Professional Documents
Culture Documents
KETERANGAN UMUM
Nama : Ny. U
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl.Pulau Damar Gg.Bayur No.40 Lampung
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 13 April 2009
I. ANAMNESA (Allo+Autoanamnesa)
A. KEADAAN UMUM
Kesadaran : komposmentis
Ukuran badan : normal
Keadaan gizi : baik
Kulit : turgor baik
Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : Frekuensi: 80 x/menit, irama: regular, isi: cukup
Pernafasan : Frekuensi: 24 x/menit, teratur, jenis: abdominotorakal
Suhu : afebris
B. PEMERIKSAAN INTERNE
Kepala : normocephal
Mata Konjungtiva : anemis - / -
Sklera : ikterik - / -
Pupil : isokor, refleks cahaya +/+
Leher : pembesaran KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris, Rh (-/-), Wh (-/-)
Jantung : batas jantung kiri LMCS , Bunyi jantung S1-S2 murni reguler.
Murmur (-) Gallop (-).
Paru-paru : VBS kiri = kanan
Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Datar, lembut
Hepar/Lien tidak teraba
Bising usus (+)
Ekstremitas : sianosis -/-, edema -/-
Kulit : turgor baik
Gibus :-
C. PEMERIKSAAN KHUSUS
Sistem Saraf Otonom
Miksi : Tidak ada kelainan
Defekasi : Tidak ada kelainan
Keringat : Tidak ada kelainan
Pembuluh Darah
Kepala : Tidak ada kelainan
Leher : JVP tidak meningkat
Pemeriksaan Mental
a. Umum
Isi kesadaran : Baik
Hubungan Psikik : Baik
Emosi : Baik
b. Fungsi Luhur
Tangan dominan : Kanan
Orientasi Waktu : Baik
Orientasi Orang : Baik
Orientasi Tempat : Baik
Ingatan Jangka Pendek : Baik
Ingatan Jangka Panjang : Baik
Kalkulasi : Baik
Lainnya Apraksia :-
Afasia Motorik/sensorik :-
Anosognosia :-
Astereognosia :-
Agrafia :-
PEMERIKSAAN NEUROLOGIK
A. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Komposmentis
Sikap tubuh: Sulit Dinilai
C. Koordinasi
Ekwilibrium : Sulit dinilai
Berdiri
Dengan mata terbuka : Sulit dinilai
Dengan mata tertutup : Sulit dinilai
Jalan
Cara jalan terus : Sulit dinilai
Cara jalan membelok : Sulit dinilai
Tandem : Sulit dinilai
Tes jari tumit : Sulit dinilai
Tes Romberg : Sulit dinilai
Non Kewilibrium
Tes telunjuk-hidung : normal
Tes telunjuk-telunjuk : normal
Tes Tumit-lutut :-
Past Pointing ke : normal
Disdiadokokinesis : tidak dilakukan
Rebound : normal
D. Sistem Motorik
a. Kekuatan Kontraksi (Skala 0-5)
5 5
2-3 3
b. Keadaan Otot
i. Tonus : normotonus normotonus
Hipotonus hipotonus
ii. Atrofi :-
iii. Nyeri tekan : -/-
iv. Fasikulasi : -/-
c. Gerakan Involunter (Tipe frekuensi dari gerakan) : -
E. Refleks-Refleks
REFLEKS KA KI REFLEKS KA KI REFLEKS KA KI
BISEPS + + LATERAL TD TD HOFFMANN - -
ATAS TROMMER
ABDOMEN
TRISEPS + + LATERAL TD TD KLONUS - -
BAWAH PATELLA
ABDOMEN
RADIAL + + KREMASTER TD TD KLONUS - -
ACHILLES
PATELLA ↑ ↑ ANAL TD TD MEMEGANG - -
ACHILESS ↑ ↑ BABINSKI + + MENCUCUT - -
RAHANG TD TD CHADDOCK - - PALMOMENTAL - -
F. SISTEM SENSORIK
Eksterosepsi : hipestesia T10 ke bawah
Propiosepsi : dalam batas normal
G. SARAF OTAK
I. Olfaktorius : Baik
II. Optikus
Tajam Pandangan : Baik, visus > 3/60
Lapang Pandang : Baik
Oftalmoskopi : tidak dilakukan
Papil : tidak dilakukan
A/V : tidak dilakukan
Perdarahan : tidak dilakukan
Lainnya : tidak dilakukan
Optoklinetik : tidak dilakukan
Oftalmodinamometer tidak dilakukan
III,IV,VI Okulomotorius, Troclearis, Abducens
Fisura Palpebra : -/-
Ptosis (III) : -/-
Posisi Mata (Diagram) : normal/normal
Exopthalmus (VII perifer), Enoftalmus: -/-
Diplopia : -/-
Tekanan Bola Mata : -/-
Horner : -/-
Gerakan Bola Mata : baik
Nystagmus : -/-
Konvergensi : baik
Pupil Ukuran : bulat isokor D=3/3
Reaksi Cahaya : +/+
V. Trigeminal
Motorik : baik
Sensorik
Cabang oftalmik : baik
Cabang maksilaris : baik
Cabang mandibularis : baik
Refleks kornea : baik
VII. Fasial
Motorik (volunter,emosional) : baik
Kecap 2/3 depan lidah : Tidak dilakukan
Lakrimasi : Tidak dilakukan
XII Hipoglosus
Deviasi :-
Fasikulasi :-
Atrofi :-
USUL-USUL/PEMERIKSAAN TAMBAHAN :
1. MRI: mielitis pada level T6-T12, causa tidak dapat ditentukan
2. Foto Vertebra Torakal
3. Nerve Conduction Study
4. EMG
5. Lab:
Pemeriksaan darah rutin
LED
Fosfatase alkali/asam
Kalsium
Analisis Urin
DIAGNOSA :
1. Suspek Myelopati Torakal setinggi segmen medula spinalis T10
Ec suspek inflamasi
USUL TERAPI :
Umum:
- Bed rest
- Edukasi
- Fisioterapi
Khusus:
- Kortikosteroid
PROGNOSA
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
MYELOPATHY
1. Definisi
2. Etiologi
a. Kompresi: abses epidural, spondilosis servikal, tumor intramedula,
d. Infeksi : Virus( HSV 1, HSV 2, CMV, HIV) bakteri (sifilis dan listeria) parasit
( schistosomiasis, toxoplasmosis)
e. Developmental: meningomielokel
3. Manifestasi klinis
Terjadi Disfungsi motorik, sensorik dan atau Otonom. Disfungsi motorik pasien
umumnya menunjukan tanda dan gejala UMN mengenai kedua kaki (paraparesti spastic)
atau jika lesi terletak pada medulla spinalis servikal atas maka akan mengenai keempat
anggota gerak (tetraparesis spastic). Tanda klinis disfungsi sensorik adalah adanya tingkat
sensorik misalnya pada batang tubuh pasien dimana sensasi kutaneus dibawah lesi
terganggu, sedangkan diatas lesi normal. Disfungsi Otonom misalnya gangguan kandung
kemih merupakan gambaran awal penyakit medulla spinalis. Pasien mengalami urgensi
dan frekuensi berkemih, dan akhirnya inkontinensia urin. Gejala usus besar jarang terjadi
walau kadang pasien mengeluhkan konstipasi. Sering terjadi disfungsi seksual terutama
impotensi ereksi.
- Pada semua level dapat disertai horners syndrome (miosis, ptosis, facial
hypohidross)
2. Thorakal
- kelemahan kaki dan gangguan fungsi berkemih dan buang air besar disertai
paralisis.
- Lesi di T9-T10 paralisis bagian bawah perut, tidak pada bagian atas.
3. Lumbal
- L2-l4 paralisis fleksi dan aduksi paha, lemah pada lutut saat ekstensi, reflek
patella.
- L5-S1 paralisis pergerakan kaki dan angkle, fleksi lutut, ekstensi paha dan
ankle jerk.
4. Sacral
- Disfungsi berkemih dan buang air besar yang menonjol (retensi urin,
inkontinensia) impotensi
Terapi
local radioterapi sesuai tipe tumor. Operasi biasanya merupakan indikasi dari mielopati.
RADIKULOPATI
I. Pendahuluan
Radikulopati adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan gangguan fungsi
dan struktur radiks akibat proses patologik yang dapat mengenai satu atau lebih radiks
saraf dengan pola gangguan bersifat dermatomal.
II. Etiologi
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya radikulopati, diantaranya yaitu
proses kompresif, proses inflamasi, proses degeneratif sesuai dengan struktur dan lokasi
terjadinya proses.
a. Proses kompresif
Kelainan-kelainan yang bersifat kompresif sehingga mengakibatkan radikulopati
adalah seperti : hernia nucleus pulposus (HNP) atau herniasi diskus, tumor
medulla spinalis, neoplasma tulang, spondilolisis dan spondilolithesis, stenosis
spinal, traumatic dislokasi, kompresif fraktur, scoliosis dan spondilitis
tuberkulosa, cervical spondilosis
b. Proses inflammatori
Kelainan-kelainan inflamatori sehingga mengakibatkan radikulopati adalah
seperti : Gullain-Barre Syndrome dan Herpes Zoster
b. Proses degeneratif
Kelainan-kelainan yang bersifat degeneratif sehingga mengakibatkan radikulopati
adalah seperti Diabetes Mellitus
a. Radikulopati lumbar
Radikulopati lumbar merupakan problema yang sering terjadi yang disebabkan
oleh iritasi atau kompresi radiks saraf daerah lumbal. Ia juga sering disebut
sciatica. Gejala yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa sebab seperti bulging
diskus (disk bulges), spinal stenosis, deformitas vertebra atau herniasi nukleus
pulposus. Radikulopati dengan keluhan nyeri pinggang bawah sering didapatkan
(low back pain)
b. Radikulopati cervical
Radikulopati cervical umunya dikenal dengan “pinched nerve” atau saraf terjepit
merupakan kompresi pada satu atau lebih radix saraf yang halus pada leher.
Gejala pada radikulopati cervical seringnya disebabkan oleh spondilosis cervical.
c. Radikulopati torakal
Radikulopati torakal merupakan bentuk yang relative jarang dari kompresi saraf
pada punggung tengah. Daerah ini tidak didesain untuk membengkok sebanyak
lumbal atau cervical. Hal ini menyebabkan area thoraks lebih jarang
menyebabkan sakit pada spinal. Namun, kasus yang sering yang ditemukan pada
bagian ini adalah nyeri pada infeksi herpes zoster.
Gejala radikulopati tergantung pada lokasi radiks saraf yang terkena (yaitu pada
servikal, torakal, atau lumbal). Nyeri radikular yang bangkit akibat lesi iritatif di radiks
posterior tingkat servikal dinamakan brakialgia, karena nyerinya dirasakan sepanjang
lengan. Demikian juga nyeri radikular yang dirasakan sepanjang tungkai dinamakan
iskialgia, karena nyerinya menjalar sepanjang perjalanan n.iskiadikus dan lanjutannya ke
perifer. Radikulopati setinggi segmen torakal jarang terjadi karena segmen ini lebih rigid
daripada segmen servikal maupun lumbal. Jika terjadi radikulopati setinggi segmen
torakal, maka akan timbul nyeri pada lengan, dada, abdomen, dan panggul.
4. Test distraksi
Test ini dilakukan ketika pasien sedang merasakan nyeri radikular. Pembuktian
terhadap adanya penjepitan dapat diberikan dengan tindakan yang mengurangi
penjepitan itu, yakni dengan mengangkat kepala pasien sejenak.