Professional Documents
Culture Documents
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding rosasea terbagi atas dua kelompok gejala klinik rosasea
yaitu papul/pustul wajah dan flushing atau eritema (1)
1. Papul atau pustul pada wajah
a. Akne vulgaris
Akne vulgaris dapat terjadi pada remaja dengan kulit seborhoe, klinis
komedo, papul, pustul, nodus, kista (Gambar 8). Tempat predileksi muka,
leher, bahu, dada, dan punggung bagian atas. Tidak ada telangiektasis.
Sedangkan pada rosasea, tidak terdapat komedo, ditemukan dilatasi
vaskular, terjadi pada usia pertengahan, dan umumnya terbatas pada 2/3
wajah.(4)
Gambar 2. Akne vulgaris10
b. Dermatitis perioral
Dermatitis perioral terjadi pada wanita muda, tempat predileksi sekitar
mulut dan dagu, lesi polimorfik tanpa telangiektasis dan keluhan gatal
(Gambar 9). Berbeda dengan rosasea, pada dermatitis perioral tidak
terdapat telangiektasis dan flushing. Dermatitis perioral biasanya
disebabkan oleh penggunaan steroid topikal.(4)
c. Dermatomiositis
Dermatomiositis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik yang
menyerang kulit dan atau otot rangka (Gambar 12). Dermatomiositis
ditandai oleh adanya edema dan inflamasi periorbita, eritema pada wajah,
leher, dan bagian atas tubuh.(4)
Gambar 6. Dermatomiositis (4)
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan rosasea meliputi tatalaksana umum, obat topikal, obat
sistemik dan tambahan. Tatalaksana umum dapat berupa menyarankan kepada
pasien untuk menghindari faktor pencetus dan iritan, seperti sabun yang kuat dan
pembersih kosmetik berbasis alkohol, menggunakan tabir surya sebagai pelindung
terhadap sinar ultraviolet A dan ultraviolet B. Bila pasien mengalami intoleransi
terhadap bahan-bahan kosmetik dapat digunakan light liquid foundation. Selain
itu, penggunaan green tinted make up pada lesi sebelum aplikasi alas bedak dapat
dilakukan untuk memudarkan area merah. Pada pasien yang sensitive digunakan
pembersih wajah bebas sabun dan mengandung sodium sulfacetamide atau sulfur
untuk mengurangi rasa terbakar dan perih akibat penggunaan obat topikal (azelaic
acid) serta pelembab wajah yang lembut satu sampai dua kali sehari sebelum
penggunaan produk kosmetik lain.(1)
Penatalaksanaan khusus rosasea dilakukan berdasarkan subtipenya.(1)
1. Rosasea Eritematotelangiektasis
Antibiotik topikal ringan
Isotretinoin dosis rendah
Tetrasiklin/eritromisin/metronidazol oral
Laser vaskular
Laser ini dapat membantu remodeling kolagen dermal sehingga
matriks dermal dapat lebih kuat.
Intense pulsed light
Retinoid topikal dosis pemeliharaan
Krim tretinoin dengan emolien.(1)
2. Rosasea Papulopustular
Rosasea papulopustular berespon baik dengan pengobatan pada
kebanyakan kasus. Perbaikan terjadi perlahan, namun relaps sering terjadi
dengan cepat setelah pengobatan dihentikan.(1)
Antibiotik topikal
Antibiotik oral
Isotretinoin dosis rendah sampai sedang
Laser vaskular atau intense pulsed light pada beberapa kasus
Retinoid topikal dosis pemeliharaan(1)
4. Rosasea Okular
Pasien dengan rosasea okular harus dikonsulkan ke dokter spesialis mata.
Pembersih sodium sulfacetamide atau sulfur cleanser
Tetrasiklin oral
Topikal
Penatalaksanaan awal yang dapat dilakukan adalah menjauhkan dari faktor
pencetus seperti bahan – bahan yang dapat mengiritasi kulit contoh: sabun,
alkohol, larutan obat, dan yang dapat merusak kulit. Melindungi diri dari sinar
matahari sangat penting dilakukan yaitu dengan faktor pelindung 15 atau yang
lebih tinggi selalu di rekomendasikan seperti spektrum UVA dan UVB. Biasanya
antibiotik efektif pada pasien dengan akne tetrasiklin, eritromisin dan doksisiklin
dengan konsentrasi 0,5% - 2% sering diberikan. Metronidazole adalah derivate
synthetic antibacteri dan antiprotozoa. Dari peneitian klinis, metronidazole 0,75%
gel tropikal atau krim 1% dapat menyembuhkan lesi hingga 68% – 91%. Bentuk
gel adalah yang paling efektif untuk papul dan pustul rosasea.(1)
Imidazole juga biasa digunakan untuk rosasea. Mekanisme kerjanya adalah
sebagai anti inflamasi dan imunosupresan dan bakterisidal. Efek toksin imidazole
sangat rendah dan bisa mentoleransi kulit pasien yang sensitif.
Retinoid topikal adalah pilihan lain. Contohnya isotretinoin 0,2% yang
mengurangi iritasi dan inflamasi lesi di stage II dan stage III. Topikal
kortikosteroid kekuatan rendah (krim hidrokortison 1%) hanya digunakan untuk
rosasea stadium berat dan antiparasit untuk membunuh D. follikulorum; misalnya
lindane, krotamiton, atau bensoi bensoat. (5)
Sistemik
Rosasea sangat berespon baik terhadap antibiotik oral. Eritromycin
biasanya efektif tetapi tetrasiklin yang paling efektif. Tetrasiklin dan doksisiklin
biasanya efektif dalam mengontrol papul dan pustul dari rosasea dan mengurangi
eritem. Dapat dimulai dengan dosis 250mg – 500 mg/hari tetrasiklin. Tetrasiklin
oral efektif pada rosasea oftalmica. Isotretionin juga efektif meskipun mempunyai
resiko yang lebih daripada tetrasiklin. Obat ini bisa digunakan untuk rosasea yang
resisten terutama yang tidak berespon terhadap antibiotik, seperti rosasea lupoid,
rosasea stage III, rosasea gram negatif, rosasea conglobata, rosasea fulminant.
Dosisnya 0,5 – 1 mg/kg/hari. Efek samping pada mata yang paling sering terjadi(1)
Metronidazole 2 x 500 mg/hari efektif baik stadium awal maupun lanjut(5).
KESIMPULAN
1. Pelle MT. Rosacea. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ, Wolf K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.
8th ed. New York: McGraw-Hill Companies Inc; 2012. P
2. James MD, Berger TG, Gilston DM, editors. Connective Tissue Disease.
Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology. 11th ed. Philadelphia:
Saunders Company; 2011. P 241-244.
3. Q James, Rosso D, et al. Comprehensive Medical Management of Rosacea.
An Interim Study Report and Literature Review. J Clin Aesthetic Derm.
2008
4. Wolf K, Johnson RA.Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. 6th ed. New York: McGraw-Hill Companies Inc; 2009
5. Wasitaatmajaya SM. Rosasea. Akne, Erupsi, Akneiformis, Rosasea,
Rinofima. In: Menaldi SL, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015