You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan memahami materi hukum dan penegakan hukum sangat penting bagi guru PKn
sebab pendidikan hukum merupakan salah satu komponen dari Pendidikan
Kewarganegaraan. Mengenali norma-norma hukum, aparat penegak hukum, dan serta
penegakan hukum di Indonesia merupakan bagian penting yang di jalani oleh setiap
individu dalam proses sosialisasi. Warga negara yang baik adalah warga negara yang
mampu menjunjung tinggi dan menaati norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi. Untuk itu sebagai masyarakat Indonesia
yang baik, kita wajib untuk mengerti silsilah penegakan hukum sebagai mana mestinya.
Agar kita dapat menegakkan hukum di negara kita dengan benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian hukum ?
2. Apa yang dimaksud penegakan hukum ?
3. Bagaimana tata hukum di Indonesia ?
4. Bagaimana penggolongan hukum di Indonesia ?
5. Siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia ?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Apa pengertian hukum ?
2. Apa yang dimaksud penegakan hukum ?
3. Bagaimana tata hukum di Indonesia ?
4. Bagaimana penggolongan hukum di Indonesia ?
5. Siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hukum dan Penegakan Hukum


A. Pengertian Hukum
Menurut Kelsen (1995), hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Suatu tata sosial
yang berusaha menimbulkan perilaku para individu sesuai dengan yang diharapkan
melalui pengundangan tindakan-tindakan paksaan. Disebut demikian karena peraturan itu
mengancam perbuatan-perbuatan yang merugikan masyarakat dengan tindakan-tindakan
paksaan, yaitu menetapkan tindakan paksaan tersebut didalam undang-undang. Hukum
merupakan peraturan-peraturan hidup di dalam masyarat yang dapat memaksa orang
supaya menaati tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas berupa
hukuman terhadap yang tidak menaatinya.
Secara formal dapat difenisikan sebagai sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat. Serta terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana dan
cara negara dalam menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja
bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan
politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.

B. Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubung
an-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam
setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum
yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit,
dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan
sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan
bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan teg
aknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan un
tuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari segi
hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas
dan sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-
nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-
nilai keadilan yang hidup
dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangk
ut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. [1]

2. Penegakan Hukum di Indonesia


A. Tata Hukum di Indonesia
Tata hukum Indonesia berdasarkan kepada UUD 1945. Operasionalisasi dari konsep Negara
hukum Indonesia dituangkan dalam konstitutsi Negara, yaitu UUD 1945. UUD 1945
merupakan hukum dasar Negara yang menempati posisi sebagai hukum Negara tertinggi
dalam tertib hukum (legal order) Indonesia. Di bawah UUD 1945 terdapat berbagai aturan
hukum atau perundang-undangan yang bersumber berdasarkan pada UUD 1945. Legal
order merupakan satu kesatuan sistem hukum yan tersusun secara tertib di Indonesia
dituangkan dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata
Urutan Peraturan Perundang-Undangan. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa yang
dimaksud sumber hukum adalah sumber yang di jadikan bahan untuk penyusunan
perundang-undangan. Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak tertulis.
Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945. Adapun tata urutan perundangan adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar 19452
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintah
1. Keputusan Presiden
2. Peraturan Daerah

B. Penggolongan Hukum di Indonesia


Adapun penggolongan hukum didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut :
1. Hukum menurut wujud dan bentuk
a. Hukum tertulis adalah hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan
dicantumkan dalam berbagai peraturan negara.
Contoh hukum tertulis di Indonesia adalah UUD 1945, Undang-Undang (UU), KUHP,
KUHD, KUHAP dan lain-lain.
b. Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan
masyarakat tertentu (hukum adat). Dalam praktik kenegaraan dsebut konvensi, misalnya
pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus.
2. Hukum menurut wilayah berlakunya
a. Hukum lokal
Hukum lokal adalah hukum yang hanya berlaku diwilayah atau daerah tertentu dalam suatu
wilayah negara. Hukum local adalah hukum yang hanya berlaku di suatu daerah tertentu,
misalnya hukum adat.
b. Hukum nasional yaitu hukum yang berlaku di suatu negara tertentu.
c. Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau lebih
misal hukum perang.
3. Hukum menurut waktu
a. Hukum yang berlaku sekarang ini atau yang telah di tetapkan (ius constitutum)
b. Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang( ius constituendum)
c. Hukum antar waktu yaitu hukum yang mengatur suatu peristiwa yang menyangkut
hukum yang berlaku saat ini dan hukum berlaku pada masa lalu.
4. Hukum menurut isi
a. Hukum publik
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dengan negara
dalam hal yang berkenaan dengan kepentingan umum. Hukum publik sendiri meliputi :
1) Hukum tata negara
2) Hukum tata usaha negara
3) Hukum antar negara
4) Hukum pidana
5) Hukum acara pidana
6) Hukum acara perdata
7) Hukum pengadilan tata usaha negara
b. Hukum privat
Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara dua orang atau lebih sebagai
individu. Terdapat penggolongan hukum privat sebagai berikut :
1) Hukum perdata
2) Hukum dagang
3) Hukum privat internasional
5. Hukum menurut fungsi
a. Hukum materiil
Hukum materiil adalah hukum yang berfungsi pengaturan tentang hal-hal yang boleh
dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan. Hukum materiil berisi tentang perintah atau
larangan. Hukum materiil dapat dijumpai dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) atau dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP Perdata).
b. Hukum formal
Hukum formal adalah hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan dan
mempertahankan atau menegakkan hukum materiil. Contohnya adalah hukum acara
pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHP) dan hukum Acara
Perdata.
6. Hukum menurut sifat
a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang memiliki sifat yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh semua pihak.
b. Hukum yang mengatur atau melengkapi, yaitu hukum yang dlam keadaan konkrit dapat
dikesampingkan atau tidak dijalankan. Misalnya dalam hal hukum acara perdata. Hukum
ini sifatnya hanya melengkapi saja.[2]

C. Lembaga Penegak Hukum[3]


Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga penegakan hukum
, antara lain kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; kejaksaan yang
berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; kehakiman, yang berfungsi sebagai lembaga
pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau bantuan hukum.

1. Kepolisian
Kepolisian negara adalah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan
di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya hukum acara pidana,
kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik. Menurut pasal 4 UU Nomor
8 Tahun 1981 tentang Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penyelidik adalah
setiap pejabat polisi negara RI.
Penyelidik mempunyai wewenang:
1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.
2) Mencari keterangan dan barang bukti
3) Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri.
4) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:
1) Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
2) Pemeriksaan dan penyitaan surat.
3) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
4) Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik
Selain penyelidik, polisi bertindak pula sebagai penyidik. Menurut pasal 6 UU No. 8/ 1981
yang bertindak sebagai penyidik yaitu:
1) Pejabat polisi negara Republik Indonesia
2) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.

2. Kejaksaan
Setelah kepolisian melakukan penyidikan terhadap tindak pelanggaran hukum,maka
kepolisian memberikan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada kejaksaan.Lembaga
kejaksaan pada hakikatnya merupakan lembaga formal yang bertugas sebagai penuntut
umum, yaitu pihak yang melakukan penuntutan terhadap mereka-mereka yang melakukan
pelanggaran hukum berdasarkan tertib hukum yang berlaku.Pekerjaan lembaga kejaksaan merupakan
tindak lanjut dari lembaga kepolisian yang menangkap dan menyidik pelaku-
pelaku pelanggaran untuk dituntut dipengadilan berupa bentuk pelanggarannya
yang bertujuan untuk menciptakan keadilan di dalam masyarakat.
Berdasarkan pasal 3 UU No. 5 Tahun 1991 tentang “Kejaksaan Republik Indonesia”
pelaksanaan kekuasaan negara di bidang penuntutan tersebut diselenggarakan oleh:
a. Kejaksaan negeri yang berkedudukan di ibu kota Kabupaten atau di kotamadya atau di
kota administratif dan daerah hukumnya yang meliputi wilayah kabupaten atau kotamadya
atau kota administratif.
b. Kejaksaan Tinggi yang berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah hukumnya
meliputi wilayah provinsi.
c. Kejaksaan Agung yang berkedudukan di ibu kota negara RI dan daerah hukumnya
meliputi wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.

3. Kehakiman
Kehakiman merupak suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili. Sedangkan
hakim adalah pejabat peradilan yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili.
Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberi kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Artinya, hakim tidak boleh dipengaruhi
oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara.
Dalam pasal 10 ayat 1 Undang-undang No 14 Tahun 1970 tentang pokok-pokok Kekuasaan
Kehakiman ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh badan pengadilan
dalam 4 lingkungan, yaitu:
a. Peradilan umum
b. Peradilan agama
c. Peradilan Militer
d. Peradilan Tata Usaha Negara
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Menurut Kelsen (1995), hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Secara
formal dapat difenisikan sebagai sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfu
ngsinya norma-
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubung
an-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Tata hukum Indonesia berdasarkan kepada UUD 1945. Operasionalisasi dari konsep
Negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitutsi Negara, yaitu UUD 1945. UUD
1945 merupakan hukum dasar Negara yang menempati posisi sebagai hukum Negara
tertinggi dalam tertib hukum (legal order) Indonesia. Adapun tata urutan perundangan
adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar 19452
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah

Adapun penggolongan hukum didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut :


1. Hukum menurut wujud dan bentuk
2. Hukum menurut wilayah berlakunya
3. Hukum menurut waktu
4. Hukum menurut isi
5. Hukum menurut fungsi
6. Hukum menurut sifat
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga penegakan hukum
, antara lain kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; kejaksaan yang
berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; kehakiman, yang berfungsi sebagai lembaga
pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau bantuan hukum.

You might also like