You are on page 1of 9

Problem Solving

Definisi
Problem solving merupakan bagian dari proses berpikir. Dianggap sebagai bagian yang paling
kompleks dari semua fungsi intelektual, problem solving didefinisikan sebagai proses kognitif
tingkat tinggi yang memerlukan pengaturan dan pengawasan yang rutin atau sebagai sebuah
ketrampilan pokok. Hal ini terjadi apabila sebuah organisme atau sistem inteligensi buatan
(artificial intelligence, AI) tidak mengetahui bagaimana memulai dari suatu keadaan menuju
hasil yang diinginkan. Ini merupakan bagian dari proses masalah yang lebih besar yang
mencakup menemukan masalah (problem finding) dan pembentukan masalah (problem
shaping).

Fase Perkembangan
Kemampuan pemecahan masalah (problem solving) mulai berkembang dengan baik pada saat
seorang individu mulai memasuki periode “concrete operations” (7-11 tahun) dimana
berdasarkan Jean Piaget seorang anak pikirannya mulai terorganisasi dan logis. Pada waktu
ini pula mereka mampu melakukan multiple classification tasks, adanya syllogical thinking,
mulai memahami prinsip dari sebuah percakapan (conversation). Dan seorang anak sudah
mampu melakukan problem solving secara konkrit.

Kiat-kiat Meningkatkan Kemampunan Problem Solving


1. Tetapkan masalahnya
Disinilah dimana kadang orang susah menentukan. Mereka bereaksi terhadap apa yang
mereka pikir sebagai masalahnya. Malahan, mulailah mencoba untuk lebih memahami
bagaimana masalah itu timbul.
Menetapkan masalah: (dengan masukan dari diri sendiri dan orang lain)
Tanyakanlah pada dirimu dan orang lain, beberapa pertanyaan berikut:
a. Apakah yang kamu lihat yang membuatmu berpikir bahwa ada masalah?
b. Dimanakah terjadinya?
c. Bagaimana terjadinya?
d. Kapan terjadinya?
e. Pada siapa hal ini terjadi? (PETUNJUK: Jangan terlalu cepat mengatakan ”Siapakah
yang menyebabkan masalah?” Saat kita sedang stress, kadang menyalahkan orang lain
merupakan hal pertama yang kita lakukan. Sekarang, mulailah anda harus menyebut
persoalannya dibandingkan siapa orangnya.)
f. Kenapa ini terjadi?
g. Kemudian tulislah sebuah kalimat singkat tentang masalah tersebut, seperti:
”Seharusnya hal ini yang terjadi, tetapi .....”, atau ”Hal inilah yang sekarang terjadi
dan sebaiknya: .....” Tulislah sebanyak mungkin, dan deskripsikan secara jelas,
termasuk apa yang terjadi, dimana, bagaimana, dengan siapa dan kenapa terjadi.
Menetapkan masalah kompleks:
- Apabila masalah tersebut masih tampak besar, cobalah memecahkannya menjadi lebih
kecil dengan mengulangi langkah-langkah a-f sampai anda mendapatkan gambaran dari
beberapa masalah terkait.
Menguji pemahamanan anda terhadap masalah yang dihadapi:
- Sangat membantu sekali untuk menguji pemahamanan anda terhadap masalah anda, agar
bisa dirundingkan dengan teman atau orang lain.
Mengutamakan masalah tersebut:
a. Apabila anda menemukan bahwa ada beberapa masalah yang terkait, tentukanlah
masalah yang mana yang harus diutamakan dan diselesaikan terlebih dahulu.
b. Perhatikan perbedaan antara masalah yang “penting” dan “mendesak”. Kadang, apa
yang kita anggap sebagai masalah yang penting ternyata hanya masalah yang
mendesak. Masalah yang penting memerlukan perhatian lebih. Contoh, bila anda
terus-menerus menjawab telepon “mendesak”, mungkin anda mempunyai masalah
yang lebih “penting” yaitu bagaimana anda menentukan sebuah sistem yang dapat
menyaring dan memprioritasikan telepon masuk tadi.
Memahami peran anda dalam masalah tersebut:
Peran anda dalam sebuah masalah dapat berpengaruh besar pada bagaimana anda
merasakan peran orang lain. Contoh, apabila anda sedang stress, mungkin akan tampak
bahwa orang lain juga sedang stress, atau, anda akan lebih cepat menyalahkan dan
menegur/memarahi orang lain. Atau mungkin, anda merasa sangat bersalah tentang peran
anda dalam suatu masalah, dan anda akan mengabaikan tanggung jawab orang lain.

2. Lihatlah penyebab yang paling mungkin dapat menyebabkan masalah


a. Sangat mengagumkan betapa banyak yang anda tidak mengetahui tentang apa yang
anda tidak tahu. Oleh karena itu, pada tahap ini, sangat penting untuk mendapatkan
masukan dari orang lain yang mengetahui tentang masalah ini dan juga dari orang
yang terkena dampak dari masalah tersebut.
b. Kadang sangat berguna untuk mengumpulkan masukan dari orang lain satu per satu
(sebagai permulaan). Karena kalau tidak, orang cenderung segan untuk menawarkan
pendapat mereka tentang apa yang menjadi penyebab sebenarnya dari sebuah masalah.
c. Tulislah apa pendapatmu mengenai suatu masalah dan masukan apa yang kamu
dengar dari orang lain.
d. Berkenaan dengan apa yang anda pikir sebagai sebuah masalah yang berkaitan dengan
prestasi seorang karyawan, kadang berguna untuk meminta nasihat dari kawan atau
atasan untuk melihat kesanmu terhadap masalah tersebut.
e. Tulislah suatu deskripsi dari penyebab sebuah masalah, dalam hubungan apa yang
sedang terjadi, dimana, kapan, bagaimana, dengan siapa dan kenapa terjadinya.

3. Identifikasi pendekatan alternatif untuk penyelesaian sebuah masalah


- Pada tahap ini, akan lebih bermanfaat untuk melibatkan orang lain (kecuali apabila anda
sedang menghadapi masalah pribadi). Brainstorming mencari solusi pemecahan masalah.
Sederhananya, brainstorming bertujuan mengumpulkan sebanyak mungkin ide, lalu
menyaringnya untuk menemukan ide yang terbaik. Penting diingat pada saat
mengumpulkan ide, agar tidak menilai ide tersebut terlebih dahulu – cukup ditulis dulu
saat ide tersebut terucap.

4. Memilih sebuah pendekatan untuk penyelesaian masalah


Saat memilih pendekatan terbaik, pertimbangkan:
a. Pendekatan mana yang paling mungkin dapat memecahkan masalah untuk jangka
panjang?
b. Pendekatan mana yang paling realistik untuk dicapai pada saat ini? Apakah anda
punya sumberdayanya? Apa mereka terjangkau? Apakah anda mempunyai cukup
waktu untuk menjalankan pendekatan tersebut?
c. Apakah tingkat resiko yang terkait dengan setiap pendekatan?

5. Rencanakan implementasi dari altenatif terbaik yang didapat (rencana tindakan)


a. Pertimbangkan baik-baik “Seperti apa situasi yang akan terjadi saat sebuah
permasalahan terpecahkan?”
b. Langkah apa yang harus diambil untuk menerapkan alternatif terbaik dalam
pemecahan masalah? Sistem atau proses apa yang dapat dirubah dalam peraturanmu,
contoh, kebijakan atau tatacara baru? Jangan mengambil jalan dimana seseorang harus
“akan berusaha lebih baik”.
c. Bagaimana anda akan mengetahui apabila tindakan tersebut diikuti atau tidak? (hal ini
merupakan indikator keberhasilan rencanamu)
d. Sumberdaya apa yang anda butuhkan, dalam bentuk orang uang dan fasilitas?
e. Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan solusi tersebut? Tulislah
sebuah jadwal yang mencantumkan waktu dimulai dan berhentinya, dan kapan anda
berharap untuk melihat indikasi suksesnya.
f. Siapa yang akan bertanggung jawab untuk menjamin berjalannya rencana tersebut?
g. Tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas dan pertimbangkan ini sebagai
rencana tindakanmu.
h. Sampaikan rencana ini kepada mereka yang akan terlibat dalam pelaksanaannya dan,
setidaknya, kepada atasanmu.
(Aspek penting dari langkah ini adalah bahwa proses problem solving itu memerlukan
pengawasan dan feedback yang terus-menerus.)

6. Amatilah pelaksanaan rencana tersebut


Amatilah indikator dari kesuksesan berikut ini:
a. Apakah anda melihat apa yang anda harapkan?
b. Apakah rencananya akan selesai sesuai rencana?
c. Apabila rencana tersebut tidak diikuti sebagaimana diharapkan, kemudian
pertimbangkan: Apakah recananya realistik? Apakah terdapat sumberdaya yang cukup
untuk menyelesaikan rencana tepat pada waktunya? Dapatkah lebih banyak prioritas
ditempatkan pada berbagai aspek dari rencana tersebut? Apakah rencananya harus
dirubah?

7. Memeriksa apakah masalah tadi telah terpecahkan atau belum


Salah satu jalan terbaik untuk memeriksa apakah sebuah masalah telah diselesaikan atau
belum adalah dengan melanjutkan melakukan tindakan secara biasa. Tetapi, anda harus
mempertimbangkan:
a. Perubahan-perubahan apa yang harus dilakukan untuk menghindari masalah seperti ini
di masa yang akan datang? Pertimbangkanlah untuk melakukan perubahan pada
kebijakan (policies) dan tatacara (procedures), pelatihan, dll.
b. Terakhir, pertimbangkan “Apa yang anda pelajari dari problem solving ini?
Pertimbangkan pengetahuan, pengertian dan/atau kemampuan baru.
c. Pertimbangkan untuk menulis catatan singkat yang menerangkan kesuksesan dari
suatu usaha problem solving, dan apa yang anda pelajari sebagai hasilnya.
Gangguan yang Terjadi Apabila Perkembangan Problem Solving tidak Baik
Pada individu dengan gangguan dalam proses pemecahan masalah (problem solving) dalam
perkembangannya akan menyebabkan individu tersebut menjadi dependen kepada orang lain
untuk memecahkan masalahnya dan tidak mampu membuat keputusan yang tepat untuk
dirinya sendiri.
Motivation

Definisi
- Setiap kekuatan yang mengatur perilaku, diarahkan untuk pemuasan kebutuhan atau
pencapaian tujuan.
- Motivasi adalah kombinasi dari keinginan dan tenaga seseorang yang diarahkan untuk
mencapai sebuah tujuan. Ini merupakan penyebab dilakukannya suatu tindakan. Motivasi
terbagi menjadi intrinsik – kepuasan, perasaan berhasil; dan ekstrinsik – penghargaan,
hukuman, atau pencapaian hasil. Tidak semua orang termotivasi oleh hal yang sama dan
seiring berjalannya waktu motivasi mereka dapat berubah.

Fase Perkembangan
Dapat dikatakan bahwa perkembangan motivasi telah dimulai sejak kita dilahirkan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya seorang bayi yang merasa lapar, kemudian mencari jalan untuk
menyampaikannya kepada ibunya. Ini dapat disebut sebagai motivasi untuk mencari makan.

Kiat-kiat Meningkatkan Motivation


Untuk mempertahankan motivasi diri yang sehat, anda perlu:
a. Mencintai diri sendiri dengan cukup untuk mempercayai bahwa anda pantas mencapai
perubahan dalam hidup.
b. Menentukan tujuan yang realistik.
c. Membayangkan perubahan yang berhasil.
d. Berkomitmen terhadap kesehatan pribadi dan kepuasan pribadi untuk memperoleh dan
mempertahankan perubahan.
e. Mencurahkan energi, usaha, perhatian, dan pengorbanan pribadi.
f. Menerima tanggung jawab pribadi untuk perilakunya.
g. Percaya bahwa hanya melalui usaha pribadi sebuah perilaku dapat berubah.
h. Menguatkan keberhasilan diri sendiri, walaupun kecil.
i. Mampu membagi sebuah tujuan besar menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, yang
lebih mudah didapat, masuk akal, dan dapat diukur, dan memberi penghargaan pada diri
sendiri untuk setiap pencapaian langkah-langkah kecil ini tanpa menyesali tentang bagian
yang masih butuh pencapaian.
j. Menerima bahwa perubahan sebuah kebiasaan lama adalah proses yang berjalan seumur
hidup.
k. Menyadari bahwa upaya yang diperlukan untuk berubah tidak berhenti sampai
penghentian kebiasaan lama tercapai.
l. Percaya bahwa model gaya hidup yang berorientasi kerja adalah sebuah proses seumur
hidup.
m. Mempertahankan perubahan yang telah dicapai.
n. Melaksanakan perubahan yang telah dicapai.

Gangguan yang Terjadi Apabila Perkembangan Motivation tidak Baik


Apabila anda kekurangan motivasi (lack of motivation) untuk berubah atau berdaya upaya,
maka kemampuan untuk pulih dari suatu masalah akan berhenti. Banyak alasan digunakan,
baik secara sadar maupun tak sadar; yang termasuk kekurangan motivasi termasuk:
a. Mudah menyalahkan orang lain, atau keadaan sebagai alasan kenapa upaya anda untuk
berubah dan mempertahankan perubahan selama ini tidak berhasil.
b. Mengalami stress, depresi, atau kebingungan mengapa usaha untuk berubah dan
mempertahankan perubahan selama ini tidak berhasil.
c. Menyangkal bahwa perubahan terhenti.
d. Menyalahkan orang lain untuk ketidakmampuan diri sendiri.
e. Menyalahkan kekurangan uang, usaha, energi, ketekunan, atau waktu untuk mencapai
atau meneruskan perubahan.
f. Tidak menyadari betapa susahnya untuk mencapai atau meneruskan perubahan.
g. Menjadi patah semangat dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan
perubahan dan perlunya komitmen seumur hidup untuk mempertahankan perubahan
tersebut.
h. Ketidakmampuan untuk menerima tanggung jawab untuk diri sendiri.
i. Bergantung pada orang lain untuk memberi dorongan dan alasan untuk memulai
perubahan dan mempertahankannya.
Self Esteem

Definisi
Self esteem adalah pendapat yang anda punya tentang diri anda sendiri. Hal ini didasarkan
pada sikap anda terhadap:
a. Penilaian dirimu sebagai seorang manusia.
b. Pekerjaan yang anda lakukan.
c. Pencapaianmu dalam hidup.
d. Bagaimana anda merasa orang lain menilaimu.
e. Tujuanmu dalam hidup.
f. Tempatmu dalam dunia ini.
g. Potensimu untuk sukses.
h. Kekuatan dan kelemahanmu.
i. Status sosialmu dan bagaimana hubunganmu dengan orang lain.
j. Kemandirianmu atau kemampuanmu untuk berdiri diatas kakimu sendiri.

Fase Perkembangan
Perkembangan self-esteem merupakan tugas seumur hidup. Dari saat kita dilahirkan, kita
semua berkembang, menyempurnakan dan merubah pengertian mengenai identitas pribadi
dan penerimaan diri sendiri.

Kiat-kiat Meningkatkan Self Esteem


Para ahli mengatakan bahwa ada beberapa metode yang dapat meningkatkan self-esteem
seseorang. Beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
- Mengikuti latihan beladiri
- Mengikuti latihan meditasi
- Mengikuti program psikoterapi
- Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan keagamaan atau kegiatan lain yang bersifat spiritual
- Mengikuti latihan yoga
- Mendengarkan musik
- Apabila seseorang mendapat pujian yang tulus dari orang lain
- Mengikuti latihan olahraga atau mengikuti program fitness secara rutin
- Apabila seseorang dapat menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan (accomplishment)
- Apabila telah tercapai suatu cita-cita yang diinginkan
- Apabila seseorang mampu berbicara di depan umum dengan baik (public speaking)
- Apabila ia mempunyai selera berpakaian yang baik (style of dress)
- Apabila ia mempunyai tingkat pendidikan yang baik
- Ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga yang bersifat kerjasama tim (team sport)
- Apabila seseorang memberikan uang dengan dermawan
- Apabila telah melakukan perbuatan dengan jujur dan dengan ketulusan hati

Gangguan yang Terjadi Apabila Perkembangan Self Esteem tidak Baik


Harga diri yang rendah (low self-esteem) biasanya terdapat pada orang-orang yang
mempunyai anggapan rendah terhadap dirinya sendiri. Hal ini biasanya terletak pada cara
orang menyikapi terhadap salah satu atau beberapa poin yang dijabarkan pada Definisi Self
Esteem. Contoh, anda tidak menghargai atau kurang menghargai pekerjaan yang anda
lakukan, atau anda merasa anda tidak punya tujuan dalam hidup.
Secara umum, gambaran orang dengan low self-esteem:
- Menghindari untuk mencoba hal-hal baru
- Merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan
- Menyalahkan orang lain dikarenakan kelemahan/kekurangannya sendiri
- Merasa, atau berpura-pura merasa emotionally indifferent
- Tidak dapat atau tidak mampu menghadapi kekecewaan yang bersifat normal
- Melepaskan bakat dan kemampuannya
- Mudah dipengaruhi

You might also like