Professional Documents
Culture Documents
• Irama : regular
• Laju QRS : 70 x/mnt
• Axis : normal
• Gel P : 0,08 det
• Interval PR : 0,16 det
• Gel QRS : 0,06 det
• Segmen ST: ST elevasi V2-V4 ?
• Gel T : normal
DIAGNOSIS
• Diagnosis Utama : CVA stroke iskemik
• Diagnosis sekunder : hipertensi grade II, demam tifoid, suspect
infark miokard
TATALAKSANA
• Bedress total, head up 30 derajat
• IVFD RL 1000 cc + drip neurobion 1 amp
• Inj. Citicholin 2x 500 mg iv
• Inj. Ranitidine 2x 25 mg iv
• Inj. Ondansentron 1x 4 mg iv
• Inj. Metamizole 3x 1000 mg iv
• Betahistin 3x 1 tab po
FOLLOW UP (Tanggal 27 Oktober 2017)
FOLLOW UP (Tanggal 28 Oktober 2017)
FOLLOW UP (Tanggal 29 Oktober 2017)
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam: dubia ad bonam
• Ad sanationam: dubia ad malam
DIAGNOSIS HOLISTIK
• Aspek Personal: pasien datang dengan keluhan kelemahan sesisi tubuh
sebelah kanan mendadak, pasien khawatir mengalami gejala stroke kembali
seperti 5 tahun yang lalu, pasien berharap kelauhannya dapat segera
ditangani agar sembuh dan bisa kembali beraktivitas seperti sediakala.
• Aspek Klinis: CVA stroke iskemik, hipertensi grade II, demam tifoid, susp
infark miokard
• Aspek Risiko Internal: laki-laki, usia dewasa lanjut, riwayat stroke
sebelumnya, riwayat hipertensi
• Aspek Risiko Eksternal: kondisi ekonomi menengah kebawah, pendidikan
rendah, kepatuhan minum obat kurang, kebiasaan merokok sejak muda,
tidak pernah olahraga.
• Derajat Fungsional: skor 3 (mampu melakukan perawatan diri, tetapi tidak
mampu melakukan pekerjaan ringan)
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Stroke adalah sindrom klinis dengan tanda dan gejala
neurologis fokal dan/atau global yang berkembang dengan
cepat, yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang
menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali
gangguan vaskuler.
Epidemiologi
• Insiden stroke sebesar 51,6/100.000 penduduk.
• Sekitar 4,3 % penderita stroke mengalami kecacatan yang memberat.
• Angka kematian berkisar antara 15-27 % pada semua kelompok usia.
• Stroke lebih banyak dialami oleh laki-laki dibanding perempuan.
• Jumlah penderita stroke meningkat seiring bertambahnya usia.
• Jenis stroke yang sering terjadi adalah stroke iskemik dengan
persentase 70-80 % dan sisanya stroke hemoragik (20-30 %).
Faktor Risiko
• Faktor risiko yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus,
merokok, penyalahgunaan alcohol dan obat, kontrasepsi oral,
dislipdemia, hiperurisemia, obesitas, kondisi inflamasi dan
infeksi.
• Faktor risiko yang tidak dapat diubah: genetic, usia, jenis
kelamin, etnik, riwayat TIA/stroke sebelumnya, riwayat
penyakit jantung coroner, fibrilasi atrium.
Klasifikasi
Berdasarkan etiologi
• Stroke iskemik (thrombosis serebri, emboli serebri)
• Stroke hemoragik (perdarahan intraserebral)
Berdasarkan stadium serangan
• Transient Ischemic Attack (TIA), gejala hilang <24 jam
• Reversible Ischaemic Neurological Defisit (RIND), gejala hilang >24 jam s/d >7 hari
• Progresive stroke, gejala neurologis semakin lama semakin memberat
• Completed stroke, gejala neurologis sudah menetap
Berdasarkan sistem vaskuler
• Stroke sistem karotis
• Stroke sistem vertebrobasiler
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Defisit neurologis: hemiparesis, hemihipestesi, paresis nervus
cranialis, afasia, disfagia, penurunan kesadaran, dsb.
• Pada stroke hemoragik: tanda peningkatan TIK seperti nyeri kepala,
muntah proyektil, dan penurunan kesadaran, cushing reflex.
• Pada stroke iskemik gejala klinis biasanya lebih tenang, jarang disertai
tanda peningkatan TIK, kecuali jika terjadi oklusi di arteri besar atau
terjadi hipoksia yang cukup berat sehingga menyebabkan edema
cerebri.
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
• Gejala yang mendadak pada saat awal dan lamanya awitan
• Deskripsi gejala yang muncul berserta kelanjutannya: progresif
memberat, perbaikan atau menetap.
• Gejala penyerta: penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah,
pusing berputar, kejang, gangguan penglihatan, atau gangguan fungsi
kognitif.
• Ada tidaknya faktor risiko stroke
Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital
• Pemeriksaan fisik umum
• Pemeriksaan fisik neurologis:
• Pemeriksaan kesadaran
• Pemeriksaan kaku kuduk (biasanya positif pada perdarahan subarachnoid) dan meningeal sign lain
• Pemeriksaan nervus kranialis
• Pemeriksaan motoric, sensorik dan reflex
• Pemeriksaan fungsi kognitif sederhana berupa ada tidaknya afasia, atau dengan pemeriksaan mini mental state
examination.
• Pemeriksaan Penunjang
• Elektrokardiografi
• Laboratorium (hematologi, kimia darah, fungsi ginjal, fungsi hati, hemostasis, gula darah, urinalisis,
analisis gas darah, dan elektrolit)
• Foto thoraks; untuk melihat adanya gambaran kardiomegali
• CT scan/MRI; gambaran hipodens/hipointens didapatkan pada stroke iskemik, sedangkan pada stroke
hemoragik didapatkan gambaran hiperdens/hiperintens.
Skoring Stroke
Algoritma
Gadjah Mada
Skoring Stroke Djunaedi stroke score
TATALAKSANA
• Tujuan tatalaksana stroke: memastikan kestabilan pasien dan
mencegah/membatasi kematian neuron.
• Tatalaksana stroke dibagi menjadi dua: umum dan khusus.
• Tatalaksana umum dibagi menjadi tatalaksana di ruang gawat darurat
dan ruang rawat, sedangkan tatalaksana khusus bergantung pada
jenis stroke (iskemik atau hemoragik).
Tatalaksana Umum di Ruang Gawat Darurat
• Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan: O2 jika saturasi <95%, ETT jika perlu
• Stabilisasi hemodinamik: cairan kristaloid / koloid, optimalisasi TD
• Pengendalian peningkatan TIK
• Elevasi kepala 20-30 derajat
• Posisi pasien jangan menekan vena jugular
• Jaga normovolemia
• Hindari pemberian cairan glukosa, cairan hipotonik, dan hipertermia
• Osmoterapi dengan indikasi
• Pengendalian kejang: diazepam 5-20 mg bolus lambat intravena diikuti oleh
fenitoin dengan dosis 15-20 mg/kgBB bolus dengan kecepatan maksimum 50
mg/menit. Pasien perlu dirawat ICU jika terdapat kejang.
Tatalaksana Umum di Ruang Rawat
150-200 2
201-250 4
251-300 6
301-350 8
>350 10
Insulin intravena dengan standar drip insulin 100 IU/100 ml NS
Tatalaksana Hipoglikemia (glukosa darah <60 mg/dl)