Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak mengalami suatu tanda atau
stroke 49% timbulnya serangan jantung dan tujuh juta kematian premature
tiap tahunnya.
merusak organ tubuh manusia. Setiap tahun darah tinggi menjadi penyebab 1
pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria
sekitar 26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025
1
2
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar 21%
menjadi 26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya,
diperkirakan meningkat lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42%
Hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya
sampai tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah
tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59
hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi,
dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target
sehingga tidak mampu membeli obat hipertensi yang harus dikonsumsi setiap
B. Rumusan Masalah
………………………………..?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. …………………………
4
D. Manfaat Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Puskesmas Nagrak
3. Bagi Penulis
Penelitian ini bagi penulis dapat dijadikan sarana belajar dalam rangka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan
tekanan darah. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara
menetap ≥ 140/90 mmHg (Dharmeizar, 2012). Menurut JNC VII
(2006), terdapat empat kategori tekanan darah, normal, prehipertensi,
hipertensi tahap I dan hipertensi tahap II.
Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang
kronis di mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang
disepakati normal.
Hipertensi adalah faktor penyebab utama kematian karena stroke
dan factor yang memperberat infark miokard(serangan jantung).
Kondisi tersebut merupakan gangguan yang paling umum pada
tekanan darah. Hiper merupakan gangguan asimptomatik yang sering
terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa
hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolic rata-rata
dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg
atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada
dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari
140mmHg. (Potter & Perry, 2005).
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Eigth Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC8) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi
menjadi kelompok prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2
seperti yang terlihat pada gambar dibawah (Bell, K et al.2015).
6
b. Hipertensi renal (ginjal) dapat terjadi akibat dua defek ginjal : oklusi
parsial arteri renalis atau penyakit jaringan ginjal itu sendiri.
1). Lesi aterosklerotik yang menonjol ke dalam lumen arteri renalis atau
kompresi eksternal pembuluh oleh suatu tumor dapat mengurangi
aliran darah ke ginjal. Ginjal berespons dengan mengaktifkan jalur
hormonal yang melibatkan angiotensin II. Jalur ini meningkatkan
retensi garam dan air selama pembentukan urin, sehingga volume
darah meningkat untuk mengkompensasi penurunan aliran darah
ginjal. Ingatlah bahwa angiotensin II juga merupakan vasokontriktor
kuat. Walaupun kedua efek tersebut (peningkatan volume darah dan
vasokontriksi akibat angiotensin) merupakan mekanisme
kompensasi untuk memperbaiki aliran darah ke arteri renalis yang
menyempit, keduanya juga menyebabkan peningkatan tekanan
darah arteri keseluruhan.
2). Hipertensi renal juga terjadi jika ginjal sakit dan tidak mampu
mengeleminasi beban garam normal. Terjadi retensi garam yang
menginduksi retensi air, sehingga volume plasma bertambah dan
timbul hipertensi.
c. Hipertensi endokrin terjadi akibat sedikitnya dua gangguan endokrin
dan sindrom cronn
1). Feokromositoma adalah suatu tumor medula adrenal yang
mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin dalam jumlah yang
berlebihan. Peningkatan abnormal kadar kedua hormon ini
mencetuskan peningkatan curah jantung dan vasokontriksi umum,
keduanya menimbulkan hipertensi yang khas untuk penyakit ini.
2). Sindrom conn berkaitan dengan peningkatan pembentukan oleh
korteks adrenal. Hormon ini adalah bagian dari jalur hormonal yang
menyebabkan retensi garam dan air oleh ginjal. beban garam dan air
yang berlebihan di dalam tubuh akibat peningkatan kadar aldosteron
menyebabkan tekanan darah meningkat.
d. Hipertensi neurogenik terjadi akibat lesi saraf
8
5. Patosifisiologi
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding
arteri dalam millimetermerkuri(mmHg). Dua tekanan darah arteri yang
biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah
diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD
diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor
9
6. Penatalaksaan
a. Terapi Non Farmakologis
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi
harus melakukan perubahan gaya hidup Disamping menurunkan tekanan
darah pada pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga
dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-
pasien dengan tekanan darah prehipertensi (Anonima, 2006).
Pengobatan non-farmakologik yang utama terhadap hipertensi adalah
pembatasan garam dalam makanan, pengawasan berat badan, dan
membatasi minuman alkohol. Intervensi terhadap faktor di atas dapat
digunakan sendirisendiri atau dalam kombinasi. Pengobatan ini mungkin
benar-benar berguna bila tekanan darah diastolik antara 90-95 pada
penderita dengan usia < 50 tahun yang tidak mempunyai faktor-faktor
resiko kardiovaskuler lainnya seperti: hiperkolesterolemia, diabetes
10
3. Pembatasan Alkohol
Orang-orang yang minum 3 atau lebih minuman alkohol per hari
mempunyai tingkat tekanan darah yang tinggi. Sekarang diperkirakan
bahwa hipertensi yang berhubungan dengan alkohol mungkin
merupakan salah satu penyebab sekunder paling banyak dari
hipertensi, kira-kira sebanayak 5-12% dari kasus mengurangi minum
alkohol dapat menurunkan tekanan darah ( Tagor, 1996).
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien
mengerti rasionalitas intervensi diet (Anonima , 2006):
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding
orang dengan berat badan ideal
b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk
(overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat
menurunkan tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang
juga prekursor dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang
dapat berlanjut ke DM tipe 2.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat
menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam,
kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik
dengan pembatasan natrium.
b. Terapi Farmakologis
12
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum
memulai tropi bertujuan menentukan adanya kerusakan jaringan dan
faktor risiko lain atau mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa
urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah, (kalium, natrium,
kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG.
(Arif Mansjoer dkk, 2001).
8. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali
pengukuran hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih
pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan
yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran tekanan darah
dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat
15
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai
tropi bertujuan menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko
lain atau mencari penyebab Hipertensi, biasanya diperiksa urinalisa, darah
perifer lengkap, kimia darah, (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa,
kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG. (Arif Mansjoer dkk, 2001).
8. Diagnosis
Diagnosis Hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali
pengukuran hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran
pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau
gejala-gejala klinis pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadaan
pasien duduk bersandar setelah beristirahat selama 5 menit dengan ukurang
pengukuran lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan) tensimeter dengan
air raksa masih tetap dianggap alat pengukuran yang terbaik.
Anamnesis dilakukan meliputi tingkat Hipertensi dan lama
menderitanya, riwayat dan gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti
penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskuler.
Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang
berkaitan dengan penyebab Hipertensi, perubahan aktifitas/kebiasaan
(merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan efek
samping terapi antiHipertensi sebelumnya bila ada dan faktor psikososial
lingkungan (keluarga, pekerjaan dll).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua
kali atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada
lengan kontralateral dikaji perbandingan berat badan dan tinggi pasien,
kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya
retio Hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising carotid,
pembesaran vena, atau kelenjara tiroid. (Arif Mansjoer dkk, 2001).
18
9. Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai
komplikasi seperti terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak,
ginjal, jantung dan mata.Kerusakan pada otak terjadi pembesaran otot
jantung bagian kiri yang berakhir pada kegagalan jantung.Kejadian ini
biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki, kelopak mata, kelelahan dan
sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat Hipertensi bisa menurunkan ginjal
sebagai penyaring racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone
yang dibutuhkan tubuh, penderita yang mengalami komplikasi ginjal harus
cuci darah setiap minggu dengan biaya yang mahal sementara itu
gangguan pada mata sering tidak disadari sebagai akibat tekanan darah
tinggi, kerusakan pada mata buta menyebabkan kebutaan atau gangguan
penglihatan.
Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya
kesadaran kejang dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan
muntah.Ensefalopati dapat terjadi terutama pada Hipertensi maligna,
tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan
kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh
susunan saraf pusat. (Corwin, 2000)