara terus bergerak ke samping,
sementara bibir bawah mulai bergerak ke medial. Akhirnya bibir atas juga mulai
bergerak ke arah medial. Gerakan pita suara ini merupakan hasil dari recoiling
pasif (karena dari elastisitas bawaan dari pita suara), penurunan tekanan subglotis,
dan tekanan negatif yang diakibatkan oleh Bernoulli effect. Tekanan negatif ini
menarik pita suara untuk saling mendekat. Bagian bibir bawah dari pita suara
adalah yang pertama saling berkontak. Area kontak lipatan vokal meningkat
hingga tekanan subglotis menjadi cukup tinggi untuk mendorong pita suara
terlepas. Siklus aeromechanical ini berulang-ulang dan menghasilkan fonasi.
Siklus glotis ini menghasilkan terjadinya gelombang mukosa yang bergerak dari
inferior ke superior pita suara, yang dikenal sebagai gelombang mukosa/ mucosal
wave. Gelombang mukosa ini hanya ada jika ada membran lendir yang menutupi
lipatan vokal. Kecepatan pergerakan gelombang mukosa meningkat dengan
pemanjangan lipatan pita vokal, aliran udara yang lebih besar, tekanan subglotis
yang lebih besar, dan kontraksi otot laring,yang dikaitkan dengan peningkatan
frekuensi suara dasar seseorang.
Lipatan vokal yang normal dapat menghasilkan tiga pola vibrasi umum: falsetto,
suara modal, dan glottal fry. Dalam suara falsetto atau suara ringan, tidak terjadi
penutupan glottal secara lengkap. Selama suara bernada tinggi ini, hanya sisi atas
dari lipatan pita yang bergetar. Dalam suara modal, terjadi penutupan glotal secara
lengkap dan menghasilkan mayoritas suara pada rentang frekuensi tengah. Selama
fonasi moda, mukosa pita vokal bergetar secara independen dari otot vokal yang
mendasarinya. Glottal fry, atau fonasi frekuensi rendah, ditandai dengan fase
tertutup, yang relatif lama dibandingkan dengan fase terbuka. Selama glottal fry,
membran mukosa dan otot yang mendasari bergetar sebagai satu unit.
Siklus getaran dibagi menjadi fase terbuka dan tertutup. Fase terbuka adalah
waktu di mana pita suara setidaknya terbuka sebagian. Fase tertutup adalah waktu
di mana lipatan vokal membranosa
tertutup sepenuhnya. Fase terbuka dibagi lagi menjadi pembukaan dan fase
penutupan. Fase pembukaan didefinisikan sebagai waktu ketika vokal lipatan
bergerak menjauh dari satu sama lain, sedangkan fase penutupan didefinisikan
sebagai saat ketika pita suara bergerak bersama.
Ada beberapa parameter fisiologis lipat vokal penting lainnya yang harus dinilai
ketika memeriksa lipatan vokal. Parameter pertama adalah gelombang mukosa
dari pita suara, yang mewakili undulasi selaput lendir selama siklus glotal. Selama
fonasi normal, gelombang mukosa bergerak dari inferior-ke-superior. Kecepatan
gelombang mukosa berkisar 0,5 hingga 1 m per detik. Kesimetrisan vibrasi pita
suara adalah parameter penting lainnya untuk dinilai. Asimetri apa pun dari
pergerakan lipatan vokal (satu pita suara dibandingkan dengan yang lain)
merupakan proses patologis. Akhirnya, periodisitas dari siklus glotal juga harus
dinilai. Periodisitas menandakan pengulangan reguler siklus getaran sedemikian
rupa sehingga setiap siklus adalah sama dalam amplitudo dan lamanya. Setiap
penyimpangan dari siklus getaran periodik dikenal sebagai aperiodicity.
Pemahaman yang baik tentang anatomi dan fisiologi laring sangat penting ketika
mengelola pasien dengan keluhan vokal. Artikel ini membahas dasar-dasar dalam
anatomi lipatan vokal (mikroskopis dan makroskopis) dan fisiologi lipatan vokal.
Pemahaman yang lebih baik tentang lamina propria dan zona membran basal dan
kontrol neuromuskular yang baik dari otot laring dapat meningkatkan pengobatan
disfonia yang lebih baik di masa depan.