You are on page 1of 9

Penyaring

Screening
Steven Hartanto K

Mahasiswa Fk ukrida

Abstrak

Latar belakang Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat


kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat (Public Health Service) yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu
pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan (Health Needs) dari masyarakat.Tujuan. Adapun tujuan penulisan
adalah untuk mengetahui metode skrining serta bagaimana cara penerapannya
kepada masyarakat. Untuk selanjutnya di dalam melakukan metode penyaring
pada masyarakat oleh para lulusan Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat agar
dapat menjadi acuan yang berguna dikemudian hari.

Kata kunci: penyaring, pelayanan kesehatan masyarakat,kebutuhan

Abstract

Background to maintain and improve healt degrees , prevent ,treated and


help community to recovery from disease there is need the best Public Health
Service. Because of that Healt service that be given must based on public Healt
needs.Purpose. to know method of screening and how to do it in public. And after
that the screening that be done can be used properly

Keyword: screening,pubic health service, health needs

Pendahuluan
Di bidang kesehatan, pengenalan masalah merupakan landasan bagi
pengelolaan kesehatan yaitu untuk merencanakan tindakan pencegahan
ataupun mengatasi masalah yang dihadapi. Sebagai salah satu alat untuk
pengenalan masalah kesehatan di masyarakat, epidemiologi merupakan
tumpuan dimana di dalamnya terkandung metode dan cara melakukan
pengumpulan data, manajemen data, sampai antisipasi tindakan yang harus
dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi tersebut.
Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah
dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu
disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (Public
Health Service) yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan
masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan (Health Needs) dari
masyarakat.
Namun dalam praktek sehari-hari ternyata tidaklah mudah untuk
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang
maksimal. Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan
kebutuhan kesehatan yang ada dalam masyarakat karena pola kehidupan
masyarakat yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan kebutuhan
kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa
perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah
kesehatan yang ada di masyarakat.
Penyaringan atau q `
Berdasarkan uraian di atas yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini
adalah mengetahui penggunaan metode skrining pada populasi masyarakat
yang ingin diketahui penyakit yang berada pada populasi tersebut
Pembahasan
Skrinning (screening) atau dikenal juga dengan istilah penapisan adalah
penggunaan tes atau metode diagnosis untuk mengetahui apakah seseorang
memiliki penyakit atau kondisi tertentu yang ingin diketahui. Skrining
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Menjaring mana yang sakit dan yang tidak sakit, berisiko dan tidak
berisiko, risiko tinggi dan rendah.
2. Yang disaring adalah populasi sehat
3. Untuk mendeteksi tahap awal suatu penyakit pada orangyang tampak sehat
tetapi sebenarnya menderita sakit tertentu yang dapat menimbulkan
masalah pada masyarakat.
4. Mengetahui penyakit sedini mungkin.
5. Mendeteksi factor risiko.
6. Skrining dilakukan bila penyakit tersebu merupakan masalah kesehatan
masyarakat.
Dasar pemikiran dilakukannya skrining adalah sebagai berikut:
1. Fenomena yang terjadi di masyarakat yaitu hanya sebagian kecil dari
keseluruhan kasus atau masalah kesehatan yang terlihata atau terdeteksi.
Fenemona ini dikenal dengan fenomena gunung es atau Ice berg
phenomenon. Puncak gunung es mewakili sejumlah kasus yang sudah
memasuki fase klinis yang jelas, sedangkan bagian gunung es yang
tenggelam mewakili kasus tanpa gejala, termasuk fase preklinis, subklinis,
penyakit kronis, dan penyakit lain yang tersembunyi atau todak terdeteksi.
2. Sebagai salah satu upaya untuk pencegahan tingkat kedua yaitu diagnosis
dini (early diagnisis) dan pengobatan yang tepat (prompt treatment).
3. Biasanya penderita mencari pengobatan setelah penyakti yang diderita
barada pada stadium lanjut sehingga lebih sulit untuk ditangani dan biaya
yang digunakan lebih tinggi.
4. Penderita tanpa gejala mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.
Skrining adalah suatu uji yang sederhana, murah, dan cepat untuk
mengetahui seseorang dengan faktor risiko atau penyakit subklinis. Faktor
risiko adalah faktor yang mungkin menyebabkan seseorang menderita sakit.
Penyakit subklinis adalah penyakit tanpa gejala dam tanda serta penderita
sendiri tidak mengetahui bahwa ia sakit.
Karakteristik Tes Skrinning
Tes skrining berbeda dengan tes diagnostik. Pemriksaan diagnostik
biasanya digunakan pada pasien yang datang ke pusat pengobatan mencari
penjelasan mengenai gejala yang mereka alami. Berbeda dengan tes
diagnostik, tes skrining umumnya ditawarkan untuk populasi yang tampak
sehat sebagai cara untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan memiliki
penyakit, mengidentifikasi kemungkinan penyakit sebelum gejala muncul,
memungkinkan inisisasi awal pengobatan dan akan mempengaruhi prognosis
untuk pasien. Kriteria untuk program skrining adalah sebagai berikut:
1. Tes memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi.
2. Jenis uji memenuhi standar kesederhanaan, biaya, keamanan, dan
penerimaan pasien.
3. Penyakit merupakan fokus pemeriksaan harus cukup serius dalam hal
kejadian, kematian, ketidaknyamanan, keterbatasan fisik, dan biaya
keuangan.
4. Bukti menunjukkan bahwa prosedur tes mendeteksi penyakit pada tahap
awal dalam riwayat alamiah hadirnya gejala.
5. Harus tersedia pengobatan tindak lanjut yang berlaku umum, lebih mudah
atau lebih efektif daripada pengobatan diberikan pada waktu munculnya
gejala.
6. Perlakuan tindak lanjut yang tersedia dapat diterima oleh pasien yang
ditetapkan melalui studi kepatuhan pengobatan.
7. Sasaran prevelensi penyakit harus tinggi dalam populasi yang akan
disaring.
8. Tindak lanjut diagnostik dan layanan pengobatan harus tersedia dan
disertai dengan pemberitahuan yang memadai dan layanan rujukan bagi
mereka yang diskrining positif.
Sifat dan Tujuan Skrining
Adapun sifat skrining adalah sebagai berikut:
1. Merupakan deteksi dini penyakit yaitu mendeteksi tahap awal penyakit
dan melihat besarnya masalah kesehatan di masyarakat.
2. Bukan merupakan alat diagnostic.
3. Hasil tes positif akan mengikuti tes diagnostik atau prosedur yang
memastikan penyakit.
Adapun tujuan dari pelaksanaan skrining adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umumnya adalah mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, dan meningkatkan
kualitas hidup.
2. Riset/ survey.
3. Perlindungan kesehatan masyarakat.
4. Prespective (untuk anjuran/ petunjuk tertentu).
5. Menurunkan morbiditas dan mortalitas.
6. Melihat besarnya masalah.
7. Pencegahan.
8. Penelitian.
Syarat Melaksanakan Skrining
Untuk keberhasilan pelaksanaan skrining, maka skrining harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Penyakit itu harus merupakan masalah kesehatan yang berarti.
2. Telah tersedia obat yang potensial atau pengobatan yang memungkinkan
bagi mereka yang positif.
3. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan pengobatan. Jadi setelah
mengalami penyaringan maka dilakukan maka diperluhkan upaya diagnosis
yang segera disusul dengan pengobatan sesuai hasil diagnosis.
4. Penyakit ini tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan/tes khusus
5. Hasil perhitungan uji saring memenuhi syarat untuk tingkat sensitifitas dan
spesifivitas
6. Sifat perjalanan penyakit diketahui dengan pasti. Misalnya, untuk bidang
transfusi darah maka perluh diketahui bahwa penyakit itu memang menular
melalui transfusi darah, HIV, misalnya mempunyai resiko penularan
sebesar lebih 90% bandingkan dengan penularan seksual yang besarnya
sekitar 0,1 %
7. Diperlukan standar yang disepakati tentang mereka yang menderita.
8. Biaya yang digunakan harus seimbang dengan resiko biaya bila tanpa
skrining
9. Harus dimungkinkan untuk diadakan follow-up dan kemungkinan pencarian
penderita secara berkesinambungan.
Pelaksanaan Tes Skrining
Berbagai bentuk pelaksanaan penyaringan yang dapat dilakukan adalah:
1. Dapat dilakukan secara massal pada satu penduduk tertentu.cara ini tentu
merupakan beban yang cukup berat baik dari segi operasional dilapangan
maupun untuk biayanya.
2. Dilakukan secara selektif maupun random, terutama untuk mereka dengan
resiko yang lebih besar. Misalnya pemeriksaan HIV yang hanya dilakukan
pada golongan waria dan pekerja seks yang dianggap mempunyai resiko
tinggi HIV
3. Dilakukan untuk suatu penyakit atau serentak untuk lebih dari satu
penyakit.
Tahapan Skrinning
Pelaksanaan skrining melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan
skrining adalah sebagai berikut:
1. Tahap menetapkan masalah kesehatan yang ingin diketahui dengan
mengumpulkan berbagai keterangan yang ada hubungannya dengan
masalah kesehatan tersebut. Keterangan-keterangan yang diperoleh harus
diseleksi untuk kemudian disusun sehingga menjadi jelas kriteria masalah
yang akan dicari.
2. Tahap menetapkan cara pengumpulan data yang akan dipergunakan untuk
masalah kesehatan cara pengumpulan data yang baik adalah menggunakan
tes yang mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang tinggi.
3. Tahap menetapkan populasi yang datanya akan dikumpulkan. Populasi
yang dipilih adalah mempunyai risiko untuk tekena maslah kesehatan
tersebut, namun masih sehat. Tentukam sumber data, kriteria responden,
besar sampel, dan cara pengmabilan sampel.
4. Tahap melakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan
memanfaatkan kriteria masalah kesehatan serta cara pengumpulan data
yang telah ditetapkan, hasil dari langkah ini adalah ditemukannya
kelompok populasi yang diduga mengidap/ mengalami masalah kesehatan.
5. Tahap mempertajam penyaringan. Pada kelompok populasi yang dicurigai
mengidap masalah kesehatan yang sedang dicari, dilakukan penyaringan
lagi dengan prosedur diagnostik, untuk memperoleh kelompok polpulsi
yang benar-bedar mengidap masalah kesehatan tersebut.
6. Tahap penyusunan laporan dan tindakm lanjut. Setelah dapat dipastikan
bahwa kelompok populasi hanya mengidap masalah kesehatannya yang
dicari saja, dilakukan pengolahan data dan penyusunan laporan. Hasil dari
skrining adalah data tentang jumlah masalah kesehatan yang ingin
diketahui.
Kesimpulan
1. Skrining adalah suatu uji yang sederhana, murah, dan cepat untuk
mengetahui seseorang dengan faktor risiko atau penyakit subklinis..
2. Tes skrining umumnya ditawarkan untuk populasi yang tampak sehat
sebagai cara untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan memiliki
penyakit, mengidentifikasi kemungkinan penyakit sebelum gejala muncul,
memungkinkan inisisasi awal pengobatan dan akan mempengaruhi
prognosis untuk pasien
3. Sifat skrining adalah merupakan deteksi dini penyakit yaitu mendeteksi
tahap awal penyakit dan melihat besarnya masalah kesehatan di
masyarakat, bukan merupakan alat diagnostic, serta hasil tes positif akan
mengikuti tes diagnostik atau prosedur yang memastikan penyakit.
Tujuan dari pelaksanaan skrining adalah tujuan umumnya adalah
mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian, dan meningkatkan kualitas hidup, riset/ survey,
perlindungan kesehatan masyarakat, Iprespective (untuk anjuran/
petunjuk tertentu), menurunkan morbiditas dan mortalitas, melihat
besarnya masalah, pencegahan, dan penelitian.
4. skrining harus memenuhi persyaratan yaitu penyakit itu harus merupakan
masalah kesehatan yang berarti, telah tersedia obat yang potensi, tersedia
fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan pengobatan, penyakit ini tidak
dapat diketahui dengan pemeriksaan/tes khusus, hasil perhitungan uji
saring memenuhi syarat untuk tingkat sensitifitas dan spesifivitas, sifat
perjalanan penyakit diketahui dengan pasti, diperlukan standar yang
disepakati tentang mereka yang menderita, biaya yang digunakan harus
seimbang dengan resiko biaya bila tanpa skrining, dan harus
dimungkinkan untuk diadakan follow-up dan kemungkinan pencarian
penderita secara berkesinambungan.
5. Berbagai bentuk pelaksanaan penyaringan yang dapat dilakukan adalah
daapat dilakukan secara massal pada satu penduduk tertentu, dilakukan
secara selektif maupun random, dan dilakukan untuk suatu penyakit atau
serentak untuk lebih dari satu penyakit.
6. Tahapan-tahapan skrining adalah tahap menetapkan masalah kesehatan
yang ingin diketahui, tahap menetapkan cara pengumpulan data yang akan
dipergunakan untuk masalah kesehatan, tahap menetapkan populasi yang
datanya akan dikumpulkan, tahap melakukan penyaringan, tahap
mempertajam penyaringan, serta tahap penyusunan laporan dan tindakm
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar, Pengantar Epidemiologi. Universitas Negeri Jember


(http://anwarfkmunej . blogspot.co.id/). Diakses pada Senin, 14 September
2015. Puku 23.15 WITA.
2. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
3. Bustan, Nadjib., 2012. Pengantar Epidemiologi. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.

You might also like