You are on page 1of 16

MODUL

RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI

I. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan umum
Modul ini menguraikan tentang proses dan asuhan yang diberikan tentang
riset dan teknologi informasi. Disini dijelaskan tentang riset dan teknologi
informasi, EBM, Critical apraisal, metodologi penelitian kesehatan dan
kedokteran, penulisan ilmiah dan presentasi ilmiah, penulisan proposal
penelitian, pengolahan data penelitian biostatistik dan pemilihan uji
statistik

B. Tujuan khusus
Pada akhir pembelajaran modul diharapkan peserta didik mampu
memahami EBM, Critical apraisal, metodologi penelitian kesehatan dan
kedokteran, penulisan ilmiah dan presentasi ilmiah, penulisan proposal
penelitian, pengolahan data penelitian biostatistik dan pemilihan uji
statistik

II. Kompetensi
A. Kompetensi kognitif
1. Mampu memahami EBM
2. Mampu memahami critical apresal
3. Mampu memahami metodologi penelitian kesehatan dan kedokteran
4. Mampu memahami pengolahan data penelitian biostatistik dan
pemilihan uji statistik

B. Kompetensi keterampilan
1. Mampu membuat tulisan ilmiah dan presentasi ilmiah
2. Mampu membuat penulisan proposal penelitian dengan baik

III. Metode & Strategi Pembelajaran


A. Metoda
1. Kuliah interaktif
2. Curah pendapat dan diskusi
3. Bedside teaching
4. Pendampingan (Coaching)

B. Strategi
Tujuan 1 : Mampu membuat tulisan ilmiah dan presentasi ilmiah
(metoda 1,2,3,4)
Tujuan 2 : Mampu membuat penulisan proposal penelitian dengan baik
(metoda 1,2,3,4)

IV. Persiapan Sesi


Bahan dan perlalatan yang dibutuhkan :
1. Materi modul riset dan teknologi informasi
2. Materi presentasi : powerpoint
3. Model :
4. Contoh kasus
5. Daftar tilik kompetensi
6. Audiovisual
V. Referensi buku wajib
Buku wajib yang perlu dibaca:

VI. Gambaran umum


Memberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama modul atau
praktik yang dilakukan terkait dengan modul ini sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai dalam waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang
diperoleh adalah sesuai dengan yang diinginkan.

VII. Contoh kasus

VIII. Rangkuman kasus


A. Bahan diskusi

IX. Evaluasi
Kognitif
- Pre-test dan post-test, dalam bentuk lisan, essay dan/atau MCQ
- Self assesment dan peer asisted evaluation
- Curah pendapat dan diskusi

Contoh soal

Psikomotor
- Self Assesment dan Peer Assisted Learning
- Peer Assisted Evaluation (berbasis nilai 0,1 dan 2)
- Penilaian kompetensi (berbasis nilai memuaskan, perlu perbaikan dan
tidak memuaskan)
- Kesempatan untuk perbaikan (Task-based Medical Education)

X. Instrumen penilaian
Instrumen pengukuran kompetensi kognitif & psikomotor
1. Observasi selama proses pembelajaran
2. Log book
3. Hasil penilaian peragaan keterampilan
4. Pretest modul
5. Post-test modul
6. Penilaian kinerja pengetahuan dan keterampilan (ujian akhir semester)
7. Ujian akhir profesi

XI. Penuntun belajar


Skor
Penuntun Belajar
0 1 2 3
1. Melakukan penyapaan, memberikan informasi
dan edukasi pada pasien
2. Melakukan anamnesis :
a. Keluhan utama
b. Keluhan tambahan
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Faktor risiko
e. Riwayat penyakit dahulu
f. Riwayat penyakit keluarga
g. Riwayat psikososial
h. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
3. Melakukan pemeriksaan fisik status generalis
a. Keadaan umum
b. Tanda vital
4. Melakukan pemeriksaan fisik status lokalis
secara sistematis
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
5. Melakukan pemeriksaan penunjang
6. Menetapkan diagnosis kerja
7. Menetapkan diagnosis banding
8. Menetapkan rencana penatalaksanaan
9. Menentukan prognosis
10. Melakukan evaluasi hasil tindakan (terapi)
11. Mengenali masalah dan penyulit serta
melakukan antisipasi pencegahan
12. Mengenali masalah dan penyulit yang ada dan
melakukan penanganan sesuai kemampuan
serta fasilitas yang tersedia dan/atau melakukan
rujukan apabila diperlukan
Jumlah Skor
Keterangan:
0 : Tidak diamati (TD)
1 : Dikerjakan semua tapi tidak benar, atau tidak berurutan, atau tidak dikerjakan
2 : Dikerjakan, dengan bantuan
3 : Dikerjakan semua dengan lengkap dan benar

Maksimal skor :
Skor akhir : Jumlah skor

Lampiran
1. Form pemeriksaan
2. Modul pemeriksaan faal paru

XII. Daftar Tilik


Kompetensi
Daftar Tilik
Ya Tidak
1. Penyapaan, informasi dan edukasi pada pasien
2. Melakukan anamnesis yang terarah
3. Melakukan pemeriksaan fisik status generalis
4. Melakukan pemeriksaan fisik status lokalis
5. Melakukan pemeriksaan penunjang
6. Menetapkan diagnosis kerja
7. Menetapkan diagnosis banding
8. Menetapkan rencana penatalaksanaan
9. Menentukan prognosis
10. Menjelaskan hasil penanganan yang diharapkan
11. Mengenali masalah dan penyulit yang mungkin terjadi
dan melakukan antisipasi pencegahan
12. Mengenali masalah dan penyulit yang ada dan atau
melakukan rujukan apabila diperlukan
Keterangan:
TD: Tidak diamati
Centang pada kolom yang relevan
Hasil: semua kolom harus tercentang kompeten, bila tidak Peserta didik harus
mengulang

XIII. Materi Baku

Evidence-based Medicine (EBM)


Evidence-based Medicine (EBM) adalah strategi yang dibuat berdasarkan
pengembangan teknologi informasi dan epidemiologi klinik dan ditujukan untuk dapat
menjaga dan mempertahankan ketrampilan pelayan-an medik dokter dengan basis
bukti medis yang terbaik1

Dengan demikian, EBM dapat diartikan sebagai pemanfaatan bukti ilmiah secara
seksama, ekplisit dan bijaksana dalam pengambilan keputusan untuk tatalaksana
pasien. Artinya mengintegrasikan kemampuan klinis individu dengan bukti ilmiah yang
terbaik yang diperoleh dengan penelusuran informasi secara sistematis.

Bukti ilmiah itu tidak dapat menetapkan kesim-pulan sendiri, melainkan membantu
menunjang penatalaksanaan pasien. Integrasi penuh dari ketiga komponen ini dalam
proses pengambilan keputusan akan meningkatkan probabilitas untuk mendapatkan
hasil pelayanan yang optimal dan kualitas hidup yang lebih baik.

Praktek EBM itu sendiri banyak juga dicetuskan oleh adanya pertanyaan2 pasien
tentang efek pengobatan, kegunaan pemeriksaan penunjang, prognosis penyakitnya,
atau penyebab kelainan yang dideritanya.

EBM membutuhkan ketrampilan khusus, termasuk didalamnya kemampuan untuk


melakukan penelusuran literatur secara efisien dan melakukan telaah kritis terhadap
literatur tersebut menurut aturan-aturan yang telah ditentukan.

Langkah dalam proses EBM adalah sebagai berikut


1. Diawali dengan identifikasi masalah dari pasien atau yang timbul selama proses
tatalaksana penyakit pasien
2. Dilanjutkan dengan membuat formulasi pertanyaan dari masalah klinis tersebut
3. Pilihlah sumber yang tepat untuk mencari jawaban yang benar bagi pertanyaan
tersebut dari literatur ilmiah
4. Lakukan telaah kritis terhadap literatur yang didapatkan untuk menilai validitas
(mendekati kebenaran), pentingnya hasil penelitian itu serta kemungkinan
penerapannya pada pasien
5. Setelah mendapatkan hasil telaah kritis, integrasikan bukti tersebut dengan
kemampuan klinis anda dan preferensi pasien yang seharusnya mendapatkan
probabilitas pemecahan masalah pelayanan pasien yang lebih baik.
6. Evaluasi proses penatalaksanaan penyakit / masalah pasien anda .. Apakah
berhasil atau masih memerlukan tindakan lain?
Kemampuan menelaah secara kritis terhadap suatu artikel dengan tata cara tertentu
sudah dikenal sejak lama, namun EBM memperkenalkan tata cara telaah kritis
menggunakan lembar kerja yang spesifik untuk tiap jenis penelitian (diagnostik, terapi,
prognosis, metaanalisis, pedoman pelayanan medik dll). Tiga hal penting merupakan
patokan telaah kritis, yaitu (1) validitas penelitian, yang dapat dinilai dari metodologi

/ bahan dan cara , (2) pentingnya hasil penelitian yang dapat dilihat dari bagian hasil
penelitian, serta (3) aplikabilitas hasil penelitian tersebut pada lingkungan kita, yang
dapat dinilai dari bagian diskusi artikel tersebut.

Praktek EBM adalah suatu proses yang panjang dan berkelanjutan, melakukan
pembelajaran/analisis berdasarkan masalah yang timbul dari pasien dan karenanya
bisa menemukan informasi yang penting dalam aspek diagnosis, terapi, prognosis atau
aspek lainnya dari pelayanan kesehatan, antara lain pedoman pengobatan dan
sebagainya. Melalui proses ini diharapkan juga dokter akan memfokuskan topik
bacaannya pada masalah yang terkait dengan masalah pasien. Latihan membuat
pertanyaan klinis yang baik, dan membuat strategi untuk mencari jawabannya dalam
arsip data dimanapun didunia ini akan lebih produktif dan tetap terkait dengan masalah
klinis dari pada sekedar membaca artikel2 dalam suatu jurnal yang dipilih.

Sebagian ahli beranggapan bahwa EBM merubah kebiasaan para dokter untuk
menilai sebuah artikel dari membaca abstraknya saja, menjadi suatu kebiasaan
menelaah secara kritis suatu artikel untuk kepentingan pasien dan dengan sendirinya
memperluas basis pengetahuan dokter tersebut. 2

Banyak pro dan kontra yang timbul dalam penerapan EBM ini, namun tampaknya
pengenalan dan pendalaman EBM merupakan keharusan bagi dokter-dokter
khususnya bagi mereka yang ingin meningkatkan “probabilitas” keberhasilan pelayanan
kedokteran secara profesional.

Penelitian tentang kebiasaan mencari informasi dari para dokter menunjukkan


bahwa bila diminta dokter akan mengatakan setiap 3 pasien akan menimbulkan 2
pertanyaan/masalah, padahal fakta penelitian menunjukkan setidaknya 5 pertanyaan
timbul dari setiap pasien, 52% dari pertanyaan ini dapat dijawab oleh dokter tersebut
dari catatan medik atau sistim informasi rumah sakit dan 25% jawaban dapat ditemukan
di buku ajar atau basis data di Internet. 3,4

Diharapkan dalam penerbitan selanjutnya, secara berkala dapat dibahas tinjauan


khusus dan telaah kritis untuk topik / desain penelitian tertentu, dengan contoh-contoh
yang konkrit dalam penatalaksanaan pasien sehari-hari.
CRITICAL APPRISAL

Telaah kritis atau criticals appraisal adalah cara atau metode untuk mengkritisi
secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah. Telaah kritis menjadi suatu keharusan bagi
seorang klinisi (ex. Dokter) untuk menerapkan pengetahuan baru dalam praktek sehari-
hari. Telaah kritis digunakan untuk menilai validitas (kebenaran) dan kegunaan dari
suatu artikel atau journal ilmiah. Telaah Kritis merupakan bagian dari Evidence-Based
Medicine.

A. Langkah-langkah yang perlu dilakukan


Secara formal penilaian kritis (critical appraisal) perlu dilakukan terhadap kualitas
bukti-bukti yang dilaporkan oleh artikel riset pada jurnal. Penilaian kritis kualitas bukti
dari artikel riset meliputi penilaian tentang validitas (validity), kepentingan (importance),
dan kemampuan penerapan (applicability) buktibukti klinis tentang etiologi, diagnosis,
terapi, prognosis, pencegahan, kerugian, yang akan digunakan untuk pelayanan medis
individu pasien, disingkat “VIA”.
1. Validity
Setiap artikel laporan hasil riset perlu dinilai kritis tentang apakah kesimpulan yang
ditarik benar (valid), tidak mengandung bias. Bias adalah kesalahan sistematis
(systematic error) yang menyebabkan kesimpulan hasil riset yang salah tentang akurasi
tes diagnosis, efektivitas intervensi, akurasi prognosis, maupun kerugian/ etiologi
penyakit.
Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari cara
peneliti memilih subjek/ sampel pasien penelitian, cara mengukur variabel, dan
mengendalikan pengaruh faktor ketiga yang disebut faktor perancu (confounding
factor). Untuk memperoleh hasi riset yang benar (valid), maka sebuah riset perlu
menggunakan desain studi yang tepat.
2. Importance
Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel tentang intervensi medis perlu dinilai tidak
hanya validitas (kebenaran)nya tetapi juga apakah intervensi tersebut memberikan
informasi diagnostik ataupun terapetik yang substansial, yang cukup penting
(important), sehingga berguna untuk menegakkan diagnosis ataupun memilih terapi
yang efektif.
Suatu tes diagnostik dipandang penting jika mampu mendiskriminasi (membedakan)
pasien yang sakit dan orang yang tidak sakit dengan cukup substansial, sebagaimana
ditunjukkan oleh ukuran akurasi tes diagnostik. Suatu intervensi medis yang mampu
secara substantif dan konsisten mengurangi risiko terjadinya hasil buruk (bad outcome),
atau meningkatkan probabilitas terjadinya hasil baik (good outcome), merupakan
intervensi yang penting dan berguna untuk diberikan kepada pasien. Suatu intervensi
disebut penting hanya jika mampu memberikan perubahan yang secara klinis maupun
statistik signifikan, tidak bisa hanya secara klinis signifikan atau hanya secara statistik
signifikan.
Ukuran efek yang lazim digunakan untuk menunjukkan manfaat terapi dalam
mencegah risiko terjadinya hasil buruk adalah absolute risk reduction (ARR), relative
risk reduction (RRR), dan number needed to treat (NNT). Ukuran efek yang lazim
digunakan untuk menunjukkan manfaat terapi dalam meningkatkan kemungkinan
terjadinya hasil baik adalah absolute benefit increase (ABI), relative benefit increase
(RBI), dan number needed to treat (NNT).
Setiap intervensi medis di samping berpotensi memberikan manfaat juga kerugian
(harm). Ukuran efek yang digunakan untuk menunjukkan meningkatnya risiko terjadi
kerugian oleh suatu intervensi medis adalah rasio risiko (RR), odds ratio (OR), absolute
risk increase (ARI), relative risk increase (RRI), dan number needed to harm (NNH).

3. Applicability
Bukti yang valid dan penting dari sebuah riset hanya berguna jika bisa diterapkan
pada pasien di tempat praktik klinis. ‗Bukti terbaik‘ dari sebuah setting riset belum tentu
bisa langsung diekstrapolasi (diperluas) kepada setting praktik klinis dokter. Untuk
memahami pernyataan itu perlu dipahami perbedaan antara konsep efikasi (efficacy)
dan efektivitas (effectiveness). Efikasi (efficacy) adalah bukti tentang kemaknaan efek
yang dihasilkan oleh suatu intervensi, baik secara klinis maupun statistik, seperti yang
ditunjukkan pada situasi riset yang sangat terkontrol. Situasi yang sangat terkontrol
sering kali tidak sama dengan situasi praktik klinis sehari-hari. Suatu intervensi
menunjukkan efikasi jika efek intervensi itu valid secara internal (internal validity),
dengan kata lain intervensi itu memberikan efektif ketika diterapkan pada populasi
sasaran (target population) (Gambar 9).

Gambar. Populasi sasaran, populasi eksternal, dan kemampuan penerapan


(applicability) bukti riset

Agar intervensi efektif ketika diterapkan pada populasi yang lebih luas, yang tidak
hanya meliputi populasi sasaran tetapi juga populasi eksternal (external population),
maka intervensi tersebut harus menunjukkan efektivitas. Efektivitas (effectiveness)
adalah bukti tentang kemaknaan efek yang dihasilkan oleh suatu intervensi, baik
secara klinis maupun statistik, sebagaimana ditunjukkan/ diterapkan pada dunia yang
nyata (“the real world”).
Efektivitas menunjukkan manfaat praktis-pragmatis dari sebuah intervensi ketika
diterapkan pada lingkungan pelayanan dokter yang sesungguhnya, di mana banyak
terdapat ketidakteraturan (irregularity) dan ketidakpastian (uncertainty), meskipun pada
lingkungan yang sangat terkontrol alias terkendali intervensi itu mungkin efektif.
Kemampuan penerapan intervensi dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
kesesuaian antara karakteristik populasi pasien dalam riset dan pasien di tempat
praktik, kesesuaian antara variabel hasil yang diteliti dalam riset dan hasil yang
diinginkan pada pasien (perbaikan klinis), akseptabilitas dan kepatuhan pasien,
keamanan (jangka pendek maupun jangka panjang), biaya, cost-effectiveness, fisibilitas
(kelayakan), perbandingan dengan alternatif intervensi lainnya, preferensi pasien,
akseptabilitas sosial, dan sebagainya. Pertimbangan semua faktor tersebut diperlukan
untuk menentukan kemampuan penerapan intervensi.
Dokter bekerja di dunia nyata, bukan dunia maya atau ―dunia lain. Karena itu
keputusan untuk menggunakan/ tidak menggunakan intervensi perlu
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas (effectiveness)
intervensi. Suatu riset yang menemukan efektivitas intervensi, dengan kata lain
intervensi yang efektif ketika diterapkan pada populasi umum (populasi eksternal),
maka temuan riset itu dikatakan memiliki validitas eksternal (external validity).
Berdasarkan fakta tersebut maka dalam praktik EBM, “bukti efektivitas” (“evidence of
effectiveness”) lebih bernilai daripada “bukti efikasi” (“evidence of efficacy”) (Mathew,
2010).

Metodologi penelitian
Metode Penelitian Kuantitatif
Metode yang dipergunakan dalam penelitian kuantitatif, khusunya kuantitatif
analitik adalah metode dedutif. Dalam metoda ini teori ilmiah yang telah diterima
kebenarannya dijadikan acuan dalam mencari kebenaran selanjutnya.
Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan
Politik (2000: 6) menyatakan bahwa pada dasarnya metoda ilmiah merupakan cara
ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan : a) kerangka
pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat konsisten dengan
pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun; b) menjabarkan hipotesis
yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut; dan c) melakukan
verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran pernyataannya
secara faktual.
Selanjutnya Jujun menyatakan bahwa kerangka berpikir ilmiah yang berintikan
proses logico-hypothetico-verifikatif ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut (Suriasumantri, 2005 : 127-128).
a. Perumusan masalah, yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris
yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang
terkait di dalamnya.
b. Penyusunan kerangka berpikir dalam penyusunan hipotesis yang merupakan
argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara
berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan.
Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis
ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor
empiris yang relevan dengan permasalahan.
c. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan
terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan
dari dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
d. Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis, yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-
fakta yang mendukung hipoteisis tersebut atau tidak.
e. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima.
Langkah-langkah atau prosedur penelitian tersebut kemudian oleh Jujun S.
Suriasumantri divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai berikut

PERUMUSAN
MASALAH

KHASANAH deduksi PENYUSUNAN


PENGETAHUAN koherensi
KERANGKA
ILMIAH BERRPIKIR

pragmatisme PERUMUSAN
HIPOTESIS

induksi
korespondensi

DITERIMA PENGUJIAN DITOLAK


DITERIMA HIPOTESIS

Bagan 2 : METODE ILMIAH


Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, metode fenomenologis, metode
impresionistik, dan metode post positivistic. Adapun karakteristik penelitian jenis ini adalah
sebagai berikut (Sujana dan Ibrahim, 2001 : 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002: 11-12;
Moleong, 2005: 8-11;Johnson, 2005, dan Kasiram, 2008: 154-155).
a. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris – rasional atau bottom-up).
Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yaitu teori yang
timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar itu
penelitian bersifat generating theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori
substansif.

b. Perspektif emic/partisipan sangat iutamakan dan dihargai tinggi. Minat peneliti banyak
tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang partisipan
yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang disebut sebagai fakta
fenomenologis.

c. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku. Rancangan


pene-litian berkembang selama proses penelitian.

d. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna di balik data,
untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan
empiris logis.

e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan, dan
alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan

f. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis yaitu dengan


memahami secara mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi

g. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya tidak
terpisahkan dengan apa yang diteliti

h. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah berlangsung

i. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta
situasi tertentu

j. Penelitian kualitatif disebut juga peneleitian alamiah atau inquiri naturalistik.

Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan,


serta situasi dan kondisi di lapangan. Secara garis besar tahapan penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 80)
a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.
b. Mengumpulkan data di lapangan.
c. Menganalisis data.
d. Merumuskan hasil studi.
e. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan

PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN

Judul Penelitian

• Rumusan topik yang mengungkapkan batasan masalah penelitian dengan


pernyataan singkat (maksimal 14 kata), spesifik, informatif dan memberikan
gambaran mengenai adanya hubungan antar variabel
• Bila diperlukan, untuk memperjelas judul, dimungkinkan adanya sub judul yang
menjelaskan antara lain lingkup/tempat penelitian, metode yang digunakan, waktu
penelitian dan sebagainya
• Judul diketik center, menggunakan huruf Times New Romans kapital font 16 dicetak
bold; sub judul diketik menggunakan huruf Times New Romans font 14; naskah
menggunakan huruf Times New Romans font 12, dengan jarak 1.5 spasi.

Abstrak
Abstrak merupakan deskripsi singkat namun cermat dari tujuan jangka panjang,
target khusus yang ingin dicapai, rencana kegiatan yang diusulkan, metode yang
akan digunakan dalam pencapaian tujuan penelitian ,serta manfaat penelitian bagi
pemangku kepentingan/stakeholder.

2) Pendahuluan
a) Latar Belakang
- Latar belakang mengungkapkan tentang fakta yang menggambarkan masalah
atau tantangan yang dihadapi
b) Tujuan Penelitian
- Menjelaskan hasil-hasil yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian
c) Perumusan Masalah
- Perumusan masalah merupakan penajaman dan penentuan batasan masalah
penelitian
d) Pertanyaan Penelitian (Research Question)
- Jika tidak ada hipotesis, buat pertanyaan penelitian yaitu pertanyaan terbaik dari
sejumlah pertanyaan yang muncul dari permasalahan untuk memfokuskan
penelitian yang dilakukan

3) Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi teori/penelitian yang relevan dengan permasalahan atau
tantangan yang ingin diteliti, kemudian dituangkan dalam bentuk kerangka teori
atau kerangka konseptual penelitian

4) Hipotesis (jika ada)


Pernyataan singkat mengenai prakiraan hasil yang diharapkan dan bertolak
belakang dengan masalah, dan tujuan
5) Metode Penelitian
Uraian metode yang digunakan dalam penelitian meliputi daerah penelitian,
populasi dan sampel, sumber data, instrumen penelitian, variabel penelitian,
pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data dan interpretasi hasil
penelitian sesuai dengan kerangka teori atau kerangka konsep dalam tinjauan
pustaka.
Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif dijelaskan pendekatan yang
digunakan, rancangan penelitian, karakteristik informan, proses dan alat
pengumpulan serta analisis informasi, proses penafsiran dan penyimpulan
informasi

6) Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan merupakan uraian rencana kerja yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan penelitian yang mencakup seluruh kegiatan akan dilaksanakan.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian yang umum digunakan adalah yang berbentuk bar
chart.

7) Daftar Pustaka
Daftar pustaka dibatasi pada literatur yang dikutip dalam penelitian.

Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data


A. Pengumpulan Data
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian adalah kualitas data
yangdi kumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Ada 2 sumber data :
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung di ambil dari sumbernya. Ada 3 cara
pengumpulan data primer :
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui
hal-hal yang lebih mendalam dari responden. Data yang di hasilkan adalah
data yang kualitatif.
c. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk di jawab. Data yang di hasilkan bisa data yang kuantitatif
atau kualitatif
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari hasil mengumpulkan orang lain
Contoh : Data yang dimiliki perusahaan, Data BPS, Browsing di Internet dan
sebagainya.

B. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah mentabulasi data, menjumlahkan atau memilah-milah data
menjadi data yang siap di sajikan dan kemudian di analisis sesuai dengan
kebutuhan.

C. Penyajian Data
1. Penyajian Data Acak
Data yang sudah diolah kemudian disajikan. Tujuan penyajian data adalah
agar para pengguna mudah dalam membaca data.
Ada 2 cara penyajian data :
a. Tabel
Bentuk baku tabel
Judul Tabel
Catatan kaki :
 keterangan
 sumber
Syarat sebuah tabel yaitu minimal terdapat :
1. Judul tabel
2. Judul baris dan atau judul kolom
3. Catatan kaki yang berisi sumber data dan atau keterangan
Sumber adalah dari mana data tersebut diperoleh
Keterangan adalah penjelasan singkat jika ada data yang ekstrim

b. Grafik
Ada beberapa macam grafik/diagram :
1. Diagram batang
2. Diagram Garis
3. Diagram Titik

D. Penyajian Data Berkelompok


Selain disajikan seperti penyajian data di atas, data, apalagi jika jumlahnya banyak
dapat di sajikan dengan terlebih dahulu dikelompokkan atau yang di kenal dengan
nama pembuatan tabel Distribusi Frekuensi. Salah satu kegunaan dari distribusi
frekuensi adalah : dapat di lihat, seperti apakah distribusi atau penyebaran data
yang ada.
Ada tiga jenis penyebaran data :
1. Berdistribusi negative
Data berdistribusi negatif berarti kebanyakan data berada di bawah rata-rata.
2. Berdistribusi simetris
Data berdistribusi simetris berarti kebanyakan data berada di sekitar rata-
rata.
3. Berdistribusi positif
Data berdistribusi positif berarti kebanyakan data berada di atas rata-rata

BIOSTATISTIK

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,


menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika
adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics)
berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan
data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika
pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan
atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep
dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain:
populasi , sampel, unit sampel, dan probabilitas.

Ruang lingkup statistic


Macam Statistik
1. Pembagian statistik (A) :
a. Statisik Deskriptif: bagaimana data dikumpulkan dan disajikan
b. Statistik inferensi: bagaimana menganalisis data dan menginterpretasikan hasil
analisis tersebut.

2. Pembagian statistik (B) :


a. Statistik parametrik : berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas
parameter- parameter populasi seperti rata-rata proporsi, dan lain- lain. Dengan
ciri–ciri parametrik adalah jenis data interval atau rasio serta distribusi data
(populasi) adalah normal atau mendekati normal.
b. Statistik non- parametrik: inferensi statistik yang tidak membahas parameter-
parameter populasi dengan ciri adalah data nominal atau ordinal serta distribusi
data (populasi) yang tidak diketahui atau bisa disebut tidak normal.

3. Pembagian statistik (C):


a. Analisis univariat : dimana hanya ada satu pengukuran(variabel) untuk
sejumlah (n) atau pengukuran beberapa variabel tapi masing- masing dianalaisis
tersendiri. Contoh: uji t, uji F, ANOVA, dll.
b. Analisis multivariat : dimana ada dua atau lebih pengukuran (variabel) untuk
sejumlah (n) sampel dan analisis antar variabel dilakukan bersamaan (regresi,
korelasi, dll).

Jenis Data
Data : himpunan angka-angka yang teratur menurut kaidah-kaidah tertentu dan
menunjukkan nilai suatu obyek atau fakta yang dinyatakan dengan angka.
Ciri-Ciri Data
a. Berbentuk angka atau simbol angka, tidak berbentuk kalimat.
b. Tersusun teratur. Berurutan sesuai dengan aturan-aturan, kaidah-kaidah, hukum-
hukum, rumus-rumus, dalil-dalil tertentu.
c. Agregat. Seluruh kumpulan nilai-nilai pengukuran yang merupakan suatu
kesatuan dan setiap nilai pengukuran hanya mempunyai arti sebagai bagian dari
keseluruhan tersebut.

Klasifikasi Data
a. Data Diskrit (data anumeration) : kumpulan angka-angka yang tidak memiliki
desimal atau pecahan di antara dua bilangan bulatnya, diperoleh dari menghitung.
Tiap objek memiliki satu satuan yang utuh, yang tidak memungkinkan untuk
terjadinya secara sebagian.Misalnya : jumlah rumah 34 rumah, jumlah penduduk
3657 jiwa, jumlah mobil 29 mobil, jumlah meja 56 meja, dsb. Pada perhitungan
dimungkinkan ada desimal, namun kesimpulan akhir merupakan angka tanpa
desimal. Pembulatan selalu naik, berapapun angka di belakang koma.

b. Data Kontinue (data measurement) adalah kumpulan angka-angka yang masih


dimungkinkan memiliki bilangan desimal atau pecahan di antara dua bilangan
bulatnya yang banyaknya tak terhingga, biasanya didapatkan dari proses
pengukuran. Contoh : tinggi badan 175,5 cm, berat badan 67,75 kg, jarak m 10,7
km, kecepatan 23 m/dt, temperatur 370C, volume 35,2 l, dll.

Data Menurut Sifatnya


a. Data Kualitatif : adalah kenyataan yang menunjukkan sifat-sifat objek yang tidak
memungkinkan secara langsung dapat diubah menjadi angka, sehingga
menggunakan pendekatan dalam bentuk kategori. Contoh : lukisan indah,
pemandangan bagus, wajah cantik, penataan rapi, kebijaksanaan tepat,
perkataannya benar, tariannya indah.
b. Data Kuantitatif : adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Misalnya : 60
rumah, 2.345 jiwa, 23 km, 19 gr.

Data Menurut Sumbernya


a. Data Primer : data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan sendiri
pengumpulan terhadap obyek.
b. Data Sekunder : data yang diperoleh dari olahan data primer
c. Data Tersier : data yang diperoleh dari olahan data sekunder.
d. Data Kuarter : data yang diperoleh dari data tersier yang telah diolah terlebih
dahulu.

Skala data
a. Skala nominal
 Ciri : dibedakan.
 Operasional matematis : = dan≠ .
 Contoh :
- mata pencaharian (pedagang, petani, swasta, dll)
- suku bangsa (Sunda, Jawa, Madura, Batak, dll)
- Bahasa (Melayu, Jawa, Bugis, Minang, dll)
- jenis kelamin (laki-laki, wanita)
- jenis penyakit (ispa, diare, kulit, TB, dll)

b. Skala ordinal
 Ciri ; dapat dibedakan, dapat diurutkan. •Operasional matematis : =,≠, >, dan <
 Contoh :
- tingkat pendidikan(SD, SLTP, SLTA, PT),
- peringkat (I, II, III),
- mutu (baik, sedang, jelek),
- tingkatan (tinggi, sedang, rendah).

c. Skala interval
 Ciri : dapat dibedakan, dapat diurutkan, interval yang sama tiap satuan alat ukur,
besarnya interval tidak menunjukkan arti yang sebenarnya, antara satuan alat ukur
yang satu dengan lainnya memiliki skala angka nol yang tidak sama.
 Operasional matematis : =,≠, >, <, +, dan− .
 Contoh : data temperatur (0C,0F,0R), tahun (th jawa, th masehi, th hijriah, th cina),
sikap (skala begardus, skala likert), IQ, konsentrasi (ph), umur (th).

d. Skala ratio
 Ciri : dapat dibedakan, dapat diurutkan, memiliki interval yang sama tiap satuan alat
ukur, lebar interval tiap satuan alat ukur menunjukkan nilai yang sebenarnya dan
antara satuan alat ukur yang satu dengan lainnya memiliki skala angka nol yang
absolut.
 Operasional matematis : =,≠, >, <, +,−, x, dan :
 Contoh : data berat (kg, pound), data jarak (km, yard, mile, kaki), volume (m3, liter,
gallon), tinggi badan, luas (m2, hektar, ubin)

You might also like