You are on page 1of 6

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Gambaran Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa dengan Indeks Massa


Tubuh (IMT) ≥23 kg/m2 di Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi

1
Syafiq M. Suheli
2
Stefana H. M. Kaligis
2
Murniati Tiho

1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: syafiq.suheli@gmail.com

Abstract: Anemia and nutritional status are global problems, including in Indonesia. Both
problems are interrelated because excess nutritional status (overweight and obese) is a risk
factor of anemia. Dietary history and low-grade chronic systemic inflammation in an
individual with excess nutritional status can lead to iron regulation disorders and decreased
hemoglobin level. College students are vulnerable to this condition due to changes in diet,
sleep pattern, and physical activity. This study was aimed to obtain the profile of hemoglobin
levels in college students with Body Mass Index (BMI) ≥23 kg/m2 at Faculty of Medicine Sam
Ratulangi University. This was a descriptive study with a cross sectional design. By using total
sampling method, there were 45 respondents that fulfilled the inclusion and exclusion criteria.
Hemoglobin level was examined by using ABX Micros 60. The results showed that 43
respondents (95.6%) had normal level of hemoglobin and two respondents (4.44%) had below
normal level of hemoglobin. Conclusion: Most respondents had normal hemoglobin level.
Keywords: hemoglobin level, excess nutritional status, college student

Abstrak: Anemia dan status gizi merupakan permasalahan global, termasuk di Indonesia.
Kedua permasalahan ini saling berkaitan karena status gizi lebih (overweight dan obesitas)
merupakan faktor risiko terjadinya anemia. Riwayat diet dan inflamasi sistemik kronik tingkat
rendah pada orang dengan status gizi lebih dapat menyebabkan gangguan regulasi besi dan
penurunan kadar hemoglobin. Mahasiswa merupakan kelompok yang rentan mengalami
kondisi tersebut karena terjadinya perubahan pola makan, tidur, dan aktivitas fisik. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada mahasiswa dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT) ≥23 kg/m2 di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jenis
penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Dengan menggunakan metode total
sampling, didapatkan 45 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kadar
hemoglobin diperiksa menggunakan ABX Micros 60. Hasil penelitian menunjukkan 43
responden (95,6%) memiliki kadar hemoglobin normal dan 2 responden (4,44%) memiliki
kadar hemoglobin di bawah normal. Simpulan: Sebagian besar responden memiliki kadar
hemoglobin normal.
Kata kunci: kadar hemoglobin, status gizi lebih, mahasiswa

Kemajuan dunia dalam berbagai aspek bahwa pada tahun 2016 terdapat lebih dari
kehidupan berbanding lurus dengan 1,9 miliar (39%) penduduk dunia yang
masalah kesehatan yang terjadi; salah overweight dan lebih dari 650 juta
satunya ialah status gizi lebih.1 World penduduk (13%) yang obes.2 Berdasarkan
Health Organization (WHO) menyatakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Suheli, Kaligis, Tiho: Gambaran kadar hemoglobin pada mahasiswa ...

tahun 2013, diketahui bahwa pada kategori anemia.9,10 Hal ini dapat terjadi karena
usia 16-18 tahun, terdapat 7,3% penduduk riwayat diet pada orang dengan status gizi
Indonesia yang memiliki status gizi lebih lebih biasanya rendah akan nutrisi esensial,
(5,7% overweight dan 1,6% obes) sedang- termasuk besi sebagai bahan utama
kan pada kelompok usia >18 tahun, pembentuk hemoglobin.9
terdapat 13,5% overweight dan 15,4% Penyebab lain terjadinya anemia pada
obes. Pada kategori usia 16-18 tahun, status gizi lebih ialah karena peningkatan
Sulawesi Utara merupakan salah satu dari kadar hepsidin.10-12 Hepsidin merupakan
15 provinsi dengan prevalensi tertinggi dan suatu protein yang terbentuk dari 25 asam
untuk kategori usia >18 tahun, Sulawesi amino dengan delapan residu sistein dan
Utara memiliki prevalensi tertinggi yaitu empat ikatan disulfida. Hepsidin berperan
24%.3 Di Kota Manado, angka status gizi sebagai regulator zat besi dalam tubuh
lebih pada tahun 2007 untuk kategori usia manusia. Sintesis hepsidin akan menye-
>15 tahun sebesar 16,5% overweight dan babkan penekanan terhadap penyerapan
23,6% obesitas.4 besi oleh usus halus, penurunan kadar besi
Status gizi lebih bersifat multi- dalam sirkulasi, serta menekan pengeluaran
faktorial. Faktor yang diperkirakan paling besi dari tempat penyimpanannya sehingga
berpengaruh ialah perubahan pola makan dapat berperan dalam penurunan kadar
dan gaya hidup. Asupan makanan umum- hemoglobin.10
nya dalam porsi yang banyak dan paling Pada status gizi lebih terjadi inflamasi
sering bersifat tinggi lemak, gula dan sistemik kronik minimal (low-grade
pengawet, serta rendah akan nutrisi esensial chronic systemic inflammation). Jaringan
seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan adiposa mengalami hipertrofi dan hiper-
sumber makanan hewani yang berkuali- plasia serta ditandai dengan infiltrasi
tas.1,5 Berdasarkan klasifikasi Indeks Massa makrofag ke dalamnya. Adiposit kemudian
Tubuh (IMT) oleh WHO menurut kriteria menyekresi berbagai mediator kimia seperti
Asia Pasifik, digolongkan overweight jika C-Reactive protein (CRP), Interleukin-6
IMT sebesar 23-24,9 kg/m2, obese I jika (IL-6), Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α),
IMT sebesar 25-29,9 kg/m2 dan obese II dan Plasminogen Activator Inhibitor-1.11,13
jika IMT ≥30 kg/m2.6 Dari berbagai mediator kimia tersebut,
Selain status gizi lebih, anemia juga IL-6 yang paling berperan dalam pening-
merupakan permasalahan global. WHO katan hepsidin. Interleukin-6 yang berikat-
mengungkapkan insiden anemia sejak an dengan reseptornya akan menstimulasi
tahun 1993-2005 sebesar 48,8% dan jalur sinyal yang dapat mengaktifkan
terdapat 1,62 miliar penduduk dunia yang kelompok transduksi sinyal dan aktivator
menderita anemia. Anemia terjadi pada transkripsi (signal transduction and
berbagai kelompok usia, di antaranya pada activator of transcription/STAT), yaitu
perempuan dan laki-laki usia >15 tahun STAT-3. Setelah itu, STAT-3 akan terikat
sebesar 30,2% dan 12,7%.7 pada elemen di bagian proksimal dari
Penderita anemia di Indonesia pada promotor gen hepsidin sehingga transkripsi
tahun 2013 sebesar 21,7%. Dari keseluruh- gen hepsidin dapat berlangsung. Produksi
an penderita, 18,4% berada pada usia 15- hepsidin menjadi berlebihan pada orang
24 tahun.3 Kriteria anemia menurut WHO dengan status gizi lebih.10,13
yaitu apabila kadar hemoglobin <13 g/dL Penelitian oleh Agustina terhadap 90
pada laki-laki dan <12 g/dL pada perem- remaja putri pada tahun 2016 di Surakarta
puan yang tidak hamil. Nilai ini digunakan melaporkan adanya penurunan kadar hemo-
untuk usia ≥15 tahun.8 globin dan peningkatan kadar IL-6 pada
Kedua permasalahan tersebut saling status gizi lebih.14 Hasil penelitian lain oleh
berkaitan karena status gizi lebih Pinhas et al.12 terhadap 321 anak dan
(overweight dan obesitas) diperkirakan remaja di Israel pada tahun 1999-2001
sebagai salah satu faktor risiko dari menyimpulkan terdapat hubungan antara
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017

IMT dan kadar hemoglobin. Penelitian oleh Jumlah responden laki-laki sebanyak
Azizah15 terhadap 80 remaja putri pada 22 orang (48,9%) dan responden perem-
tahun 2015 juga menunjukkan hasil serupa. puan sebanyak 23 orang (51,1 %) dengan
Bertentangan dengan hal tersebut, peneli- rentang usia 16-20 tahun. Kadar hemo-
tian oleh Adhisti16 terhadap 34 remaja pada globin berdasarkan rujukan yaitu 12-16
tahun 2011 di Semarang menyimpulkan g/dL untuk perempuan yang tidak sedang
tidak ada korelasi antara IMT dengan kadar hamil dan 13-18 g/dL untuk laki-laki.
hemoglobin. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
Masalah anemia dan status gizi lebih 43 responden (95,6%) yang memiliki kadar
dapat terjadi pada kelompok remaja akhir hemoglobin normal dan 2 responden
karena mulai terjadi perubahan pola hidup. (4,44%) memiliki kadar hemoglobin di
Mahasiswa menjadi salah satu kelompok bawah normal (Tabel 1).
usia yang rentan mengalami hal tersebut
karena mahasiswa memiliki jadwal perku- Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
liahan dan berbagai kegiatan yang padat, kadar hemoglobin
waktu istirahat makan yang singkat, serta Jumlah
ketersediaan makanan yang umumnya Kadar hemoglobin (%)
(n)
didominasi oleh junk food.17 Normal 43 95,6
Tujuan penelitian ini ialah untuk Menurun 2 4,44
mengetahui gambaran kadar hemoglobin
pada mahasiswa dengan IMT ≥23 kg/m2 di BAHASAN
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Berbagai faktor yang memengaruhi
Ratulangi. kadar hemoglobin diantaranya asupan
nutrisi, perdarahan berlebihan, penyakit
METODE PENELITIAN infeksi, status gizi, serta penyakit kronik
Jenis penelitian ini ialah deskriptif seperti tumor dan destruksi sumsum tulang
dengan desain potong lintang. Penelitian belakang, penyakit ginjal, penyakit sel
dilaksanakan pada bulan Juni sampai sabit, dan gagal jantung.18 Asupan nutrisi
Desember tahun 2017. Pemilihan sampel memiliki peran penting terhadap kadar
dilakukan terhadap seluruh mahasiswa hemoglobin, khususnya zat besi untuk
angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran proses sintesis hemoglobin.18,19 Frekuensi
Universitas Sam Ratulangi dengan metode makan tiga kali sehari atau lebih
total sampling dan didapatkan 45 respon- mempunyai kecenderungan lebih baik
den yang memenuhi kriteria inklusi dan dalam pemenuhan nutrisi dibandingkan
eksklusi. dengan frekuensi makan yang kurang dari
Pemeriksaan kadar hemoglobin diam- tiga kali sehari.20
bil melalui darah vena (fossa cubiti) oleh Hasil penelitian ini menunjukkan
petugas laboratorium Pro-Kita dan sampel bahwa sebagian besar responden memiliki
darah langsung dibawa ke laboratorium kadar hemoglobin normal. Kemungkinan
kemudian diperiksa menggunakan alat ABX yang menyebabkan hal ini terjadi ialah
Micros 60. Data diolah menggunakan faktor asupan nutrisi yang tergolong baik.
program Microsoft Office Excel 2007 dan Berdasarkan rekapitulasi dari kuesioner
Microsoft Office Word 2007. yang diberikan, diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki frekuensi makan
HASIL PENELITIAN sebanyak tiga kali atau lebih setiap hari.
Responden dalam penelitian ini ialah Diketahui juga bahwa pola diet sebagian
45 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran besar responden setiap hari masih mengan-
Universitas Sam Ratulangi dengan IMT dung sumber nutrisi seperti daging, ikan,
≥23 kg/m2 yang memenuhi kriteria inklusi sayur, dan buah-buahan yang kemungkinan
dan eksklusi serta telah menandatangani kandungan gizinya tergolong baik, khusus-
informed consent. nya untuk zat besi. Seluruh responden juga
Suheli, Kaligis, Tiho: Gambaran kadar hemoglobin pada mahasiswa ...

tidak sedang mengalami penyakit kronik, kemungkinan terjadi karena asupan nutrisi
serta tidak sedang mengalami kondisi yang kurang baik, khususnya zat besi.12,18
perdarahan berlebihan akibat menstruasi Hal ini sejalan dengan rekapitulasi
atau penyakit lain. Faktor-faktor ini diduga kuesioner terhadap dua responden yang
yang menyebabkan status gizi lebih tidak memiliki kadar hemoglobin di bawah
memengaruhi kadar hemoglobin dari normal dimana mereka tidak mengonsumsi
sebagian besar responden. secara rutin setiap hari makanan yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan mengandung nutrisi esensisal khususnya
penelitian oleh Adhisti16 terhadap 34 zat besi seperti daging, ikan, sayur-sayuran,
remaja di Semarang yang menunjukkan dan buah-buahan.
bahwa IMT tidak memengaruhi kadar Selain masalah nutrisi, status gizi lebih
hemoglobin. Penelitian lain yang dilakukan juga berhubungan dengan terjadinya
oleh Indartanti dan Kartini21 terhadap 90 inflamasi sistemik kronik minimal.11
responden di Semarang pada tahun 2014 Peningkatan mediator-mediator inflamasi,
juga menyimpulkan hal yang sama. Kedua khususnya IL-6 dapat memicu peningkatan
penelitian tersebut menjelaskan bahwa produksi hepsidin secara berlebihan.10
kondisi ini dimungkinkan karena asupan Kondisi ini terjadi karena IL-6 berikatan
nutrisi yang baik sehingga kebutuhan zat dengan reseptornya sehingga menstimulasi
besi masih dapat terpenuhi meskipun jalur sinyal yang dapat mengaktifkan
kemungkinan telah terjadi peningkatan STAT-3 yang kemudian menyebabkan
kadar hepsidin akibat inflamasi oleh transkripsi gen hepsidin berlangsung.13
jaringan adiposa pada responden dengan Produksi hepsidin yang berlebihan menye-
status gizi lebih.16,21 babkan penurunan absorpsi besi oleh lumen
Hasil penelitian oleh Ausk dan usus halus serta menyebabkan teganggunya
Ioannou terhadap 14.848 responden di mobilisasi besi untuk dilepaskan dari
United States of America (USA) pada tahun tempat penyimpanan.10,11 Apabila hal ini
2008 juga menggambarkan hal serupa berlangsung terus-menerus, maka dapat
namun penelitian ini mendukung teori mengakibatkan penurunan kadar hemo-
inflamasi sistemik kronik minimal yang globin.11,12
terjadi pada orang dengan status gizi lebih. Berdasarkan kuesioner yang telah
Hal ini dibuktikan dengan peningkatan dibagikan, diketahui bahwa kedua respon-
kadar CRP dan kadar feritin serta den tersebut masuk dalam kategori obese I.
penurunan kadar besi serum. Penelitian Selain itu, kedua responden telah menga-
tersebut juga mendukung bahwa terjadi lami status gizi lebih selama ≥4 bulan
peningkatan kadar hepsidin pada orang sehingga kemungkinan telah terjadi infla-
dengan status gizi lebih. Dijelaskan bahwa masi sistemik kronik minimal, peningkatan
kadar hepsidin yang mengalami pening- kadar beberapa mediator inflamasi, serta
katan kemungkinan hanya mengakibatkan peningkatan kadar hepsidin yang mengaki-
terganggunya mobilisasi dari simpanan besi batkan kadar hemoglobin di bawah batas
retikuloendotelial serta mengakibatkan normal.
terjadinya hipoferremia, tapi tidak sampai Penelitian oleh Azizah15 terhadap 80
mengganggu daya tahan hidup dari eritrosit responden di Surakarta menunjukkan hasil
atau mengganggu eritropoiesis sehingga adanya korelasi bermakna antara kadar
kadar hemoglobin pada sebagian besar hemoglobin dengan status gizi lebih.
responden dengan status gizi lebih masih Penelitian oleh Pinhas et al.12 terhadap 321
normal.11 responden di Israel pada tahun 2002 juga
Dalam penelitian ini, terdapat dua menunjukkan hasil serupa. Penelitian lain
responden wanita yang memiliki kadar oleh Lopez et al.13 terhadap 1.795 respon-
hemoglobin di bawah normal, yaitu <12 den di Meksiko juga menyimpulkan adanya
g/dL. Kadar hemoglobin yang rendah jika hubungan antara status gizi lebih dan
dihubungkan dengan status gizi lebih penurunan kadar hemoglobin.
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Limitasi penelitian ini antara lain ialah physical activity, or socioeconomic


jumlah responden yang tidak mencapai status? The Scientific World Journal.
100% dimana hanya 45 reponden dari total 2014;2014:1-7.
65 populasi terjangkau sehingga diperoleh 2. World Health Organization. Obesity and
response rate penelitian 69,2%. Selain itu, overweight. 2016 June [cited 2017
August 25]. Available from: http:
tidak dilakukan daily food record dan tidak //www.who.int/mediacentre/
dilakukan pemeriksaan indikator lain yang factsheets/fs311/en/
berkaitan dengan penelitian ini seperti 3. Badan Penelitian dan Pengembangan
kadar CRP, IL-6, status besi, dan hepsidin. Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013.
SIMPULAN 2013 Dec 1[cited 2017 Aug 1].
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Available from: http://www.depkes.
kadar hemoglobin pada mahasiswa dengan go.id/resources/download/general/Hasi
IMT ≥23 kg/m2 di Fakultas Kedokteran l%20Riskesdas%202013.pdf
Universitas Sam Ratulangi dapat disimpul- 4. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
kan bahwa sebagian besar responden
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
memiliki kadar hemoglobin normal. (Riskesdas) Provinsi Sulawesi Utara
tahun 2007. 2008 Dec [cited 2017 Aug
SARAN 26]. Available from: https:
1. Responden yang memiliki kadar //www.google.co.id/url?sa=t&rct=j
hemoglobin normal disarankan tetap &q=&esrc=s&source=web&cd=1&ve
mempertahakankan kondisi tersebut. d=0ahUKEwiVpZXW5PPVAhVLI5Q
2. Responden yang memiliki kadar KHSaJDc0QFggnMAA&url=http%3
hemoglobin rendah disarankan untuk A%2F%2Fterbitan.litbang.depkes.go.i
mengontrol kembali hasil pemeriksaan d%2Fpenerbitan%2Findex.php%2Flp
kadar hemoglobin serta menghindari b%2Fcatalog%2Fdownload%2F63%2
F92%2F2501&usg=AFQjCNEef4Og
segala faktor penyebabnya seperti faktor
X02dLmfZgncb2kAyohacOQ
nutrisi dan status gizi lebih. 5. Ali A, Crowther N. Factors predisposising to
3. Seluruh responden dalam penelitian obesity: a review to literature.
disarankan untuk menurunkan berat JEMDSA. 2009;14:81-4.
badan sehingga tercapai IMT normal. 6. Tarigan T, Utami Y. Penilaian status gizi. In:
4. Pada penelitian selanjutnya diharapkan Setiati S, Alwi I, Sudoyo AP,
untuk menggunakan sampel yang lebih Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam
banyak, menyertakan data daily food A, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit
record, dan menyertakan pemeriksaan Dalam vol 1 (6th ed). Jakarta: Interna
indikator lain yang berkaitan dengan Publishing; 2014; p. 420-6.
penelitian ini seperti kadar CRP, IL-6, 7. World Health Organization (WHO).
Worldwide Prevalence of Anemia
status besi dan hepsidin.
1993-2005: WHO Global Database on
Anemia. Geneva: WHO, 2008; p. 5-6.
UCAPAN TERIMA KASIH 8. Bakta IM. Pendekatan terhadap pasien
Disampaikan terima kasih kepada anemia. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo
mahasiswa angkatan 2017 Fakultas A P, Simadibrata M, Setiyohadi B,
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu
Laboratorium Klinik Pro-Kita, dan semua Penyakit Dalam vol 2 (6th ed).
pihak yang ikut terlibat dalam penyele- Jakarta: Interna Publishing, 2014; p.
saian tulisan ini. 2575.
9. Zimmermann BM, Zeder C, Muthayya S,
DAFTAR PUSTAKA Winichagoon P, Chaouki N, Aeberli
1. Bhurosy T, Jeewon R. Overweight and N, et al. Adiposity in women and
obesity epidemic in developing children from transition countries
countries: A problem with diet, predicts decrease iron absorption, iron
Suheli, Kaligis, Tiho: Gambaran kadar hemoglobin pada mahasiswa ...

deficiency and reduced response to hemoglobin remaja perempuan


iron fortication. Int J Obesity. [Skripsi]. Surakarta: Universitas
2008;32:1098-104. Sebelas Maret; 2015.
10. Perdana WY, Jacobus DJ. Hepsidin dan 16. Adhisti AP. Hubungan status antropometri
anemia defisiensi besi. CDK. 2015; dan asupan gizi dengan kadar Hb dan
42:919-26. ferritin remaja putri [Skripsi].
11. Ausk KJ, Ioannou GN. Is obesity Semarang: Universitas Diponegoro;
associated with anemia of chronic 2011.
disease? A population-based study. 17. Surjadi C. Globalisasi dan pola makan
Obesity. 2008;16:2356-61. mahasiswa: Studi kasus di Jakarta.
12. Pinhas O, Newfield RS, Koren I, Agmon CDK. 2013;40:416-21.
A, Lilos P, Philip M. Greater 18. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke
Prevalence of Iron Deficiency in system (6th ed). Pendit BU, alih
Overweight and Obese Children and bahasa. Yesdelita N, editor. Jakarta:
Adolescents. Int J Obesity. 2003;27: ECG, 2011; p. 421-24,708-10.
416-8. 19. Tracey S. Medical nutrition and therapy for
13. Lopez AC, Osendarp SJ, Boonstra AM, anemia. In: Kathleen M, Sylvia ES.
Aeberli I, Salazar FG, Fekens E, et al. Krause’s Food, Nutrition, and Therapy
Sharply higher rates od iron (Ed. XII). USA: Saunders, 2008; p.
Deficiency in obese Mexican women 810.
and children are predicted by obesity- 20. Kalsum U, Halim R. Kebiasaan sarapan
related inflamation rather than by pagi berhubungan dengan kejadian
diffreences in dietary iron intake. Am J anemia pada remaja di SMA Negeri 8
Clin Nutr. 2011;93:975-83. Muarjo Jambi. Jurnal Penelitian
14. Agustina T. Hubungan asupan protein dan Universitas Jambi Seri Sains.
kadar Interleukin-6 dengan kadar 2016;18:9-19.
hemoglobin pada remaja putri status 21. Indartanti D, Kartini A. Hubungan status
gizi lebih [Tesis]. Surakarta: gizi dengan kejadian anemia pada
Universitas Sebelas Maret; 2016 remaja putri. Journal of Nutrition
15. Azizah S. Pengaruh obesitas terhadap kadar College. 2014;3:33-39.

You might also like