Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus
menerus berdetak. Pada kenyataanya, sepanjang rentang usia manusia rata-rata,
jantung berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali
sepersekian detik diantara denyutan. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan,
bahkan sebelum ibu dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung mudigah yang
sedang berkembang sudah mulai berfungsi. Diyakini bahwa jantung merupakan
organ pertama yang berfungsi. Pada saat ini mudigah manusia manusia memiliki
panjang beberapa millimeter, seukuran dengan huruf besar pada halaman ini.
Darah berjalan secara kontinu melalui system sirkulasi ke dan dari jantung
melalui dua lengkung vaskuler (pembuluh darah) tepisah, keduanya berawal dan
berakhir di jantung (lihat gambar). Sirkulasi paru terdiri dari lengkung tertutup
pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru, sedangkan
sirkulasi sistemik terdiri dari pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara
jantung dan system organ.
1.2. Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 JANTUNG
Gambar : jantung
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,
bertumpu pada diaphragm thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa
III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi
cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri
cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi
lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di
kiri linea medioclavicularis.
2.1.2 Ruang Jantung
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir
ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam
atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inverior dan sinus koronarius.
Dalam muara vena kava tidak terdapat katup - katup sejati. Yang memisahkan vena
kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter.
Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi
kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi sistemik. Sekitar 75%
aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel
selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick.
Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan pengisian ventrikel
sehingga menurunkan curah ventrikel.
2. Ventrikel Kanan ( Bilik Kanan)
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena
pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh
karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke
dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan
menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan
bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui
katup mitralis.
2. Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katup
simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus.
Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis
terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah
aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu
ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta, terdapat kantung
menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva.
Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini
melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada
waktu katup aorta terbuka.
2.1.4 Lapisan Jantung
2.1.4.1 Epikardium
Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,tersusun dari lapisan sel-sel
mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epicardium terdapat pericardium.
Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput yang
membungkus jantung dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam
cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada
gesekan antara pericardium dan epicardium. Epikardium adalah lapisan paling luar
dari jantung yang dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium. Epikardium
berupa membrana serosa yang padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak
mengandung serabut elastis yang berbentuk lembaran, terutama dibagian
provundal. Epikardium melekat erat pada miokardium, membungkus vasa, nervi
dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada jantung. Kumpulan
ganglion padat terdapat pada subepikardium terutama pada tempat masuknya vena
kava kranialis. Lamina parietalis perikardium juga berupa membran serosa yaitu
suatu membran yang terdiri dari jaringan ikat yang mengandung jala serabut elastis,
kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh mesothelium. Epikardium
tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat. Jantung
bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa
oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung
dari aorta asendens dinamakan arteri coronaria.
2.1.4.2 Miokardium
Lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri
bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri
koronaria kanan memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikal kanan dan
permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke
sinus kemudian bersikulasi langsung ke dalam paru-paru. Miokardium merupakan
lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung yang berkontraksi untuk
memompa darah, otot-otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang
bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan dihubungkan ujung ke
ujungpada struktur khusus yang dikenal sebagai diskus interkalatus (intercalated
disk). Didalam sebuah diskus interkalatus terdapat dua jenis pertautan membrane:
desmoson dan gap junction (lihat gambar 11). Desmosom, sejinis kaut lekat yang
secara mekanis menyatukan sel-sel, banyak dijumpai dijaringan, misalnya jantung
yang saling mendapat tekanan mekanis. Pada interval tertentu disepanjang diskus
interkaltus, kedua membrane berhadapan saling mendekat untuk membentuk gap
junction, yaitu daerah-daerah dengan resistensi listrik yang rendah dan
memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel dekatnya.
2.1.4.3 Endokardium
1. Pembuluh Pulmonaris
2. Pembuluh Sistemik
Pembuluh pulmonaris:
Pembuluh sistemik:
Arteri sistemik : membawa darah “bersih” dari ventrikel kiri ke sirkulasi
sistemik melalui aorta, cabang-cabang aorta:
a. koronaria : ke jantung
a. karotis : ke leher, kepala dan otak
a. subklavia : ke lengan dan daerah dada
a. abdominalis: ke organ-organ abdomen
a. iliofemoralis: ke panggung dan tungkai
Jantug dipersarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis dan system saraf antonom
melalui pleksus kardiakus. Saraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian
servikal dan torakal bagian atas dan saraf simpatis berasal dari n. vagus. Serabut
eferen post-ganglion berjalan ke nodus sinus artialis dan nodus atrionventrikularis
yang tersebar kebagian jantung yang lain. Serabut eferen berjalan bersama nervus
vagus dan berperan sebagai reflex kardiovaskular yang berjaln bersama saraf
simpatis.
Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium
kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut telah
diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen
tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel
kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan
demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke
sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2
segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya
oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katub bikuspid atau mitral
kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri , bilik pompa yang memompa atau
mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru.
Darah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa
yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru melalui
arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yag disebut aorta. Aorta
bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.
Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan
mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam
prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau
produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Kemudian darah yang menjadi
kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung
dan memasuki siklus paru. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus
yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume
darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan
memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke
jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan
dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki
tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan
jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang
lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan
resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada
otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke
atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan
darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke
membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien
tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah
belakang mendorong katup menutup.
2.1.7.3.Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagai pompa bergantung pada nutrisi dan oksigenesi otot
jantung melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan
epikardium jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-
cabang intermiokardial yang kecil-kecil. Untuk dapat mengetahui akibat penyakit
jantung koroner, maka kita harus mengenal terlebih dahulu distribusi arteria
koronaria ke otot jantung dan system konduksi
1. A koronaria kiri
A desending aterior
A sirkumfleksa
2. A koronaria kanan
interventrikuler posterior
desending posterior
Peredaran darah terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan dengan
perdaran darah orang yang telah dilahirkan atau orang dewasa. Keistimewaan
perdaran darah janin dalam kandungan yaitu oksigen dan zat makanan yang
diperlukan diambil dari darah ibu.
a. Foramen ovale : lubang diantara atrium deksra dan atrium sinistra. Lubang
ini akan tertutup sesudah bayi lahir.
b. Dustus ateriosus botalli : pebulu darah yang menghubungkan arteri
pulmonalis dengan aorta.
c. Duktus vonosus : pe,bulu darah yang menghubungkan umbilikalis dengan
vena kava inferior.
d. Plasenta : jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot
mengandung pembulu darah yang berfungsi sebagai tempat pertukaran zat,
dimana zat yang di perlukan akan diambil dari darah ibu dan yang tidak
berguna akan dikeluarkan. Plasenta terbentuk kira-kira minggu kedelapan
yang menempel pada endometriumdan terikat kuat sampai bayi lahir.
Fungsi plasenta :
Menydiakan makanan untuk janin dalam kandungan yang di ambil
dari darah ibu,
Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan oksigen pada
janin dalam kandungan,
Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin,
Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.
e. vena umbilikasis : yaitu pembulu darah yang membawa darah dari plasenta
ke peredaran darah janin. Darah yang dibawa oleh vena umbilikasis banyak
mengandung zat makanan dan oksigen .
f. arteri umbilikasis : pembulu darah yang membawa darah janin ke plasenta
jumlahnya sua buah. Kedua pebulu darah ini membawa zat sisa makanan
dan karbon sioksida dari tubuh bayi ke dalam plsenta. Arteri dan vena
umbilikasis tebungkus menjadi satu dalam satu saluran yang disebut duktus
umbilikasis atau tali pusat.
Dari plasenta melalui vena umbilikalis, darah yang banyak mengandung zat
makanan dan oksigen dialirkan kedalam tubuh janin melalui vena kava inferior dan
vena porta menuju atrium dekstra.
Dari atrium sinistra melalui foramen ovale. Darah yang berasal dari ventrikel
sinistra diedarkan ke seluruh tubuh dan dari ventrikel dekstra melalui arteri
pulmonalis menuju paru-paru, karena paru-paru belum bekerja maka darah dari
arteri pulmonalis tersebut malalui duktus arteriosus botali masuk ke aorta dan
diedarkan ke seluruh tubuh.
Darah yang telah digunakan oleh janin banyak mengandung zat-zat sisa
pembakaran dan sisa makanan. Darah ini berjalan melalui arteri aliaka interna
masuk ke arteri umbilikalis melalui duktus umbilikalis masuk ke plasenta.
Pada saat lahir, bayi akan segera menagis dengan kuat sambil bernafas sehingga
udara akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengmbang dan terjadilah
perubahan yang besar dalam tubuh bayi.
Darah yang sudah dibersikan oleh paru-paru akan dialikan ke vena pulmonalis
menyebabkan septum antara atrium dekstra dan atrium sinistra mendapat tekanan
yang kuat sehingga klep yang terdapat pada foramen ovale tertutup. Pada saat tali
pusat diikat dan di potong, hubungan perdaran darah antara bayi dan ibu terputus.
Gambar : sirkulasi janin
Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang
ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang sering dikenal sebagai otoritmisitas
1. Sembilan puluh Sembilan persen sel otot jantung adalah sel kontraktif,
yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam
keadaan normal tidak menghasilakan sendiri potensial aksi.
2. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisianya, sel otoritmik, tidak berkontraksi
tapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi
yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada
pada potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel
otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut
memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity), yaitu membrane meraka
secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara potensial-potensial
aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane mengalami potensial aksi (lihat
gambar 13). Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang
berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial
aksi, yang kemudia menyebar keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara
berirama tanpa perangsangan saraf apapun.
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
lubang (muara) vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus
didasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atrium dan
ventrikel.
3. Berkas his (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal
dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut
bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui
spetum, melingkari ujung bilik septum, melingkari ujung bilik ventrikel,
dan kembali ke atrium di sepanjang diding luar.
4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan
menyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Gambar 14 : system penghantar khusus pada jantung
Pada perbandingan dua sel otoritmik (lihat gambar 15), sel A memiliki
kecepatan dipolarisasi yang lebih besar dan dengan demikian, sel A mencapai
ambang lebih cepat dan menghasilkan potensial aksi lebih cepat dari pada sel B.
sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi
terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung,
potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction
dan system penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan
normal memprlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial
aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini dikenal
sebagai pemacu (pacemaker, penentu irama) jantung. Jaringan otoritmik lain tidak
mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah
diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka
mencapai kambang dengan irama mereka yang lebih lambat.
Apabila karena suatu hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus SA),
lokomotif tercepat kedua (nodus AV) akan mengambil alih dan kereta akan berjalan
dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila nodus SA nonfungsional. Nodus AV
akan menjalankan aktivitas pemacu (lihat gambar 19). Jaringan otoritmik bukan
nodus SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih, walaupun dengan
keceptan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran
impuls antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan
kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan ventrikel, yang tidak dijalankan oleh
kecepatan nodus SA yang lebih tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit
yang dimulai oleh sel otoritmik ventrikel (serabut purkinje). Situasi ini dapat
diperbandingkan dengan rusaknya lokomotif ke dua (nodus AV), sehingga
lokomotif utama (nodus SA) terputus dari lokomotif ketiga (serabut purkinje) dan
gerbong lainya. Lokomotif utama terus melaju dengan kecepatan 70 mil/jam
sementara bagian kereta lainya berjalan dengan kecepatan 30 mil/jam. Fenomena
seperti itu, yang dikenal sebagai blok jantung total (complete heart block), timbul
apabila jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel rusak dan tidak berfungsi.
Kecepatan denyut ventrikel 30 kali/menit hanya akan dapat menunjang gaya hidup
yang sangat santai pada kenyataanya pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-
keadaan dengan kecepatan denyut jantung sangat rendah, misalnya kegagalan
nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan alat pacu buatan (aktifisial
pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara ritmis menghasilkan inpuls yang
menyebar keseluruh jantung untuk menjalakan baik atrium maupun ventrikel
dengan kecepatan lazim.
Suatu potensial aksi yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar ke
kedua atrium, terutama dari sel ke sel melalui gap junction. Selain itu, beberapa
jalur penghantar khusus yang batasnya tidak jelas mempercepat penghantar inpuls
melalui atrium :
Potensial aksi relative lebih lamabat melalui nodus AV. Kelambanan ini
menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisisn ventrikel
sempurna impuls tertunda sekitar 0,1 detik (perlambat an nodus AV, AV noday
delay) yang memungkinkan atrium mengalami depolarisasi sempurana dan
berkontraksi , mengosongkan isi mereka ke dalam ventrikel, sebelum depolarisasi
dan kontraksi ventrikel terjadi.
System penghantar ventrikel lebih terorganisasi dan lebih penting dari pada
jalur penghantar antaratrium dan antar nodus. Karena masa ventrikel jauh lebih
besar dari pada masa atrium harus terdapat system penghantar yang cepat untuk
segera menyebarkan eksitesi di ventrikel. Jika proses depolarisasi ventrikel
keseluruhan bergantung pada penyebaran impuls sel ke sel melalui gap junction,
jaringan ventrikel yang berdekatan dengan nodus AV akan tereksitasi dan
berkontraksi sebelum impuls sampai ke apeks jantung. Hal ini tentu saja
menyebabkan pemompaan tidak efektif. Perambatan potensial aksi secara cepat
melalui berkas his dan pendistribusianya secara difus dan cepat keseluruh jaringan
purkinje menyebabkan pengaktifan sel-sel miokardium ventrikel di kedua bilik
hamper terjadi secara bersamaan. Hal ini memastikan bahwa kontraksi yang terjadi
adalah tunggal, terkoordinasi, dan mulus yang dapat secara efisien menyemprotkan
darah ke dalam sirkulasi paru dan sistemik pada saat yang sama.
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan
dilastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Atrium dan vantrikel dan
mengalami siklus sistole dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat
penyebaran eksitasi otot jantung, sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi
otot jantung. Pembahasan berikut berkaitan dengan berbagai proses yang terjadi
secara bersamaan selama siklus jantung, termasuk gambaran EKG, prubahan
tekanan, perubahan volume, aktivitas katub, dan bunyi jantung. Referensi ke ( lihat
gambar) akan mempermudah pembahasan ini. Yang akan dijelaskan hanylah
kejadian-kejadian disisi kiri jantung, tetapi perlu diingat bahwa disisi kanan jantung
juga berlangsung kejadian yang sama, kecuali bahwa tekanannya lebih rendah.
Pembahasan kita akan di awali dan diakhiri oleh diastol ventrikel untuk
menyelesaikan satu siklus penuh jantung.
Selama diastol ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan diastol.
Tahap ini sesuai dengan interval TP pada EKG-interval setelah repolarisasi
ventrikel dan sebelum depolarisasi atrium berikutnya. Karena aliran masuk darah
yang kontinu dari system vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi
tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas ( lihat gambar 9-20 ).
Akibatnya, volume ventrikel perlahan-lahan meningkatkan bahkan sebelum atrium
berkontraksi (titik 2). Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan
membentuk potensial aksi. Impuls sebagai gelombang P (titik 3). Depolarisasi
atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam
ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium (titik 4).proses
pengabungan eksitasi-kontraksi terjadi selama jeda singkat antara gelombang P dan
peningkatan tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai (titik 5)
yang berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh
penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium (titik 6 dan jantun B).
selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan
ventrikel, sehingga katub AV tetap tebuka.
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi
atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir
diastol (titik 7) dikenal sebagai volume diastolic akhir (end diastolic volume,
EDV), yang besarnya sekitar 135 ml. selama siklus ini tidak ada lagi darah yang
ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolic akhir adalah jumlah
darah maksimum yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.
Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melaui nodus AV dan system
penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simulat, terjadi kontraksi
atrium telah selesai. Kompleks QRS yang mengawali eksitasi ventrikel ini (titik 8),
menginduksi kontraksi ventrikel. Kurva tekanan ventrikel menigkat secara cepat
segera setelah kompleks QRS muncul. Mengisyaratkan pemulaan sistol ventrikel
(titik 9). Jeda singkat antara kompleks QRS dan awitan sebenarnya sistol ventrikel
adalah waktu yang diperlukan untuk berlangsung proses pengabungan eksitasi-
kontraksi. Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi
tekanan atrium. Perbedaan tekanan yang terbalik ini mendorong ketup AV menutup
(titik 9).
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katub AV telah tertutup,
tekanan harus teus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan
aorta untuk membuka katub aorta. Dengan demikian, terdapat periode waktu
singkat antara penutupan katub AV dan pembukaan katub aorta pada saat ventrikel
menjadi suatu bilik tertutup (titik 10). Karena katub tertutup, tidak ada darah yang
mesuk atau keluar ventrikel vebtrikel selama waktu ini. Interval ini disebut sebagai
periode kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumetric berarti “volume dan
panjang konstan”) (jantung C). karena ada darah yang masuk atau keluar ventrikel,
volume bilik ventrikel tetap dan penjang serat-serat otot juga tetap. Keadaan
isovolumetrik ini serupa dengan kontraksi isometric pada otot rangka. Selama
periode kontraksi ventrikel isovolumatrik, tekanan ventrikel terus meningkat
karena volume tetap (titik 11).
Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta (titik 12), katub aorta
dipaksa membuka dan darah mulai menyemprot (jantung D), karva tekanan aorta
meningkat ketika darah dipaksa berpindah dari ventrikel ke dalam aorta lebih cepat
daripada darah yang mengalir ke pembulu-pembulu yang lebih kecil di ujung yang
lain (titik 13). Volume ventrikel berkurang secara drastis sewaktu darah dengan
cepat dipompa ke luar (titik 14). Sistol ventrikel dan fase ejeksi (penyedotan)
ventrikel.
Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna selama penyemprotan.
Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung
di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar selama sistol. Jumlah darah
yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut sebagai
volume sitolik akhir (and-systolic volume, EVS),yang besarnya sekitar 65 ml (titik
15). Ini adalah jumlah darah paling sedikit yang terdapat di dalam ventrikel selama
siklus ini.
Jumlah drah yang dipopa ke luar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi
sikenal sebagai volume/ ini sekuncup (stroke volume,SV);SC setara dengan
volume diastolic akhir dikurangi volume systolic akhir; dengan kata lain, perbedaan
antara volume setelah darah di ventrikel sebelum kontraksi dan volume setelah
kontraksi adalah jumlah darah yang disemprotkan selama kontraksi. Pada contoh
kita, volume diastolic akhir adalah 135 ml, volume systolic akhir 65 ml, dan volume
secukup adalah 70ml.
Gelombang T menandakan repolarisasi yang terjadi di akhir sistol ventrikel
(titik 16). Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi, tekanan ventrikel
turun dibawah tekanan aorta dan katub aorta menutup (titik 17). Penutupan katub
aorta menimbulkan gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta (titik 18) yang
dikenal sebagai takik dikrotik (ditrotik notch). Tidak ada lagi darah yang keluar
dari ventrikel selama siklus ini karena katub aorta telah tertutup. Namun katub AV
belum terbuka karena tekanan ventrikel masih lebih tinggi daripada tekana atrium.
Dengan demikian, semua katub sekali lagi tertutup dalam waktu singkat yang
dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumentrik (titik 19 dan jantung E).
panjang serat otot dan volume bilik (titik 20) tidak berubah. Tidak ada darah yang
masuk atau keluar seiring dengan relaksasi ventrikel dan tekanan terus turun.
Sewaktu tekanan ventrikel turun sibawah tekanan atrium, katub AV membuka (titik
21) dan pengisian ventrikel terjadi kembali. Diastol ventrikel mencakup periode
relaksasi ventrikel isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel.
Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi secara bersamaan,
sehingga atrium berada dalam diastol ventrikel sepanjang sistol ventrikel. Darah
terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri. Karena darah yang masuk
ini terkumpul di atrium, tekanan atrium terus meningkat (titik 22). Sewaktu AV
terbuka pada akhir sistol ventrikel, darah darah yang terkumpul di atrium selama
sistol ventrikel dengan cepat mengalir ke ventrikel. Dengan demikian, mula-mula
pengisian ventrikel berlangsung cepat (titik 23) karena peningkatan tekanan atrium
akibat pinimbunandarah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat (titik
24) karena darah yang tertimbun tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan
atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir
dari vena-vena pilmonalis ke dalam atrium kiri dan melalui katub AV yang terbuka
ke dalam ventrikel kiri. Selam diastol ventrikel tahap akhir, sewaktu pengisian
ventrikel berlangsung lambat, nodus SA kembali mengeluarkan potensial aksi (titik
25) dan siklus jantung dimulai kembali.
Sebagian besar pengisian ventrikel harus terjadi pada awal diastol saat fase
pengisian cepat. Ketika kecepatan denyut jantung meningkat, durasi diastol
berkurang jauh lebih besar daripada penurunan lama sistol. Sebagai contoh, apabila
kecepatan denyut jantung meningkat dari 75 menjadi 180 kali per menit, durasi
diastol berkurang sekitar 75% dari 500 mdet menjadi 125 mdet. Hal ini sangat
mengurangi waktu yang tersedia untuk relaksasi dan pengisian ventrikel. Namun,
karena sebagai besar pengisian ventrikel terjadi pada awal diastol, pengisian tidak
terlalu terganggu ketika kecepatan denyut jantung meningkat, misalnya ketika
berolahraga ( lihat gambar).
Namun, terdapat batas sampai serapa cepat dapat berdenyut tanpa mengalami
penurunan periode diastol sampai ke titik tertentu pengisian ventrikel sangat
terganggu.pada kecepatan denyut jantung yang melebihi 200 kali per menit, waktu
diastolick terlalu singkat untuk pengisian ventrikel yang adekuat. Apabila pengisian
tidak adekuat, curah jantung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan
ventrikel tidak melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter nodus AV yang
relatif lama tidak akan memungkinkan pengahantaran impuls ke ventrikel lebih
cepat dari pad tingkat tersebut.
Gambar 9.20.
2.1.10 Bunyi Jantung
Bunyi LUB yang rendah disebabkan oleh penutupan katup mitral dan
trikuspidialis, lamanya kira-kira 0,15detik dan frekuensinya 25-45 Hz. Terpisahnya
bunyi jantung pertama dan kedua adalah karena penutupan kedua katup yang tidak
bersamaan sebagai akibat dari kontraksi ventrikel yang satu terjadi setelah kontraksi
ventrikel yang lain.
S1 S2 S1 S2 S1 S2
Bunyi DUP yang lebih pendek dan nyaring yang disebabkan oleh menutupnya
katup aorta dan pulmonal segera setelah sistolik ventrikel berakhir.Frekuensinya
50Hz dan berakhir 0,15 detik. Bunyi ini keras dan tajam ketika tekanan diastolic
dalam aorta atau arteri pulmonalis meningkat. Masing-masing katup menutup
dengan kuat pada akhir sistolik. Pemisahan bunyi jantung kedua kedalam bunyi
inspeksi adalah normal dan terdengar sangat keras pada orang yang masih muda.
Hal ini dikarenakan sedikit agak bertundanya penutupan katup pulmonaris karena
aliran darah keventrikel kanan.
2.1.10.3 Bunyi ketiga (Gallop S3)
Bunyi ini lemah, didengar kira-kira sepertiga jalan diastolic. Pada individu
muda ini bertepatan dengan masa pengisian cepat ventrikel. Hal ini mungkin
disebabkan oleh getaran yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1
detik.Maka bunyi jantung menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti
gallop kuda,bunyi ini terjadi pada awal diastolic, selama fase pengisian cepat siklus
jantung atau pada akhir kontraksi atrium disebut suara ketiga (S3).Suara ini
terdengar pada pasien yang mengalami penyakit miokard atau yang menderita gagal
jantung kongestif dan yang ventrikelnya gagal menyemburkan semua darah selama
sistolik. Gallop S3 terdengar pada pasien yang berbaring pada sisi kiri.
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
Bunyi ini terkadang dapat didengar sebelum bunyi pertama bila tekanan atrium
tinggi atau ventrikel kaku seperti pada hipertrofi ventikel.
S4 S1 S2 S4 S1 S2 S4 S1 S2
1. Automaticity
2. Conductivity
3. Excitability
4. Contractility
2.1.11.1 Automaticity
Kemampuan intrinsik otot jantung (nodus SA) untuk secara spontan
menghasilkan impuls listrik
Impuls spontan —> perubahan potensial listrik dari sel otot jantung (depolarisasi)
Depolarisasi spontan terjadi secara ritmik dan memulai terjadinya kontraksi
jantung.
2.1.11.2 Conductivity
2.1.11.3 Excitability
2.1.11.4 Contractility
Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari dua
belas system elektroda konvensional, atau lead. Sewaktu sebuah mesin elektroda
kardiogram dihubungkan dengan elektroda pencatatan di dua titik pada tubuh,
susunan spesifik dari tiap-tiap pasangan koneksi itu disebut lead. Kedua belas lead
tersebut masing-masing merekam aktivitas listrik dijantung dari lokasi yang
berbeda-enam susunan listrik dari ekstermitas dan enam lead dada di berbahgai
tempat disekitar jantung. Kedua belas lead tersebut digunakan secara rutin di semua
rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali adanya
deviasi dari normal (lihat gambar).
2.1.12.1 Komponen pada rekaman EKG
Ekstrasistol
Fibrilasi ventrikel
TUNICA INTIMA
Pada saat keluar dari jantung, darah mempunyai tekanan yang tinggi
arteri mempunyai dinding yang tebal, berotot dan agak elastic makin jauh dari
jantung, arteri besar menjadi lebih berotot, dan jumlah jaringan elastis berkurang
arteri akan bercabang-cabang menjadi lebih kecil dan lebih banyak, arteri yang
terkecil disebut arteriol kapiler merupakan perpanjangan dari tunika intima arteriol,
menghubungkan arteriol dan venul —> menjembatani penyediaan darah ke
jaringan dan pengembalian darah ke jantung
Sistem vena:
Dibandingkan dengan arteri: diameter lebih besar, dinding lebih tipis, lebih lunak
dan relatif tidak berotot tekanan aliran darah balik ke jantung lebih rendah
vena yang terkecil disebut venul vena dan venul mempunyai katup-katup untuk
mencegah aliran balik dari darah Vena: pembuluh darah yang membawa darah ke
jantung Arteri: pembuluh darah yang membawa darah dari jantung Mikrosirkulasi:
sirkulasi darah melalui pembuluh darah yang paling kecil —> diperlukan untuk
kehidupan jaringan
Mikrosirkulasi :
berfungsi untuk menyediakan O2 dan nutrisi untuk jaringan dan mengeluarkan CO2
dan zat-zat sisa terdiri dari arteriol, kapiler dan venul aliran darah melalui kapiler
menyediakan pertukaran gas dan nutrisi antara darah dan jaringan —> aliran nutrisi
darah yang tidak melalui kapiler —> aliran nonnutrisi atau shunt
Otot polos arteriol dapat berkontraksi —> dapat menyempit —> menimbulkan
tahanan terhadap aliran darah —> mengatur jumlah darah yang melalui
mikrosirkulasi ke jaringan O2 berdifusi ke jaringan dan CO2 masuk ke kapiler
karena perbedaan tekanan Aliran nutrisi dan zat-zat sisa dalam melintasi dinding
pembuluh darah —> karena perbedaan tekanan
Aliran darah diatur oleh: pusat vasomotor di otak berhubungan dengan sel otot
polos arteriol zat-zat metabolit lokal, katekolamin, norepinefrin, perubahan pH,
perubahan tekanan oksigen, beberapa obat-obatan.
2.2.2. Sirkulasi Darah Aorta
1. Aorta asendens : muncul pada basis ventrikel sinistra berjalan ke atasa dan
depan, panjangnya kira-kira 5cm, mempunyai dua cabang yaitu arteri
koronia dekstra dan arteri koronia sinstra.
a. Arteri koronia dekstra : berasal dari sinus anterior memberikan darah
untuk jantung kanan, memperdarahi sel otot miokardium.
b. Arteri koronia sinistra : memberikan darah untuk jantung kiri berasal
dari sinus posterior aorta untuk memperdarahi otot lapisan jantung
miokardium.
2. Arkus aorta : merupakan lanjutan aorta asendens melengkung kea rah kiri,
terletak di belakang manubrium sterni berjalan ke atas, ke belakang dank ke
kiri trakea sedikit turun ke bawah sampai vertebra torokalis keempat. Arkus
aorta mempnyai cabang-cabang sebagai berikut :
a. Arteri brakhiosepalika (arteri anonima) : merupakan arteri terbesar
setelah aorta, mempunyai cabang.
1. Arteri korotis komunis dekstra, memberikan darah untuk kepala,
2. Arteri subklavia dekstra memberikan darah untuk anggota gerak atas
bagian kanan.
3. Aorta desendens: merupakan lanjutan dari arkus aorta menurun mulai dari
vertebrata torakalis IV. Setelah itu berjalan di sebelah kiri korpus vertebra
setinggi angulus sterni, kemudian berlanjut pada mediastinum posterior
sampai vertebrae XII melewati hiatus aortikus diafragma berlanjut sampai
vertebra lumbalis IV kemudian bercabang dua menjadi aorta torakalis dan
aorta abdominalis.
1. vena kava superior: vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher
dan kepala yang dibentuk oleh persatuan dua vena brakiosepalika yang
masuk ke atrium dekstra.vena azigos bersatu pada permukaan posterior
vena kava superior sebelum masuk ke perikardium.
2. vena kava inferior: merupakan vena besar yang menerima darah darah dari
alat tubuh bagian bawah,menembus sentrum tendinium setinggi vertebra
torakalis dan masuk ke bagian bawah atrium dekstra.
3. vena pulmonalis: dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru
membawa darah beroksigen(banyak mengandung oksigen) dan masuk ke
atrium sinistra.
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil di sebut juga pembuluh rambut.
Pada umumnya kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung
berhubungan dengan sel. Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler
vena.
1. Kapiler arteri. Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri.
Semakin kecil arteri maka akan semakin hilang lapisan dinding arteri
sehingga kapiler hanya mempunyai satu lapisan yaitu lapisan endotelium.
Lapisan ini sangat tipis sehingga memungkinkan cairan darah/limfe
merembes keluar jaringan membawa air, mineral, dan zat makanan. Proses
pertukaran gas pertukaran antara pembuluh kapiler dengan jaringan sel
kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan menyingkirkan karbon
dioksida.
2. Kapiler vena. Lapisan kapiler vena hampir sama dengan kapiler arteri.
Fungsi kapiler vena adalah membawa zat sissa yang tidak terpakai oleh
jaringan berupa zat ekskresi dan karbon dioksida. Zatsissa tersebut di bawa
keluar dari tubuh melalui venolus, vena, dan akhirnya keluar tubuh melalui
tiga proses yaitu pernapasan, keringat dan feses.
Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos.
Bila sfingter maka darah akan memasuki kapiler tetapi bila tertutup maka darah
langsung masuk dari arteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler.
Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga di ujung
kapiler vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkat bila arteriole
berdilatasi karena pada saat arteriole berdilatasi, sfinter kapiler juga akan relaksasi
sehingga banyak darah masuk ke dalam kapiler.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira satu per dua belas berat badan
atau lima liter.
1. plasma:
2. elemen padat:
90% air
7-8% protein dan metabolit yang larut
protein plasma dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
platelet = trombosit:
o berperan dalam pembekuan darah
o turut serta mengontrol ukuran pembuluh darah melalui pelepasan
prostaglandin dan prostasiklin
eritrosit:
o berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya
o terdapat 5.000.000 sel darah dalam milimeter kubik darah
o di bentuk di dalam sumsum tulang
o bertugas membawa O2 dan CO2 yang terikat pada hemoglobin
leukosit:
o granulosit, limfosit, monosit, eosinofil, basofil
o melawan infeksi dan berpartisipasi dalam respon imunologik
Golongan darah
A, B, AB, O
Rh(+), Rh (-)
Tekanan darah
satuan: mmHg
tekanan yang terjadi selama fase istirahat jantung antara 2 kontraksi ventrikel =
tahanan pada arteri elastis dan arteriol = tahanan pembuluh
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit
normal: 5-6 liter/menit
rumus: CO = HR X SV
Isi sekuncup
dipengaruhi oleh:
end-diastolic volume (EDV): volume darah pada akhir diastolik jumlah darah
dalam ventrikel setelah pengisian sebelum kontraksi end-systolic volume (ESV):
volume darah pada akhir sistolik volume darah yang tertinggal dalam ventrikel
setelah kontraksi
Hukum Starling: makin besar regangan diastolik pada otot jantung, makin kuat
kontraksinya Peningkatan EDV —> peningkatan SV
Tahanan perifer total: jumlah tahanan yang dihasilkan oleh seluruh arteri dan
arteriol terhadap aliran darah diatur oleh tonus arterial dan arteriol
stetoskop
sfignomanometer
cuff dipompa sampai mencapai tekanan yang cukup tinggi untuk menghentikan
aliran darah, tidak ada bunyi udara dikeluarkan perlahan-lahan:
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jantung terdiri dari 4 katup yaitu katup aorta, katup pulmonaris, katup bicuspid
dan katup mitral dan terdiri dari 4 bilik yaitu Atrium kanan,atrium kiri, ventrikel
kanan dan ventrikel kiri. Dan juga memiliki sistem listrik atau listrik jantung yaitu:
Nodus SA (sinoatrium), nodus AV (atrioventrikel), Berkas his dan serat purkinje.
Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan
pendorong agar darah mengalir melalui sirkulasi sistemik. Jantung memiliki 4
bilik : atrium atau vena, dan sebuah ventrikel.
Otot jantung diberi oksigen dan nutrien oleh darah yang disalurkan oleh
sirkulasi koroner, bukan oleh darah didalam bilik-biliknya. Alirah darah koroner
dapat terganggu oleh pembentukan plak aterosklerotik, yang dapat menyebabkan
penyakit jantung iskemik yang keparahannya bervariasi dan dari nyeri dada ringan
sewaktu berolahraga sampai serangan jantung yang fatal. Penyebab ateroskleretik
tidak diketahui, tetapi tampaknya rasio kolesterol di dalam plasma berkaitan dengan
lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) dibandingkan lipoprotein berdensitas rendah
(LDL) merupakan faktor penting.
Walaupun semua darah melewati jantung, otot jantung tidak mampu
mengektrasi O2 dari darah yang terdapat di bilik-biliknya. Otot jantung menerima
sebagian besar pasokan darahnya sewaktu jantung dalam keadaan ditasol.
Pada waktu normal otot jantung tetap menerima darah yang adekuat untuk
menunjang aktifitasnya, bahkan ketika berolahraga, saat kecepatan aliran darah
koroner meningkat sampai lima kali lipat dibandingkan kecepatanya saat istirahat.
Aliran darah koroner terutama disesuaikan terhadap perubahan kebutuhan jantung
akan oksigen.
3.2.Saran
OLEH :
Dorce Panggula
2018