Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Asis Fitriana
NIM 132011101005
Dokter Pembimbing:
dr. Alif Mardijana, Sp. KJ
LAPORAN KASUS
Oleh:
Asis Fitriana
NIM 132011101005
Dokter Pembimbing:
dr. Alif Mardijana, Sp. KJ
LAPORAN KASUS
ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSD DR.SOEBANDI JEMBER
I. Identitas Pasien
Nama : Sdr. AH
Umur : 31 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Perkawinan : Belum Menikah
Suku Bangsa : Madura
Alamat : Jl. Kalimantan X No. 66B Jember
No. Rekam Medis : 40278
Status Pelayanan : Umum
Tanggal Pemeriksaan : 29 Oktober 2017
II. Anamnesis
Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama:
Mudah Haus (autoanamnesis)
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Autoanamnesis :
Saat pemeriksa datang pasien yang membukakan pintu. Pasien
kemudian duduk dan mempersilahkan pemeriksa duduk. Setelah kami
memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan datang kesini.
3
tidak boleh keluar rumah. Pasien juga berkata tidak mengingat apa apa saat
sakit. Perasaan pasien saat ini ingin refreshing dan jalan-jalan. Kemudian
pasien bercerita jika bosan didalam rumah terus menerus, kemudian pasien
bercerita bahwa setelah sakit hanya pernah jalan-jalan memancing bersama
ayah tapi tidak mendapatkan ikan karna tidak bisa memancing. Pasien
mengaku tidak melihat dan mendengar yang tidak wajar. Tetapi setelah ayah
pasien mengatakan pasien terkadang tersenyum sendiri kemudian pasien jujur.
Hari ini (29-10-2017) jam 09.00 setelah mandi dan makan pasien bertemu
seorang tamu wanita yang marah, karna selama dia mendatangi pasien selalu
tidak dihiraukan oleh pasien. Karna pasien menyadari itu tidak nyata. Selama
ini dia selalu datang dengan membawa senjata tajam bersama 1 orang laki-laki,
kemudian membunuh laki-laki tersebut dengan sadis, dan berkata “awas kon”
dengan menunjuk pasien tetapi pasien tidak pernah takut malah menertawakan.
Karna pasien sadar itu tidak nyata. Bayangan tersebut datang sangat jarang,
kemungkinan seminggu sekali. Pasien mengaku tidak mengenal wanita dan
lelaki tersebut dan selalu muncul dengan wajah sama tetapi skenario berbeda.
Dan pasien tidak tau apa pemicu munculnya bayangan tersebut. Pasien ingin
menata masa depan ingin menikah dan bekerja tetapi sama bapak belum boleh.
Saat ini pasien solat, makan, minum dan tidur tanpa disuruh. Pasien lupa
kenapa bisa sakit dan lupa semua. Pasien minum obat dengan kesadaran sendiri
tanpa disuruh pasien menyadari jika telat minum obat perasaaanya jadi tidak
enak dan jadi banyak uneg-uneg.
Heteroanamnesis :
Saat ini keluarga tidak mengeluhkan apa-apa. Keluhan tersenyum sendiri sudah
sangat berkurang dibandingkan dulu.
2004 : menurut keluarga, pasien merupakan anak yang penurut, pendiam,
tertutup dan pandai. Sejak SD selalu menduduki 5 besar rangking kelas. Pasien
juga mempunyai banyak teman yang sering main kerumah dan dekat dengan
sepupu-sepupu yang seumuran dengannya. Kejadian bermula saat itu pasien
pergi bersama kakaknya naik mobil kemudian menabrak pohon yang diatasnya
terdapat kandang burung. Kemudian pemilik kandang burung tersebut marah
5
dan berkata “oh bibi” (bibi merupakan nama panggilan pasien). Beberapa hari
setelah kejadian tersebut pasien yang saat itu sudah menjabat menjadi ketua
remas menginap di sekolah selama 2 hari karna ada acara idul adha. Sepulang
dari acara tersebut pasien tidak mau masuk sekolah, dengan alasan kalau
belajar kepala serasa mau pecah. 2 bulan tidak masuk sekolah hingga gurunya
kerumah dan menyuruh masuk sekolah dan menawarkan tidak apa-apa tidak
ikut ujian asalkan absen. Teman sekolah datang bergantian ke rumah tetapi
pasien tidak menghiraukan. Pasien hanya diam dikamar, tidak mau makan jika
tidak disuapi, mandi dan minum juga tidak atas kemauan sendiri. Semakin hari
keadaan pasien semakin memburuk hingga tidak mampu mengenali siapapun
termasuk orangtuanya, bicara tertawa sendiri, menendang ibunya, kemudian
merusak barang dirumahnya. Pasien juga takut dengan pohon didepan rumah
karna disitu pasien melihat pocong. Pasien sepanjang hari diam, dan ketika
malam hari berjalan berkeliling desa dengan mata melotot sehingga jarang
tidur. Keluarga berasumsi hal yang terjadi pada anaknya adalah karna santet
yang dikirim oleh pemilik burung tersebut. Kemudian orangtua pasien
membawa pasien berobat ke bondowoso dan disana hanya 23 hari karna pasien
kabur. Tak berhenti disitu saja, selama kurang lebih 7 tahun pasien dibawa ke
banyak kyai. Hingga di kyai kalisat, bapak pasien menyaksikan setan pada
tubuh anaknya keluar dan dipukul.
2009-sekarang : Orangtua akhirnya memutuskan untuk membawa ke RSD.
Dr. Soebandi karna pertimbangan dari kakak ipar pasien dan setan sudah
keluar. Pasien kemudian dibawa ke poli RSJ, satu bulan setelah pengobatan
pasien sudah dapat mengenali keluarga. Setelah 5 bulan pengobatan, pasien
mau makan, minum, dan solat sendiri. Tetapi tangan pasien sering tergerak
sendiri. Kemudian setelah ditambah obat sudah tidak timbul lagi. Pasien lebih
sering tidur, kurang aktivitas, makan dan minum banyak sehingga lama
kelamaan pasien gemuk. Pasien tidak pernah marah-marah. Pasien cenderung
diam dirumah mendengarkan radio dan membantu ibu melakukan pekerjaan
rumah jika disuruh. Pasien tidak berbicara jika tidak diajak berbicara. Pasien
juga meminum obat dengan kesadaran sendiri. Keluarga merasa anaknya sudah
6
hampir kembali normal tetapi belum berani membiarkan pasien bekerja atau
beraktivitas diluar rumah.Tetapi terkadang masih tersenyum sendiri meskipun
sangat jarang.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Disangkal
d. Riwayat Pengobatan:
Mantri diberi 2 obat pagi dan malam tidak membaik
Ruqyah
e. Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
f. Riwayat Sosial
Status : Pasien belum menikah
Pendidikan : SMP (SMA tidak lulus)
Pekerjaan :-
Premorbid : Kepribadian tertutup
Faktor Organik :-
Faktor Keturunan :-
Faktor Pencetus : Tekanan menjadi ketua remas
Faktor Psikososial : Hubungan pasien dan keluarga baik
Hubungan di organisasi buruk
III. Pemeriksaan
1. Status interna singkat
Keadaan Umum
Kesadaran : komposmentis
Tensi : 120/70 MmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 16x/menit
Suhu : 36,6 °C
Pemeriksaan Fisik
Kepala – leher : a/i/c/d -/-/-/-
7
2. Status Psikiatri
Kesan Umum : Pasien berpakaian rapi dan sesuai gender. Pasien
memakai kaos dan celana pendek. Rambut pasien
rapi, pendek, dan tidak acak-acakan.
Kontak : Mata (+) jarang verbal (+) lancar, relevan
Kesadaran : Berubah (+)
Afek : inadekuat
Emosi : dangkal
Proses berpikir : Bentuk: non realistik
Arus: flight of idea
Isi: waham (-) inadekuat.
Persepsi : Halusinasi (+) auditori dan visual
Intelegensi : dalam batas normal
Kemauan : dalam batas normal
Psikomotor : dalam batas normal
Tilikan : 4 (menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena
sesuatu yang tidak diketahui dalam diri pasien)
PANNS Score
Positive : 10
Negatif : 10
Komorbid Score : 0
Psikopatologi : 22
8
Total 42
IV. Diagnosis
a. Diagnosis Multiaxial
Axis I : F20.10 Skizofrenia Hebefrenik berkelanjutan
Axis II : Z03.2 Tidak ada
Axis III : Tidak ada
Axis IV : Masalah dengan lingkungan sosial
Axis V : GAF Scale 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
Diagnosis Banding
F25. Skizofrenia Skizoafektif
F20.0. Skizofrenia Paranoid
V. Terapi
a. Somatoterapi
Farmakoterapi
Inj Sikzonoate im 1 bulan sekali
p/o Clozapin 2 x 1 tab 25 mg
Haloperidol 3x1 tab 5 mg
THD 2x1 tab 2 mg
b. Psikoterapi
Psikoterapi suportif individual/ kelompok, serta bimbingan yang praktis
dengan maksud mengembalikan pasien ke masyarakat
Edukasi untuk bekerja atau mengikuti paket C untuk ijazah SMA
Edukasi keluarga untuk memberi kepercayaan dan ruang agar anaknya
dalam bersosialisasi
VIII. Prognosis
Dubia ad malam karena:
9