Professional Documents
Culture Documents
perikanan dan kelautan jenis komoditi yang diusahakan berupa ikan dan kepiting,
sementara dari sektor pertanian jenis komoditi yang dihasilkan adalah singkong
dan padi
sebelum pengembangan kawasan wisata obyek wisata pantai, penulis sajikan pada
Responden Presentase
No. Aktivitas Ekonomi
(KK) (%)
1. PNS 2 8,70
2. Petani 5 21,73
3. Pedagang 4 17,39
4. Nelayan 8 34,79
5. Tukang Kayu/Batu 4 17,39
Jumlah 23 100
Sumber : Data Primer, April 2016
perikanan dan kelautan (nelayan) yakni sebanyak 8 kepala keluarga atau 34,79
sebanyak 5 kepala keluarga atau 21,73 persen, selanjutnya yang memiliki aktivitas
dari aktivitas ekonominya masih relatif kurang baik. Sebab untuk menjadi nelayan
hasil yang diperoleh masih bekum begitu optimal. Karena para nelayan masih
kekurangan sarana penangkapan ikan dan kepiting masih banyak nelayan yang
menggunakan alat tangkap tradisional yang tentu saja pendapatan mereka hanya
dari hasil usaha yang dilakukan baik sebagai petani, nelayan, pedagang maupun
Responden Persentase
No. Pendapatan (Rp/Bulan)
(KK) (%)
1. 750.000,- - 800.000 8 34,79
2. 850.000,- - 900.000 6 26,08
3. 950.000,- - 1.000.000 5 21,74
4. >1.000.000 4 17,39
Jumlah 23 100
Sumber : Data Primer (diolah), April 2016
17,39 persen.
tergantung pada keadaan alam seperti kegiatan lain untuk menambah pendapatan
tidak ada.
kepada kita bahwa obyek wisata pantai sebelum dikembangkan menjadi obyek
lapangan kerja dan lapangan usaha, baik langsung maupun tidak langsung,
Villa dan Resort yang dapat memakan tahunan ini berarti memberi peluang
masyarakat banyak yang bekerja sebagai nelayan, petani dan ada pula yang
sebagai pedagang dan penyedia jasa dan lain-lain yang semuanya itu untuk
memenuhi kebutuhan para wisatawan. Adanya sumber mata pencaharian itu tentu
obyek wisata.
tambahan yang akan menambah aktivitas responden kearah yang lebih baik dan
adanya pengembangan wisata pantai. Untuk lebih jelasnya aktivitas ekonomi yang
dilakukan oleh responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut:
responden yaitu pedagang dan jasa seperti sewa gazebo, ban, dan ruang bilas
sebanyak 7 kepala keluarga atau 30,43 persen, selanjutnya pedagang dan jasa
seperti sewa gazebo dan ruang bilas sebanyak 5 kepala keluarga atau 21,73
persen, kemudian pedagang dan jasa seperti sewa ban dan ruang bilas dan
persen, selanjutnya pedagang dan jasa seperti sewa ruang bilas dan yang
keluarga atau 8,70 persen, sedangkan pedagang dan jasa seperti sewa gazebo saja
sebanyak 1 kepala keluarga atau 4,34 persen. Hal ini menunjukkan suatu
perubahan ke arah yang lebih baik lagi dimana yang tadinya aktivitas responden
hanya sebagai nelayan, petani, Tukang kayu/batu, pedagang dan PNS akan tetapi
6
sulit diperoleh.
Tabel 4.9 Jenis Usaha dan Tarif di Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016
No. Jenis Usaha Tarif (Rp)
1 Gazebo Rp. 100.000
2 Ban Pelampung Rp. 5.000 dan 10.000
3 Ruang Bilas Rp. 2.500
4 Banana Boat Rp. 25.000
5 Penginapan Rp. 150.000
Sumber : Data Primer, April 2016
Tabel 4.9 menunjukkan berbagai jenis usaha dan tarifnya yang ada di
obyek wisata pantai. Jenis usaha tersebut merupakan bisnis yang sangat
masyarakat. Jenis usaha tersebut antara lain gazebo, ban pelampung, ruang bilas,
banana boat dan penginapan. Gazebo berfungsi sebagai tempat istrahat bagi
untuk sekali pakai adalah Rp. 100.000 dengan tidak membatasi jumlah penyewa.
banana boat. Ban pelampung terdiri dari berbagai ukuran dengan tarif sekali pakai
7
untuk ukuran kecil dan sedang adalah Rp. 5.000 serta ukuran paling besar Rp.
10.000. Sementara, untuk banana boat sekali pakai selama 30 menit dengan
kapasitas berjumlah 6 orang dikenakan tarif Rp. 25.000 per orang, sehingga
Jenis usaha lain yang disewakan adalah ruang bilas dan penginapan.
Ruang bilas digunakan pengunjung untuk membersihkan diri dan ganti pakaian
dengan tarif untuk sekali pakai adalah Rp. 2500. Sedangkan untuk sewa
Pantai ini pula memiliki makanan khas yaitu sate pokea dengan harga Rp.
dalam 1 porsi, akan tetapi ikan bakar ini hanya tersedia pada hari libur seperti
Pendapatan Responden
efek yang positif bagi masyarakat di sekitar obyek wisata tersebut. Adanya obyek
obyek wisata pantai baik pendapatan masyarakat setempat maupun sarana dan
pedagang, penyedia banana boat, penyedia pelampung ban serta masih banyak
jasa-jasa lainnya yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Untuk lebih jelasnya rata-
keluarga atau 82,61 persen memiliki pendapatan di atas Rp. > 1000.000,-/bulan,
dari aktivitas masyarakat menunjukkan suatu perubahan kearah yang lebih baik,
besar adalah petani dan nelayan serta yang lainnya sebagai pedagang, tukang
kayu/batu dan PNS. Namun dengan adanya pengembangan obyek wisata pantai
pendapatan.
4.11 berikut:
Tabel 4.11 Perbandingan Aktivitas Ekonomi Responden Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016
900.000 2.000.000
850.000 2.000.000
800.000 Pedagang dan Jasa (Sewa 1.500.000
8
800.000 gazebo, ban, ruang bilas) 1.500.000
750.000 2.000.000
900.000 2.000.000
800.000 1.500.000
Tukang Kayu/Batu 900.000 3.000.000
1.000.000 3.000.000
Jumlah 23
Sumber : Data Primer, April 2016
sebagian besar dengan cara bertani, mencari ikan, berdagang dan tukang
obyek wisata sebagian besar responden yang bekerja sebagai petani, nalayan dan
dan Pedagang rata-rata berpendapatan diatas Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp.
adalah Rp. 1.026.087 dan sesudah pengembangan adalah Rp. 2.239.130, maka
Pembahasan
dan jasa lingkungan sumber daya alam khususnya di wilayah pesisir pantai. Di
dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan
investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan
permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investmen Derived Demand)
kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan
lain-lain.
yang ada sekarang ini kepada generasi yang akan datang. Pembangunan
pariwisata difokuskan pada tiga aspek utama yaitu ekonomi, sosial-budaya, dan
lingkungan.
1. Bahwa sistem ekonomi tersusun atas hubungan timbal balik dari pelaku-
3. Bahwa sistem ekonomi menentukan distribusi dari barang dan jasa yang
diperlukan.
industri kecil dan kerajinan rumah tangga, stabilitas lingkungan hidup. Dampak
yang ditimbulkan sebagai akibat adanya aktivitas ekonomi sangat tergantung pada
pranata-pranata sosial yang ada dalam suatu masyarakat untuk menyesuaikan diri
Pariwisata merupakan industri yang padat karya karena tenaga kerja sulit
diganti dengan modal atau peralatan. Semua sektor akomodasi dikatakan relatif
lebih padat karya dibandungkan pada sektor lainnya, sehingga pariwisata sebagai
pekerjaan pada tingkat regional, akan tetapi jumlah dan jenis pekerjaannya
bermacam-macam dan berbeda antar daerah dan tergantung pada struktur industri
kemudian begitu pula yang dibahas dalam penelitian ini, dengan adanya
adalah petani dan nelayan serta yang lainnya sebagai pedagang, tukang kayu/batu
dan PNS. Namun dengan adanya pengembangan obyek wisata pantai masyarakat
Jadi pengembangan wisata alam senantiasa keadaan baik dan tentu menghindari
kerusakan. Perencanaan pariwisata yang baik, teratur dan terarah, secara tidak
pembangunan.
Obyek wisata yang dikembangkan berupa obyek wisata budaya dan obyek
wisata alam. Sebagian besar obyek wisata yang berada di Kabupaten Konawe
adalah obyek wisata alam, baik obyek wisata darat (agrowisata) maupun wisata
pantai. Sedang obyek wisata budaya relatif belum banyak dikembangkan dan
belum ditangani secara optimal, misal seni-seni tradisional. Obyek wisata pantai
Obyek wisata ini ramai dikunjungi wistawan baik wisatawan mancnaegara mupun
wisatawan nusantara.
Oleh karena itu pariwisata perlu mendapat perhatian yang serius dari