You are on page 1of 6

STRUKTUR TULANG

Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi antarsel berkapur, yaitu matriks
tulang, dan 3 jenis sel : Osteosit (Yun. Osteon, tulang, + kytos, sel) yang terdapat di rongga-rongga
(lakuna) di dalam matriks; Osteoblas (Osteon + Yun. Blastos, benih), yang menyintesis unsure organic
matriks, dan Osteoklas (Osteon + Yun. Klastos, pecah), yang merupakan sel raksasa multinuclear yang
terlibat dalam resorpsi dan remodeling jaringan tulang.

Karena metabolit tidak dapat berdifusi melalui matriks tulang yang telah mengapur, pertukaran
zat antara ostesit dan kapiler darah bergantung pada komunikasi melalui kanalikuli (L. canalis, saluran),
yang merupakan celah-celah silindris halus, yang menerobos matriks.

Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi lapisan-lapisan jaringan yang
mengandung sel-sel osteogenik –endosteum pada permukaan dalam dan periosteum pada permukaan
luar.

Endosteum adalah lapisan jaringan ikat yang tipis melingkupi ruang sumsum.
Berkemampuan osteogenik dan hemopoetik (membentuk sel-sel darah). Sedangkan Periosteum
adalah jaringan Ikat yang membungkus tulang, terdiri atas 2 lapis, yaitu lapisan fibrous
(mengandung banyak sabut kolagen) dan lapisan lapisan osteogenik (mengandung sel-sel yang
bersifat osteogenik)

Jenis Tulang

Tulang menurut bentuknya dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu :


1. Tulang panjang, ditemukan di tungkai. Tulang berelongasi dan berbentuk silindris, serta
terdiri dari diafisis dan epifisis. Fungsi tulang adalah untuk menahan berat tubuh dan
berperan dalam pergerakan.
2. Tulang pendek, adalah tulang pergelangan tangan (karpal) dan tulang pergelangan kaki
(tarsal). Tulang tersebut berstruktur kuboidal dan bujur, dan biasanya ditemukan
berkelompok untuk memberikan kekuatan dan kekompakan pada area yang pergerakannya
terbatas. Sebagian besar tulang pendek adalah tulang cancellus, yang dikelilingi lapisan tipis
tulang kompak.
3. Tulang pipih, ada pada tulang tengkorak, iga, dan tulang dada. Struktur tulang yang mirip
lempeng ini memberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan memberikan
perlindungan. Dua lempeng tulang kompak (dikenal sebagai tabula luar dan tabula dalam
pada kranium) membungkus lapisan berongga (diploe)
4. Tulang ireguler, adalah yang bentuknya tidak beraturan dan tidak termasuk kategori di atas;
meliputi tulang vertebra dan tulang osikel telinga. Strukturnya sama dengan struktur tulang
pendek, yaitu tulang cancellus yang ditutupi lapisan tulang kompak yang tipis.
5. Tulang sesamoid adalah tulang kecil bulat yang masuk ke formasi persendian atau
bersambungan dengan kartilago, ligamen atau tulang lainnya. Salah satu contohnya adalah
patela (tempurung lutut), yang merupakan tulang sesamoid terbesar.

Observasi umum potongan melintang tulang memperlihatkan daerah-daerah padat tanpa


rongga yang sesuai dengan tulang kompakta (padat) dan daerah-daerah dengan banyak rongga
yang saling berhubungan yang sesuai dengan tulang berongga (spons). Namun dibawah
mikroskop baik tulang kompakta maupun tulang trabekula yang memisahkan ruang-ruang dari
tulang berongga, memiliki stuktur histologik dasar yang sama.

Pada tulang panjang, ujung yang membulat yang disebut epifisis (Yun. Epiphysis, suatu
pertumbuhan keluar) terdiri atas tulang berongga yang ditutupi selapis tipis tulang kompakta.
Bagian silindris yaitu diafisis (Yun. Diaphysis, pertumbuhan di antara) hamper seluruhnya
terdiri atas tulang kompakta, dengan sedikit tulang spons pada permukaan dalamnya di sekitar
rongga sumsum tulang. Tulang pendek umumunya memiliki pusat yang terdiri atas tulang
berongga dan seluruhnya dikelilingi tulang oleh tulang kompakta. Tulang pipih yang membentuk
calvaria memiliki 2 lapis tulang kompakta yang disebut lempeng, yang dipisahkan oleh selapis
tulang berongga yang disebut diploë.

Pemeriksaan mikroskopis tentang tulang memperlihatkan 2 variasi; tulang primer,


imatur, atau tulang anyaman, dan tulang sekunder, matur atau lamellar. Tulang primer
adalah jaringan tulang yang pertama-tama berkembang dalam embrio dan dijumpai dalam
perbaikan fraktur atau proses perbaikan lain. Tulang primer ditandai oleh susunan serat kolagen
halus acak , yang berbeda dengan susunan kolagen lamellar yang teratur pada tulang sekunder.
a. Jaringan tulang primer

Jaringan tulang primer umumnya bersifat sementara dan akan diganti oleh jaringan
tulang sekunder pada orang dewasa, kecuali pada sedikit tempat di tubuh, misalnya dekat
sutura tulang pipih tengkorak, di alveolus gigi dan pada insersi beberapa tendo. Selain berkas
serat kolagen tak teratur, ciri tulang primer lain adalah kadar mineral yang lebih rendah dan
proporsi osteosit lebih banyak daripada osteosit jaringan tulang sekunder.

b. Jaringan Tulang Sekunder


Jaringan tulang sekunder adalah jenis jaringan yang biasanya dijumpai pada orang
dewasa. Jaringan tersebut secara khas memperlihatkan serat-serat kolagen yang tersusun dalam
lamella yang sejajar satu sama lain atau tersusun secara konsentris mengelilingi kanal vaskuler.
Seluruh kompleks lamella tulang konsemtrik mengelilingi suatu saluran yang mengandung
pembuluh daraf saraf dan jaringan ikat longgar yang disebut system havers atau Osteon. Lakuna
dengan osteosit didalamnya terdapat di antara dan kadang-kadang didalam lamella. Di setiap
lamella serat kolagen tersusun parallel. Endapan materi amorf yang disebut substansi semen,
mengelilingi setiap system Havers dan terdiri atas matriks bermineral dengan sedikit serat
kolagen.
Pada tulang kompakta (misalnya diafisis tulang panjang), lamella memiliki susunan
khas yang terdiri dari system havers, lamella sirkumferens luar, lamella sirkumferens dalam,
dan lamella interstisial.
Lamela sirkumferens dalam berlokasi di sekitar rongga sumsum dan lamella
sirkumferens luar terdapat tepat di bawah periosteum. Terdapat lebih banyak lamella luar dari
pada lamella dalam.
Di antar kedua system sirkumferensial tersebut, terdapat banyak system havers,
termasuk kelompok lamella berbentuk tak teratur disebut lamella iinnsterstisial (atau
intermediet). Stryuktur ini merupakan lamella yang tersisa dari system haver s yang dihancurkan
selama pertumbuhan dan remodeling tulangsejati.
Setiap system havers merupakan suatu silinder panjang, seringkali bercabang dua dan
sejajar terhadap sumbu panjang diafisis. Sistem ini terdiri atas sebuah saluran di pusat yang
dikelilingi 4-20 lamela konsentris. Setiap saluran yang berlapiskan endosteum mengandung
pemduluh darah, saraf dan jaringan ikat longgar. Karena jaringa tulang selalu mengalami
remodeling terdapat variasi besar dalam diameter kanal Havers. Setiap system dibentuk oleh
tumpukan lamella dari luar ke dalam sehingga system yang lebih muda memiliki kanal yang
lebih besar.

Tulang Rawan

Tulang rawan adalah bentuk jaringan ikat khusus, dimana matriks ekstraselnya
berkonsistensi padat, sehingga tulang rawan ini memiliki daya kenyal yang memungkinkan
jaringan ini menahan stress mekanik tanpa mengalami distorsi. Tulang rawan terdiri atas sel
kondorosit dan banyak matriks ekstrasel yang terdiri atas serat dan substansi dasar. Kondrosit
membuat dan mensekresi matriks ekstrasel, dan sel-sel itu sendiri terletak di dalam rongga
matriks yang disebut lakuna. Kolagen, asam hialuronat, proteoglikans, dan sejumlah kecil
glikoprotein tertentu merupakan makromolekul utama dalam semua jenis matriks tulang rawan.
Sebagai akibat adanya kebutuhan fungsional yang berbeda, maka terdapat 3 jenis tulang
rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, dan fibrokartilago. Ketiga jenis tulang
rawan tersebut avaskular dan mendapat makanannya melalui difusi dari kapiler dalam jaringan
ikat berdekatan (perikondrium) atau melalui cairan sinovial dari rongga sendi. Tulang rawan
tidak memiliki pembuluh getah bening maupun saraf.
Perikondrium adalah selubung berupa simpai jaringan ikat padat yang membungkus tulang
rawan hampir seluruhnya, merupakan perantara di antara tulang rawan dan jaringan yang
ditunjangnya. Tulang rawan sendi, yang menutupi permukaan tulang pada sendi yang
dapatbergerak, tidak memiliki perikondrium dan dipertahankan oleh difusi oksigen dan nutrient
dari cairan sinovial.

1. Tulang Rawan Hyalin


Tulang rawan hialin segar berwarna putih kebiruan dan
translusen. Pada embrio berfungsi sebagai kerangka sementara
hingga secara berangsur-angsur diganti oleh tulang. Pada
mamalia dewasa, tulang rawan hialin terdapat di permukaan
sendi yang dapat bergerak; dinding jalan napas yang lebih besar
(hidung, laring, trakea, bronki); dan ujung ventral iga, tempat
berartikulasi dengan sternum, dan pada lempeng epifisis, yang
berfungsi untuk pertumbuhan memanjang tulang.
Kondrosit “bernapas” dengan tegangan oksigen yang
rendah. Sel tulang rawan hialin memetabolisir glukosa terutama
melalui glikolisis anaerobik untuk menghasilkan asam laktat.
Nutrien dari darah berdifusi dari perikondrium ke kondrosit yang terletak lebih dalam.
Mekanisme yang melibatkan difusi dan transpor air dan zat terlarut dikembangkan oleh aksi
pemompaan dari kompresi dan dekompresi tulang rawan intermiten. Nutrien berdifusi
melalui air pelarut dari matriks.
Fungsi kondrosit bergantung pada keseimbangan hormon yang sesuai. Pembuatan
glikosaminoglikans bersulfat dipercepat oleh hormon pertumbuhan, tiroksin, dan testosteron.
Ia dihambat oleh kortison, hidrokortison, dan estradiol.

Matriks
Empat puluh persen berat kering tulang rawan hialin terdiri atas kolagen yang
terpendam dalam substansi intersel amorf. Tulang rawan hialin terutama mangandung
kolagen tipe II. Proteoglikans tulang rawan mengandung kondroitin 4-sulfat, kondroitin 6-
sulfat, dan keratan sulfat, terangkai secara kovalen pada protein inti. Sampai sebanyak 200
proteoglikans ini secara non-kovalen berhubungan dengan molekul panjang asam hialuronat,
membentuk agregat proteoglikans yang berinteraksi dengan kolagen. Secara struktural,
proteoglikans mirip sikat botol, pusat proteinnya sebagai tangkai dan rantai
glikosaminoglikans yang memancar sebagai sikatnya.
Selain kolagen tipe II dan proteoglikan, komponen penting lain dari matriks tulang
rawan adalah glikoprotein kondronektin yang membantu perlekatan kondrosit pada kolagen
matriks.

Perikondrium
Lapisan ini kaya akan serat kolagen tipe I dan mengandung banyak fibroblas.

Kondrosit
Pada tepian tulang rawan hialin, kondrosit muda berbentuk lonjong, dengan
sumbu paralel terhadap permukaan. Lebih ke dalam bentuknya bulat, dan dapat
berkelompok hingga 8 sel. Pada jaringan hidup, kondrosit mengisi seluruh lakuna.

2. Tulang Rawan Elastis

Terdapat di aurikula telinga, dinding meatus


auditiva eksterna, tuba auditiva, epiglotis, dan kartilago
cuneiform dalam laring. Pada dasarnya tulang rawan
elastis identik dengan tulang rawan hialin, namun
memiliki jalinan serat-serat elastin halus secara luas.
Kondrosit pada tulang rawan elastis dan hialin serupa,
maka tulang rawan elastis seringkali dijumpai secara
berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin.

3. Fibrokartilago
Ditemukan pada diskus intervertebra, pada
perlekatan ligamen tertentu pada tulang rawan
dari tulang, dan pada simfisis pubis.
Fibrokartilago selalu berhubungan dengan
jaringan ikat padat, dan daerah perbatasan di
antara kedua jaringan ini tidak jelas dan tampak
peralihannya secara berangsur. Fibrokartilago
mengandun kondrosit serupa dengan tulang rawan hialin. Matriks fibrokartilago bersifat
asidofilik karena banyak mengandung serat kolagen kasar, tipe I, yang dengan mudah
tampak di mikroskop. Matriks amorf tidak begitu banyak. Serat kolagen yang banyak
membentuk berkas-berkas tidak teratur di antara kelompok-kelompok kondrosit atau
tersusun paralel sepanjang kolom kondrosit.
Diskus intervertebra terdiri atas 2 komponen : anulus fibrosus dari tulang rawan dan
nukleus pulposus cair. Diskus intervertebra berfungsi sebagai bantal pelicin yang mencegah
vertebra bersebelahan mengalami erosi oleh kekuatan abrasif selama gerakan tulang
belakang. Nukleus pulposus cair berfungsi sebagai peredam kejut di antara vertebra
bersebelahan.

You might also like