Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki
akut. Gastroenteritis akut adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus yang
ditandai dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen dan diare. Gastroenteritis
sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara
dalam waktu yang singkat. Virus yang dapat menyebabkan gastroenteritis akut
1
dengan gejala utama gastroenteritis akut yaitu seperti muntah-muntah, sakit
dan faktor perilaku hidup sehat masyarakat yang rendah, makanan yang tidak
hiygienis dan infeksi virus. Berdasarkan hasil studi basic human service pada tahun
2015, hampir semua rumah tangga (99,20%), di Indonesia memasak air sendiri
untuk minum. Namun akibat tidak dikelola dengan baik, sekitar 47,5% air
masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat
terjadi di dunia dan 2,2 juta ( 0,05%) diantaranya meninggal, dan sebagian
Sementara di Jepang setiap anak mengalami 5-10 episode diare dengan rata-
hingga saat ini masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
2
melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Gastroenteritis di wilayahnya. Jumlah
kasus Gastroenteritis akut yang dilaporkan sebanyak 10.980 (0,06%) dan 277
rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak
sehat, makanan yang tidak hygienis, infeksi virus dan parasit (Kemenkes,
2016).
(80,5%) diantaranya usia anak-anak dan tahun 2017 meningkat menjadi 5.867
mencapai 40 orang pada anak- anak dan 2 pada usia dewasa (Depkes Sumbar,
2017).
3
Mengetahui / menggali penerapan Asuhan Keperawatan pada
1. Bagi peneliti
4
yang profesional kepada klien khususnya klien dengan gastroenteristis
akut.
2. Bagi keluarga
yang diderita oleh klien yaitu dengan gastroenteristis akut sehingga dapat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi tiga
kali atau lebih buang air dengan bentuk tinja yang encer dan cair
(Suriadi,2014).
yang di tandai denagn anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen dan diare
(Edelwz, 2013).
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih
dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Aziz, 2016).
muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran
6
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
a. Mulut
1) Bagian luar yang sempit / vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi,
a) Bibir
b) Pipi
7
Di lapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila,
c) Gigi
2) Bagian rongga mulut atau bagian dalam yaitu rongga mulut yang di
a) Palatum
b) Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir,
selaput lendir.
8
c) Kelenjar Ludah
sadar.
d) Otot Lidah
9
terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang
b. Faring (tekak)
limfosit.
c. Esofagus
d. Gaster ( Lambung )
m.sirkuler)
10
2) otot memanjang ( m. Longitudinal ) dan lapisan serosa ( sebelah
luar ).
2) Kontraksi Pendorong
yang mencerna protein, gula, dan lemak. Iritasi yang sangat kuat
11
peristaltik sangat kuat yang berjalan jauh pada usus halus dalam
pankreatikus ).
12
usus halus. Permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan
dari dalam keluar : selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot
1) Seikum
2) Kolon asendens
13
sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat
fleksura linealis.
2 macam :
otot polos dan longitudinal namun bagian luar usus besar yang
14
movement. Mekanisme : 1). Kontraksi kolon desenden 2). Kontraksi
reflek rectum 3). Kontraksi reflek signoid 4). Relaksasi sfingter ani
2.1.3 Etiologi
(2014), yaitu :
c. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti :
d. Pemanis buatan, makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus
akan menarik air dari dinding usus. Dilain pihak, pada keadaan ini
proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingg air tidak sempat
diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada
kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi
e. Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi
15
Gambar 2
Fakor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gastroenteritis
Kuman/
Penyebab Masyarakat Carier
Penyakit
gastroenteritis
2.1.4 Patofisiologi
dampak yang terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran
dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel
invasi sistemik.
16
patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin
atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan
timbul gastroenteritis, tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah.
karena seringnya defikasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
17
makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Abdurrahman, 2014).
merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi
tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.
Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Karena
dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120
18
kekurangan kalium pada gastroenteritis akut juga dapat timbul aritmia
jantung.
diatasi akan timbul penyakit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu
kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
dilakukan yaitu :
a. Pemeriksaan tinja
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
pemeriksaan
19
2.1.7 Komplikasi
b. Renjatan hipovolemik.
enzim laktose.
e. Hipoglikemia.
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan
akut pada anak di atas enam bulan dengan dehidrasi ringan dan
larutan air tajin garam, larutan tepung beras garam dan sebagainya
dehidrasi ringan.
2) Cairan parenteral
20
DG aa (1 bagian larutan Darrow + 1 bagian glukosa 5%). RG g
b. Pengobatan diatetik
1) Untuk anak di bawah satu tahun dan anak di atas satu tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg. Susu (ASI dan atau susu formula yang
makanan sehat (nasi tim) bila anak tidak mau minum susu karena di
rumah sudah biasa diberi makanan padat. Susu khusus yaitu susu
ditemukan.
2) Untuk anak di atas satu tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg.
rumah.
c. Obat-obatan
hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang
21
a) Asetasol
b) Klorpromazin
4) Antibiotika
(Cotrimoxazole / Kotrimoksazol).
22
2.1.9 WOC
2.2Sumber: (Suriadi,2014)
Asuhan Keperawatan Teoritis
23
1) Pengkajian
1) Identitas klien
jawab.
2) Identitas Keluarga
dengan klien.
3) Jumlah saudara
4) Klien anak ke
5) Diagnosa medik
7) Dikirim oleh
9) Alergi
a. Makanan
b. Obat-obatan
c. Penampilan
24
d. Bahasa yang dipakai
3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit
OMA campak.
darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali,
waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
25
a. Riwayat kelahiran
Menyangkut cara lahir, usia kehamilan ibu saat lahir, tempat lahir,
oleh
26
Menurut Freud, pada fase ini anak cenderung mengidentifikasikan
disebut sebagai electra complex. Pada tahap ini saya merasa dekat
mobilan.
interaksi sosial.
5) Fase Genital
5. Imunisasi
6. Kebutuhan dasar
a. Makanan/Minuman
27
Sakit Makan : biasanya terjadi penurunan nafsu makan
b. Tidur
c. Mandi
d. Eliminasi
7. Data fokus
8. Data Psikososial
28
Bagaimana tempat pembuangan kotoran, tempat pembuangan
b. Mata
I : Mata cekung
c. Telinga
P : Nyeri tekan
d. Hidung
f. Leher
P : nyeri tekan
g. Paru
P : bunyi resonan
29
A : Dispnea
h. Abdomen
I : simetris
A : bising usus
P : nyeri tekan
P : Thympani
i. Intagumen
I : kering
1) Laboratorium :
2) Diagnosa Keperawatan
cairan aktif.
30
3) Perencanaan /Intervensi Keperawatan
31
makanan. normal jumlah dan tipe
Defenisi: asupan nutrisi f. Tidak terjadi penurunan intake cairan dan
tidak mencukupi untuk badan yang berarti pola eliminasi
memenuhi kebutuhan g. TTV normal d. Monitor TTV
metabolic.
32
d. Pantau TTV
6 Cemas berhubungan Control cemas Penurunan kecemasan
dengan stress Indicator: Aktivitas:
Defenisi: perasaan a. Tidak ada tanda a. Tenangkan klien
gelisah yang tak jelas kecemasan b. Berusaha memahami
dari ketidaknyamanan b. Melaporkan tidak adanya keadaan klien
atau kegiatan yang gangguan persepsi c. Sediakan aktivitas
disertai respon autonom sensori untuk menurunkan
(sumber tidak spesifik c. Tidak ada manifestasi ketegangan
d. Berikan pengobatan
atau tidak diketahui perilaku kecemasan
untuk menurunkan
oleh individu), perasaan d. TTV normal
cemas dengan cara
keperihatinan Koping yang tepat
disebabkan dari e. Menunjukkan e. Monitor TTV
antisipasi terhadap fleksibilitas peran f. Peningkatan koping
bahaya. f. Melibatkan keluarga Aktivitas:
dalam membuat a. Hargai pemahaman
keputusan pasien tentang proses
g. Peduli terhadap penyakit
kebutuhan keluarga b. Tentukan
kemampuan klien
untuk mengambil
keputusan.
7 Kurang pengetahuan, Pengetahuan tentang penyakit Peningkatan
berhubungan dengan Indikator pengetahuan
kurang terpapar a. Menjelaskan kembali Aktifitas:
tentang penyakit, a. Kaji pengetahuan
informasi b. Mengenal kebutuhan b. Jelaskan tentang
perawatan dan proses penyakit
pengobatan tanpa cemas (tanda dan gejala),
identifikasi
kemungkinan
penyebab.
c. Jelaskan tentang
tindakan pencegahan
dan program
pengobatan dan
alternatif
pengobantan
4) Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan
33
Sementara tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan
adalah :
opinion.
pasien, kompeten.
5) Evaluasi
a) Pengertian
34
dimana setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien,
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan.
b) Macam evaluasi
antara lain :
35
intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat
(3) A : Analisis
(4) P : Planning
36
Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,
(5) I : Implementasi
pelaksanaan.
(6) E : Evaluasi
37
kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
(7) R : Reassesment
38
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Klien
1. Identitas
a. Identitas klien
Identitas Kasus
Nama
Usia
Suku Bangsa
Alamat
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
No Mr
2. Riwayat kesehatan
No Riwayat kesehatan An “D”
1 Riwayat kesehatan Ibu klien mengatakan kien
sekarang masuk tanggal 23 Juni 2018,
a. Keluhan utama melalui IGD dengan keluhan
BAB encer sejak 5 hari yang
39
lalu, dengan frekuensi > 7 kali,
klien lemah, muntah, muka
pucat, perut kembung
b. Alasan masuk rumah sakit Ibu klien mengatakan anak
masuk rumah sakit karena klien
BAB encer sejak 5 hari yang lalu
dengan frekuensi > 7 kali dan
tidak kunjung berhenti,
kemudian klien lemah, muntah,
muka pucat, perut kembung dan
dibawa ke rumah sakit
Reksodiwiryo tanggal 23 Juni
2018 melalui IGD pada jam
09.00 WIB
c. Upaya yang dilakukan Upaya yang dilakukan orang tua
selama anak sakit adalah dengan
memberi anak obat penurun
panas dan ramuan obat
tradisional
d. Keluhan saat pengkajian Ibu klien mengatakan suhu anak
tinggi, BAB encer dengan
frekuensi 7 kali , anak lemah
dan lebih banyak berbaring di
tempat tidur, muntah dan tidak
nafsu makan, makan habis hanya
3 sendok, anak tidak mau
minum banyak, minum hanya
sesekali dengan porsi ¼ gelas,
muka pucat, perut kembung
2 Riwayat kesehatan dahulu
a. Penyakit yang pernah dialami Klien pernah dirawat dengan
diagnosa DBD pada saat usia 5
40
tahun
b. Pernah dirawat Pernah dirawat pada usia 5 tahun
selama 6 hari di Puskesmas
Lubuk Begalung
c. Alergi Keluarga mengatakan klien tidak
ada memiliki riwayat alergi
terhadap obat-obatan dan juga
sejak kecil tidak ada alergi
terhadap makanan tertentu
d. Riwayat kesehatan keluarga Saat pengkajian diperoleh data
bahwa anggota kleuarga klien
tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit yang sama
3 Perkembangan
Kognitif Anak mampu mengklasifikasikan
(mengelompokkan), menyusun,
41
dan mengasosiasikan
(menghubungkan/menghitung)
angka atau bilangan
4. Imunisasi
Jenis BCG Hepatitis DPT Polio Campak DT Dan
Imunisasi lain-
lain
Terakhir Usia 2 Saat lahir Usia 1 Usia 2 Usia 9 - -
diberikan bulan bulan bulan bulan
Frekuensi 1 1 1 1 1 - -
pemberian
5. Kebutuhan Dasar
An “D”
(1) Makan
Sehat : keluarga mengatakan sebelum sakit klien makan 3-4 x sehari
dengan nasi, lauk pauk (pagi, siang dan malam)
Sakit : selama sakit klien tidak nafsu makan, jika makan muntah dan
hanya habis 3 sendok makan / suap, makan dibantu keluarga
(2) Minum
42
Sehat : keluarga mengatakan sebelum sakit minum air putih 5 gelas /
hari
Sakit : keluarga mengatakan minum air putih hanya habis ¼ gelas
(3) Tidur
(a) Waktu tidur siang
Sehat : Anak jarang tidur siang
Sakit : keluarga mengatakan sering terjaga dan tidak bisa tidur siang
(b) Waktu tidur malam
Sehat : tidur 7 – 8 jam / hari (nyenyak)
Sakit : keluarga mengatakan anak tidak bisa tidur nyenyak karena
sering terbangun akibat BAB
(4) Mandi
Sehat : klien mandi 2x sehari
Sakit : frekuensi mandi klien lebih sedikit
(5) Pola eliminasi
Sehat : klien BAB 1-2 x sehari (lancar, warna kuning, konsistensi
lembek, dan bau khas) BAK normal
Sakit : klien BAB lebih dari 7 x sehari dengan konsistensi encer
6. Data fokus
Anak “D’ mengalami peningkatan suhu tubuh, penurunan berat badan,
kelemahan, kram abdomen, kerusakan integritas kulit
7. Data psikososial
An “D”
Anak sangat senang bermain dengan teman sebayanya dan berbaur
dengan lingkungan sekitar, anak cemas jika berpisah dengan orang
tuanya.
43
Saluran BAB di rumah lancar, septic tank berjarak + 2m dari rumah,
sumber air dari PDAM, tempat pembuangan sampah rumah tangga
berada di depan rumah, pekarangan rumah sering tergenang air
Keterangan
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : ketergantungan total
44
4 Mata I : Konjungtiva normal dan tidak
anemis
P : Tidak ada pembengkakan
5 Telinga I : Pendengaran normal, tidak ada
pendarahan, Simetris kiri kanan
P : Tidak ada nyeri tekan
6 Hidung I : Tampak simetris, bersih, tidak
ada polip
P : Tidak ada nyeri tekan
7 Mulut dan gigi I : Bibir kering dan pecah, gigi ada
karies dan susunan gigi lengkap
tapi kurang rapi
8 Leher I : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, Limphe, tidak ada
bendungan vena jungularis
P : Tidak ada nyeri tekan
9 Dada Paru
I : simetris
P : Tidak ada benjolan
mencurigakan.
P : Sonor dan redup
A : Bunyi paru vesikuler
Jantung
I : simetris
P : Tidak ada benjolan
mencurigakan.
P : Sonor dan redup
A : Bunyi jantung normal
10 Abdomen I : abdomen kanan dan kiri
simetris.
45
A : Peristaltik meningkat 40 x/menit
P : Turgor kulit tidak langsung
kembali dalam 1 detik.
P : Hipertimpan, perut kembung
Analisa
Kondisi fisik klien pada saat masuk rumah sakit dalam kondisi lemah,
namum tingkat kesadaran pada kondisi compos mentis. Pada suhu tubuh tercatat
38°c, nadi 120 x/mnt dan respirasi 23x/mnt, tekanan darah 110/90 mmHg.
46
ANALISA DATA
No An D
Data Etiologi Masalah
1 DS kehilangan volume cairan aktif Kekurangan volume cairan
- Keluarga mengatakan anak sering
BAB, frekuensi > 7 kali dan anak
muntah
DO
- Bibir kering
- Klien lemah dan lesu
- Anak sering BAB
- TTV
TD : 110/80 mmHg
S : 380 C
R : 23 x /i
N : 120 x/i
2 DS Ketidakmampuan mengabsorbsi Ketidakseimbangan nutrisi: kurang
- Keluarga mengatakan anak tidak dari kebutuhan tubuh
makanan
nafsu makan
DO
- Anak susah makan
- Porsi makan habis ¼
- Anak mengunyah makan lama
3 DS Kurang terpapar informasi Kurang pengetahuan,
- Keluarga mengatakan tidak
memahami tentang penyakit anak
DO
47
- Keluarga tidak mengerti bagaimana
cara meningkatkan asupan cairan
dan nutrisi anak
- Keluarga tampak bingung
- Keluarga banyak menjawab tidak
tahu ketika perawat bertanya
Analisa
Berdasarkan data di atas masalah keperawatan yang dapat diambil dari kasus. Klien memiliki masalah pada defisit cairan tubuh,
nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh, pasien sering BAB dan keluarga klien tidak memahami dengan baik tentang penyakit
48
B. Diagnosa Keperawatan
Analisa
Secara teoritis diagnosa keperawatan yang muncul adalah Kekurangan
49
C. Intervensi Keperawatan
N Kasus (An. “D”)
o Diagnosa NOC NIC
1. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
volume cairan keperawatan diharapkan 1. Monitor status hidrasi
berhubungan keseimbangan cairan (misalnya, membran
dengan kehilangan didalam tubuh klien tidak mukosa lembab, denyut
volume cairan aktif terganggu, dengan Kriteria nadi adekuat)
hasil: 2. Jaga intake/asupan yang
1. Tekanan darah (5) akurat dan catat output
2. Denyut nadi perifer(5) klien
3. Keseimbangan intake dan 3. Monitor makanan/cairan
output dalam 24 jam(4) yang dikonsumsi dan hitung
4. Berat badan stabil(5) asupan kalori harian
5. Turgor kulit(4) 4. Kolaborasi pemberian cairan
6. Kelembaban membran IV
mukosa(5) 5. Monitor status nutrisi
Keterangan: 6. Timbang berat badan setiap
(4): Sedikit terganggu hari dan monitor status
(5): Tidak terganggu klien
7. Monitor tanda-tanda vital
8. Dorong keluarga untuk
membantu klien makan
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
nutrisi: kurang dari keperawatan diharapkan 1. Identifikasi adanya alergi
kebutuhan tubuh nutrisi klien dapat atau intoleransi makanan
berhubungan terpenuhi, dengan Kriteria 2. Instruksikan klien mengenai
dengan hasil: kebutuhan nutrisi
ketidakmampuan 1. Asupan makanan(4) 3. Atur diet yang diperlukan
mengabsorbsi 2. Asupan cairan(5) (yaitu, menyediakan
makanan 3. Rasio berat/tinggi makana protein tinggi,
badan(5) menambah atau mengurangi
4. Energi(4) kalori, menambah atau
5. Hidrasi(4) menurangi vitamin,
Keterangan: mineral)
(4): Sedikit menyimpang 4. Tentukan jumlah kalori dan
dari rentang normal jenis nutrisi yang
(5): Tidak menyimpang dari dibutuhkan untuk
rentang normal memenuhi persyaratan gizi
50
Tindakan keperawatan:
Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang klien pada jam
keperawatan diharapkan yang sama setiap hari
berat badan klien normal, 2. Monitor mual dan muntah
dengan Kriteria hasil: 3. Monitor asupan kalori setiap
1. Berat badan(5) hari
4. Instruksikan cara
meningkatkan asupan kalori
3 Kurang Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
pengetahuan, keperawatan diharapkan 1. Kaji tingkat pengetahuan
berhubungan pemahaman klien tentang klien dan keluarga
dengan kurang gastroenteritis meningkat , 2. gambarkan tanda, gejala dan
terpapar informasi dengan Kriteria hasil: penyebab penyakit dengan
1. Klien dan keluarga cara tepat
mampu menyatakan 3. identifikasi proses penyakit
pemahaman tentang dengan cara tepat
penyakit gastroentiritis,
penyebab dan cara
pencegahannya
2. klien dan keluarg mampu
melaksanakan prosedur
pencegahan penyakit
yang dijelaskan
51
A. Catatan Perkembangan (Implementasi)
No dx An “D”
Tanggal Jam Implementasi
I Senin , 08.20 1) Memberikan cairan oralit 700
25/06/2018 cc/3 jam,
52
yang diperlukan anak,
08.50 3) Mencatat jumlah makanan yang
dihabiskan anak,
09.20 4) Memeriksa turgor kulit,
kelembaban mukosa mulut
setelah 8 jam,
10.40 5) Memberitahu ibu untuk
menyuapi anaknya makan,
6) Memantau mual dan muntah
selama makan.
III Rabu, 10.40 1) mengkaji tingkat pengetahuan
27/06/2018 keluarga terkait proses diare
yang dialami anak,
2) menjelaskan tanda dan gejala
dari diare,
3) menjelaskan alasan anak
mendapat terapi oralit, zinc,
dan mendapatkan terapi RL,
4) memberikan edukasi kepada
keluarga
agar tidak terjadi diare berulang
pada anak.
53
E. Evaluasi
Klien An “D”
No DX Evaluasi
H1 H2 H3
Kekurangan volume S: Ibu klien mengatakan anaknya S: Ibu klien mengatakan S: Ibu klien mengatakan
cairan berhubungan sudah banyak minum, klien anaknya sudah banyak anaknya sudah banyak
dengan kehilangan mengatakan oralit yang minum, klien mengatakan minum, klien mengatakan
volume cairan aktif diberikan sudah dihabiskan oralit yang diberikan sudah oralit yang diberikan sudah
dalam 3 jam, ibu klien dihabiskan dalam 3 jam, ibu dihabiskan dalam 3 jam, ibu
mengatakan BAK anaknya klien mengatakan BAK klien mengatakan BAK
bewarna kuning bening, •100 anaknya bewarna kuning anaknya bewarna kuning
cc, bening, •100 cc, bening, •100 cc, dan sudah
O: mata An.D tampak sudah O: mata An.D tampak masih berserat
masih agak cekung, Mukosa cekung, Mukosa mulut O: mata An.D tampak sudah
mulut masih kering, infus RL lembab, infus RL diberikan tidak cekung lagi, Mukosa
diberikan 20 tts/mnt dalam 8 20 tts/mnt dalam 8 jam sudah mulut lembab, infus RL
jam sudah kolf ke 8, kolf ke 8, diberikan 20 tts/mnt dalam 8
A: tujuan tercapai sebagian, A: tujuan tercapai sebagian, jam sudah kolf ke 8,
keseimbangan intake dan keseimbangan intake dan A: tujuan tercapai,
output dalam 24 jam sedikit output dalam 24 jam tidak keseimbangan intake dan
terganggu, kelembaban terganggu, kelembaban output dalam 24 jam tidak
membran mukosa tidak membran mukosa tidak terganggu, kelembaban
terganggu, turgor kulit terganggu, turgor kulit tidak membran mukosa tidak
terganggu, terganggu, terganggu, turgor kulit tidak
P: Iintervensi dilanjutkan P: Iintervensi dilanjutkan terganggu,
54
P: Iintervensi dihentikan
Ketidakseimbangan S: ibu klien mengatakan anaknya S: ibu klien mengatakan S: ibu klien mengatakan
nutrisi: kurang dari masih susah makan, ibu klien anaknya sudah mau makan, anaknya sudah mau makan,
kebutuhan tubuh mengatakan anaknya ibu klien mengatakan ibu klien mengatakan
berhubungan dengan menghabiskan makanan anaknya menghabiskan anaknya menghabiskan
ketidakmampuan sebagian, makanannya, makanannya,
mengabsorbsi makanan O: saat di timbang BB: 42 kg, O: saat di timbang BB: 42 kg, O: saat di timbang BB: 42 kg,
kulit tampak lembab, turgor kulit tampak lembab, turgor kulit tampak lembab, turgor
kulit kembali cepat, mukosa kulit kembali cepat, mukosa kulit kembali cepat, mukosa
bibir kering, CRT < 2 detik, bibir lembab, CRT < 2 detik, bibir lembab, CRT < 2 detik,
A: tujuan tercapai sebagian, A: tujuan tercapai, asupan A: tujuan tercapai, asupan
asupan makanan dan cairan makanan dan cairan sedikit makanan dan cairan tidak
masih menyimpang dari menyimpang dari rentang menyimpang dari rentang
rentang normal, asupan normal, asupan makanan normal, asupan makanan
makanan secara oral sebagian secara oral sebagian besar secara oral sebagian besar
besar adekuat, adekuat, adekuat,
P: intervensi dilanjutkan P: intervensi dilanjutkan P: intervensi dihentikan
Kurang pengetahuan, S: Ibu mengatakan masih S: Ibu mengatakan sudah S: Ibu mengatakan sudah
berhubungan dengan bingung dengan proses mengerti sedikit dengan mengerti dengan proses
kurang terpapar penyakit gastroenteritis akut, proses penyakit penyakit gastroenteritis akut,
informasi ibu mengatakan sudah gastroenteritis akut, ibu juga ibu juga mengatakan sudah
mengerti dengan tanda dan mengatakan sudah mengerti mengerti dengan tanda dan
gejala dari gastroenteritis akut dengan tanda dan gejala dari gejala dari gastroenteritis
yang dialami anaknya, ibu gastroenteritis akut yang akut yang dialami anaknya,
55
mengatakan belum mengerti dialami anaknya, ibu ibu mengatakan sudah
dengan terapi oralit dan anak mengatakan sudah mengerti mengerti dengan terapi oralit
sudah dianjurkan untuk dengan terapi oralit dan anak dan anak yang diharuskan
minum banyak, yang diharuskan untuk untuk minum banyak,
O: Ibu beranggapan bahwa minum banyak, O: Ibu beranggapan bahwa
penyakit gastroenteritis akut O: Ibu paham bahwa penyakit penyakit gastroenteritis akut
itu hanya sakit biasa, ibu tidak gastroenteritis akut itu bukan itu hanya sakit biasa, ibu
tahu alasan diberikannya oralit sakit biasa, ibu tahu alasan tidak tahu alasan
dan anak yang diwajibkan diberikannya oralit dan anak diberikannya oralit dan anak
banyak minum, yang diwajibkan banyak yang diwajibkan banyak
A: Tujuan belum tercapai, ibu minum, minum,
tidak tahu karakteristik A: Tujuan tercapai sebagian, ibu A: Tujuan tercapai, ibu
spesifik dari gastroenteritis belum memahami betul mengetahui karakteristik
akut, ibu mengetahui faktor karakteristik spesifik dari spesifik dari gastroenteritis
penyebab, tanda dan gejala gastroenteritis akut, ibu akut, ibu mengetahui faktor
dari gastroenteritis akut, ibu mengetahui faktor penyebab, penyebab, tanda dan gejala
mengetahui strategi untuk tanda dan gejala dari dari diare, ibu mengetahui
meminimalkan agar tidak gastroenteritis akut, ibu strategi untuk meminimalkan
terjadi gastroenteritis akut mengetahui strategi untuk agar tidak terjadi
berulang pada anak, meminimalkan agar tidak gastroenteritis akut berulang
P: Intervensi dilanjutkan . terjadi gastroenteritis akut pada anak,
berulang pada anak, P: Intervensi dihentikan.
P: Intervensi dilanjutkan.
56
Analisa
baik.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
kesamaan terhadap pengkajian awal yang didapatkan pada klien. Pada An.D
datang ke rumah sakit dengan keluhan BAB encer melebih normal, demam,
nyeri pada perut. klien tampak lesu dan lemah. klien memiliki riwayat
Sesuai dengan teori yang ada, gastroenteritis akut memiliki gejala anak
gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak
ada, tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja makin lama
daerah sekitarnya menjadi lecet karena seringnya defikasi dan tinja makin
lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal
dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama gastroenteritis. Gejala
keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak,
berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar
57
menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
(Abdurrahman, 2014).
dengan teori dan yang ada dimana pasien datang kerumah sakit karena BAB
encer, frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari, demam tinggi, dan BAB
berlendir, anus dan daerah sekitar menjadi lecet, nafsu makan berkurang, anak
informasi
58
mengabsorbsi makanan dan kurang pengetahuan, berhubungan dengan
kasus berdasarkan NOC dan NIC (2013) yaitu, diagnosa utama pada
dengan kehilangan cairan aktif yaitu 1) monitor status hidrasi, 2) catat intake
monitor kelembaban mukosa dan turgor kulit. Tindakan yang dilakukan pada
pasien setelah diberikan cairan. Kriteria hasil yang hendak dicapai yaitu
dalam 24 jam tidak terganggu, berat badan stabil, turgorkulit tidak terganggu,
masalah yang sudah ditegakkan pada kasus gastroenteritis akut, antara lain
59
analisa peneliti intervensi yang disusun pada kasus sama dengan apa yang ada
di teori
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap
kehilangan cairan aktif yaitu, Memberikan cairan oralit 200 cc/3 jam,
setelah 7 jam pemberian oralit, memberikan terapi zink 1x1 sendok teh sesuai
mukosa mulut, CRT pada anak, memantau pola minum anak, memantau
pengobatan. Salah satu hal yang penting dan perlu diperhatikan yaitu jenis
cairan, jumlah cairan, cara pemberian cairan, dan jadwal pemberian cairan
60
4.2.5 Evaluasi keperawatan
lainnya.
kebutuhan klien.
konsistensi lembek, ibu mengatakan sudah paham dengan apa yang dijelaskan,
anak tampak tenang, anak sudah bisa bercanda, mata tidak cekung, turgor kulit
baik
61
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dalam Hasil pengkajian pada An.D didapatkan anak BAB ± 7 kali, BAB
encer, tidak berlendir, anak demam, nafsu makan berkurang dan nafsu
makan berkurang
monitor nutrisi
62
5. Evaluasi keperawatan disusun dengan metode SOAP. Evaluasi
dengan apa yang dijelaskan, anak tampak tenang, anak sudah bisa
5.2 Saran
63
asuhan keperawatan dengan sebaik-baiknya
dengan tahun dan penerbit terbaru sebagai bahan informasi yang penting
64
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, 2016. Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Edelwz, 2013. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.
Haryati, 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Sarwono WP (Editor), Balai
Penerbit UI
Nurjanah, 2012. Buku Pegangan Praktik Klinik, Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gastroenteritis. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rohmah dan Walid (2009). Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan
Praktik, Salemba Medika, Jakarta.
Rohmah dan Walid (2014), Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi II, Sagung
Seto, Jakarta.
65
Suriadi,2014. Proses Keperawatan , EGC. Jakarta
66