Abstrak

Jumlah populasi masyarakat yang mengalami peningkatan setiap tahunnya akan berdampak pada
peningkatan akan kebutuhan transportasi. Alat transportasi yang umum digunakan oleh masyarakat adalah
sepeda motor, hal ini dikarenakan sepeda motor sangatlah mudah didapat dan lebih fleksibel untuk
masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi. Peningkatan permintaan akan sepeda
motor harus diimbangi dengan penambahan pelayanan untuk sepeda motor tersebut seperti bengkel. Dari
kegiatan bengkel tersebut juga dihasilkan limbah yang berupa limbah B3 yaitu oli bekas, accu bekas dan
juga lap yang sudah terkontaminasi oleh pelarut atau pelumas. Walaupun oli bekas masih bisa
dimanfaatkan, bila tidak dikelola dengan baik, maka akan membahayakan bagi lingkungan. Kota
Makassar sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia pada tahun 2015 memiliki total jumlah
penduduk sebesar 1.449.401 jiwa (BPS, 2015). Sejalan dengan perkembangan kota dan daerah, volume
oli bekas terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor dan mesin-mesin
bermotor. Penelitian dilakukan di 20 bengkel resmi dan 20 bengkel tidak resmi di Kota Makassar . Hasil
yang didapat adalah rata rata timbulan limbah oli bekas pada bengkel resmi,tertampung sebanyak 9.54
L/Bengkel/Hari, rata rata timbulan limbah oli bekas tercecer sebanyak 0.004 L/Bengkel/Hari dan rata –
rata timbulan limbah majun sebanyak 4 -5 Majun / Bengkel / Hari. Pengelolaan oli bekas belum
sepenuhnya sesuai dengan PP No 18 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 18 Tahun 2009. Hal ini dapat di lihat dari banyaknya pengepul atau pengumpul oli bekas yang
tidak memiliki izin baik izin pengumpulan maupun izin pengangkutan yang di sebabkan oleh sulitnya
mengurus perizinan karena biaya yang di butuhkan tidak sedikit hingga akhirnya pengepul oli skala kecil
memilih tidak memiliki izin yang penting kegiatan mereka tetap jalan.

Kata-kunci: Oli bekas, bengkel resmi, bengkel tidak resmi

Abstract
The number of population that increases every year will have an impact on the increasing need for
transportation. The common means of transportation used by the public is the motorcycle, this is because
the motorcycle is very easy to get and more flexible for people who have high mobility level. Increased
demand for motorcycles should be offset by additional services for such motorcycles such as workshops.
From the workshop is also generated waste in the form of B3 waste is used oil, used batteries and also
laps that have been contaminated by solvents or lubricants. Although used oil can still be utilized, if not
properly managed, it will be harmful to the environment. Makassar as one of the metropolitan cities in
Indonesia in 2015 has a total population of 1,449,401 people (BPS, 2015). In line with the development of
cities and regions, the volume of used oil continues to increase along with the increase in the number of
motor vehicles and engines. The study was conducted in 20 authorized workshops and 20 unofficial
workshops in Makassar City. The results obtained are the average of waste oil waste in the official
workshop, accommodated as much as 9.54 L / workshop / Day, the average waste of oil waste scattered
as much as 0.004 L / Workshop / Day and average waste wastemajun as much as 4 -5 Majun / Workshop /
Day. Used oil management is not fully in accordance with Government Regulation No 18 Year 1999 and
Regulation of the State Minister of Environment Number 18 Year 2009. It can be seen from the number
of collectors or used oil collectors who do not have permit either the collection permit or the
transportation license caused by the difficulty take care of the licensing because the cost is not in the least
until the small-scale oil collectors choose not to have the necessary licenses to keep their activities on the
road.
Keywords: Used oil, authorized workshop, unofficial workshop